KRISIS IDEOLOGI PANCASILA
TUGAS KELOMPOK MID SEMESTER I THN 2012
DENGAN ANGGOTA MAHASISWA FSP – JSK – ISI DENPASAR
1) BAYU WIRAWAN – NIM: 2012 02 058
2) MADE BAGUS RIZAL RAYSANDO – NIM: 2012 02 041
3) FAJAR SATRIAWAN – NIM: 2012 02 035
4) PUTU ADITYA PUTRA – NIM: 2012 02 042
5) OSHIMA SORA – NIM: 2012 02 059
6) LGST AG PT ARIWIGUNA – NIM: 2012 02 034
7) I MADE SUANTARA – NIM: 2007 02 017
Thema:
KRISIS IDEOLOGI PANCASILA
Generasi Muda Indonesia Dan Pancasila?
Pemahaman Tentang Pancasila Dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Di Kalangan Generasi Muda, Dinilai Sudah Kurang. Banyak Anak Muda Yang Tidak Memahami Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila Dan UUD 1945.
Sekarang, Banyak Anak Muda Yang Sekadar Mengucapkan Secara Urut Pancasila Dan UUD 1945 Pun Tidak Bisa. Bagaimana Mau Memahami Dan Menghayati, Mengucapkan Urut Pun Tidak Bisa.
Jika Kondisi Itu Dibiarkan, Krisis Pemahaman Generasi Muda Terhadap Nilai-Nilai Kebangsaan Yang Terkandung Dalam Pancasila Dan UUD 1945 Bakal Semakin Parah.
Indonesia Tengah Mengalami Krisis Ideologi Pancasila.
Setelah 65 Tahun Merdeka Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia Mengalami Krisis. Indikasi Krisis Dilihat Dari Banyaknya Kesenjangan. Dari Kesenjangan (Disparitas) Ekonomi Yang Mana Konglomerasi Banyak Menguasai Sektor Ekonomi Di Indonesia Dan Rakyat Sebagian Besar Masih Hidup Susah, Bahkan Terjadi Disparitas Berpikir Antara Kaum Intelektualnya Yang Jauh Dari Kesulitan Rakyat. Krisis Yang Terus Dialami Telah Akut Hingga Krisis Ideologi Pancasila
Krisis Yang Tengah Dialami Indonesia Yang Telah Terjerumus Dalam Suatu Kondisi Kehidupan Bernegara Telah Menjauh Dari Track Yang Dibangun Oleh Para Pendiri Negara.
Hilangnya Jati Diri Dan Semangat Kebangsaan Di Indonesia. Dalam Cerminan Perilaku Sehari-Hari, Baik Dari Kehidupan Masyarakat Maupun Perilaku Elit Berkuasanya Mulai Terasa Gejala Hilangnya Jati Diri Masyarakat Indonesia. Perilaku Elit Misalnya Lebih Mendewakan Voting Dalam Setiap Pengambilan Keputusan, Mengabaikan Kepemimpinan, Dan Kebaikan Hikmah Yang Tercermin Dalam Mufakat. Anak Muda Juga Mulai Melupakan Kesenian Dan Budaya Atau Tradisi Pribumi. Mahasiswa Lebih Mendahulukan Analisa Modern Dan Tak Tertarik Pada Local Genius Dan Kearifan Dari Bumi Indonesia.
Melemahnya kepercayaan masyarakat terhadap pmerintah
Indonesia Menghadapi Masalah Krisis Nilai-Nilai Pancasila Dan Berimbas Kepada Melemahnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah.
Permasalahan Besar Yang Sedang Dihadapi Oleh Negeri Ini Adalah Bagaimana Mewujudkan Suatu Tata Aturan Dan Pengelolaan Penyelenggaraan Negara, Kehidupan Bermasyarakat, Dan Wujud Kepemimpinan Bangsa Yang Dapat Dilihat Sebagai Cerminan Dari Pengamalan Pancasila. Saat Ini Di Segala Sendi Kehidupan Berbangsa, Sudah Tidak Mengamalkan Nilai-Nilai Dari Pancasila. Masyarakat Dipertontonkan Panggung Perebutan Pengaruh Maupun Perebutan Kekuasaan.
