Archive for the ‘Lainnya’ Category

KONtemporer Tempo KomPOsisi Ritme ExsploR

Senin, Mei 6th, 2013

KONTEMPORER

( KONtemporer Tempo KomPOsisi Ritme ExsploR)

SEJARAH MUSIK KONTEMPORER

Dalam proses perjalanan seni musik, sejarah menguak beberapa perkembangan yang dialami oleh seni musik itu sendiri. Dimulai dari musik Renaissance (1350-1600), musik Barok (1600-1750) dan kemudian pada 1750-1820 berganti menjadi musik klasik. Setelah itu masih banyak lagi jenis musik yang berubah mengikuti perkembangan zaman pada waktu itu. Perkembangan ini, menunjukkan keberadaan musik sebagai satu kesatuan yang ikut berkembang seiring jaman.

Sekitar zaman Renaissance, abad ke-15 ke atas, muncul satu fenomena, yakni pemahaman “karya musik otonom” yang kemudian disebut “karya seni”. Sejak itulah pengertian seni musik Barat sepenuhnya menuju ke karya seni otonom. Dari perkembangan ini, akhirnya muncullah “musik kontemporer” (Neue Musik). Sejajar dengan perkembangan ini pada abad ke-20 muncul sesuatu yang sangat baru lagi, yaitu musik populer. Musik populer ini tidak dapat disamakan dengan musik rakyat, seperti misalnya dalam tradisi etnik-etnik di Indonesia.

MUSIK KONTEMPORER           

Secara etimologis kata kontemporer menunjuk pada arti “saat sekarang” atau sesuatu yang memiliki sifat kekinian. Kata tersebut bukan berarti sesuatu yang terputus dari tradisi, melainkan sesuatu yang tercipta sebagai hasil perkembangan tradisi sampai saat ini. Kata kontemporer kendatipun harus diakui diadopsi dari bahasa Inggris (Barat) contemporary, namun tidak relevan jika kita selalu menghubungkan karya-karya kita semata-mata dari sudut pandang musik kontemporer Barat. Istilah musik kontemporer yang seringkali diterjemahkan menjadi “musik baru” atau “musik masa kini” menyebabkan persepsi bahwa jenis musik apapun yang dibuat pada saat sekarang dapat disebut sebagai musik kontemporer. Padahal istilah kontemporer yang melekat pada kata “musik” itu bukanlah menjelaskan tentang jenis (genre), aliran atau gaya musik, akan tetapi lebih spesifik pada sikap atau cara pandang senimannya yang tentunya tersirat dalam konsep serta gramatik musiknya yang memiliki nilai-nilai “kekinian”.

TEMPO

Secara umum tempo” di dalam musikadalah cepat atau lambatnya suatu komposisi music saat disajikan oleh musisi. Tempo Dalam suatu sebuah kompisisi music biasanya bervariasi, kadang cepat, menengah, lambat hal ini disebabkan oleh daya musical sang composer dalam menciptakan sebuah komposisi music. Seringkali tempo juga menjadi suatu masalah besar dalam suatu sajian music, Salah satu factor yang utama adalah mental seorang musisi jika sedang berada di atas panggung. Situasi di sekitar stage juga sangat berpengaruh besar pada tempo pada saat penyajian music tersebut.

 

KOMPOSISI

Komposisi berasal dai kata “Komponieren” yang digunakan oleh pujangga Jerman yaitu Johann Wolfgang Goethe (1749-1832) untuk menadai cara-cara menggubah (komponier-ern) musik pada abad-abad sebelumnya (abad 15-17); dimana suara atau lagu utama akan diikuti oleh susunan suara-suara lainnya yang dikoordinasikan, ditata, atau dirangkai di bawah lagu utama yang disebut cantus.

Komposisi musik dapat digunakan dalam 2 pengertian:

  1. Komposisi adalah potongan musik (komposisi berarti “menaruh bersama”, sehingga komposisi ialah sesuatu di mana catatan musik ditaruh bersama). Ketika menulis potongan musik, seorang komponis sedang membuat komposisi musik.
  2. Kata komposisi dapat pula berarti mempelajari kecakapan bagaimana menyusun.

RITME

Ritme atau Irama (dari bahasa Yunani “puduokrhythmos, “suatu ukuran gerakan yang simetris”) adalah variasi horizontal dan aksen dari suatu suara yang teratur.Ritme terbentuk dari suara dan diam. Suara dan diam tersebut digabungkan untuk membentuk pola suara yang berulang untuk membuat ritme. Ritme memiliki tempo yang teratur, namun dapat memiliki bermacam-macam jenis. Beberapa ketukan dapat lebih kuat, lebih lama, lebih pendek, atau lebih pelan dari lainnya. Dalam sebuah musik, seorang komposer dapat menggunakan banyak ritme berbeda.

EXSPLOR

Exsplor dalam music berarti memainkan musik dengan improvisasi yang padat dan luas. Ini dilakukan dengan maksud mendapatkan teknik atau motif yang baru di dalam bermusik agar bisa berkembang.Biasanya dilakukan dengan alat music atau non alat music.

suradnyana

Selasa, April 9th, 2013

Nama: IB Gde Bajra Suradnyana,

Telp  :085792028571

        Saya lahir di Denpasar 6 Oktober 1990. Saya anak ke dua dari tiga bersaudara, Bapak saya bernama IB Suragantara dan ibu saya bernama IA Putu Rasmini(Alm), saya berasal dari Br.Gria Sukawati,akan tetapi saya sekarang tinggal di batubulan ( Gang kapal no VII ) bersama keluarga saya. Dulu saya masuk Sekolah Dasar no 7 Batubulan, melanjutkan ke SMP Negeri 2 Sukawati, dan karena saya sangat tertarik dengan kesenian kuhusnya musik  setelah lulus SMP saya memutuskan untuk melanjutkan di SMK 3 Sukawati (KOKAR/SMKI) jurusan karawitan, dengan bersekolah disana saya bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba baik di tingkat lokal maupun nasional, seperti misalnya pada tahun 2007 saya mengikuti festival dan lomba seni siswa nasional yang diadakan di Bandung sebagai kontingen Bali. Di sana saya mendapatkan banyak pengalaman baru tentang budaya- budaya yang berbeda dengan budaya di Bali, banyak teman-teman baru yang tentunya memiliki hobi yang sama. Saya lulus SMK pada tahun 2009 dan pada saat itu menggarap komposisi karawitan yang berjudul “ALUNAN JIWA” dalam garapan ini saya menggunakan barungan gambelan semara pegulingan sebagai media utamanya, yang dikombinasi dengan alat perkusi yang disusun menyerupai drum dan sebuah seruling bali yang ukurannya kira-kira 1,5 meter. Garapan ini mendapat apresiasi yang baik oleh penguji yang memberikan penilaian pada saat itu. Untuk menambah pengalaman akhirnya mengambil program D1 di kampus “Sekolah Perhotelan Bali”. Dari menjadi mahasiswa di sana saya sedikitnya bisa tahu dengan system di sebuah hotel dan bisa belajar bahasa inggris di kampus tersebut, akan tetapi selama kuliah disana saya selalu menyempatkan diri untuk bermain gambelan di sanggar-sanggar antara lain sanggar cerakens dan alit sundari batuyang, di sanggar cerakens saya cenderung banyak mendapat pelajaran tentang musik yang bersifat inovasi maupun kontemporer, karena di sini banyak melakukan kerjasama dengan turis-turis asin, ikut serta dalam garapan komposisi mereka. Pada awalnya saya mendengar lagu-lagu mereka memang sedikit aneh, tapi lama-kelamaan saya jadi terbiasa dan sangat antusias jika ada turis yang membuat komposisi.

       Berbeda halnya dengan di sanggar alit sundari, di sini saya cenderung lebih banyak mendapat materi tradisi, yang biasanya wayang, arja, topeng, megambel pada acara-acara agama yang bersifat spiritual, lomba baleganjur dll. Dan kebetulan pada tahun 2012 sanggar ini mewakili kabupaten gianyar sebagai duta gong kebyar, saya pun ikut disana sebagai penabuh dan banyak pengalaman yang saya dapatkan selama proses latian berlangsung, saya bisa mendapat banyak ilmu disana untuk menambah bekal pengetahuan saya dalam bermusik.

          Pada tahun akhirnya saya lulus di SPB  pada tahun 2010  dan pada tahun 2012 akhirnya saya memutuskan untuk kembali melanjutkan kuliah di Institut Seni Indonesia. agar bisa memperdalam ilmu secara teori maupun praktek dan bisa menganal teman- teman dalam hobi yang sama yaitu karawitan,