- Abiansemal
- bale kulkul
- Banjar Lambing
- Delem
- desain interior isi-dps
- Gung Wayan Tjidera
- I Gusti Bagus Suarsana
- kekarangan
- keketusan
- Lukisan Singaraja
- lukisan wayang
- menggambar wayang 1-2
- ornamen
- ornamen 1
- pelestarian
- pepatran
- Pura
- Pura Desa
- Puseh
- relief
- seni
- Seniman
- Sibang Gede
- tatah kulit
- Tokoh Gong Kebyar
- wayang kulit
Posts tagged with 'ornamen'
Ornamen Banjar Lambing dan Ornamen Pura Puseh Desa Dalem Abian semal
Banjar Lambing Mambal dan Pura Puseh, Desa dan Dalem Abiansemal
Ornamen yang diterapkan pada ukiran bangunan ini adalah keketusan, pepatran dan kekarang. Dilihat dari bentuk ornamennya dibuat kira-kira tahun 1945. Dimana karakter dan makna yang ditampilkan penuh keagungan dan kekuatan magis, sehingga setiap bentuk ornamennya mempunyai jiwa. Untuk lebih jelas dibawah ini ditampilkan beberapa contoh ornamenya, mudah-mudahan berguna bagi siswa, mahasiswa dan masyarakat yang berminat belajar ornamen Bali.
ORNAMEN KEKARANGAN
ORNAMEN KEKARANGAN
Matakuliah: Ornamen I
Oleh: I Gusti Ngurah Agung jaya CK.,SSn.,M.Si
Institut Seni Indonesia (ISI-Denpasar),
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD),
Jurusan Kriya Seni
2013
Ornamen Kekarangan adalah sebuah hasil karya seni yang ide/konsep dasarnya diambil dari muka binatang yang hidupnya diari, didarat dan diudara dan muka manusia dan muka dewa-dewi. Bentuk muka ini kemudian distilir/dideformasi/dirubah dalam bentuk kekarangan. Bentuk kekarangan ini bertujuan menghias bagian-bagian pojok/sudut dan bagian tengah dari bangunan rumah pribadi, rumah adat dan bangunan suci. Makna yang terkandung pada ornament kekarangan adalah simbol-simbol kekuatan alam yang hidup didunia ini. Sehingga bangunan yang dihias dengan bentuk kekarangan menjadi kuat/kokoh dan dijauhkan dari kekuat-kekuatan gaib yang kiranya mengganggu kehidupan manusia, Hal ini dipercaya mampu menetralisir sifat-sifat negative di rubah menjadi sifat-sifat positif. Untuk lebih jelas dibawah ini akan ditampilkan kekarangan yang menghiasi bangunan rumah pribadi, rumah adat dan bangunan suci.
Contoh gambar tempat/letak ornamen kekarangan diterapkan.
1. Ornamen Karang Gajah, ide/konsep dari binatang gajah yang mempunyai kekuatan besar di dunia, kemudain diambil bentuk kepalanya dan distilir/dirubah menjadi bentuk karang gajah yang ditempatkan pada dasar bangunan di bagian sudut dan ditengah, sebagai lambang kekuatan/kekokohan sebuah bangunan.Sebagai pelengkap dihias dengan ornamen keketusan dan pepatran.
2. Ornamen Karang Tapel, adalah ide/konsep diambil dari bentuk muka/ tapeng, sebagai penutup muka, dimana bentuk muka distilir/digubah menjadi bentuk karang tapel dan dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran, ditempatkan pada sudut dan tengah bangunan bagian pinggang bangunan.
3. Ornamen Karang Goak, adalah ide/konsep diambil dari muka burung yang kemudian distilir menjadi karang goak yang dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran. Ditempatkan pada sudut dan tengah bangunan pada bagian atas bangunan dekat leher bangunan.
4. Ornamen Karang Daun, adalah ide/konsep dari seikat daun berbagai macam ukuran, kemudian distilir menjadi bentuk karang daun, yang dikombinasikan dengan keketusan, pepatran dan kekarangan.
5. Ornamen Karang Bentulu, adalah ide/konsep dari mahluk raksasa yang mempunyai mata satu dan besar, kemudian distilir menjadi bentuk karang bentulu dan dikombinasikan dengan keketusan, pepatran.
6. Ornamen karang dedari adalah ide/konsepnya di ambil dari kisah mahluk kayangan yang cantik, yang turun dari kayangan. muka dedari kemudian distilir menjadi bentuk ornamen dedari, dengan dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran.
7, ornamen Karang Rangda, adalah ide/konsep diambil dari cerita calonarang yang mempunyai kekuatan magis, simbol dari saktinya Ciwa yaitu Dwi Durga, kemudian distilir menjadi ornamen karang rangda, dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran.
8. Ornamen Karang Sai, adalah ide/konsep dari binatang kelelawar yang kecil dan muka yang seram dengan gigi yang tajam, keluar pada malam hari, kemudian distilir menjadi ornamen karang sai, dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran.
9. Ornamen Karang Singa, adalah ide/konsep diambil dari raja hutan/singa, kemudian distilir dan dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran menjadi ornamen karang singa.
10. Ornamen karang Garuda, adalah ide/konsep diambil dari cerita sang jarat karu yang mempunyai putra seekor burung garuda, kemudian distilir dan dikombinasikan dengan keketusan dan kekarangan, menjadi ornamen karang garuda.
11. Ornamen Karang Barong, adalah ide/konsep diambil dari cerita calonarang simbol kekuatan Ciwa untuk mengimbangi kekuatan Durga, kemudian distilir dan dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran.
12. Ornamen Karang Boma, adalah ide/konsep diambil dari cerita Bomantara, tentang kelahiran boma sebagai pelindung hutan belantara. Adapun ciri dari karang boma adalah gabungan dari muka raksasa dengan ornamen keketusan dan pepatran.
13. Ornamen Karang Batu, adalah ide/konsep diambil dari dasar dari bumi adalah batu dengan berbagai bentuk, kemudian di stilir menjadi karang batu yang dilengkapi oleh keketusan dan pepatran.
14.Ornamen Karang Naga adalah ide/konsep dari cerita sang jarat karu yang mempunyai anak tiri berupa 100 seekor ular/naga yang diasuhnya, bersama anaknya seekor burung garuda, naga ini distilir menjadi ornamen karang naga yang tempatnya diatas sebagai simbol kemakmuran sandang, pangan dan papan.
15. Ornamen Karang Empas/Kura-Kura Raksasa, adalah ide/konsep diambil dari cerita pemutaran mandara giri, simbol bumi dan tempat bumi berpijak/ dasarnya adalah seekor Kura-kura raksasa, yang di ikat oleh dua naga yaitu naga basuki simbol kesejahteraan sandang dan papan dan naga atantaboga simbol pangan. Bila empas bergerak maka akan terjadi gempa bumi, dengan di ikat oleh dua naga maka di harapkan bumi jarang terjadi gempa. karang empas dalam bangunan suci di Bali di letakkan pada bagian bawah/dasar padmasana.
16. Ornamen Karang Angsa, adalah ide/konsep dari binatang angsa yang disimbolkan sebagai bintang yang bijaksana, angsa ini kemudian distilir menjadi karang angsa yang ditempatkan pada bangunan padmasana bagian tengah padmasana bagian belakang padmasana.
17.Ornamen Karang Celeng/Babi adalah Ide/konsep di ambil dari cerita mencari ujung dan pangkal dari lingga Ciwa, yang pada intinya tidak pernah ketemu, atinya kekuasaan Tuhan tidak manusiapun yang mampu menyelaminya. Dewa Wisnu berubah menjadi seekor celeng/babi kemudian distilir menjadi karang celeng/babi.
18. Ornamen Karang Wilmana, adalah ide/konsep diambil dari wahana dari dewa Sambu, bentuknya raksasa yang bersayap, kemudian distilir menjadi karang wilmana.
Di harapkan kepada yang berminat belajar ornamen kekarangan, silahkan tuangkan kreativitas dalam ornamen kekarangan. tujuannya untuk melahirkan bentuk-bentuk baru ornamen kekarangan. selamat mencoba…..
ORNAMEN PEPATRAN
ORNAMEN PEPATRAN
Matakuliah: Ornamen I
Oleh: I Gusti Ngurah Agung jaya CK.,SSn.,M.Si
Institut Seni Indonesia (ISI-Denpasar),
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD),
Jurusan Kriya Seni
2013
Ornamen pepatran adalah ornamen yang ide/konsep di ambil dari tamanan yang merambat, seperti: tanaman labu, pare, timun, dan tanaman merambat liar, yang biasanya numpang pada pohon-pohon besar sebagai pagar rumah. Tanaman ini oleh senimannya dirubah/dideformasi/distilir menjadi sebuah karya seni berupa pengulangan, baik secara melingkar/lurus dikenal dengan nama pepatran. Tujuan pepatran ini adalah untuk menghias rumah pribadi/adat/tempat suci yang khusus berkembang di Bali. Pepatran ini menghiasi bagian-bagian yang lebar dan memanjang, baik berupa segi empat, segi empat panjang, baik tempatnya ditengah, dipinggir/bidang bidang yang lebar, juga sebagai pelengkapdari ornament kekarangan. Makna yang terkandung pada pepatran adalah memberikan perlindungan kepada kehidupan manusia dari rasa takut, panas, haus dan yang lainnya. Sehingga memberikan kenyamanan bagi manusia yang tinggal dilingkungan bangunan yang dihiasi oleh pepatran. diBerikut ini akan ditampilkan pepatra yang diterapkan pada bangunan rumah pribadi/adat dan tempat suci.
1. Oranmen Patra Samblung, adalah ide/konsep dari tanaman merambat seperti pohon samblung, yang mana terdiri dari daun, bunga dan buah, yang distilir menjadi motif patra samblung.
3. Ornamen Patra Punggel, adalah gabungan dari beberapa keketusan yang terdiri dari batu poh, jengger siap, kuping guling, patra wayah, ampas nangka/tunas muda, dan distilir menjadi motif patra punggel.
4. Ornamen Patra Cina, adalah ide/konsep dari tanaman bunga mawar yang berduri, ornamen ini bentuknya naturalis yang dibawa oleh bangsa Cina dalam pengembaraannya ke Bali, lukisan dan pahatannya masih tersimpat di Puri Karangasem, kemudian distilir menjadi bentuk patra cina.
5. Ornamen Patra Sari, adalah ide/konsep dari patra punggel yang terdiri dari punggel yang kecil dan besar dikombinasikan menjadi bentuk bunga, kemudian distilir menjadi motif patra Sari.
6. Ornamen Patra Banci, adalah ide/konsep dari beberapa gabungan patra, kemudian distilir menjadi motif patra banci.
7. Ornamen Tatah Kulit, adalah ornamen yang diambil dari patra punggel dan lainnya, kemudian distilir menjadi bentuk ornamen tatah kulit.
8. Ornamen patra Prancis, adalah ornamen yang berasal dari prancis yang menampilkan bentuk natural dengan geometris, kemudian distilir menjadi bentuk ornamen patra prancis, dengan ciri banyaknya bentuk-bentuk giometris pada setiap bentuk patra yang akan di pranciskan.
Harapannya … bagi yang berminat belajar ornamen pepatran, contoh sudah ditampilkan, tinggal dikembangkan, dikreasikan, sehingga mampu menciptakan ornamen pepatran yang baru, sehingga oranmen pepatran tetap berkembang, ajeg dan lestari, astungkara….
ORNAMEN KEKETUSAN
ORNAMEN KEKETUSAN
Matakuliah: Ornamen I
Oleh: I Gusti Ngurah Agung jaya CK.,SSn.,M.Si
Institut Seni Indonesia (ISI-Denpasar),
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD),
Jurusan Kriya Seni
2013
Ornamen Keketusan adalah sebuah hasil karya seni yang ide/konsep dasarnya diambil dari benda-benda alam, tumbuh-tumbuhan, dan juga binatang. Bentuk alam ini kemudian distilir/dideformasi/dirubah dalam bentuk ornament. Tujuan ornament keketusan diciptakan untuk mengisi bagian-bagian pepalihan (bagian-bagian yang berbentuk segi-empat panjang, seperti pundan berundak-undak), dari bangunan arsitektur tradisional Bali. Ornamen keketusan banyak ragamnya yang telah diterapkan pada bangunan tradisional Bali. Makna yang terkandung pada ornamen keketusan adalah sebagai pengikat sifat-sifat positif, baik itu berupa terpenuhinya sandang, pangan, papan, yang terpenting hidup rukun, damai sejahtera baik dikehidupan sekarang ini dan akhirat. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini akan ditampilkan bentuk-bentuk ornamen keketusan.
1. Ornamen Keketusan Kakul-kakulan, adalah ide/konsep ornamen yang diambil dari ekor siput yang distilir menjadi sebuah keketusan motif kakul-kakulan.
2. Ornamen Keketusan Genggong, adalah ide/konsep dari tanaman kapu-kapu yang distilir menjadi motif keketusan genggong.
3.Ornamen Keketusan Api-apian, adalah ide/konsep dari api yang menyala, kemudian distilir menjadi sebuah motif keketusan api-apian.
4. Ornamen Keketusan Tali Ilut, adalah ide/konsep dari tali yang diputar, sehingga menjadi motif keketusan tali ilut.
5. Ornamen Keketusan Mas-Masan, adalah ide/konsep diambil dari bunga mawar yang disusun berirama dan distilir menjadi motif mas-masan.
6. Ornamen Keketusan Bias Membah, adalah ide/konsep dari deburan ombak dilaut menjadikan pasir laut membentuk sebuah irama, dan distilir menjadi motif bias membah.
7. Ornamen Keketusan Batu-Batuan, adalah ide/konsep dari batu-batu yang ada disungai dan kemudian distilir menjadi motif batu-batuan.
8. Ornamen Keketusan Paku Pipit, adalah ide/konsep dari tanaman palm dan yang sejenisnya, kemudian distilir menjadi motif paku pipit.
9. Ornamen Keketusan Huruf T, adalah ide/konsep dari huruf T yang dibulak balik, kemudian distilir menjadi motif huruf T.
11. Ornamen Keketusan Huruf L, adalah ide/konsep dari huruf L yang dibulak balik dan distilir menjadi motif huruf L.
16. Ornamen KeketusanVentilasi, adalah ide/konsep dari lubang udara di atas pintu rumah, yang disusun secara teratur dan distilir menjadi motif ventilasi.
17. Ornamen Keketusan karya Mahasiswa interior angkatan 2013, FSRD ISI-dps; Dengan teknik sigar mangsi. Teknik sigar mangsi adalah membuat gradasi dari hitan ke putih atau dari putih ke hitam, dengan menggunakan bak(tinta yang dihasilkan dengan cara menggosok tinta berupa batangan) hasil gosokan ini kemudian dipakai untuk mempoles bidang gambar, dengan teknik ditumpuk satu persatu, makin gelap dan gelap atau sebaliknya dari terang kegelap. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
Bagi yang berminat belajar dan mengasah ketrampilan dan kreativitas, dalam bentuk ornamen keketusan, contoh sudah ada, siapa tahu anda berhasil menemukan/menciptakan ornamen keketusan yang baru, selamat mencoba…., semoga berhasil….., good luck….
PELESTARIAN BENTUK ORNAMEN PADA BANGUNAN BALE KULKUL DESA KUWUM PURA DALEM MENGWI.
ORNAMEN 3
PELESTARIAN BENTUK ORNAMEN PADA BANGUNAN BALE KULKUL DESA KUWUM PURA DALEM MENGWI.
OLEH IGUSTI NGURAH AGUNG JAYA CK.,SSN.,M.SI
PS KRIYA SENI, FSRD, ISI DPS
04MARET2013
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan. Dilapangan karekter dari ornament yang diterapkan pada bangunan bale kulkul Pura Dalem, yang berada di desa kuwum mengwi bahwa: nilai-nilai senirupa sangat menonjol sekali, dilihat dari bentuk, proporsi, komposisi, keseimbangan, dan karakter seniman sangat menonjol. Bale kulkul di desa kuwum dibuat sekitar tahun 1970an, yang masih kokoh bertahan sampai sekarang. Namun ada beberapa bagian sudah mulai patah, retak, dan beberapa bagian bawah tempat dari ornamen karang gajah/asti sudah dikubur oleh beberapa limbah bangunan, karena meninggikan batas irigasi. Padahal bentuk karakteristik ornamen karang gajah sangat realistis dalam artian sudah menampilkan bentuk anatomi. Dari keseluruhan oranmen yang ditampilkan sangat kental bernuansa anatomi yang memperlihatkan lekukan tumbuh dan gaya dari masing-masing karakter yang ditampilkan. Untuk lebih jelasnya anda bisa lihat beberapa gambar foto yang diambil pada tanggal 01 maret 2013, sekitar jam 10 wita. Makin berkembangnya pengaruh global, bangunan bale kulkul pura dalem desa kuwum mengwi, bisa saja diganti dengan bale kulkul yang baru, sehingga nilai estetik dan istoris dari ornamen yang pernah ada di desa kuwum pura dalem mengwi akan hilang. Mudah-mudahan dengan adanya dokumentasi kecil ini bisa berguna bagi masyarakat Bali pada umumnya dan masyarakat kuwum pada kususnya.