Peran Utama Partai Politik Untuk Menampung Dan Menyalurkan Harapan Dan Cita-Cita Rakyat Banyak, Ternyata Tidak Mampu Mencegah Keresahan Dan Gejolak Masyarakat, Karena Dirasakan Jauh Dari Harapan Mereka.
Sementara Dari Aspek Perekonomian Nasional, Ternyata Belum Dapat Memberikan Sebesar-Besarnya Kemakmuran Dan Kesejahteraan Bangsa. Hal Itu Diperparah Dengan Ulah Oknum Penyelenggara Negara Yang Koruptif, Baik Di Lembaga Eksekutif, Legislatif, Dan Yudikatif, Hal Itu Mengakibatkan Ketimpangan Dan Kesenjagan Antar Lapisan Masyarakat Semakin Melebar, Karena Hukum Dan Keadilan Hanya Dapat Dinikmati Oleh Kelompok Masyarakat Yang Mampu Dan Terutama Yang Memiliki Kedekatan Dengan Kekuasaan.
Sedangkan Dari Aspek Budaya, Kini Budaya Bangsa Telah Tergerus Nilai-Nilai Negatif Dari Globalisasi. Diperlukan Sebuah Lembaga Negara Yang Mengkaji, Mendalami Dan Memasyarakatkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Seluruh Lapisan Masyarakat.
Pancasila Adalah Ideologi Dasar Bagi Negara Indonesia. Nama Ini Terdiri Dari Dua Kata Dari Sansekerta: Pañca Berarti Lima Dan Śīla Berarti Prinsip Atau Asas. Pancasila Merupakan Rumusan Dan Pedoman Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Lima Sendi Utama Penyusun Pancasila Adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Dan Tercantum Pada Paragraf Ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam Upaya Merumuskan Pancasila Sebagai Dasar Negara Yang Resmi, Terdapat Usulan-Usulan Pribadi Yang Dikemukakan Dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Yaitu :
Lima Dasar Oleh Muhammad Yamin, Yang Berpidato Pada Tanggal 29 Mei 1945. Yamin Merumuskan Lima Dasar Sebagai Berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, Dan Kesejahteraan Rakyat. Dia Menyatakan Bahwa Kelima Sila Yang Dirumuskan Itu Berakar Pada Sejarah, Peradaban, Agama, Dan Hidup Ketatanegaraan Yang Telah Lama Berkembang Di Indonesia. Mohammad Hatta Dalam Memoarnya Meragukan Pidato Yamin Tersebut.
Panca Sila Oleh Soekarno Yang Dikemukakan Pada Tanggal 1 Juni 1945. Sukarno Mengemukakan Dasar-Dasar Sebagai Berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, Dasar Perwakilan, Dasar Permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila Itu Diucapkan Oleh Soekarno Dalam Pidatonya Pada Tanggal 1 Juni Itu, Katanya:
Sekarang Banyaknya Prinsip: Kebangsaan, Internasionalisme, Mufakat, Kesejahteraan, Dan Ketuhanan, Lima Bilangannya. Namanya Bukan Panca Dharma, Tetapi Saya Namakan Ini Dengan Petunjuk Seorang Teman Kita Ahli Bahasa – Namanya Ialah Pancasila. Sila Artinya Azas Atau Dasar, Dan Diatas Kelima Dasar Itulah Kita Mendirikan Negara Indonesia, Kekal Dan Abadi.
