BHAGAVAD GITA
Oleh :
Sri Srimad
A.C.Bhaktivedanta Svami Prabhupada
PEMBAHASAN
Bhagawadgita merupakan ajaran universal yang diperuntukkan untuk seluruh umat manusia, sepanjang masa. Untuk mengetahui rahasia kehidupan sejati di dunia ini sehingga dapat terbebaskan dari kesengsaraan dunia dan akhirat . Umat Hindu meyakini, Bhagawadgita merupakan ilmu pengetahuan abadi, yakni sudah ada sebelum umat manusia menuliskan sejarahnya dan ajarannya tidak akan dapat dimusnahkan.
Adapun Sloka yang terdapat dalam Bhagavad Gita
DRUPADO DRAUPADEYAS CA SARVASAH PRTHIVI PATE
SAUBHADRAS CA MAHA BAHUH
SANKHAN DADHMUH PRTHAK PRTHAK
Artinya :
Sanjaya menyebut dastrasta sebagai penguasa bhumi dengan maksud,mengingatkan sebagai seorang Raja yang seharusnya menjaga ketentraman negerinya dalam kedamaian dan bukan membawanya dalam keruntuhan dalam peperangan yang tidak seharusnya terjadi.Dan kini bayangan kemusnahan sudah ada di dalam mata dan mala petaka akan menimpa seluruh rakyat,Sanjaya seakan akan mempertanyakan keputusan yang akan di ambil oleh penguasa bhumi ini sekarang.
Di dalam Sloka tersebut terdapat alat music Terompet,mengapa…?
Trompet adalah alat musik tiup logam. Terletak pada jajaran tertinggi di antara tuba, eufonium, trombon, sousafon, French horn, dan Bariton.
Di dalam sloka tersebut terompet hanya di pergunakan pada saat,datang nya sang Raja,pada saat pertemuan,dan pada saat mengawali peperangan.
Perkembangan Tabuh
Kreasi Kekebyaran Dewasa Ini
Oleh :
I Nyoman Windha SSKar,MA.
PEBAHASAN
Seni karawitan atau tabuh sebagai salah satu warisan budaya masa silam senantiasa mengalami pembaharuan atau modernisasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru yang bersifat inovatif, kreativitas adalah modalnya, dan dengan kreativitas yang dimiliki setiap generasi seniman untuk mau mengaktualisasikan dan memberikan sentuhan baru pada kesenian yang mereka miliki. Di bidang seni karawitan, berbagai bentuk dan jenis karya tabuh kreasi kekebyaran, atau yang lazim disebur dengan “ tabuh kreasi baru “ telah mampu di gelar dlam berbagai peristiwa budaya yang bergengsi.
Secar umum tabuh kreasi kekebyaran bisa didefinisikan sebagai tabuh garapan baru yang menggunakan media ungkap gamelan gong kebyar, yang merupakan salah satu barungan gamelan Bali yang dewasa ini paling popular. Sebagai jenis gamelan yang tergolong baru, gong kebyar dapat dikatakan telah menguasai dunia seni gamelan bali. Fleksibelitasnya dalam mengadopsi atau menyerap nuansa-nuansa music daerah lain, yang kemudian di olah untun disesuaikan dengan napas kebyar, merupakan salah satu sifat gong kebyar yang khas. Pengalaman pribadi penulis terhadap karya-karya tabuh kreasi kekebyaran sejak beberapa tahun terakhir ini yaitu, betul-betul luar biasa dari beberapa para composer tabuh kreasi kekebyaran dewasa ini dilihat dari pengembangan atau pengolahan ide bentuk, penampilan, dan elemen-elemen musiknya
PENGEMBANGAN IDE
Jika diamati, pemunculan tabuh-tabuh kreasi kekebyaran, sejauh ini masih sangat bergantung kepada kegiatan Festival Gong Kebyar yang merupakan bagian peristiwa tahunan PKB. Sejak awal PKB sajian Gong Kebyar, menjadi atraksi yang paling dinanti- nanti oleh masyarakat, lebih dari acara-acara lainnya di gelar dalam peristiwa budaya bergengsi ini. Tabuh kreasi baru merupakan salah satu materi pokok festival harus mengacu pada criteria yang ada di samping harus menyentuh tema sentral PKB yang berubah-ubah setiap tahunnya.
Sesuai dengan tema yang di usung PKB ide setiap garapan yang ditampilkan di forum ini diharapkan bisa mendukung tema yang ada. Seorang composer hendaknya jangan trburu-buru menyerah terhadap pembatasan criteria yang diberikan panitia karena, pembatasan tersebut belum tentu berarti mempersempit ruang gerak melainkan justru memberikan arah yang jelas untuk menuju suatu tujuan contohnya, ketika penulis menciptakan tabuh kreasi berjudul Lekesan pada tahun 2001, sebuah tabuh yang bertemakan persatuan yang ditampilkan oleh sekaa Gong Sida Nada Mredangga Desa Sidakarya ,Denpasar Selatan sebagai duta Kota. Denpasar. Kebetulan karya ini mendapatkan kategori terbaik dalam festival Gong Kebyar se-Bali pada tahun itu. Ide garapan ini tentang sebuah energy tabuh sebagai ansambel utama, namun disana-sini penulis menambahkan beberapa instrument perkusi lainnya seperti :
- 4 buah rebana
- 2 buah tamburin
- 4 buah kendang angklung
- 10 buah suling
Diangkatnya alat rebana yang bernuansa budaya muslim pada tabuh kreasi ini tidak lepas dari sebuah upaya untuk mengusung tema Persatuan dan semangat Kebangsaan dengan memanfaatkan potensi lingkungan sekitar
PENGENBANGAN TEKNIK DAN PENAMBAHAN INSTRUMENT
Kita semua mengetahui teknik-tenik dan instrument yang terdapat dalam barungan Gong Kebyar. Untuk mendapatkan nuansa baru, seorang composer sering melakukan pengembangan teknik pukulan dan tutupan (tetekep) hal ini dimaksudkan untuk memperoleh panjang pendeknya suara sumber bunyi yang diinginkan composer termasuk juga warna nada (timre) karena melalui pengolahan teknik tertentu akan bisa didapat warna nada tertentu pula. Pengembangan teknik seperti ini dalam alat-alat pukul seperti gangsa, reong, gong, kempul, dll. Belakangan ini sering juga dilakukan penambahan suling sehingga menjadi 10 sampai 18 buah dengan teknik permainan yang terus dikembangkan. Teknik meniup suling Bali yang lazim adalah “Ngunjar Angkihan”. Akhir-akhir ini suling juga dimainkan dengan teknik seperti meniup terompet, karemna untuk memperoleh suasana baru untuk mendukung idea tau tema dari garapan tersebut.
PENGEMBANGAN PENAMPILAN DAN SETING INSTRUMEN
Selama ini music atau gamelan Bali pada umumnya disajikan hanya untuk memuaskan indera pendengaran. Indera pengelihatan belum banyak di libatkan. Untuk memenuhi tuntunan, kedua indera ini, penyajian music Bali tidak cukup hanya mengandalkan suara alat, penampilan penabuh di atas pentas perlu di mendapat perhatian yang serius, jangankan dalam konteks Festival yang ada tim penilai dengan penonton yang membludak, dalam konteks pertunjukan ngayah pun jika ada banyak penonton akan berusaha untuk bergaya guna menunjukan penampilan yang baik sejauh tidak terlalu berlebih-lebihan. Penampilan penabuh Gong Kebyar, khususnya dalam konteks Festival Gong Kebyar sudah mengalami perkembangan yang luar biasa, bahkan terkesan agak berlebihan namun penampilan penabuh seperti ini tidak usah disalahkan karena model penampilan yang seperti inilah yang kini lagi ngetren.
Untuk lebih mendukung penampilan penabuh diatas pentas kini penempatan gamelan juga ssudah semakin ditata. Sejak beberapa tahun belakangan ini sudah mulai digunakan terap atau level yang berundag-undag. Dengan penggunaan level seperti ini dimaksudkan agar semua penabuh dan gerak gerik mereka ketika memainkan isntrumen menjadi terlihat jelas oleh penonton. Metode penampilan seperti ini juga mempengaruhi tata busana dan rias para penabuh. Akibattnya belakangan ini penabuh Gong Kebyar terutama dalam Festival Gong Kebyar, sudah mulai menggunakan make up sehingga menimbulkan kesan glamor.
