Karya
Ornamen Banjar Lambing dan Ornamen Pura Puseh Desa Dalem Abian semal
Banjar Lambing Mambal dan Pura Puseh, Desa dan Dalem Abiansemal
Ornamen yang diterapkan pada ukiran bangunan ini adalah keketusan, pepatran dan kekarang. Dilihat dari bentuk ornamennya dibuat kira-kira tahun 1945. Dimana karakter dan makna yang ditampilkan penuh keagungan dan kekuatan magis, sehingga setiap bentuk ornamennya mempunyai jiwa. Untuk lebih jelas dibawah ini ditampilkan beberapa contoh ornamenya, mudah-mudahan berguna bagi siswa, mahasiswa dan masyarakat yang berminat belajar ornamen Bali.
Relief Pura Banjar Busana Sibang Gede
RELIEF DI PURA BANJAR BUSANA SIBANG GEDE
Ornamen yang dipahatkan pada bangunan Pura dan Bale Kulkul adalah ornamen keketusan, kekarangan, pepatran dan relief bercerita. Hal ini merupakan sebagai simbol dari alam semesta, dengan masing-masing karakter yang berbeda. Ornamennya sangat luwes dan dinamis, tapi mengandung makna keagungan. Hal ini disebabkan oleh karakter seniman yang memahatnya. Setiap seniman pasti berbeda-beda karakternya. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat contoh dibawah ini, mudah-mudahan berguna bagi siswa, mahasiswa dan masyararakat yang belajar ornamen Bali.
SENIMAN I GUSTI BAGUS SUARSANA
SENIMAN I GUSTI BAGUS SUARSANA.,BA
(TOKOH SENIMAN KERAWITAN GONG KEBYAR DAN PELUKIS WAYANG GAYA SINGARAJA BULELENG)
Oleh : I Gusti Ngurah Agung Jaya CK, SSN. M.Si. NIP.196880516 199802 1
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN PS KRIYA SENI
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012
Menggambar wayang merupakan ide kreatif dari masing-masing seniman/yang suka menggambar wayang Bali. Hal ini dapat kita jumpai berbagai macam gaya yang ditampilkan dalam menciptakan gambar wayang Bali. Jika kita perhatikan masing-masing seniman dalam menuangkan idenya dengan model yang sama, namun tetap hasilnya berbeda dari masing-masing senimannya. Hal ini disebabkan oleh setiap seniman mempunyai karakter, goresan, cara pandang dan kenyamanan dalam menciptakan sebuah karya seni. Untuk itu dalam kesempatan ini akan ditampilkan salah satu seniman yang mempunyai karakter wayang yang mendekati tatah wayang kulit Bali, namanya I Gusti Bagus Suarsana, yang mana beliau berlatar belakang seorang seniman karawitan gong kebyar dari Buleleng/Singaraja. Pada kesempatan ini akan ditampilkan beberapa hasil karya beliau dengan bentuk seketsa dan gambar wayang yang telah diwarna. Hal ini bertujuan supaya bagi yang ingin belajar menggambar wayang Bali. Bisa sebagai inspirasi dalam menuangkan ide-ide kreatif dalam berkarya seni.
Seniman Gung Wayan Tjidera (1936-2007)
Seniman Gung Wayan Tjidera
(Tokoh Seniman Lukis wayang Gaya Kerambitan Tabanan)
Oleh : I Gusti Ngurah Agung Jaya CK, SSN. M.Si. NIP.196880516 199802 1 001
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN PS KRIYA SENI
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013
Nama : Drs. Gung Wayan Tjidera., M.Si. tempat lahir Penarukan, Kec Kerambitan, Kab Tabanan. Prop Bali. Tgl 6 Oktober 1936. Beliau adalah seorang seniman yang mengabdi pada seni rupa khususnya seni lukis wayang modern. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman beliau untuk selalu berkarya. Pada masa hidupnya pak gung tjidera banyak menghasilkan karya seni lukis wayang yang mengarah pada proses modern. Karya lukisan pak Gung Tjidera banyak dipajang di museum dan gallery yang ada di Bali. Pada kesempatan ini, karya- karya Bapak Gung Wayan Tjidera akan ditampilkan dalam belajar menggambar wayang. Mudah-mudahanbagi mahasiswa yang menempuh belajar menggambar wayang I, dapat inspirsi untuk belajar menggambar wayang sesuai dengan karakter masing-masing. Beberapa hasil karya Bapak Gung Wayan Tjidera.