Setelah Rumusan Pancasila Diterima Sebagai Dasar Negara Secara Resmi Beberapa Dokumen Penetapannya Ialah :
Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – Tanggal 22 Juni 1945
Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-Undang Dasar – Tanggal 18 Agustus 1945
Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – Tanggal 27 Desember 1949
Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-Undang Dasar Sementara – Tanggal 15 Agustus 1950
Rumusan Kelima : Rumusan Kedua Yang Dijiwai Oleh Rumusan Pertama (Merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Pancasila Di Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Telah Menjadi Suatu Kesepakatan Yang Telah Disetujui Seluruh Warga Indonesia. Dari Situ Pancasila Mempunyai Peran Dan Fungsi Sebagai Dasar Negara, Falsafah, Alat Pemersatu Bangsa Dan Bernegara. Itulah Sebernarnya Mengapa Pancasila Menjadi Hal Yang Penting Untuk Diamalkan. Fase Krisis Atau Merosotnya Pengamalan Pancasila Terjadi Sejak Era Reformasi 1998, Terbukti Para Pemimpin-Pemimpin Jarang Sekali Menyebut Dan Membahas Mengenai Pancasila. Dengan Adanya Krisis Itu, Maka Pancasila Terabaikan Dan Tereliminasi Pada Pola Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Seolah Indonesia Telah Lepas Dari Pancasila. Pancasila Adalah Paling Baik. Pancasila Itu Diciptakan Para Pendiri Negara, Teruji Mutunya, Serta Bisa Menyelesaikan Permasalahan Berbangsa Dan Bernegara. Bila Kita Mengabaikan Pancasila Yang Mempunyai Ukuran Yang Sangat Real Dan Menerapkan Pola-Pola Reformasi Yang Baru Ini, Saya Belum Percaya Konflik Dan Permasalahan Di Negara Ini Dapat Teratasi.
Pancasila, Memiliki Roh Yang Bisa Mempersatukan Bangsa Indonesia. Sayangnya, Posisi Pancasila Saat Ini Lebih Condong Pada Slogan Semata Dengan Minim Pengimplementasian Nilai-Nilai Yang Terkandung Di Dalamnya. Tidak Terakomodasinya Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi Juga Merupakan Salah Satu Krisis Peranan Pancasila Di Kalangan Generasi Muda. Jika Dulu Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Wajib Diikuti, Sekarang Ini Tinggal Beberapa Perguruan Tinggi Yang Mewajibkannya. Bahkan, Di Bawah Naungan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Hanya Sedikit Nilai-Nilai Pancasila Yang Diajarkan Kepada Mahasiswa. Pancasila Merupakan Ideologi Bangsa Yang Berasal Dari Hasil Perjuangan Yang Dilakukan Oleh Bangsa Indonesia. Mengenai Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Di Lingkup Perguruan Tinggi, Peni Mengakui Jika Saat Ini Hanya Beberapa Kampus Yang Menjalankannya Lewat Proses Perkuliahan. Itu Sangatlah Memprihatinkan Melihat Aksi Dan Pergerakan Bebas Oleh Para Mahasiswa Yang Semakin Kritis Pemikirannya. Akan Bahaya Ketika Tidak Diimbangi Oleh Pendidikan Dan Pengarahan Tentang Pancasila.
Pancasila Adalah Harga Mati. Maka Semua Warga Negara Harus Paham Dan Bisa Mengimplementasikan Ke Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Kalau Tidak Diterapkan Maka Hilanglah Pancasila Itu. Dan Itu Harus Diajarkan Terus-Menerus, Khususnya Kepada Generasi Muda Agar Tetap Cinta Pada Tanah Air.
Dasar Negara Yang Tersusun Dari Lima Butir Pancasila, Harus Dipahami Dan Diimplementasikan Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Itu Merupakan Salah Satu Cara Untuk Menghindari Terjadinya Krisis Pancasila. Langkah Itu Harus Terwujud Untuk Mempererat Persaudaraan Dan Mengurangi Terjadinya Konflik.
Ada Langkah Lain Untuk Berlatih Tentang Kepekaan Sosial, Tanggung Jawab, Gotong-Royong Seperti Yang Pancasila Ajarkan.