PENGEMBANGAN UNSUR-UNSUR MUSIKAL
Di dalam menggarap sebuah tabuh kreasi baru Gong Kebyar, para composer diberikan kebebasan berkreativitas berdasarkan selera dan rasa indahnya masing-masing, selain itu sesuai dengan tuntutan sebuah karya kreasi baru, yakni suatu proses kreativ yang menuntut pembaharuan membuat suatu karya yang lain dari biasanya para composer berusaha menyiasati karaya-karya mereka sal satunya melalui pengembangan idiom-idiom music dari kelompok budaya lain yang kemudian dikemas ke dalam nuansa kebyar seperti memasukkan motif-motif permainan music barat counterpourent yaitu melodi bebas.
Melodi sebagai salah satu kekuatan kerawitan Bali yang juga telah mengalami perkembangan luar biasa. Satu hal yang paling menonjol dalam perkembangan tabuh kreasi kekebyaran dewasa ini adalah pengolahan ritmenya dengan memasukkan motif ganda, dan kejelian para composer juga Nampak dalam upayanya menemukan hal-hal baru. Untuk menghindari dari apa yang sudah terlalu lazzim dan lumrah dalam seni karawitan Bali. Misalnya, pengalihan atau transisi, yang merupakan salah satu bagian dari komposisi yang dianggap kurang penting, yang disiasati menjai bagian yang penting. Ada juga yang mampu membuat kejutan dengan cara melakukan transisi sepi sesaat untuk memunculkan sesuatu yang mudah di tebak, hal ini merupakan suatu cara yang jitu untuk memberikan tanda khusus terhadap sebuah karya komposisi karawitan
Demikian yang bisa saya sampaikan.Adapun yang bisa saya tanggapi di isi buku ini adalah,Jika ingin berhasil menjadi seorang composer,haruslah banyak mendengar music apa saja dan dari lingkungan budaya mana saja.Dengan cara seperti itu akan bisa muncul gagasan-gagasan baru dalam berkarya.
Sekian,dan terimakasih
Serba-Serbi Tari Baris
Antara Fungsi Sakral dan Profan
Oleh: I Wayan Kardji
Aneka Tari Baris
Masyarakat Bali mengenal banyak tari yang berfungsi sebagai seni sakral maupun seni profan seperti tari teruna jaya,margapati,sanggiang,joged,gandrung,topeng pajegan,jauk,baris,dan sebagai nya.Biasa nya,tari-tarian tersebut tanpa menggunakan suatu lakon,sedangkan yang menggunakan lakon atau cerita tertentu seperti legong,topeng prembon,arja,drama gong calonarang,wayang wong,wayang parwa,cupak granting dan lain sebagainya.Di bawah ini akan di coba untuk menguraikan secara satu persatu tari baris tersebut.
- 1. Baris Dadap dan Baris Presi
Kedua jenis baris ini,sering di tarikan pada saat di adakan upacara Panca Walikrama(upacara yang diadakan sepuluh tahun sekali di Pura Besakih). Penari dari baris Dadap dan Presi pada saat menari selalu memandang ke Utara ke alun-alun penuh dengan para tanda dan para mentri yang membawa tombak putih dan di apit oleh pasukan perisai. Kelompok yang menggunakan Dadap (Tameng Kayu) kelompok sangkur dan kelompok perisai besi semuanya menyelip keris di pinggang, semua keris itu bertahtakan emas.
- 2. Baris Gede
Ada dua tipe baris gede yang di kenal di Bali. Tipe pertama, baris gede yang menggunkan tombak belang (tombak poleng) dengan busananya memakai pakaian sederhana seperti ; gringsing, cepuk, batik, dan kain kuni lainnya dan juga menggunakan baju hitam celana panjang putih, badong sederhana, dan awir berupa selendang dan gelungannya sama dengan baris tunggal, hanya saja bunga atas terbuat dari kayu seperti janger. Sedangkan tipe yang lainnya hanya berbeda di baju yang belang (poleng) tanpa menggunakan tombak dan tanpa badong serta kainnya yang serba belang (poleng). Seperti yangbisa kita lihat di daerah Kintamani yaitu dipura Ulundanu Batur.
- 3. Baris JojorJenis tari Baris ini menggunakan senjata kampak dimana busananya menggunkan saput, prada baju putih, bapang sedehana, tidak lebih dari 2 selendang kain kuna sebagai awir dan gelungannya sama dengan Baris Gede serta menggunakan tombak. Tari Baris Jojor biasanya ditarikan untuk upacara piodalan di Pura Tirta Empul (Tampak Siring).
- 4. Baris Panah
Jenis Baris ini juga dipakai pelengkap upacara piodalan. Baris ini terdapat di desa Julah (Bali Utara) busana yang digunakan yaitu, kain kancut, baju kemeja putih, keris, destar batik, dan di tangan kanannya terdapat busur panah.
- 5. Baris Bedil
Baris ini juga di gunakan sebagai pelengkap upacara piodalan di Pura Tirta Empul dan busananya juga sama dengan barsi jojor hanya saja senjata kampak di ganti dengan bedil (senapan)
- 6. Baris Jangkang
Tari baris ini sagat berbeda yaiu menggunakan busana yang sangat sederhana yaitu, menggunakan keraras (daun pisang yang kering) mirip dengan Barong Brutuk yang ada di Trunyan. Baris ini hanya terdapat di Nusa Penida.
- 7. Baris Cekutil
Baris ini menggunakan topeng seperti topeng penasar dan kostum baris ini sangat sederhana yang hanya terdapat di Julah (Bali Utara).
- 8. Baris Bajra
Baris ini menggunakan senjata Bajra (Genta). Tari baris ini menggunakan kostum mirip dengan baris jangkang yang terdapat juga di Bali Utara.
- 9. Baris Demang
Baris ini menggunakan beliung atau lemat, mahkotanya sama dengan baris tunggal. Busana yang di gunakan sangat special karena tari baris demang muncul dari pengaruh oleh demang yang terdapat dari tari Gambuh.
- 10. Baris Tamiang
Baris ini membawa perisai (Tamiang). Busana yang di gunakan sama dengan baris dadap dan baris presi. Baris ini terdapat di desa-desa pegunungan seperti Batur, Catur, Sukawana, Pengotan , dan Bayunggede.
- 11. Baris Topeng
Baris ini sudah tentu menggunakan topeng dan busnanya sama dengan baris gede dan membawa tombak.
- 12. Baris Goak
Baris yang menirukan gerak burung Gagak (Goak). Busana yang digunakan sama dengan baris gede hanya gerak tarinya berbeda. Tari baris ini terdapat di desa Selulung,Kintamani.
- 13. Baris nori
Tari baris ini menirukan gerak burung nuri. Dan terdapat di Kedisan di sekitar danau Batur .
- 14. Baris kekupu
Gerak tari baris ini ,enirukan gerak kupu-kupu. Busananya sama dengan baris gede dan menggunakan tombak yang terdapat di Kintamani.
- 15. Baris Juntal
Baris ini berasal dari desa Juntal Kab. Karangasem dan berkembang di desa selulung Kec. Kintamani. Busana yang digunakan sama dengan baris gede dan menggunakan tombak.
- 16. Baris Cerekuak
Jenis tari baris ini menggunakan busana yang sangat sederhana. Awir terdiri atas keraras, mahkotanya terbuat dari daun kelapa yang masih muda, pada kaki penari menggunakan gongseng.tari baris ini terdapat di Bali Utara.
- 17. Baris Tekok jago
Tari baris ini terdiri dari 12 org penari atau lebih. Busana yang digunakan sama dengan baris gede yang membawa tombak, hanya saja baju dan celana panjang berwarna belang (poleng) mahkotanya sama dengan baris gede hanya saja pada kerucut mahkota baris tekok jago berwarna putih. Baris ini biasanya ditarikan pada saat upacara Pitra Yadnya.
- 18. Baris Poleng
Jenis baris ini hamper sama dengan baris tekok jago dengan busana baris gede tanpa tombak dan fungsinya pun sama dengan baris tekok jago. Baris ini terdapat di Banjar Jambe (Kerobokan, Badung) dan Pagutan (Gianyar).
