Proses Memperbaiki Daun Gamelan Rindik

Gamelan rindik sudah sangat familiar sekali di kalangan masyarakat di Bali, Hal tersebut dikarenakan di setiap acara manusa yadnya di bali biasanya orang yang punya acara akan mengundang skha Rindik untuk meramaikan acara resepsi dengan tujuan untuk menyambut tamu sehingga skha rindik akan berusaha menampilkan permainan rindiknya sebaik mungkin.

Penampila seni rindik yang baik tidak hanya ditentukan oleh pemainnya namun suara dari instrumennya sangat mempengaruhi baik atau buruknya penampilan.

Seperti yang kita ketahui bahwasanya daun gamelab rindik di buat dari bambu (yang sudah kering). Daun gamelan rindik di bagi menjadi dua bagian yaitu resonator dan bilah, kendatipun terdapat dua bagian namun jadi satu di dalam satu daun gamelan rindik. Karena terbuat dari bambu tentu saja daun gamelan rindik sangat rentan dengan pengaruh suhu sehingga dapat terjadi perubahan kualitas suara.

Perubahan suara bisa berupa perubahan nanda atau ketidak selarasan antara bilah dan resonator. Untuk memperbaiki daun gamelan rindik yang biasanya
menjadi patokan untuk diperbaiki adalan lobang gantung dan resonator.

Jika kita raut di atas lubang gantung maka suara bilah akan mengecil,,dan jika kita raut di bawah lubang gantung maka suara bilah akan membesar

Jika terjadi kerusakan pada daun rindik contohnya suara bilah lebih besar daripada suara resonator disitu kita harus meraut bilah di atas lubang gantung
Sedangkan jika suara bilah lebih kecil dari resonator atau bisa di sebut (engkes) maka kita harus meraut bilah di bawah lubang gantung

Seumpama kita mencari Laras yg seharusnya,, jika suara bilah lebih kecil daripada resonator tetapi Laras mengharuskan kita untuk mengikuti daun,, jadi kita harus meraut resonator agar dapat mencari nada daun dan mencapai laras yang seharusnya.

Terlepas dari itu semua, tentu daun gamelan rindik ini memiliki kualitas suara yang berbeda beda. Banyak factor yang meempengaruhi kualitas dari suara daun gamelan rindik ini seperti contoh, dari jenis bamboo yang digunakan sangat mempengaruhi suara gamelan ini, kualitas bamboo ( bamboo yang belum terlalu kering dan bamboo yang sudah sangat kering sangat mempegaruhi suara gamelan itu, semakin kering bambunya maka semakin baik suara yang dihasilkan ), terlepas dari itu semua ada satu factor yang mempenngaruhi kuaitas suara gamelan yaitu sang pembuat gamelannya atau pengerajin gamelan ini. Kepiawaian pengerajin gamelan ini yang akann kita bahas sekarang.

Kali ini mari kita bahas mengenai proses pencarian nada daun gamelan agar dapat digunakan atau dipukul, daun gamelan rindik yang baik adalah daun gamelan yang memiliki nada sesuai dengan nada yang diinginkan atau lebih tepatnya tidak terlau rendah mmaupun tidak terlalu tinggi maka dari itu tentu pembuatan daun rindik ini melalui proses yang panjang.

Pada proses pencarian nada daun gamelan ini saya dan rekan saya akan menggunakan salah satu daun sebagai alat ukur atau patokan untuk menyesuaikan dengan nada yang diinginkan, kami mengerot pada bagian depan bambu tterlebih dahulu agar mencapai bentuk yang proposional, dalam artian bentuk daun dirapikan pada bagian sisi sisinya agar menghasilkan nada daun terlebih dahulu. Setelah nada daun sesuai dengan patokan nada yang digunakan, daun gamelan ini belum juga dapat digunakan karena bagian resonator belum di beri nada yang belence dengan nada daun .

Videonya dapat di lihat di chanel youtube :

Comments are closed.