Sekaa Gong Belaluan Sadmerta

This post was written by adityaperdana on Mei 2, 2018
Posted Under: Tak Berkategori
  • Sejarah Berdirinya Sekaa Gong Sadmerta

 

Keberadaan Sekaa Gong Sadmerta tidak dapat di lepaskan dari sekaa gong Belaluan. Dengan kata lain, cikal bakal berdirinya Sekaa Gong Sadmerta adalah Sekaa Gong Belaluan yang sudah berjaya sejak tahun 1920an yang keberadaannya sudah banyak di tulis oleh para peneliti dari barat (luar negeri), seperti Miguel Covarrubias yang berkebangsaan Mexiko dan Collin Mc Phee.

 

Terlepas dari permasalahan yang terjadi di internal Banjar Belaluan yang menyebabkan terjadinya “pembekuan” sekaa gong, pada tanggal 24 oktober 1957 dideklarasikan berdirinya Sekaa Gong Sadmerta Denpasar. Pendeklarasian ini atas kesadaran dan tanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah, di dorong oleh jiwa seni yang amat medalam dan pula dengan kemauan untuk tetap mempertahankan nama yang telah diperoleh  baik di dalam maupun di luar negeri, maka tahun ini pula sekaa gong yang berjumlah 80 orang mengkonsolidasikan diri dan membuat satu barungan Gamelan baru serta di beri nama “Sekaa Gong Sadmerta Denpasar”.

 

Kata “Sadmerta” merupakan singkatan dari “Samia Adnyaning Merta” yang artinya kesepakatan bersama diantara anggota sekaa gong untuk mencari penghidupan yang layak berdasarkan bayu, sabda dan idep. Nama ini di patenkan dalam bentuk Prasasti/Bhisama (plutuk) dan di tuliskan dengan aksara Bali di atas daun lontar. Adapun maksud dan tujuan yang terkandung dalam Bhisama ini tekad dari seluruh anggota sekaa guna menghindari kejadian pahit yang telah menimpa sekaa ini tahun 1929 dan tahun 1956.

 

Walaupun hasrat yang sangat besar untuk memiliki seperangkat barungan gamelan, namun di dalam proses perjalanan untuk mencapai hasil bukanlah hal yang mudah. Kendala utama ialah menyangkat dana, sedang modal dasar yang di punyai hanyalah baru merupakan tekad, sedangkan materi merupakan syarat pendukung utama. Di dalam konsolidasi dari anggota Sekaa Gong Belaluan menjadi Sekaa Gong Sadmerta, dan pula sementara menunggu selesainya pembuatan gamelan yang baru, tidak dapat di lupakan pihak yang memberikan bantuan berupa peminjaman alat-alat gamelan, di dalam melaksanakan aktivitas pegelaran di samping menunggu selesainya intrumen yang baru di buat di Puri Belaluan Denpasar.

 

Betapa berterimakasihnya anggota Sekaa Gong Sadmerta terhadap Anak Agung Ngurah Agung serta para semeton puri di Puri Belaluan tidak dapat di gambarkan. Beliau memberikan segala fasilitas yang ada di Puri Belaluan kepada sekaa ini, dan begitu Gamelan yang baru selesai, maka di tahun ini pula permintaan mengadakan pementasan mengalir dari segenap penjuru Kota di Daerah Bali.

 

Mungkin banyak orang yang belum paham betul akan kelahiran Sekaa Gong Sadmerta termasuk para generasi muda di banjar Belaluan Sadmerta sendiri. Kalau banjar-banjar lain di lingkungan Desa Pekraman banjarlah yang membentuk sekaa, namun di Sadmerta sendiri merupakan kebalikannya yaitu Sekaa Gong inilah yang merupakan embrio terbentuknya Banjar Belaluan Sadmerta.

 

Mungkin didorong perasaan jengah yang mendalam setelah kehilangan tongkat untuk yang kedua kalinya. Yang pertama yaitu saat datang dari Batavia di tahun1929 dimana gamelan di tarik oleh pihak Puri Dangin. Dan yang kedua adalah setelah kembali dari China (R.R.T) di tahun 1956 dimana alat-alat gamelan di bekukan oleh pihak  banjar. Mungkin sudah kehendak jaman karena hikmah dari kedua musibah ini menjadikan Sekaa ini bertambah terkenal saja.