”Pancasila Itu Jangan Hanya Disuruh Menghapalkan Saja, Jerangkan Juga Maknanya,” Sangat Disayangkan Jika Kita Harus Selalu Membaca Atau Menghafalkan Pancasila Terus-Menerus Tanpa Aplikasi Nyata Yang Berwujud Tindakan Untuk Saling Bergotong-Royong, Saling Menghargai Dan Mempromosikan Makna Dari Dasar Negara Tersebut.
Roh Kebangsaan.
Realita Yang Terjadi Saat Ini, Telah Terjadi Krisis Kepemimpinan. Sulit Mendapatkan Pemimpin Yang Menjadi Panutan Bagi Rakyatnya. Di Kehidupan Masyarakat Sendiri Telah Terjebak Dalam Budaya Pencitraan. Orang Lebih Dihargai Karena Tampilan Luar Bukan Dari Akhlak Dan Budi Pekerti.
Dan Itu Tidak Mencerminkan Nilai-Nilai Pancasila Terutama Sila Ke 5 Yang Salah Satunya Mengajarkan Tidak Bergaya Hidup Mewah. Tapi Yang Terjadi Saat Ini, Orang Yang Memiliki Mobil Mewah Dan Harta Berlimpah, Sangat Dihargai Dalam Kehidupan Masyarakat. Kita Telah Terjebak Pada Budaya Pencitraan.
Harus Terjadi Pemangkasan Generasi. Karena Sistem Korup Yang Tercipta Saat Ini Sudah Sangat Melekat Dan Sulit Diubah.
Bukan Dengan Revolusi. Biarkanlah Dulu Pemimpin-Pemimpin Tua Saat Ini Habis Dengan Sendirinya, Sembari Calon Pemimpin Masa Depan Mempersiapkan Diri Agar Tidak Terjebak Dalam Turbulensi Birokrasi Yang Korup. Itulah Solusi Dari Saya Sekaligus Harapan Kepada Generasi Muda
Bila Nilai-Nilai Pancasila Secara Konsisten Diaplikasikan Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara, Terutama Oleh Para Pemimpin, Kesejahteraan Dan Kemakmuran Bukanlah Hal Yang Mustahil Untuk Diwujudkan Di Indonesia.
Sebenarnya Kita Diuntungkan, Sebagai Ahli Waris Pancasila. Namun, Nilai-Nilai Pancasila Telah Dilupakan Bahkan Ditinggalkan. Pancasila Tidak Lagi Dijadikan Ruh Dalam Memedomani Kehidupan Kebangsaan.
Di Politk Terjadi Proses Transaksional Dan Pragmatisme, Ekonomi Saat Ini Lebih Mementingkan Kaum Pemodal, Keadilan Hukum Tidak Menyentuh Hingga Ke Bawah. Implikasi Dari Ditinggalkannya Nilai-Nilai Pancasila Sangat Kompleks. Pemimpin Lah Yang Paling Bertanggung Jawab Atas Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila. Kita Coba Mengidentifikasi Penyebab-Penyebabnya. Kemudian Bagaimana Membumikan Lagi Pancasila Kembali Menjadi Ruh Dalam Kehidupan Kebangsaan.
Penjiwaan Penghayatan Pengamalan Pancasila Yang Merasuki Semua Elemen Kehidupan.
Hendaknya Generasi Muda Masyarakat Menghayati, Mengamalkan, Menjiwai Butir-Butir Pancasila Dalam Setiap Nafas Kehidupannya Seperti Yang Telah Terangkum Dalam 36 Butir-Butir Pancasila:
36 BUTIR-BUTIR PANCASILA
EKA PRASETIA PANCA KARSA
(Tekad Yang Tunggal Untuk Melaksanakan Lima Kehendak)
A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
1) Percaya Dan Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaan
Masing-Masing Menurut Dasar Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.