- 19. Baris Memedi
Baris ini menggunakan busana yang sangat sederhana berupa potongan-potongan ranting dan keraras. Para penari membawa tombak yang terbuat dari batang pakis yang dibentuk menyerupai tombak. Baris ini diikut sertakan dalam upacara keagamaan khususnya Pitra Yadnya.
- 20. Baris Cina
Baris ini berbeda dengan baris yang lainnya tidak menggunakan kostum baris melainkan menggunakan pakaian bangsawan Eropa kuno. Baris cima terdiri dari 2 kelompok yaitu, kelompok baris putih sebagai lambang purusa dan kelompok baris selem sebagai lambing pradana. Tari baris cina dipentaskan apabila ada malapetaka yang menimpa desa. Menurut informasi yang didapat baris cina terdapat di 3 tempat yaitu, Sumawang (Sanur), Renon, dan Abiantimbul.
- 21. Baris Tunggal
Merupakan tari baris yang sering di pertunjukkan. Busana yang di gunakan sangat lengkap yaitu, badong, beberapa set awir, lamak, celana panjang, baju beludru, stiwel, gelang kana, dan gelungan (mahkota) menggunakan cokli (kerang).
- 22. Baris Bandana Manggala Yuda
Baris ini di tarikan 4 penari atau lebih. Busananya sama dengan baris tunggal, kadang-kadang membawa keris-kerisan dari kayu baris ini juga hanya untuk hiburan bukan sebagai sarana keagamaan atau religious.
SINOPSIS
“ Om Suastiastu “
HYANG LALA NUSANTARA
Hyang Lala Nusantara,adalah suatu pementasan wisata di bawah manajemen WAY ART COMMUNITY yang di pentaskan setiap hari selasa dan jumat sore,di GWK ( Garuda Wisnu Kancana ).Pementasan ini menceritakan,tentang keragaman budaya yang ada d Indonesia seperti,tari asmat dari Irian jaya,tari Mandao dari Kalimantan Tengah,tari gebug ende,barong landung,barong ket dan keris.Sebagai pementasan pembuka,di buka oleh tarian penyambutan yaitu,tari Nertya Laksmi,dan penutup nya,terdapat tarian Wisnu yang mengendarai burung garuda,dan bersinergi dengan seekor naga raksasa untuk menciptakan keseimbangan di dunia.
Sebagian besar dari para penari,adalah anak-anak tuna rungu,atau bisu.Mereka tidak dapat mendengar iringan musik.Akan tetapi mereka di kasi kode gerakan dari depan panggung.
KOMENTAR VIDIONYA :
KEKURANGAN
1. Penerangan atau tata lampu tidak merata, sehingga objek kelihatan dibagian depan terlalu mencolok dan dibagian samping dan belakang tidak jelas .
2. Penggunaan lampu terlalu terang dan monoton, jadi kurangnya terbantuk suasana.
3. Kurang adanya sound, jadi instrumen yang dibelakang seperti jublag,gong kempur terdengar kurang jelas.
4. Pengambilan vidio yang kurang bagus.
Sekian
Om Cantih Cantih Cantih OM
SINOPSIS
DEMEN DANCE
Tari DEMEN adalah sebuah karya drama Tari Wisata,di mana tarian ini mengisahkan tentang kehidupan keseharian para petani di sawah,mulai dari pagi,sampai sore hari.Dengan sambil menanam padi,dan juga mengusir burung dengan memakai orang-orangan sawah.Pada sore hari nya di selingi oleh sabungan ayam,untuk menghilangkan kejenuhan,menjadi senang.
Sebagian besar dari para penari,adalah anak-anak tuna rungu,atau bisu.Mereka tidak dapat mendengar iringan musik.Akan tetapi mereka di kasi kode gerakan dari depan panggung.
KOMENTAR UNTUK TARI DEMEN
1. Penerangan atau tata lampu tidak merata, sehingga objek kelihatan dibagian depan terlalu mencolok dan dibagian samping dan belakang tidak jelas .
2. Penggunaan lampu terlalu terang dan monoton, jadi kurangnya terbantuk suasana.
3. Kurang adanya sound, jadi instrumen yang dibelakang seperti jublag,gong kempur terdengar kurang jelas.
4. Pengambilan vidio yang kurang bagus.
SEKIAN
OM CANTIH CANTIH CANTIH OM