MANFAAT TRI HITA KARANA

Posted by Arsa Wijaya on Maret 07, 2012
Tulisan

Mpu Kuturan yang datang di Bali pada abad ke-11 atas permintaan Raja Udayana dan Gunapriadharmapatni tidak hanya berhasil menyatukan berbagai sekte agama Hindu yang ada ketika itu dalam wadah kepercayan Tri Murti, tetapi juga telah meletakkan dasar-dasar kehidupan sosial religius dalam bentuk tatanan Desa Pakraman.

Desa Pekraman yang merupakan komunitas Hindu-Bali dibangun dengan kepercayaan Tri Murti di mana Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Brahma, Siwa, dan Wisnu distanakan di Pura Desa untuk Brahma, Pura Dalem untuk Siwa, dan Pura Segara atau Pura Puseh untuk Wisnu. Ketiga Pura ini dikenal sebagai Tri Kahyangan.

Atas dasar itu dikembangkan pula konsep Tri Hita Karana yang mengambil peranan manusia sebagai sentral atau penentu terwujudnya kebaikan dan kesejahteraan.

Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember 1966, pada waktu diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat Hindu Bali bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar. Konferensi tersebut diadakan berlandaskan kesadaran umat Hindu akan dharmanya untuk berperan serta dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kemudian istilah Tri Hita Karana ini berkembang, meluas, dan memasyarakat.

Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara:

  1. Manusia dengan Tuhan (Parahayangan)
  2. Manusia dengan alam lingkungannya (Palemahan)
  3. Manusia dengan manusia (Pawongan)

Konsep Tri Hita Karana memiliki konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi.  Pada dasarnya hakikat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Banyak manfaat yang bisa kita dapat jika kita bisa menerapkan ajaran Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana, berasal dari bahasa sansekerta. Kata Tri yang berarti tiga, Hita berarti sejahtera dan Karana berarti penyebab. Jadi pengertian  Tri Hita Karana adalah tiga hal pokok yang menyebabkan kesejahteraan, kebahagian dan kemakmuran hidup manusia. Bagian-bagian dari Tri Hita Karana yaitu, Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Parahyangan adalah hubungan baik antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, Pawongan adalah hubungan antara manusia dengan manusia, dan Palemahan adalah hubungan baik antara manusia dengan lingkungan.

Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan umat Hindu sebagai berikut.

  1. Hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang diwujudkan dengan Dewa yadnya.

Manusia adalah ciptaan Tuhan, sedangkan Atman yang ada dalam diri manusia merupakan percikan sinar suci kebesaran Tuhan yang menyebabkan manusia dapat hidup. Dilihat dari segi ini sesungguhnya manusia itu berhutang nyawa terhadap Tuhan. Oleh karena itu umat Hindu wajib berterima kasih, berbhakti dan selalu sujud kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rasa terima kasih dan sujud bhakti itu dapat dinyatakan dalam bentuk puja dan puji terhadap kebesaran-Nya, yaitu :

  1. Dengan bersembahyang dan melaksanakan yadnya.
  2. Dengan melaksanakan Tirtha Yatra atau Dharma Yatra, yaitu kunjungan ke tempat-tempat suci.
  3. Dengan melaksanakan Yoga Semadhi
  4. Dengan mempelajari, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama.
  5. Hubungan manusia dengan alam lingkungannya yang diwujudkan dengan Bhuta yadnya.

Sebagai mahluk sosial, umat Hindu tidak dapat hidup menyendiri. Mereka memerlukan bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Karena itu hubungan antara sesamanya harus selalu baik dan harmonis. Hubungan antar manusia harus diatur dengan dasar saling asah, saling asih dan saling asuh, saling menghargai, saling mengasihi dan saling membingbing. Hubungan antar keluarga dirumah tangga harus harmonis. Hubungan dengan masyarakat lainya juga harus harmonis. Hubungan baik ini akan menciptakan keamanan dan kedamaian lahir batin di masyarakat. Masyarakat yang aman dan damai akan menciptakan Negara yang tenteram dan sejahtera.

  1. Hubungan antara manusia dengan sesamanya diwujudkan dengan Pitra, Resi, Manusia Yadnya.

Manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Manusia memperoleh bahan keperluan hidup dari lingkungannya. Manusia dengan demikian sangat tergantung kepada lingkungannya. Oleh karena itu umat Hindu harus selalu memperhatikan situasi dan kondisi lingkungannya. Lingkungan harus selalu dijaga dan dipelihara serta tidak dirusak. Lingkungan harus selalu bersih dan rapi. Lingkungan tidak boleh dikotori atau dirusak. Hutan tidak boleh ditebang semuanya, binatang-binatang tidak boleh diburu seenaknya, karena dapat menganggu keseimbangan alam. Lingkungan justu harus dijaga kerapiannya, keserasiannya dan kelestariannya. Lingkungan yang ditata dengan rapi dan bersih akan menciptakan keindahan. Keindahan lingkungan dapat menimbulkan rasa tenang dan tentram dalam diri manusia.

Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan umat Hindu di Bali dapat dijumpai dalam perwujudan:

    1. Parahyangan
      1. Parahyangan untuk di tingkat daerah berupa Kahyangan Jagat
      2. Di tingkat desa adat berupa Kahyangan desa atau Kahyangan Tiga
      3. Di tingkat keluarga berupa pemerajan atau sanggah
    2. Palemahan
      1. Pelemahan di tingkat daerah meliputi wilayah Propinsi Bali
      2. Di tingkat desa adat meliputi “asengken” bale agung
      3. Di tingkat keluarga meliputi pekarangan perumahan
    3. Pawongan
      1. Pawongan untuk di tingkat daerah meliputi umat Hindu di Bali
      2. Untuk di desa adat meliputi krama desa adat
      3. Tingkat keluarga meliputi seluruh anggota keluarga

Dengan menerapkan Tri Hita Karana secara mantap, kreatif dan dinamis akan terwujudlah kehidupan harmonis yang meliputi pembangunan manusia seutuhnya yang astiti bakti terhadap Sanghyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada kelestarian lingkungan serta rukun dan damai dengan sesamanya. Setiap bagian-bagian Tri Hita Karana memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Keseimbangan, ketentraman, dan kedamaian tercapai apabila, manusia hidup dengan berpedoman pada segala tindakan yang baik. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan perlu terjalin secara harmonis, bilamana keharmonisan tersebut di rusak oleh tangan-tangan jahil, bukan mustahil alam akan murka dan memusuhinya. Perlu kita sadari bahwa alam lingkungan telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memanfaatkan alam lingkungan sebesar-besarnya guna kesejahteraan hidupnya.

Banyak sekali manfaat yang bisa kita terima jika kita sudah menerapkan ajaran Tri Hita Karana. Misalnya, jika kita sebagai manusia menjalin hubungan yang baik dengan manusia lain maka kita pastinya akan bisa hidup rukun, tentram dan damai dengan sesama manusia. Dan juga, jika kita sebagai manusia memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya (Palemahan) maka tidak akan terjadi bencana alam dan terciptalah lingkungan yang harmonis. Dan yang terakhir, jika kita menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan Yang Maha Esa yaitu dengan melakukan persembahyangan secara teratur  maka kita selalu mendapatkan perlindungan dan anugerah dari-Nya.

55 Comments to MANFAAT TRI HITA KARANA