Reindra Dwipayana

This post was written by reindradwipayana on Maret 24, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

reindra

Nama saya I MadeReindra Dwipayana. Nama panggilan saya Ade Reindra. Saya lahir pada hari Rabu tanggal 8 Pebruari tahun 1995. Jadi saat ini saya berumur 19 tahun. Saya berjenis kelamin laki-laki. Saya beralamat di banjar Nyuh Kuning, desa Mas, kecamatan Ubud, kabupaten Gianyar.

Saya adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara dari pasangan I Wayan Berata dan Ni Ketut Seni Nurnaningsih. Ayah saya I Wayan berata lahir tanggal 31 Desember tahun 1964. Pekerjaan beliau saat ini adalah wiraswasta. Sedangkan ibu saya Ni Ketut Seni lahir tanggal 14 September tahun 1970. Ibu saya juga bekerja sebagai wiraswasta.

Saya memiliki 2 saudara laki-laki. Kakak saya bernama I Wayan Doddy Pratama yg bisa di panggil Doddy. Ia lahir tanggal 19 Nopember tahun 1990. Jadi ia 5 tahun lebih tua daripada saya. Kakak saya telah menikah 1 tahun yg lalu dan sudah memiliki seorang anak laki-laki yang baru berumur 6 bulan.Kini ia sudah bekerja sebagai tour guide. Sedangkan adik saya bernama I Komang Galang Triwikrama Putra. Ia lahir tanggal 6 September tahun 2003. Jadi ia 8 tahun lebih muda daripada saya. Saat ini ia masih sekolah kelas 4 sekolah dasar.

Pada tahun 2001 saat umur saya baru 6 tahun saya di sekolahkan di sebuah Taman Kanak-Kanak yang bertempat di banjar Mekarsari desa Padang Tegal yg bernama TK Kumara Sari. Disanasaya mulai belajar mengenal banyak teman bermain. Saya TK selama 1tahun.

Setelah TK saya melanjutkan sekolah ke sekolah dasar yaitu di SD Negeri 7 Mas pada pertengahan tahun 2002. Sekolah ini tempatnya tidak jauhdari rumah saya, jadi biasanya saya berangkat sekolah dengan berjalan kaki bersama teman-teman.Pada saat SD saya memiliki beberapa prestasi. Saat pertengahan kelas 1SD saya di pilih untuk mewakili sekolah untuk mengikuti olimpiade matematika se-Bali dan syukur saat itu saya mendapat juara 1. Saya juga pernah beberapa kali diikutkan dalam beberapa lomba cerdas cermat saat masih kelas 3 dan kelas 4 SD dan pernah juga mendapat juara 3 dan juara 2. Padawaktu SD saya juga senang bermain sepak bola. Saat kelas 5 SD saya dan teman” mengikuti kompetisi se-desa Mas dan mendapat juara 1. SD kami pun di pilih untuk mewakili desa untuk berkompetisi di kecamatan. Saat itu kami juga mendapat juara 2. Saat SD saya cenderung lebih menekuni dunia olahraga daripada seni. Saya mulai belajar megambel sudah dari kelas 3 SD tetapi tidak terlalu serius. Tetapi hal yg paling tidak bias terlupakan adalah saat saya dipilih untuk mewakili sekolah dalam pemilihan siswa teladan se-kecamatan Ubud. Saat itu saya sangat senang karena bisa mendapat juara 3 dari seluruh siswa laki-laki yang mewakili sekolah dasar se-kecamatan Ubud. Itu adalah suatu kebanggaan untuk saya, keluarga, dan sekolah. Kebanggaan saya pun bertambah saat saya tamat dari sekolah SD Negeri 7 Mas dengan nilai terbaik.

Setelah 6 tahun bersekolah di SD Negeri 7 Mas, saya melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Ubud. Perli perjuangan yang sangat keras untuk bisa masuk di sekolah ini, karena SMP Negeri 1 Ubud merupakan salah satu SMP terfavorit di Gianyar. Langkah pertama yang saya lakukan adalah dengan mengikuti tes MIPA. Tes ini hanya meloloskan 20 orang dari ratusan orang yang mengikuti tes ini. Saya bersyukur karena saat itu saya mendapat peringkat ke-18, sedikit lagi sudah hampir tidak lolos. Tapi dengan hasil itu saya berhasil masuk ke SMP Negeri 1 Ubud. Dan saat penerimaan siswa baru dilakukan tes lagi untuk pemilihan kelas, karena kelas-kelas disana dibagi sesuai dengan kemampuan siswa. Kelas A merupakan kelas unggulan yang lebih unggul di bidang matematika dan sains, kelas B merupakan kelas bahasa, kelas Cdan D merupakan kelas kesenian, dan kelas E dan F merupakan kelas olahraga. Dan saat pengumuman hasil tes ternyata saya mendapat kelas A yaitu kelas unggulan di bidang matematika dan sains. Selama di kelas A pelajaran-pelajaran tentang matematika dan sains memang lebih diutamakan. Oleh karena itu untuk menyegarkan otak dengan mengikuti extrakurikuler sepak bola karena sepak bola merupakan hobi yang sangat saya gemari saat itu. Tapi setelah 1 tahun mengikuti extrakurikuler sepak bola, saya tertarik dengan extrakurikuler menabuh karena sering melihat teman-teman yang lain berlatih menabuh di sekolah. Akhirnya saya memutuskan untuk pindah ke extrakurikuler menabuh. Setelah saya menjalani extrea tabuh dan seringnya saya diajak ngayah, saya semakin tertarik dengan seni khususnya seni tabuh. Sampai pada saat perpisahan kelas 3 saya dan teman-teman membuat suatu garapan tabuh kreasi sebagai persembahan terakhir kami bersekolah di SMP Negeri 1 Ubud.