1.Foto seniman Drs Gung Wayang Tjidera. M.Si.
2. Lukisan wayang Gung Tjidera tahun 1974, tentang kesetiaan binatang pada majikannya (Seorang Resi yang dipenjara)
3. Tokoh Rama dan Laksamana karya tahun 2001.
4. Tokoh Dewa, karya tahun 2001.
5. Hanoman duta, karya tahun 2001.
6. Pandawa keracunan ditelaga dan diselamatkan oleh Dewa Bayu karya tahun 2004.
7. Rama dan Laksamana lagi berteduh dikawal Sugriwa, karya tahun 2004.
8. Rama dan Hanoman membuat jembatan sitibande, karya tahun 2004.
9. Rama dan Laksamana, karya tahun 2004.
10. Drupadi dipermalukan di persidangan Astinapura, karya tahun 2004.
11. Sayembara Dewi Drupadi, karya tahun 2004.
12. Krisna menampilkan wujud Aslinya, karya tahun 2004.
13. Krisna, Duryodana dan Arjuna, karya tahun 2004.
14. Jatayu duta, karya tahun 2004.
15. Kidang Mas Buat Dewi Sitha, karya tahun 2004.
16. Begawatgitha, karya tahun 1995.
17. kelahiran Pandawa, karya tahun 2004.
18. Berata menyembah sandal sebagai simbol Rama bersamanya, karya tahun2005.
19. Hanoman duta, karya tahun 2005.
20. Kekuatan Kumbakarna,karya tahun 2005.
21. Pandawa 12 tahun di hutan, karya tahun 2005.
22. Pandawa dihutan, karya tahun2005.
23. Lahirnya Pandawa, karya tahun 2005.
24. Hanoman duta, karya tahun 2005.
25. Dewa Ruci, karya tahun 1999.
27. Sutasoma, karya tahun 1982.
28. Gung Jaya CK berfose di depan lukisan Gung Wayan Tjidera. Karyanya di sebelah kanan bawah saya, berwana merah
ORNAMEN KEKARANGAN
ORNAMEN KEKARANGAN
Matakuliah: Ornamen I
Oleh: I Gusti Ngurah Agung jaya CK.,SSn.,M.Si
Institut Seni Indonesia (ISI-Denpasar),
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD),
Jurusan Kriya Seni
2013
Ornamen Kekarangan adalah sebuah hasil karya seni yang ide/konsep dasarnya diambil dari muka binatang yang hidupnya diari, didarat dan diudara dan muka manusia dan muka dewa-dewi. Bentuk muka ini kemudian distilir/dideformasi/dirubah dalam bentuk kekarangan. Bentuk kekarangan ini bertujuan menghias bagian-bagian pojok/sudut dan bagian tengah dari bangunan rumah pribadi, rumah adat dan bangunan suci. Makna yang terkandung pada ornament kekarangan adalah simbol-simbol kekuatan alam yang hidup didunia ini. Sehingga bangunan yang dihias dengan bentuk kekarangan menjadi kuat/kokoh dan dijauhkan dari kekuat-kekuatan gaib yang kiranya mengganggu kehidupan manusia, Hal ini dipercaya mampu menetralisir sifat-sifat negative di rubah menjadi sifat-sifat positif. Untuk lebih jelas dibawah ini akan ditampilkan kekarangan yang menghiasi bangunan rumah pribadi, rumah adat dan bangunan suci.
Contoh gambar tempat/letak ornamen kekarangan diterapkan.
1. Ornamen Karang Gajah, ide/konsep dari binatang gajah yang mempunyai kekuatan besar di dunia, kemudain diambil bentuk kepalanya dan distilir/dirubah menjadi bentuk karang gajah yang ditempatkan pada dasar bangunan di bagian sudut dan ditengah, sebagai lambang kekuatan/kekokohan sebuah bangunan.Sebagai pelengkap dihias dengan ornamen keketusan dan pepatran.
2. Ornamen Karang Tapel, adalah ide/konsep diambil dari bentuk muka/ tapeng, sebagai penutup muka, dimana bentuk muka distilir/digubah menjadi bentuk karang tapel dan dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran, ditempatkan pada sudut dan tengah bangunan bagian pinggang bangunan.
3. Ornamen Karang Goak, adalah ide/konsep diambil dari muka burung yang kemudian distilir menjadi karang goak yang dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran. Ditempatkan pada sudut dan tengah bangunan pada bagian atas bangunan dekat leher bangunan.
4. Ornamen Karang Daun, adalah ide/konsep dari seikat daun berbagai macam ukuran, kemudian distilir menjadi bentuk karang daun, yang dikombinasikan dengan keketusan, pepatran dan kekarangan.
5. Ornamen Karang Bentulu, adalah ide/konsep dari mahluk raksasa yang mempunyai mata satu dan besar, kemudian distilir menjadi bentuk karang bentulu dan dikombinasikan dengan keketusan, pepatran.
6. Ornamen karang dedari adalah ide/konsepnya di ambil dari kisah mahluk kayangan yang cantik, yang turun dari kayangan. muka dedari kemudian distilir menjadi bentuk ornamen dedari, dengan dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran.
7, ornamen Karang Rangda, adalah ide/konsep diambil dari cerita calonarang yang mempunyai kekuatan magis, simbol dari saktinya Ciwa yaitu Dwi Durga, kemudian distilir menjadi ornamen karang rangda, dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran.
8. Ornamen Karang Sai, adalah ide/konsep dari binatang kelelawar yang kecil dan muka yang seram dengan gigi yang tajam, keluar pada malam hari, kemudian distilir menjadi ornamen karang sai, dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran.
9. Ornamen Karang Singa, adalah ide/konsep diambil dari raja hutan/singa, kemudian distilir dan dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran menjadi ornamen karang singa.
10. Ornamen karang Garuda, adalah ide/konsep diambil dari cerita sang jarat karu yang mempunyai putra seekor burung garuda, kemudian distilir dan dikombinasikan dengan keketusan dan kekarangan, menjadi ornamen karang garuda.
11. Ornamen Karang Barong, adalah ide/konsep diambil dari cerita calonarang simbol kekuatan Ciwa untuk mengimbangi kekuatan Durga, kemudian distilir dan dikombinasikan dengan keketusan dan pepatran.
12. Ornamen Karang Boma, adalah ide/konsep diambil dari cerita Bomantara, tentang kelahiran boma sebagai pelindung hutan belantara. Adapun ciri dari karang boma adalah gabungan dari muka raksasa dengan ornamen keketusan dan pepatran.
13. Ornamen Karang Batu, adalah ide/konsep diambil dari dasar dari bumi adalah batu dengan berbagai bentuk, kemudian di stilir menjadi karang batu yang dilengkapi oleh keketusan dan pepatran.
14.Ornamen Karang Naga adalah ide/konsep dari cerita sang jarat karu yang mempunyai anak tiri berupa 100 seekor ular/naga yang diasuhnya, bersama anaknya seekor burung garuda, naga ini distilir menjadi ornamen karang naga yang tempatnya diatas sebagai simbol kemakmuran sandang, pangan dan papan.
15. Ornamen Karang Empas/Kura-Kura Raksasa, adalah ide/konsep diambil dari cerita pemutaran mandara giri, simbol bumi dan tempat bumi berpijak/ dasarnya adalah seekor Kura-kura raksasa, yang di ikat oleh dua naga yaitu naga basuki simbol kesejahteraan sandang dan papan dan naga atantaboga simbol pangan. Bila empas bergerak maka akan terjadi gempa bumi, dengan di ikat oleh dua naga maka di harapkan bumi jarang terjadi gempa. karang empas dalam bangunan suci di Bali di letakkan pada bagian bawah/dasar padmasana.
16. Ornamen Karang Angsa, adalah ide/konsep dari binatang angsa yang disimbolkan sebagai bintang yang bijaksana, angsa ini kemudian distilir menjadi karang angsa yang ditempatkan pada bangunan padmasana bagian tengah padmasana bagian belakang padmasana.
17.Ornamen Karang Celeng/Babi adalah Ide/konsep di ambil dari cerita mencari ujung dan pangkal dari lingga Ciwa, yang pada intinya tidak pernah ketemu, atinya kekuasaan Tuhan tidak manusiapun yang mampu menyelaminya. Dewa Wisnu berubah menjadi seekor celeng/babi kemudian distilir menjadi karang celeng/babi.
18. Ornamen Karang Wilmana, adalah ide/konsep diambil dari wahana dari dewa Sambu, bentuknya raksasa yang bersayap, kemudian distilir menjadi karang wilmana.
Di harapkan kepada yang berminat belajar ornamen kekarangan, silahkan tuangkan kreativitas dalam ornamen kekarangan. tujuannya untuk melahirkan bentuk-bentuk baru ornamen kekarangan. selamat mencoba…..