BAYU WIRAWAN (KING JAZZ) MASTERPIECES

FOREVER "KING JAZZ" MASTEPIECING

Posts Tagged ‘Bayu Wirawan (King Jazz) Maestro’

« Older Entries

I Don’t Wanna Miss a Thing – Aerosmith

Filed under: LAGU DAN MAKNA (RENUNGAN) — Tag: , — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 03.40

I Don’t Wanna Miss a Thing – Aerosmith

Sinopsis :
Lagu ini populer karena menjadi soundtrack dari Film Armageddon yang sangat dramatis. Video klipnya pun mengambil beberapa potongan dari film Armageddon.

Lagu ini mengisahkan tentang seseorang yang begitu mencintai kekasihnya. Ia rela melakukan semuanya demi kekasihnya tersebut. Ia ingin menyaksikan semua hal yang dilakukan kekasihnya, ia tidak ingin melewatkan satu momen pun.
—————-
I could stay awake just to hear you breathing 
Aku bisa tetap terjaga hanya untuk mendengarmu bernafas

Watch you smile while you are sleeping 
Melihatmu tersenyum saat kau sedang tidur

While you’re far away and dreaming 
Sementara kau jauh dan bermimpi

I could spend my life in this sweet surrender 
Aku bisa menghabiskan hidupku dalam keadaan pasrah yang manis ini

I could stay lost in this moment forever 
Aku bisa tetap terhanyut pada momen ini selamanya

 

Well, every moment spent with you 
Nah, setiap momen yang dihabiskan denganmu

Is a moment I treasure 
Adalah momen yang aku cari

 

I don’t wanna close my eyes 
Aku tidak ingin menutup mataku

I don’t wanna fall asleep 
Aku tidak ingin tertidur

‘Cause I’d miss you, baby 
Karena aku akan merindukanmu, sayang

And I don’t wanna miss a thing 
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

‘Cause even when I dream of you 
Karena bahkan ketika Aku memimpikanmu

The sweetest dream would never do 
Mimpi termanis tidak akan pernah menggantikannya

I’d still miss you, baby 
Aku masih merindukanmu, sayang

And I don’t wanna miss a thing 
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

 

Lying close to you 
Berbaring di dekatmu

Feeling your heart beating 
Merasakan hatimu berdetak

And I’m wondering what you’re dreaming 
Dan aku bertanya-tanya apa yang kau mimpikan

Wondering if it’s me you’re seeing 
Bertanya-tanya apakah ini aku yang kau lihat

Then I kiss your eyes and thank God we’re together 
Lalu aku mencium matamu dan berterima kasih kepada Tuhan kita bersama

 

And I just wanna stay with you 
Dan aku hanya ingin menemanimu

In this moment forever, forever and ever 
Pada saat ini selamanya, selama-lamanya

 

I don’t wanna close my eyes 
Aku tidak ingin menutup mataku

I don’t wanna fall asleep 
Aku tidak ingin tertidur

‘Cause I’d miss you, baby 
Karena aku akan merindukanmu, sayang

And I don’t wanna miss a thing 
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

‘Cause even when I dream of you 
Karena bahkan ketika Aku memimpikanmu

The sweetest dream would never do 
Mimpi termanis tidak akan pernah menggantikannya

I’d still miss you, baby 
Aku masih merindukanmu, sayang

And I don’t wanna miss a thing 
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

 

I don’t wanna miss one smile 
Aku tidak mau melewatkan satu senyum pun

I don’t wanna miss one kiss 
Aku tidak ingin melewatkan satu ciuman pun

Well, I just wanna be with you 
Yah, aku hanya ingin bersamamu

Right here with you, just like this 
Di sini bersama Kamu, seperti ini

I just wanna hold you close 
Aku hanya ingin terus memelukmu erat

Feel your heart so close to mine 
Rasakan hatimu begitu dekat dengan milikku

And just stay here in this moment 
Dan hanya tinggal di sini pada saat ini

For all the rest of time 
Untuk semua sisa waktu

 

Don’t wanna close my eyes 
Aku tidak ingin menutup mataku

Don’t wanna fall asleep 
Aku tidak ingin tertidur

‘Cause I’d miss you, baby 
Karena aku akan merindukanmu, sayang

And I don’t wanna miss a thing 
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

‘Cause even when I dream of you 
Karena bahkan ketika Aku memimpikanmu

The sweetest dream would never do 
Mimpi termanis tidak akan pernah menggantikannya

‘Cause I’d still miss you, baby 
Aku masih merindukanmu, sayang

And I don’t wanna miss a thing 
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

 

I don’t wanna close my eyes 
Aku tidak ingin menutup mataku

I don’t wanna fall asleep 
Aku tidak ingin tertidur

‘Cause I’d miss you, baby 
Karena aku akan merindukanmu, sayang

And I don’t wanna miss a thing 
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

‘Cause even when I dream of you 
Karena bahkan ketika Aku memimpikanmu

The sweetest dream would never do 
Mimpi termanis tidak akan pernah menggantikannya

I’d still miss you, baby 
Aku masih merindukanmu, sayang

And I don’t wanna miss a thing 
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

 

Don’t wanna close my eyes 
Tidak ingin menutup mataku

Don’t wanna fall asleep, yeah 
Tidak ingin tertidur, yeah

I don’t wanna miss a thing 
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

I don’t wanna miss a thing
Dan aku tidak ingin melewatkan satu hal pun

 

Comments (54)


KELEBIHAN PUISI DAN FILSAFAT

Filed under: CATATAN DAN RENUNGAN — Tag: , — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 02.43

KELEBIHAN PUISI DAN FILSAFAT

Tentunya Kita Semua Tahu Bahwa Kalau Berbicara Kelebihan, Pasti Semua Di Dunia Ini Memiliki Kelebiha Dan Kekurangan, Tapi Di Sini Penulis Tidak Ingin Melihat Kekurangan Dalam Setia Sesuatu, Agar Kelebihan Selalu Berpihak Kepada Kita.

Sastra Dalam Hal Ini Adalah Puisi Merupakan Ekspresi Kreatif Dari Renungan Sastrawan Terhadap Kehidupan Masyarakat, Jadi Yang Menjadi Terekspresi Bisa Berupa Hiburan, Pencerahan, Komentas Atas Situasi, Rangkuman, Potret Keadaan, Karikatur, Symbolisme, Ekspresi Tragedy Atau Tragis Dengan Mini Kata Pertunjukan. Jadi Dalam Hal Ini Sastrawan Melahirkan Ide-Ide Pencerahan Dan Pembaruan.

Kelebihan Puisi Yang Bersumber Pada Imajinasi Terletak Pada Kemampuannya Tidak Hanya Menjadi Model Identifikasi, Tapi Juga Bagaimana Mendorong Kita Membuat Konstruksi Mengenai “Aku” Lebih Luas Dari Kerangka Model-Model Psikologi.

Puisi Adalah Sebuah Pesta Atau “Perayaan” Dari Realitas. Filsafat Adalahdiscovery, Yang Lalu Dipresentasikan Dalam Sistematisasi Rasional. Puisi Dan Filsafat Memliki Kesamaan Dalam Usaha Mengekspresikan Berbagai “Kebenaran” Kehidupan Kita, Termasuk Kejiwaan, Hidup Batin, Gejolak Tulus Dari Rasa Maupun Nurani. Bedanya, Kalau Puisi Menggunakan Medium Bahasa Konvensi Padat Dan Gumpalan Kata-Kata Serti Berfungsi Sebagai “Perayaan”, Sedangkan Filsafat Lebih Bagaimana Memaparkan Dan Mengurai Kebenaran Secara Sistematis-Rasional.

Sastrawan, Sebagai Tuan Atas Hidup Batin (Rasa Dan Imaji), Lalu Mengekspresikan Lewat Kata-Kata. Kata-Kata Menjadi Model Dari Kehidupan Batin Dan Pribadi Kita Sebagai Orang Selalu Peka Terhadap Realitas. Puisi Merupakan Bentuk Rekaan Atau Imajinasi Yang Bisa Membahasan Kehidupan Batin Atau Masyarakat Menjadi Hidup Privat.