Karena ketertarikan saya terhadap seni tabuh, saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 3 Sukawati (KOKAR BALI) dengan mengambil jurusan karawitan. Awal pertama saya bersekolah disana saya merasa tidak percaya diri karena saya lihat banyak teman-teman yang sudah pintar menabuh. Tapi semua itu saya jadikan motivasi agar belajar lebih giat lagi. Akhirnya pada pertengahan kelas 1 sekolah kami ditunjuk untuk mewakili kabupaten Gianyar dalam parade Gong Kebyar Dewasa di Pesta Kesenian Bali. Tapi saat itu yang dipilih adalah anak-anak kelas 3. Karena kekurangan penabuh, tiba-tiba saya ditelpon oleh salah satu teman saya untuk ikut dalam acara tersebut. Saya merasa sangat senang karena dapat dilibatkan dalam acara itu walaupun hanya main suling, tapi itu pengalaman yang tidak bisa dilupakan. Diawali dari mengikuti parade Gong Kebyar tersebut, saat sudah kelas 2 saya juga dipilih bersama 9 orang teman lainnya untuk mewakili sekolah dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS). Suatu kebanggaan untuk saya karena diantara seluruh siswa karawitan kelas 2 saya termasuk 10 siswa yang berkompetensi. Tapi setelah 1 minggu latihan saya mengalami musibah kecelakaan saat perjalanan pulang dari ngayah di Petang. Tangan dan kaki saya mengalami luka yang lumayan parah hingga saya tidak mampu berjalan selama kurang lebih 1 minggu. Karena itulah saya tidak jadi mengikuti LKS. Saya sangat kecewa terhadap diri saya saat itu. Tapi saya selalu mendukung teman-teman yang lain sampai akhirnya sekolah kami mendapat juara 1. Setelah kelas 3 saya bersama teman-teman sekelas mulai bersiap untuk mengikuti ujian UKK (Ujian Kompetensi Keahlian). Setelah berembug dengan teman-teman, akhirnya kami memutuskan untuk membuat garapan dengan menggabungkan 2 barung gamelan yaitu Gong Luang dan Selonding. Saat penggarapan kami mengalami berbagai masalah karena sifat keegoisan masing-masing teman dan kurang kompaknya kami dalam menggarap suatu garapan bersama ini. Tapi akhirnya kami pun bisa menyelesaikan garapan kami dengan tepat waktu dan hasilnya juga lumayan memuaskan. Garapan kami berjudul “Pada Rasa”. Kami mengambil judul “Pada Rasa” karena kami mengambil konsep dari pertama kami mulai bersekolah di KOKAR hingga kelas 3 kami merasakan banyak rasa yang berbeda dan kami satukan di akhir kami bersekolah menjadi suatu garapan Ujian Kompetensi Keahlian sebagai hasil akhir kami belajar di SMK Negeri 3 Sukawati (KOKAR BALI).

Setelah saya tamat dari KOKAR, saya ingin melanjutkan pendidikan lagi di ISI Yogyakarta dengan mengambil jurusan Etnomusikologi. Tapi karena keluarga saya kurang mampu, saya mencoba bicara dengan orang tua tentang keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan di Yogyakarta. Ternyata orang tua saya mendukung keinginan saya tersebut. Akhirnya saya pun berangkat ke Yogyakarta bersama 2 orang teman saya yang ingin kuliah disana juga. Tapi mungkin takdir saya untuk tidak jauh dari keluarga, sampai disana saya tidak bisa mendaftar karena kerusakan di pusatdikti. Oleh karena itu saya memutuskan untuk pulang dan melanjutkan kuliah di Institut Seni Indonesia Denpasar sampai saat ini saya sudah memulai di semester 2.

Comments are closed.

Next Post:
Previose Post: