FENOMENA MUSIK KONTEMPORER
INDONESIA
1. Pendahuluan
Sebagian masyarakat mendefinisikan kebudayaan dalam arti sempit.mereka mengira kebudayaan itu hannya kesenian dalam wujud tarian. Kenyataan seperti itu ternyata masih berlangsung terus hingga saat ini,walaupun dalam arti sesungguhnya pengertian atau definisi kebudayaan tidaklah seperti itu. Di dalam satu kebudayaan terdapat unsur-unsur didalamnya, meliputi: system kepercayaan (system religi), system pengetahuan, peralatan hidup manusia, mata pencaharian atau system ekonomi hidup manusia, system kemasyarakatan, bahasa dan yang terakhir adalah kesenian.
Kesenian sebagai unsur kebudayaan mempunyai wujud, fungsi dan arti di dalam kehidupaan masyarakat. Kesenian terjadi melalui proses kreativitas yang konstruktif. Dengan kreativitas yang konstruktif, memungkinkan seniman untuk meningkatkan kualitas kehidupannya melalui interaksi dengan lingkungan fisik, sosial, intelektual, dan spiritual. Kreativitas dalam karya seni berkaitan dengan tiga unsur kesempuraan dunia yaitu logika, etika, dan estetika. Dalam hal ini bentuk-bentuk kesenian yang tersebar di seluruh dunia khususnya di tanah air menunjukkan corak-corak dan karakter yang beraneka ragam. Corak dan karakter tersebut muncul karena banyak dipengaruhi oleh sifat atau karakter budaya setempat, darimana masyarakat berasal atau bertempat tinggal. Kesenian terjadi melalui proses kreatifitas yang konstruktif. Dengan kreatifitas yang konstruktif memungkinkan seniman untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui interaksi dengan lingkungan fisik, social, intelektual dan spiritual. Seni berkaitan dengan eksspresi jiwa yang dengan kesadarannya sendiri menciptakan bentuk-bentuk dengan berbagai media ungkapnya. Salah satu wujud kesenian tersebut adalah music kontemporer.
Seorang mantan murid Slamet menulis tentang “Musik Kontemporer Abad ke-20” dia seorang komponis muda, penulis, kritikus music bernama Franki Raden, memaparkan music kontemporer berdasarkan kajian sejarah, ditemukan olehnya, Raden (1994; 6 )
bahwa:
Musik kontemporer Indonesia adalah sebuah fenomena yang lahir sebagai
Produk budaya masyarakat Indonesia yang hidup di abad ke-20. Gejala
Ini muncul akibat pertemuan antara dua tradisi, yaitu budaya Indonesia
Dengan subkulturnya dan budaya Eropa. Pertemuan tersebut merangsang
Masyarakat Indonesia untuk menggunakan music sebagai ekspresi yang
Personal. Musik tidak merupakan cermin dari pandangan hidup sebuah
Komunitas, akan tetapi pandangan hidup seorang individu dengan segala
unikumnya.
Istilah music kontemporer dewasa ini sudah sangat sering dipergunakan oleh para insan music Indonesia termasuk di Bali. Namun harus diakui bahwa pengertian music kontemporer yang tunggal dan bulat mungkin tidak akan pernah ada, karena ia lebih menunjuk pada prinsip-prinsip kecenderungan fenomenologis yang terlalu heterogen sehingga cirinya bukan pada kebakuan format melainkan idealism yang selalu berkembang. Secara etimologis kata kontemporer menunjuk pada arti “saat sekarang” atau sesuatu yang memiliki sifat kekinian. Kata tersebut bukan berarti sesuatu yang terputus dari tradisi, melainkan sesuatu yang tercipta sebagai hasil perkembangan tradisi sampai saat ini. Kata kontemporer kendatipun harus diakui diadopsi dari bahasa Inggris (Barat) contemporary, namun tidak relevan jika kita selalu menghubungkan karya-karya kita semata-mata dari sudut pandang music kontemporer Barat. Terminologi kontemporer Barat inipun di ”Barat” tidak bisa menjelaskan, kendatipun banyak diantara mereka yang mencoba mereka-reka.
(Harjana, 2004:187)
2.MASALAH
a.Sulitnya music kontemporer diterima dikalangan masyarakat umum.
b.Sulitnya pemahaman tentang isi dari suatu pementasan music kontemporer.
d.apakah music kontemporer bisa dinikmati tanpa diimbangi dengan visual?
3.PEMBAHASAN
3.a. Sulitnya music kontemporer diterima di kalangan masyarakat umum.
Di abad ke-20 ini banyak para seniman muda menciptakan karya-karya music kontemporer, hal ini desebabkan oleh berbagai factor misalnya, teori-teori klasik yang sedikit baku tampaknya tidak mampu mewadahi tuntutan jaman dan selera budaya masa kini, karena hamper selalu mematok sebuah pemahaman budaya’harus ini’ dan ‘harus itu, padahaal jika dicermati keharusan dan kemutlakan semacam ini seringkali tak mampu melacak kebenaran fenomena budaya itu sendiri, melainkan hannya sekeedar kamuflase. Seni music kontemporer berpendapat bahwa keindahan atau estetika tidak pernah terbayangkan.
karena sifat music kontemporer itu bebas,hal ini menyebabkan para seniman lebih bebas berekspresi untuk mengambangkan kreatifitasnya. Sarana dalam penyajian music kontemporer tidak hannya terpaku pada alat music melainkan bisa menggunakan sarana yang non alat music seperti,batu,alat dapur,meja.kursi dll. Hal ini yang menyebabkan terkadang aransemen dalam music kontemporer menjadi aneh dan sulit dicerna oleh semua penonton dalam pertunjukan terebut, dan berbagai pendapatpun timbul di masyarakat tentang music kontemporer mulai dari pendapat positif maupun negative.Pendapat negative tersebut muncul karena kurangnya akan pemahaman terhadap music kontemporer. Masyarakat pada umumnya lebih gampang untuk menikmati music tradisi karena dalam kesehariannya music tradisi lebih sering didengar pada upacara-upacara agama sehingga tidak asing lagi bagi telinga setiap orang.
Dalam masalah ini hendaknya para musisi kontemporer harus lebih sering mengadakan acara-acara yang mementaskan pertujukan kontemporer agar masyarakat lebih mengenal music kontemporer dan bisa semakin menerimanya sebagai sebuah sajian music yang terlahir dari perkembangan music tradisi dengan harapan music kontemporer bisa dinikmati oleh semua kalangan.
b.Sulitnya pemahaman tentang isi dari suatu pementasan music kontemporer
Sulitnya pemahaman tentang isi dari suatu pementasan music kontemporer yang dewasa ini tengah berkembang di lingkungan masyarakat kita bisa desebabkan oleh beberapa factor,salah satunya adalah daya musikalitas yang dimiliki oleh setiap individu yang berbeda, Lingkungan juga dapat mempengaruhi selera music seseorang berdasarkan kebiasaan sebuah komunitas mendengarkan suatu aliran music. Hal ini pula yang menyebabkan music kontemporer terkadang membuat penonton kebingungan ketika ia sedang menyaksikan pertunjukan tersebut.
Pada tahun 2005, music kontemporer yang berjudul “Gerausch” karya Sang Nyoman Putra Arsawijaya adalah satu contoh eksplorasi radikal music kontemporer Bali. Dalam karya seperti ini penonton tidak dimanjakan dengan suara merdu, mengalun, seshingga mereka terbuai, melainkan diajak mengambangkan imajinasi, melatih kepekaan dan kesabaran, sehingga pada akhirnya setiap penikmat akan memiliki kesan yang berbeda-beda. Mempertanyakn sekaligus menghujat, mencaci maki, atau mungkin ada juga yang berusaha memahami, mencari makna dari apa yang mereka saksikan adalah wacana yang memang diinginkan dari karya seperti ini. Disinilah letak kesabaran dan inteligensia manusia di uji.
Karya ini sempat memunculkan polemik kecil di kalangan kampus. Berkembang wacana “apakah ini tergolong music atau tidak, termasuk karya karawitan atau bukan?” namun dengan pemahaman yang cukup a lot dari kalangan masyarakat kampus, akhirnya karya kontroversial inipun telah mengantarkan Sang composer memperoleh gelar S1 komposisi karawitan. Apa yang sebenarnya dijadikan titik tolak menilai suatu karya seni, pemahaman konsep dan paradigma yang sesuai dengan perubahan jaman diharapkan mampu menjelaskan fenomena yang ada. Itulah ciri music kontemporer “kontroversial” adalah ciri keberhasilannya.
Fenomena di atas semakin mencirikan sulitnya pemahaman dari makna sebuah sajian music kontemporer, semua itu karena konsep music kontemporer adalah suatu pengembangan music yang tentunya dalam pemahamannya masih memerlukan waktu. Bila suatu music telah dipahami oleh berbagai kalangan maka hadirlah sebuah music yang baru yang membutuhkan waktu untuk dipahami kembali,karena music kontemporer bersifat kekinian dan dalam perkembangannya bagai itu pasti akan terjadi kontroversi dan bergai pendapat akan muncul seiring perkembangan music di dunia khususnya di Indonesia.
c.Apakah music kontemporer dapat dinikmati tanpa diimbangi tanpa visual?
Dapat kita lihat sendiri sebagian besar setiap pementasan music kontempoer pasti selalu disajikan dalam suatu parody yang mengikat garapan tersebut. Misalnya bercerita tentang pemahat, pegawai, dll. Ini sangat mendukung sajian tersebut agar nantinya dapat dimengerti oleh penonton. Tapi belakangan timbul pertanyaan “ Apakah bisa music kontemporer disajikan tanpa parody?”. Tentu saja hal ini sangat bergantung pada kemampuan composer music itu sendiri, sajian music yang digarap hendaknya sesuai dengan tujuan. Apa yang mempaengaruhi gaya cipta seorang composer kontemposer secara awal dapat diasumsikan karena orientasi ekspresif senimannya. Namun kenapa dan apa yang diinginkan seniman dalam menciptakan karya, inilah sesuatu yang perlu ditelusuri. Selain secara internal dari dalam diri seniaman, penciptaan sebuah karya seni sering juga dipengaruhi factor-faktor eksternal seperti misalnya trend dan paradigm baru dalam memandang seni.
Music kontemporer seharusnya bisa dinikmati tanpa visual,karena kaidah music adalah sesuatu yang didengar berbeda dengan tari. Banyak factor yang menyebabkan sulitnya music kontemporer dinikmati hannya dengan didengarkan saja. Selain karena alat yang dipakai berbeda dengan alat pada umumnya, komposisi music kontemporer pada kebanyakan berbeda dan aneh,hal ini disebabkan konsep music kontemporer yaitu mengarah ke sebuah konsep untuk menggolongkan karya-karya yang selalu disemangati pencaharian kemungkinan baru, menekankan sifat anti pada kaidah-kaidah kokpositosris, bahkan anti pada bentuk-bentuk penyajian musical yang mapan. Dari sudut pandang konsep kreatifitas music kontemporer dimengerti sebagai music baru yang dibuat dengan kaidah dan suasana yang baru. Paham mengenai music tidak lagi terbingkai pada sesuatu yang enak didengar saja, melainkan berkembang pada gagasan menampilkan proses eksplorasi bunyi sebagai yang utama dan medium ekspresi yang tak terbatas agar dapat mewadahi gagasannya. Dengan konsep ini akan memberikan kebebasan pada penciptanya berintepretasi berdasarkan pengalaman batinnya masing-masing namun justru dengan bentuknya yang sangat bebas membuat penikmat kehilangan pegangan untuk bisa menikmati music, sekaligus memahami unsur-unsur kebebasan yang ditawarkan sang composer.
Dengan permasalahan ini nampaknya sulit dihindari, jalan satu-satunya adalah setiap orang harus menyukai music kontemporer agar dapat menikmati tanpa visual. Jadi membuat orang untuk bisa menikmati music kontemporer tanpa visual tentunya sangat tidak mungkin, atau bisa dikatakan mustahil karena pada dasarnya selera setiap orang pasti berbeda-beda.
4.PENUTUP
Dari seluruh uraian di atas,wacana tentang “FENOMENA MUSIK KONTEMPORER INDONESIA” belum bisa dipahami secara tergesa-gesa. Hal ini disebabkan karena berbagai factor seprti : Sumber daya manusia. Daya musikalitas seseorang yang berbeda dan selera individu yang berbeda. Perlu waktu dan usaha keras untuk bisa membuat music kontemporer bisa diteria dan dimengerti oleh semua kalangan, untuk tujuan tersebut sangat dibutuhkan suatu sarana yang bisa mengayomi fenomena ini,dan perlu digiatkan adanya event-event guna mempopulerkan music kontemporer di Indonesia, khususnya di Bali.
DAFTAR PUSTAKA
Arsawijaya, Sang Nyoman Putra. 2005. Gerausch, Skrip Karawitan untuk memenuhi
syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana (S1) pada Institut Seni Indonesia
Denpasar.
Bandem, I Made, 1986. Prakempa, Sebuah Lontar Gambelan Bali, Denpasar:
Akadememi Seni Tari Indonesia.
Harjana, suka.2003. Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu Dan Kini, Jakarta: The
Ford Fondation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indinesia.
Sugiartha I Gede Arya, 2009. Estetika Music Kontemporer Bali, makalah disajikan dalam semianar akademik dalam rangka dies natalis ISI Denpasar.