Di Sisi Yang Lain Sastrawan Tampil, Untuk Mengekspresikan Imajinasi Dirinya, Renungannya Mengenai Kehidupan Masyarakat, Atau Di Pihak Lain, Lebih Jauh Melangkah Berktekad Ingin Menyodorkan, Mencerahkan Atau “Menjatuhkan Kerikil Di Danau Tenang Yang Lalu Membuat Pendar Gelombang Di Atas Air Danau Itu, Semakin Banyak Yang Menjatuhkan Kerikil, Maka Semaki Gelombang-Gelombang Itu Menjadi Banyak Dan Ketenangan Danau Diguncang-Bangun”.

Sepertinya Para Sastrawan Menjadi Dokter Yang Bisa Menyembuhkan Orang Sakit. Menurut Bidan Soctates Dalam Melahirkan Kesadaran Mengenai Keindahan Dan Kebenaran. Dalam Bersikap Sastrawan Menghadapi Komplikasi Hak Kemerdekaan Ekspresi, Maka Ketika Terjadi Konflik Kepentingan Antara Kebebasan Sastrawan Dan Aturan, Bahasa Structural Kepastian Tentang Tanggungjawab Terhadap Peradaban Masyarakat Seringkali Masung Kreativitasnya.

Dalam Hal Ini, Sastrawan Harus Memilik Kesadaran Untuk Menjadi Komentator Kehidupan Social Atau Mengajak Masyarakat Untuk Tidak Hanya Pada Satu Gelombang Nilai Hedonis-Materialistis Dan Kemabli Pada Dasar Religiusitas, Solidaritas Pada Yang Sengsara Dan Papa Dari Sesame Dan Hormat Pada Mertabat Sesama Manusia. Namun, Semua Ini Tidak Akan Bisa Terolah Menjadi Matang Sebagai Ucapan Kejujuran Nurani Sastrawan-Sastrawan, Jika Proses Kreativitas Di Batasi. Maka, Jika Di Batasi, Sastra Yang Kreativ Akan Sama Posisinya Dengan Kesenian Pesanan Yang Telah Diatur Dan Direkayasa Oleh Pengaturnya.

Artinya Kita Harus Sadar Akan Kesadaran Dunia Ini Bahwa Kesadaran Bernilainya Setiap Manusia Sebagai Sesama Manusia. Maka, Wilayah Kebebasan Berkreasi Lalu Menjadi Wilayah Yang Subjektifitas Manusia. Sosiolog Max Weber Memberi Cara Bagaimana Memahami Subjektifitas Individu Dalam Realitas Social Itu Dengan Metode Verstehen, Pemahaman Subjektivitas Seseorang Lewat Tindakan-Tindakannya Yang Dicoba Mengerti Dampak Sosialnya.

Dengan Melihat Fenomena Tersebut, Kita Melihat Bahwa Tempat-Tempat “Kebebasan Berekspresi” Adalah Wilayah “Kesucian” Hak Asasi Manusia. Sementara Pengaturan Terhadapnya Baru Relevan Kalau Hasil Kebebasan Berkreasi Itu Mulai Masuk Ke Wilayah Sosialitas Manusia Atau Wilayah Hidup Bersama. Maka Kita Membutuhkan Penjernihan Pembedaan Ini Harus Dipertajam Batasnya. Kalau Batas “Wilayah Subjek” Dan “Wilayah Sosial” Atau “Objektifitas” Manusia, Maka Akan Jelas Pengaturannya. Singkatnya, Wilayah Subjek Masyarakat (Sastrawan) Adalah Wilayah Hak Dan Kebebasan Untuk Berkreasi Dalam Hal Ini Seni, Puisi Dan Filsafat. Sedang Pada Saat Kreasi Itu Dimasyarakatkan Atau Dipublikasikan Ke Masyarakat, Maka Kita Mulai Memasuki Wilayah Sosialitas Dan Objektivitas Tadi.

Dengan Membedakannya, Kita Bisa Menarik Benang Merah Bahwa Kesadaran Menjadi Sangat Penting Kita Tanam Sebagai Alat Untuk Mengolah Rasa. Artinya Rasa Dalam Hal Ini Menjadi Penting Juga, Karena Dengan Adanya Ruang Rasa Sastrawan Lebih Sensitive Terhadap Diri Dan Sekitarnya Sebagai Inspirasi Kreatif. Dan Sebagai Renungan “Sepertinya Aku Tak Bisa Mengurai Detik Yang Begitu Rapat Di Apit Gelombang”.

 

Comments (55)


BAHASA, MAKNA, RASA KATA

Filed under: CATATAN DAN RENUNGAN,KNOWLEDGEMENT — Tag: , , , — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 02.21

BAHASA, MAKNA, RASA KATA

Kita Tahu Bahasa Atau Kata-Kata Yang Kita Pakai Atau Kita Lantunkan Bukanlah Hal Yang Mati, Tapi Suatu Yang Bernyawa (Hidup), Suatu Ekpresi Dari Kita (Manusia) Yang Hidup, Yang Terentak Juga Sebagai Alat Interkomunikasi Antarmanusia Yang Hidup Bersama Dalam Masyarakat. Kata-Kata Yang Kita Pakai Itu Tidak Hanya Menunjukkan Realitas Barang-Barang Yang Obyektif Saja, Tetapi Juga Menyatakan Sikap Dan Perasaan Terhadap Realitas Obyektif. Kata Mempunyai Nilai Rasa Tertentu Dalam Setiap Kata-Kata.
Sebab Nilai Rasa Ini Merupakan Arti Kata Dan Berada Dalam Kata Itu Sendiri. Dalam Hal Ini Perlu Kita Lihat Agar Lontaran Atau Lompatan Kata-Kata Itu Tepat Sasaran. Untuk Setiap Situasi Kita Harus Pandai Memilih Istilah Yang Cocok, Sesuai, Serasi Dengan Nilai Rasa Yang Hendak Kita Lontarkan (Terkatakan).
Kata-Kata Dengan Nilai Rasa Tertentu Itu Tidak Hanya Dipakai Untuk Melahirkan Perasaan Atau Penilaian Kita Sendiri, Tapi Dapat Menimbulkan Perasaan Kepada Orang Lain. Dan Inilah Keterampilan Dalam Menggunakan Bahasa Yang Dimiliki Seorang Seniman Dan Sastrawan.
Kalau Kata-Kata Itu Menimbulkan Perasaan Maka Ia Akan Menimbulkan Perasaan Emosional, Dan Inilah Biasanya Yang Dipakai Dalam Politik Dan Iklan-Iklan, Tidak Mengarah Pada Ranah Pemikiran Untuk Berfikir Secara Radikal. Sedangkan Kata-Kata Tersebut Dapat Menghambat Pemikiran Sendiri, Bahkan Dapat Mengacaukan Jalan Pikiran Dan Memustahilkan Berpikir Sendiri Dengan Obyektif, Karena Menutup Mata Terhadap Kenyataan, Realitas.
Dalam Konteks Ini, Benar Apa Yang Dikatakan Oleh Heidegger, Dalam Analisisnya Tentang Vestehen Di Dalam Being And Time Bahwa Apa Yang Pertama Kali Kita Pahami Dalam Sebuah Wacana Bukanlah Orang Lain, Namun Sebuah Proyeksi, Yakni Outline Cara Baru Keberadaan Di Dunia. Hanya Dengan Kata-Kata Yang Membebas Di Teks, Tidak Hanya Pengarang Aslinya, Namun Juga Dari Sempitnya Situasi Dialogis, Yang Mengilhami Masa Depan Wacana Sebagai Proyeksi Sebuah Dunia, Jadi Bila Nilai Rasa Dihasilkan Sebagai Sebuah Peristiwa, Maka Ia Dapat Dipahami Sebagai Makna Yang Tentunya Mempunyai Kata Dan Nilai Rasa Di Dalamnya.
Dalam Dialektika Nilai Rasa Dan Kata Yang Telah Dikembangkan Dalam Diri Kata Sangat Dominan. Memaknai Kata Adalah Apa Yang Diinginkan Oleh Pembicara. Namun Memaknai Kata Adalah Juga Apa Yang Dimaksudkan Oleh Kalimat Tersebut. Jadi Setiap Gerak Atau Tindakan Ini Memberi Jalan Bagi Dialektika Nilai Dan Kata. Oleh Karena Dunia Ini Adalah Kumpulan Referensi Dan Kata-Kata Yang Diungkap Oleh Setiap Jenis Teks, Deskriptif Atau Puitis Yang Kita Baca, Pahami Dan Senangi, Hanya Itu!. Dan Kita Perlu Sadari Sungguh-Sungguh.
Kata-Kata Dipandang Baik Sebagai Suatu Peristiwa Apabila Pertama Sebagai Suatu Fungsi Predikat Yang Dikombinasikan Oleh Suatu Identifikasi, Kedua Sebagai Suatu Abstrak, Yang Bergantung Pada Keseluruhan Konkrit Yang Merupakan Kesatuan Antara Nilai Rasa Dan Kata Dalam Kalimat. Dimana Ada Kata Pengucap Dan Kata Ucapan. Memaknai Ucapan Berarti Apa Yang Dimaksudkan Oleh Sang Pembicara. Sebab Nilai Tidaklah Berbicara Tapi Oranglah Yang Berbicara. Misalnya, Roman Jakobson Memulai Dari Adanya Hubungan Tiga Arah Antara Pembicara, Pendengar Dan Pesan Yang Di Sampaikan, Dilanjutkan Dengan Manambah Tiga Faktor Pelengkap Lainnya Yang Memperkaya Modelnya. Misalnya Lagi, Pengalaman Yang Dialami Dan Dirasakan Dalam Hidup, Tetap Merupakan Suatu Privasi Seseorang, Namun Kata Dan Nilai Rasa Menjadi Milik Umum, Dialog Adalah Suatu Peristiwa Yang Menghubungkan Dua Peristiwa, Berbicara Dan Mendengar.
Namun, Dengan Kriteria Semacam Ini, Hanya Akan Memberikan Salah Arah, Sebagaimana Yang Diatakan Benveniste, Semata Peristiwa Mudah Berlalu Dan Sirna. Dengan Begitu Ilmu Linguistik Akan Menjadi Justifikasi Pengenyampingannya, Dan Prioritas Ontologis-Aksiologis Yang Menjadi Siginifikansi Dan Tanpa Konsekwensi. Keberlakuan Nilai Tidak Hanya Bersifat Transhistoris Dan Sirna, Tapi Kekal Abadi.
Dengan Melalui Interpretasi Suatu Perubahan Teks Kata Ke Dalam Suatu Teori Sistematis Dan Komprehensif, Berusaha Mengeksplanasikan Keutuhan Nilai Rasa Manusia Dalam Beragam Cara Penggunaan Di Mana Kata Itu Diletakkan. Kata-Kata Juga Bisa Dibaca Secara Terpisah, Namun Sedikit Demi Sedikit Hanya Sebagai Alat Bagi Solusi Terhadap Suatu Problem Tunggal, Yaitu Pemahaman Terhadap Kata Pada Tingkat Hasil Karya Tertentu Seperti Puisi, Cerpen, Dan Esai, Yang Bersifat Literer. Dengan Kata Lain Semua Karya-Karya Secara Khsusus, Dan Kata-Kata Sebagi Sebuah Karya Pada Umunya Adalah Karya Itu Sendiri.
Dalam Maraknya Karya-Karya Di Era Kontemporer Yang Tidak Hanya Mengidentifikasikan Suatu Tema Penting, Namun Juga Suatu Kebutuhan Yang Mendesak Untuk Re-Elaborasi Problematika Kata Yang Menandai Zaman. Bahasa (Kata) Seperti Yang Dikutip Oleh Martin Heidegger Adalah Sebagai Tempat Tinggal Manusia (The House Of Being), Karena Dengan Bahasa Atau Kata Kita Dapat Mengungkap Apa Yang Kita Inginkan. Dengan Kata Pula, Makna Hadir Dengan Bebasnya Dalam Atmosfir Kesadaran Kita. Kata-Kata Adalah Satu-Satunya Pilihan Untuk Menampakkan Realitas Yang Kita Pun Tidak Mampu Meredamnya. Lalu Bagaimana Memahami Nilai Rasa, Kata Itu Dan Bagaimana Kita Merengutnya? Tentunya Dengan Interpretasi Kita Dapat Melakukan Semua Itu.
Demikian Juga, Segala Aspek Nilai Tidak Akan Lepas Dari Kata Sebagai Nilai, Baik Nilai Kata, Nilai Rasa, Dan Predikat, Serta Dialektika Kata-Kata Dan Nilai. Walau Pun Sudah Dengan Jalan Teori-Teori Para Pakar Kata-Kata, Mereka Tidak Lepas Dari Beberapa Hal Yang Berkaitan Dengan Perkataan Dan Tulisan, Yang Membahas Metaforisme Baik Metafora Semantik-Semiotik, Simbol, Eksplanasi-Pemaknaan Yang Mengandung Nilai Rasa.

Comments (62)


The Greatest Love of All by Whitney Houston (Alm.)

Filed under: LAGU DAN MAKNA (RENUNGAN) — Tag: , — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 16.31

Terjemahan Lagu The Greatest Love of All oleh Whitney Houston

Sinopsis :

The Greatest Love of All – Cinta yang terbesar dari segala cinta
Lagu yang indah dari Whitney Houston. Jika mendalami liriknya, akan membuat kita semakin percaya diri. Lagu ini memberikan banyak pesan moral. Diantaranya adalah, bagaimana anak-anak akan menjadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu kita harus memberi pendidikan yang layak kepada mereka.
Kemudian salah satu kutipan favorit admin dalam lagu ini adalah,
“I decided long ago, never to walk in anyone’s shadows
If I fail, if I succeed
At least I’ll live as I believe”
Kutipan ini menyatakan bahwa kita harus hidup dengan pendirian. Kita harus memutuskan sendiri jalan hidup kita. Tidak hidup di bawah bayang-bayang orang lain.

Di akhir lagu, Whitney mengatakan Cinta yang terbesar dari segala cinta adalah mencintai diri sendiri. Mengingatkan kita seberapa penting mencintai diri sendiri. Cintailah diri sendiri dulu sebelum mencintai orang lain.
—————-
I believe the children are our future 
Aku percaya anak-anak adalah masa depan kita

Teach them well and let them lead the way 
Ajari mereka dengan baik dan biarkan mereka menjadi pemimpin

Show them all the beauty they possess inside 
Tunjukkan pada mereka semua keindahan (bakat) yang mereka miliki di dalam diri

Give them a sense of pride to make it easier 
Beri mereka rasa bangga untuk membuatnya lebih mudah

Let the children’s laughter remind us how we used to be 
Biarkan tawa anak-anak mengingatkan kita bagaimana kita dulu


Everybody’s searching for a hero 
Semua orang mencari pahlawan

People need someone to look up to 
Orang membutuhkan seseorang untuk dicari

I never found anyone who fulfilled my needs 
Aku tidak menemukan seorang pun yang memenuhi kebutuhanku

A lonely place to be 
Sebuah tempat yang sunyi untuk ditinggali

So I learned to depend on me 
Jadi Aku belajar untuk bergantung pada diriku sendiri (mandiri)


[Chorus:] 
I decided long ago, never to walk in anyone’s shadows 
Aku memutuskan sejak lama, tidak pernah berjalan dalam bayangan siapa pun

If I fail, if I succeed 
Jika Aku gagal, jika Aku berhasil

At least I’ll live as I believe 
Setidaknya aku hidup seperti yang Aku percaya (inginkan)

No matter what they take from me 
Tidak peduli apa yang mereka ambil dariku

They can’t take away my dignity 
Mereka tidak dapat mengambil harga diriku


Because the greatest love of all 
Karena cinta yang terbesar dari segala cinta

Is happening to me 
Terjadi padaku (aku miliki)

I found the greatest love of all 
Aku menemukan cinta yang terbesar dari segala cinta

Inside of me 
Dalam diriku

The greatest love of all 
Cinta yang terbesar dari segala cinta

Is easy to achieve 
Mudah untuk dicapai / didapat

Learning to love yourself 
Belajar untuk mencintai diri sendiri

It is the greatest love of all 
Ini adalah cinta terbesar dari segala cinta


I believe the children are our future 
Aku percaya anak-anak adalah masa depan kita

Teach them well and let them lead the way 
Ajari mereka dengan baik dan biarkan mereka menjadi pemimpin

Show them all the beauty they possess inside 
Tunjukkan pada mereka semua keindahan (bakat) yang mereka miliki di dalam diri

Give them a sense of pride to make it easier 
Beri mereka rasa bangga untuk membuatnya lebih mudah

Let the children’s laughter remind us how we used to be 
Biarkan tawa anak-anak mengingatkan kita bagaimana kita dulu


I decided long ago, never to walk in anyone’s shadows 
Aku memutuskan sejak lama, tidak pernah berjalan dalam bayangan siapa pun

If I fail, if I succeed 
Jika Aku gagal, jika Aku berhasil

At least I’ll live as I believe 
Setidaknya aku hidup seperti yang Aku percaya (inginkan)

No matter what they take from me 
Tidak peduli apa yang mereka ambil dariku

They can’t take away my dignity 
Mereka tidak dapat mengambil harga diriku


Because the greatest love of all 
Karena cinta yang terbesar dari segala cinta

Is happening to me 
Terjadi padaku (aku miliki)

I found the greatest love of all 
Aku menemukan cinta yang terbesar dari segala cinta

Inside of me 
Dalam diriku

The greatest love of all 
Cinta yang terbesar dari segala cinta

Is easy to achieve 
Mudah untuk dicapai / didapat

Learning to love yourself 
Belajar untuk mencintai diri sendiri

It is the greatest love of all 
Ini adalah cinta terbesar dari segala cinta


And if, by chance, that special place 
Dan jika, secara kebetulan, bahwa tempat khusus

That you’ve been dreaming of 
Yang telah kau impikan

Leads you to a lonely place 
Membawamu ke tempat sepi

Find your strength in love 
Temukan kekuatan dalam cintamu

Comments (49)


World Ki Gong Club

Filed under: KNOWLEDGEMENT — Tag: , — KING JAZZ (Bayu Wirawan) @ 16.28

HISTORY OF KI GONG

Ki Gong history can be roughly divided into five periods. Throughout Ki Gong history there have been several constants. There is an emphasis on meditation, respiration and movement in order to achieve higher levels of health and well-being.

Ancient History

The first period had very little written documentation and therefore historical review is a bit speculative. It is possible that Ki principles were practiced during this time because some historical records have indicated that conscious body movement and breathing exercises were practiced to cure diseases. It is unknown if these practices were related to Ki philosophy or if they were just practiced because of the de facto realization of increased health.

There is documentation of body movement and breath control practice in ancient history. The first written record of anything resembling Ki Gong principles was 4000 years ago in a book titled, The Spring and Autumn Chronicles by Lu. In this book Lu states that a long time ago people became ill due to stasis of body fluids which caused diseases similar to the modern condition known as rheumatism. Afflicted individuals were prescribed a series of dance like movements that were intended to relieve stagnation.

Heaven, Earth and Man

The second period is marked by the introduction of a book known as Yi Jing (Book of Changes) sometime before 1122 BC. This book was the first known to discuss the relationship of energy and thus relates to the development of Ki Gong. In the Yi Jing three natural energies were proposed: Tian (Heaven), Di (Earth) and Ren (Man). Importantly it was the study of the relationship between the three energies that sponsored the ideas of Ki Gong practice. Each energy was considered a power and the cultivation of the three individual powers depended on the relationship of one to another.

During the Zhou dynasty (1122-934 BC), the famous philosopher Lao Tzu wrote Tao Te Ching in which he stated that the way to achieve health was to concentrate on Ki and achieve softness. There was also a great deal of discussion about proper breathing and respiratory techniques. Several other books came out during this time that discussed the importance of conscious breathing techniques for the cultivation of Ki and subsequently increased vitality.

Two types of Ki Gong training were developed during this period: Religious Ki Gong which was practiced primarily by Taoist and Confucian scholars, and Medicinal Ki Gong which was practiced to prevent or cure illness. Interestingly both Religious and Medicinal Ki Gong was practiced for the sake of increasing health. Both types of training focused on the natural way of optimum health potential. It was thought that it was impossible to counter the effects of nature. Instead the powers of nature were used to fortify energy in the individual Ki Gong practitioner.

melaluiWorld Ki Gong Club.

Comments (344)


Valid XHTML 1.0 Transitional© 2008 | BAYU WIRAWAN (KING JAZZ) MASTERPIECES
'Twilight' Wordpress theme | Powered by Atillus