Teknik Pembuatan Gambelan Bali

This post was written by madesuardipa on Juli 12, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

 Perapen atau per-api-an ialah suatu bangunan yang digunakan untuk melakukan kegiatan pekerjaan membuat gambelan dari kerawang dan juga gambelan besi. Tiap-tiap pande gambelan kerawang /besi, memiliki satu atau sampai dua buah bangungan yang berfungsi perapen. Letak bangunan perapen biasanya pada konpleks bagian selatan dari bangunan-bangunan rumah keluarga pande. Pada masa lalu bangunan perapen bertiang dari kayu dan beratap genteng. Tetapi pda maa sekarang memakai pilar-pilar dri beton dengan atap genteng. Tinggi pilar tiga setengah meter dan luas bangunannya empat kali delapan meter. Bentuk bangunan yang demikian tinggi dengan atap genteng dimaksud menghindari kemungkinan terjadi kebakaran, karena semburan api dan abu dari dapur perapen cukup tinggi yang kadang-kadang satu meter menjilat ke atas. Udara segar sangat diperlukan bagi para pekerja, oleh karena itu perapen tidak perlu dikelilingi dengan tembok yang tinggi. Tembok setengah badan pada sisi bagian Timur dan Selatan, dan yang arah ke Utara dan Barat terbuka. Hanya disediakan beberapa dinding dari bambudipasang saat-saat di perlukan. Di tengah bangunan terdapat dua tungku dapur, yang satu untuk keperluan membuat kerawang dan yang satu lagi untuk mengerjakan alat-alat gambelan. Besar kecil ukuran dapur itu tergantung dari pada tingkat kegiatan yang dilakukan. Apabila kegiatanya terbatas pada membuat gambelan yang kecil-kecil seperti terompong gender dll. Ukuran mulut dapur tidak besar /luas; disesuaikan dengan jenis alat yang dibuat (diproduksi). Tetapi kalau kegiatanya sampai membuat gong yang besar, dapurnyapun harus besar pula bahkan perapennya tersendiri/khusus dan disebut perapen pengegongan. Di tengah-tengah bangunan ini hanya diadakan satu tungku dapur yang mulut (permukaan)nya bergaris tengah satu meter lebih; maksudnya dapat menjangkau gong besaryang bergaris besar tengah 80cm. di sini dikerjakan selain gong, juga kempul, bebende dan gambelan yang besar lainnya. Maka diatas tadi disebutkan, bahwa ada satu sampai dua bangunan perapen dirumah satu keluarga pande. Menurut keterangan beberapa orang pengrajin pande gambelan diTiyingan, bahwa desa tiyingan hanya terdapat lima buah perapen pengegongan. Sedangkan perapen biasa, maksudnya untuk kegiatan gambelan kecil-kecil terdapat kurang lebih tujuh belas bangunan perapen. Kelengkapan-kelengkapan yang diadakan dalam lingkungan denah perapen antara lain :

  1. Dapur berbentuk kubangan terletak di tengah-tengah.
  2. Bak air bergaris tengah satu meter dalam setengah meter, disebelah barat.
  3. Lubang yang lebar satu kali setengah meter dan dalam setengah meter di sebelah utara, gunanya tempat berdiri para tunkang tempa pada waktu bertugas.
  4. Peti besar untuk menyimpan alat-alat, terletak di pojok timur laut. Dan diatasnya di adakan “pelangkiran” untuk sesajen dalam hubungannya terhadap kepercayaan agama.
  5. Pemuputan disebut juga pengububan (pompa angin)terletak disebuah timur.
  6. Bahan bakar arang diletakan disebelah selatan.

Ini adalah salah satu situasi perapen yang ada didesa tiyingan. Dan bukan berarti semua perapen situasinya sama .

Catatan :

Perapen pengegongan (tempat membuat gong besar) yang masih ada hingga sekarang di desa Tiyingan terdapat di rumah Pan Rumben, Pan Sukasih, Pan Kunri, Made Wenten, dan W. Kanra. Perapen yang dipergunakan memproduksi alat-alat gambelan yang kecil-kecil, perlengkapannya terdiri dari :

  1. Empat buah landasan dari besi yaitu landasan penguwadan, landasan paron, landasan pengenjuh dan landasan jujuk.
  2. Dua buah landasan dari batu kali yang berlubang, gunanya untuk membuat moncol terompong.
  3. Enam buah palu besi yang bentuknya berbeda-beda sesuai dengan kegunaanya dan sebuah palu dari kerawang.
  4. Tiga buah palu dari kayu dan sebuah palu dari seseh (pohon kelapa).
  5. Empat buat sepit api dan empat buah penggulik api besar dan kecil.
  6. Dua macam bor dan andar , enam buah kikir besar dan kecil
  7. Enam buah panggur dan satu pasang (dua buah) pemuputan (pompa angin tradisional dari kayu)
  8. Beberapa buah gegulak yaitu bambu yang gunanya untuk mengukur-lebarnya maupun tinggi rendahnya gambelan yang di buat.
  9. Beberapa buah petuding yang juga terbuat dari potongan-potongan bambu gunanya untuk menentukan tinggi nada-nada gambelan yang dikerjakan itu.
  10. Beberapa potong kayu untuk laras untuk melaras dengan panggur maupun kikir.
  11. Dua buah bangku tempat duduk tukang pompa dan beberapa buah yang pendek untuk tempat duduk juru sumpit dan tukang panggur.
  12. Beberapa botol banyak minyak kelapa
  13. Beberapa buah musa (yang terbuat dari tanah lia dicampur abu kulit padi), gunanya untuk mencairkan kerawang.
  14. Dua belas buah penyangkan untuk mencetak gambelan berbilah dan dua buah penyangkan untuk mencetak jenis terompong dan cenceng.
  15. Beberapa lilin dan tanah lihat untuk keperluan nyingen kalau ada terompong yang pecah.
  16. Bahan bakar arang menurut kebutuhan, dan api dan air.

Mengenai dapur dan bak air telah dibicarakan pada bagian perapen diatas. Perapen yang dipergunakan memproduksi a;at-alat gong, kempul, dan bebende. Beberapa perlengkapannya ditambah antara lain : (1) sepit panjang empat buah, (2) pengulik api panjang/ besar empat buah, (3) landasan batu kali (disebut batu kiul ), (4) pelepah kelapa sebagai landasan bantuan, (5) batu pengepelukan untuk membenahi lambe/kaki gong, (6) tiga buah landasan batu kali berlubang untuk membuat moncol gong dan kempul, (7) dua potong kayu balok ukuran 80cm. dua potong ukuran 60cm dan satu potong seseh berukuran dua meter, gunanya untuk melaraskan gong dan kempul, (8) tiga buah penyangkan gong dan kempul, (9) dua pasang pemuputan (empat semua). Mengenai pilihan bahan bakar yaitu : pande gambelan Blahbatuh I Made Gabeleran memilih arang dari batok kelapa. Alasannya abu dan bunga api tidak banyak mengganggu. Pande Tiyingan-Klungkung pada umunya memilih arang dari kayu antara lain : kayu badung, kayu cemara, kayu jepun, kayu poh, alasanya, arang kayu tidak mudah pesek ditekan oleh barang (gambelan yang berat). Sedangkan arang batok kelapa mudah pesek atau kurang berongga.

Penyangkan

Penyangkan adalah alat pecetak laklakan bakal gambelan dari kerawang. Bentuknya ada dua macam. Penyangkan yang dipergunakan mencetak bakal laklakan terompong, bentuknya bundaran pipih dan ditengah-tengah memakai lubang berbentuk setengah bola, dan yang dipergunakan mencetak bakal laklakn gender wayang, bentuknya segi empat berbentuk bilah gender. Penyangkan ini dibuat dari batu padas halus dan kualitasnya baik, tidak mengandung batu-batu krikil atau benda-benda kasar lainnya. Disekeliling sisi penyangkan dipasang besi pelat supaya tidak mudah pecah. Untuk mencetak satu brung gambelan gong kebyar, diperlukan penyangkan sebanyak enam belas buah : lima buah untuk gambelan-gambelan yang bermoncol, dan sebelas buah untuk gambelan-gambelan yang berbilah. Kegunaan lima buah penyangkan laklakan alat yang bermoncol ialah : (a) sebuah penyangkan untuk laklakan bakal gong.(b) sebuah lagi untuk laklakan kempul dan bebende.(c) tiga buah lainnya untuk terompong, reyong, ceng-ceng. Kemudian penyangkan untuk laklakan alat-alat yang berbilah diperlukan sebelas buah dengan pembagian sebagai berikut :

(a)    Empat buah penyangkan untuk mencetak laklakan jegogan dan jublag.

(b)   Tujuh buah untuk mencetak laklakan giying, pemade dan kantil.

Tiap-tiap satu penyangkan dapat dipakai mencetak tiga lembar bilah yang ukuran panjangnya berbeda satu dengan yang lain, apabila bilah sudah dibangun.

SUMBER : ( Wy. Regog, 1984: 11s/d15 )

 

 

Comments are closed.

Previose Post: