Gamelan merupakan satu istilah yang tidak asing lagi didengar oleh kalangan parapengrawit. Bagi parapengrawit, gamelan menapakan alat/instrumen/ media ungkap/prabot garap yang digunakan untuk menggarap sebuah komposisi tabuli/gending. Secara umum gamelan mempunyai pengertian sebagai instrumen musik tradisional yang memakai sistem laras pelog dan selendro. Dalam kehidupan masyarakat Bali, gamelan mempunyai peranan yang sangat signifikan, yang mana peranannya selalu dapat dikakkan dengan beberapa buah sistem seperti sistem religi, sistem sosial, dan sistem mata pencaharian.
Gamelan yang merupakan hasil dari kreativitas manusia sudah tentunya tidak bersifat statis, akan tetapi selalu berkembang, bergerak menuju suatu pembenahan, perubahan dan pembaharuan sesuai dengan perkembangan peradaban. Hal ini sejalan dengan teori evolusi sosial universal yang mengungkapkan bahwa manusia dan kebudayaannya akan terus berkembang dari tingkat yang rendah dan sederhana, ke tingkat-tingkat yang makin lama makin tinggi dan komplex (Koentjaraningrat, 1987:31). Di Bali, perkembangan gamelan telah melalui beberapa lintasan sejarah. Studi sejarah dan etnomusikologi telah banyak memberikan petunjuk yang sangat berharga guna melihat dan memahami perkembangan gamelan Bali secara konprehensip. I Nyoman Rembang seorang pakar karawitan Bali mengklasifikasikan perkembangan gamelan Bali menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) kelompok gamelan tua, yaitu gamelan yang diperkirakan sudah berkembang dengan baik sebelum abad X Masehi, 2) kelompok gamelan madya, yaitu gamelan yang diperkirakan berkembang sesudah abad X Masehi, dan 3) kelompok gamelan baru, yaitu gamelan yang diperkirakan berkembang sejak awal abad XX Masehi (Aryasa, 1976/1977:36-37).
Gamelan Balaganjur merupakan salah satu gamelan Bali yang digolongkan ke dalam kelompok gamelan madya dan diperkirakan berkembang setelah abad ke-10 (Yudarta, 1994:10). Gamelan ini merupakan sebuah bentuk musik prosesi yang memiliki perangai keras, didominasi oleh alat-alat perkusi dalam bentuk lepas (tanpa trampa). Dalam dekade terakhir ini, perkembangan gamelan Balaganjur dapat dikatakan mengalami masa kejayaannya. Terbukti dari semarak dan populemya musik Balaganjur di kalangan masyarakat Bali terutama di kalangan generasi muda. Barungan yang memiliki instrumentasi yang’cukup simpel ini memiliki karakter yang keras, berat, dinamis dan mendebarkan, sehingga sangat tepat dipakai sebagai musik penyemangat, apalagi dimainkan oleh generasi muda yang memiliki karakter sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh gamelan ini.
- Instrumentasi dan Fungsi Instrumen
Gamelan Balaganjur tenntegrasi dari beberapa jenis instrumen yang memiliki perangai keras dan didominasi oleh alat-alat perkusi dalam bentuklepas (tanpa trampa). Ditinjau dari aspek orkestrasi, secara umum keberadaan bamngan gamelan Balaganjur dapat merupakan barungan gamelan yang tersendiri, dan dapat juga merupakan barungan terbentuk dari pencopotan beberapa instrumen gamelan lainnya seperti gamelan Babonangan, Gong Gede,Gong Kebyar, dan lain-lainnya. Adapun instrumen-instrumen tersebut diantaranya: Kendang
Kendang merupakan salah satu instrumen yang digolongkan ke dalam jenis instrumen membranofon. Jenis kendang yang dipergunakan dalambaningan gamelan Balaganjur adalah sepasang (2 buah) kendang cedugan atau kendang pepanggulan lanang (male) dan wadon (female). Kendang ini dimainkan dengan mempergunakan panggul kendang. Fungsi kendang dalam barungan gamelan Balaganjur adalah sebagai pemurba irama, dan tugas pemain kendang adalah sebagai pemimpin di dalam memberikan aba-aba atau komando kepada penabuh lainya dalam memainkan sebuah reportoar Balaganjur
Ceng-ceng kopyak
Ceng-ceng adalah merupakan salah satu instrumen yang bahannya terbuat dari perunggu dan dikelompokkan ke dalam keluargapenco/7. Hampir dalam setiap barungan yang tergolong madya dan baru menggunakan instrumen ini. Kendati demikian, ceng-ceng yang dipergunakan dalam barungan Balaganjur adalah instrumen ceng-ceng kopyak. Ceng-ceng kopyak adalah ceng-ceng yang ukuran diameternya berkisar antara 21-25 cm. Cara memainkannya adalah dengan cara membenturkan dengan pasangannya. Untuk satu pasang ceng-ceng kopyak dikenal dengan istilah cakep. Dalam gamelan Balaganjur umumnya menggunakan 6-10 cakep ceng-ceng kopyak. Fungsi ceng-ceng kopyak adalah untuk memperkaya ornamentasi ritme dalam sebuah repertoar Balaganjur.
Riyong
Riyong adalah merupakan salah satu jenis instrumen idiophone yang juga digolongkan ke dalam keluarga pencon. Material intrumen ini terbuat dari perunggu. Dalam gamelan Balaganjur, secara umum memakai empat buah riyong yaitu dari nada dong (4), deng (5), dung (7), dan dang (1). Untuk memainkannya dalam sebuah prosesi Balaganjur, diperlukan empat orang penabuh, dan setiap penabuh membawa sebuah riyong. Fungsi riyong dalam sebuah penyajian repertoar Balaganjur adalah sebagai pemangku melodi.
Ponggang
Ponggang adalah instrumen yang sama bentuknya dengan riyong. Dalam satu tungguh reyong gamelan Gong Kebyar atau gamelan Gong Cede, ponggang terdapat pada nada dung (7)dan dang (1) yang paling besar dari sederetan nada riyong tersebut. Namun khusus dalam prosesi Balaganjur, ponggang merupakan instrumen lepas yang dimainkan oleh dua orang penabuh dengan mempergunakan alat pukul yang mirip dengan panggul riyong namun ukurannya lebih besar, dan dipukul secara bergantian mengikuti melodi riyong. Fungsi pong gang dalam barungan gamelan Balaganjur adalah sebagai peniti lagu dan memberi tekanan-tekanan atau aksen-aksen melodi.
Kajar dan Tawa-tawa ,
Instrumen kajar dan tawa-tawa adalah instrumen yang berfungsi sebagai pemegang matra atau tempo. Dalam gamelan Balaganjur, biasanya digunakan salah satu instrumen tersebut. Kendatipun kajardan tawa-tawa pada prinsipnya dalam gamelan Balaganjur memang sama sebagai pemegang tempo, namun kedua instrumen ini memiliki sedikit perbedaan pada bentuk instrumen dan cara memainkannya.
Kajar merupakan salah satu jenis instrumen pencon yangmaterialnya terbuat dari perunggu dan bentuk titngguhannya mernakai tatakan kajar, Untuk memainkan instrumen ini caranya adalah dengan memukul pada bagian pencowiyadan di bagian pinggirpenconnya ditutup dengan cara telapak tangan ditempelkan pada bagian itu. Alat yang dipakai untuk memainkan kajar adalah panggul kajar.
Tawa-tawa adalah sebuah instrumen pencon yang juga terbuat dari perunggu, berbentuk bundar dengan ukuran garis tengah sekitar 31 cm. Perbedaannya dengan kajar adalah dalam memainkan tawa-tawa tidak menggunakan tatakan seperti tungguhan kajar. Tawa-tawa dimainkan dengan cara meletakkannya di atas tekukan tangan kiri dan dipegang pada bagian bads. Selain itu, tawa-tawa dimainkan dengan tanpa menutup bunyinya seperti yang dilakukan saat memainkan kajar.
Kempli
Kempli adalah instrumen yang bentuknya sama seperti kajar. Instrumen kempli dalam gamelan Balaganjur dimainkan atau ditabuh oleh seorangpenabuh dengan menggunakan sebuah panggul yang bentuknya serupa dengan panggul kajar atau panggul kempur yang ukurannya relatif lebih kecil. Fungsi instrumen ini adalah sama seperti kajar, namun hitungan sekali pukulan kempliumumnya adalah dua kali pukulan kajar.
Gong
Gong adalah merupakan salah satu jenis instrumen pencon yang ukurannya paling besar dalam keluarga pencon. Gong bentuknya bulat dan materialnya ada yang terbuat dari besi dan ada yang terbuat dari perungu. Di dalam barungan gambelan Balaganjur yang komplit dipergunakan sepasang (2 buah) gong yaitu lanang-wadon. Penempatan instrumen ini biasanyadigantung dengan menggunakan sanan/sangsang gong. Untuk memainkannya, gong dipukul pada bagian penconnya dengan sebuah panggul gong. Fungsi gong dalam gamelan Balaganjur adalah sebagai tonika dan finalis dari suatu lagu yang dimainkan.
Kempur/kempul
Kempur/kempuljuga merupakan instrumen yang berasal dari keluarga pencon. Bentuk instrumen ini menyerupai instrumen gong namun ukurannya lebih kecil. Cara memainkan Kempur/kempul adalah sama dengan cara memainkan gong yaitu dipukul pada bagian penconnya, namun ukuran panggul yang dipergunakan untuk memukul kempur lebih kecil dari panggul gong. Adapun fungsi kempur dalam gamelan Balaganjur adalah sebagai pemangku lagu dan membagi ruas-ruas lagu.
Bebende
Bebende adalah sebuah instrumen yang menyerupai kempur akan tetapi permukaan moncolnya masuk kedalam sehingga terlihat rata dengan permukaannya. Dengan bentuk yang demikian warna suaranyapun menjadi berbeda dan khas. Panggul yang dipergunakan untuk memainkan instrumen ini adalah mirip seperti panggul gangsa. Fungsi instrumen ini dalam gamelan Balaganjur adalah untuk memperseru suasana.
- Musikalitas
Ditinjau dari aspek musikalitas, musik Balaganjur merupakan sebuah bentuk komposisi musik yang terjalin secara harmonis dari berbagai jenis warna suara yang dihasilkan oleh instrumen-instrumen gamelan Balaganjur. Masing-masing instrumen tersebut secara teknik telah diatur dengan pola permainannya sendiri, dan pengaturan pola teknik permainan tersebut juga dilandasi oleh fungsi dari masing-masing instrumen, baik sebagai pemegang melodi, pemurba irama, pemegang ritme, pemegang tempo, dan yang lainnya.
Meninjau aspek musikalitas gamelan Balaganjur secara lebih detail, ada beberapa hal yang dapat diamati, yaitu laras, bentuk dan struktur lagu, serta pola gegebug instrumen.
- Laras Gamelan Balanganjur
Laras adalah sederetan nada-nada yang berurutan dalam satu oktaf atau lebih, memiliki frekwensi getaran perdetik, tinggi rendah atau (pitch) dan jarak nada tertentu (Aryasa, lot. Cit.p.&3).
Laras Pelog dan Selendro merupakan dua jenis laras yang sudah lazim dikenal dalam karawitan Bali. Kedua laras tersebut dapat dibagai lagi dan pembagian tersebut didasarkan pada jumlah nada yang terdapat dalam setiap oktafnya. Dalam laras pelog terdapat tiga jenis pelog yaitu: pelog 4 nada, pelog 5 nada dan pelog 7 nada. Begitu pula dalam laras selendro terdapat tiga jenis selendro yaitu: Selendro 4 nada, selendro 5 nada, dan selendro 7 nada. Mengenai gamelan
Balaganjur, sesuai dengan nada-nada yang terdapat didalamnya maka dapat digolongkan pada gambelan yang berlaras pelog 4 nada. Nada-nada tersebut dapat dilihat pada instrumen riyong (Yudarta, 1994:17).
- Betuk dan Struktur Lagu Balanganjur
Gamelan Balaganjur memiliki repertoar lagu yang disebut dengan gending atau tabuh Balaganjur. Istilah gending atau tabuh menunjukkan sebuah komposisi musik (a musical composition) gamelan tersebut. Dengan demikian gending atau tabuh Balaganjur adalah bentuk repertoar yang dimainkan lewat gamelan Balaganjur.
Pengertian bentuk dalam konteks gending atau tabuh adalah lagu yang disusun secara terstruktur dalam satu kesatuan musikal yang utuh. Berakhirnya struktur lagu tersebut dilandai oleh satu pukulan gong. Dengan kata lain bahwa bentuk adalah satu unit gongan yang ukuran besar kecilnya bergantung pada panjang pendeknya kalimat lagu yang terdapat didalamnya. Oleh karenanya, bentuk gending dapat dicirikan dari tiga hal yaitu jumlah ketukan dalam satu gongan, pola pukulan instrumen peniti dan pemangku lagu, dan terakhir struktur lagu (Waridi, 2001:285).
Beberapa pakar karawitan Bali menyebutkan bahwa gending/tabuh Balaganjur berasal dari motif gending gilak. Hal ini dapat diamati dari struktur lagunya, pola permainan setiap instrumen, dan kesan yang ditimbulkannya. Gilak adalah sebuah lagu ostinato yang umumnya terdiri dari 8 hitungan berdasarkan peniti fay’aratau tawa-tawa, dengan tekanan berat yang ditandai dengan jatuhny a pukulan gong yaitu pada hitungan ke-4 sebagai semi finalis dan hitungan ke-8 sebagai finalis. Kendatipun dalam motif gilak ada banyak macamjenisnya, seperti gilak dengan 1 nada (kale), gilak 2 nada, gilak 4 nada, gilak 8 ketukan, gilak 16 ketukan, gilak 24 ketukan dan gilak dengan 32 ketukan, namun hitungan final yang tetap dipakai acuan hanya terbatas sampai hitungan 8, dan pola pukulan gong tetap jatuh pada hitungan ke-4 dan ke-8.
Gending/tabuh Balaganjur, kendatipun hanya menggunakan satu motif lagu yaitu gilak, namun diamati dari struktur gendingnya tetap memakai konsep Tri Angga yaitu merupakan tiga kerangka yang sangat disepakati sebagai pembentuk suatu gending/tabuh. Ketiganya itu terdiri dari kawitan, pengawak danpengecet. Kawitan artinya awal (mengawali) merupakan bagian introduksi sebuah gending. Bagian kawitan gending-gending Balaganjur biasanyadiawali dengan beberapa kalimat pukulan kendang atau riyong, kemudian sebagai awal permainan disambung dengan kebyar, dan dilanjutkan dengan lagu bermotif gilak yang biasanya disebut gilak kawitan.
Pengawak berasal dari kata awak yang artinya badan (body) sebuah lagu. Para ahli karawitan Bali juga mengatakan bahwa pengawak merupakan bagian inti dari suatu gending/lagu. Perbedaan antara bagian kawitan dengan pengawak dalam gending/tabuhBalaganjur dapat diamati dari perubahan tempo, yaitu penurunan dari tempo cepat menjadi tempo sedang atau lambat, serta perubahan pola permainan instrumen riyong. Jika bagian kawitan kecenderungan permainan instrumen riyong hanya memainkan pola kotekan/kekilitan gilak, namun dalam bagian pengawak, instrumen riyong sudah mulai memainkan bentuk-bentuk kalimat melodi yang ukurannya lebih panjang dari 8 peniti kajar tetapi masih tetap dalam bingkai gilak.
Pengecet adalah bagian akhir dari suatu gending/tabuh. Biasanya pada bagian ini ditandai dengan perubahan tempo kembali cepat seperti pada bagian gilak kawitan. Ciri lain dari bagian pengecet adalah terjadinya peningkatan ornamentasi dalam pokok lagu sehingga menimbulkan kesan lebih lincah dan lebih dinamis.
- Pola Teknik Permainan Instrumen Balaganjur
Teknik-permainau intrumuen dulam istilah karawitan Bali juga disebut dengan gagebug. Menurut lontar Prakempa dikatakan bahwa hampir setiap instrumen mempunyai gagebug tersendiri dan mengandung aspek “physical bahavior dari instrumen tersebut. Sifatfisik dari instrumen-instrumen gamelan tersebut akan memberikan keindahan tersendiri pada masing-masing penikmatnya (Bandem, 1986:27).
Seperti yang sudah diketahui bahwa gamelan Balaganjur dominan instrumentasinya berasal dari kelompok alat musik perkusi. Untuk memainkan alat musik jenis ini biasanya dimainkan dengan cara dipukul. Umumnya, teknik gagebug setiap instrumen gamelan Baleganjur sudah dibingkai dengan pola gilak.
- Tata Penyajian Balanganjur
Ditinjau dari penyajian, gamelan Balaganjur merupakan barungan yang disajikan untuk kepentingan prosesi. Biasanya gamelan ini disajikan/atau dimainkan oleh golongan pria. Dalam suatu prosesi umumnya gamelan ini difungsikan sebagi musik pengiring. Pengiring maksudnya disini adalah sebagai “pengikut”, atau dengan kata lain gamelan Balaganjur diposisikan di belakang perangkat-perangkat pokok dari suatu prosesi yang dilaksanakan. Mengamati tata penyajiannya, umumnya penabuh yang berada pada barisan paling depan adalah penabuh kendang, kemudian di belakang penabuh kendang berjejer penabuh ceng-ceng, setelah itu dibelakangnya diikuti oleh barisan penabuh