2) Hormat Menghaormati Dan Bekerjasama Antar Pemeluk Agama Dan Penganut-Penganut Kepercayaan Yang Berbeda-
Beda Sehingga Terbina Kerukunan Hidup.
3) Saling Menghormati Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama Dan Kepercayaannya.
4) Tidak Memaksakan Suatu Agama Dan Kepercayaan Kepada Orang Lain.
B. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1) Mengakui Persamaan Derajat Persamaan Hak Dan Persmaan Kewajiban Antara Sesama Manusia.
2) Saling Mencintai Sesama Manusia.
3) Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa.
4) Tidak Semena-Mena Terhadap Orang Lain
5) Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan.
6) Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan.
7) Berani Membela Kebenaran Dan Keadilan.
8) Bangsa Indonesia Merasa Dirinya Sebagai Bagian Dari Seluruh Umat Manusia, Karena Itu Dikembangkan Sikap Hormat-
Menghormati Dan Bekerjasama Dengan Bangsa Lain.
C. SILA PERSATUAN INDONESIA
1) Menempatkan Kesatuan, Persatuan, Kepentingan, Dan Keselamtan Bangsa Dan Negara Di Atas Kepentingan Pribadi
Atau Golongan.
2) Rela Berkorban Untuk Kepentingan Bangsa Dan Negara.
3) Cinta Tanah Air Dan Bangsa.
4) Bangga Sebagai Bangsa Indonesia Dan Ber-Tanah Air Indonesia.
5) Memajukan Pergaulan Demi Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Yang Ber-Bhineka Tunggal Ika.
D. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
1) Mengutamakan Kepentingan Negara Dan Masyarakat
2) Tidak Memaksakan Kehendak Kepada Orang Lain.
3) Mengutamakan Musyawarah Dalam Mengambil Keputusan Untuk Kepentingn Bersama.
4) Musyawarah Untuk Mencapai Mufakat Diliputi Semangat Kekeluargaan.
5) Dengan Iktikad Baik Dan Rasa Tanggung Jawab Menerima Dan Melaksanakan Hasil Musyawarah.
6) Musyawarah Dilakukan Dengan Akal Sehat Dan Sesuai Dengan Hati Nurani Yang Luhur.
7) Keputusan Yang Diambil Harus Dapat Dipertanggung Jawabkan Secara Moral Kepada Tuhan Ynag Maha Esa.
Menjunjung Tinggi Harkat Dan Martabat Manusia Serta Nilai-Nilai Kebenaran Dan Keadilan
E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
1) Mengembangkan Perbuatan-Perbuatan Yang Luhur Yang Mencerminkan Sikap Dan Suasana Kekeluargaan Dan
Gotong-Royong.
2) Bersikap Adil
3) Menjaga Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban.
4) Menghormati Hak-Hak Orang Lain.
5) Suka Memberi Pertolongan Kepada Orang Lain.
6) Menjauhi Sikap Pemerasan Terhadap Orang Lain.
7) Tidak Bersifat Boros
8) Tidak Bergaya Hidup Mewah
9) Tidak Melakukan Perbuatan Yang Merugikan Kepentingan Umum.
10) Suka Bekerja Keras.
11) Menghargai Hasil Karya Orang Lain.
12) Bersama-Sama Berusaha Mewujudkan Kemajuan Yang Merata Dan Berkeadilan Sosial.
TUGAS KELOMPOK MID SEMESTER I THN 2012
DENGAN ANGGOTA MAHASISWA FSP – JSK – ISI DENPASAR
1) BAYU WIRAWAN – NIM: 2012 02 058
2) MADE BAGUS RIZAL RAYSANDO – NIM: 2012 02 041
3) FAJAR SATRIAWAN – NIM: 2012 02 035
4) PUTU ADITYA PUTRA – NIM: 2012 02 042
5) OSHIMA SORA – NIM: 2012 02 059
6) LGST AG PT ARIWIGUNA – NIM: 2012 02 034
7) I MADE SUANTARA – NIM: 2007 02 017