 

Peranan Gong Belaluan/Sadmerta di dalam menunjang pertumbuhan Gong Kebyar di Bali semakin nyata (Yudha, skripsi 1988). Hal ini terbukti karena banyak sekali sekaa sekaa gong baik di Kabupaten Badung maupun di Kabupaten lainnya menyampaikan permintaan untuk dapat di latih pola kekebyaran style Sadmerta. Bahkan lembaga-lembaga seni seperti ISI Denpasar pada PKB ke-30 tahun 2008 mementaskan konser 3 jaman yang menyajikan tabuh-tabuh yang di ciptakan di sekaa ini seperti Kebyar Ding dan Tabuh Gesuri yang sampai saat ini masih enak untuk di dengar.

 

  • Prestasi Monumental Sebagai Juara Dalam Mredangga Utsava Tahun 1968

 

Kepopuleran Sekaa Gong Sadmerta di mata masyarakat Bali, tiak hanya tertuju pada pengalaman di tingkat Nasional atau Internasional yang di capai, akan tetapi prestasi yang di raih pada saat dilaksanakannya Bebarungan atau Mredangga Uttsawa sebagai ajang adu kepiawaian memainkan gamelan Gong Kebyar serta menyajikan materi yang di lombakan. Salah satu prestasi monumental yang di capai adalah di menangkannya vandal berlapis Emas sebagai Juara I pada Mredangga Uttsawa pada tahun 1968 yang di selenggarakan oleh LISTIBIA Bali, dimana pada saat itu Sekaa Gong Sadmerta merupakan duta dari Kabupaten Badung dengan mengalahkan duta-duta dari berbagai kabupaten yang ada di Bali.

 

  • Tokoh Dan Pembina Sekaa Gong Sadmerta

 

  1. I Made Regog (almarhum)

I Made Regog merupakan seniman karawitan yang lahir di Belaluan kurang lebih tahun 1900 merupakan putra dari seniman (Maestro Gambuh) I Ketut Keneng, keahliannya di bidang karawitan merupakan tenaga penggerak dari Sekaa Gong Belaluan/Sadmerta di samping itu beliau juga sebagai pelatih serta pelaras gamelan.

 

Tabuh-tabuh ciptaaan beliau yang masih tetap terkenal adalah “Kebyar Ding Surapati” yang sempat di rekam oleh Walter Spies di tahun 1925 dan Odeon (Music in Bali oleh Collin Mc Phee tahun 1966) pada tahun 1928. Di samping Kebyar Ding Surapati di tahun 1928 Odeon pun merekam tabuh Kebyar yang agak pendek oleh I Made Regog yang di beri nama “Jerebu” namun tabuh ini tidak sempat dirilis.

 

I Made Regog telah mendapat beberapa Tanda Pengahargaan yang di anugrahkan oleh Pemerintah kepadanya yaitu :

 

  • Piagam Penghargaan Kerti Budaya
  • Piagam Penghargaan Dharma Kusuma
  • Anugrah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia

 

  1. I Wayan Beratha (almarhum)

I Wayan Beratha merupakan seniman composer, serta koreografer, lahir di Belaluan tahun 1926, merupakan putra sulung dari seniman I Made Regog (almarhum) tokoh karawitan di Belaluan. Sejak berumur 12 tahun, I Wayan Beratha telah memulai karirnya sebagai seorang penabuh yang mahir memainkan kendang.

 

Keahliannya di warisi dari ayahnya dan guru-gurunya seperti : Ida Bagus Bodha, I Nyoman Kaler, I Made Grebag, I Wayan Lotering dan beberapa gurunya yang terkenal di Bali Selatan. Sebagai seorang penabuh, I Wayan Beratha telah mengajar hampir di seluruh Kabupaten di Bali.

 

Mengingat daya kreasinya yang kuat, I Wayan Beratha menciptakan tarian-tarian seperti : Tari Tani, Tari Kupu-kupu Tarum, Panyembrahma. Adapun hasil karya beliau adalah

 

  1. Di Bidang Seni Tari (9 Dramatari) :
  • Tari Tani, Tari Yudhapati di tahun 1959
  • Sendratari Jayaprana di tahun 1962
  • Tari Kupu-kupu tahun 1962
  • Sendratari Ramayana tahun 1965
  • Sendratari Maya Denawa tahun 1966
  • Sendratari Rajapala tahun 1967
  • Sendratari Pemuteran Mandara Giri tahun 1975
  • Sendratari Nara Kusuma tahun 1977

 

  1. Di Bidang Tabuh
  • Tabuh Kebyar Jaya Semara di tahun 1958
  • Tabuh Kebyar Swa Bhuwana Paksa di tahun 1959
  • Tabuh Telu Pepanggulan Gesuri tahun 1964
  • Tabuh Kreasi Baru Dharma Kusuma tahun 1967
  • Tabuh Kreasi Palguna Warsa (Juara Festival tahun 1968) di sajikan oleh Sekaa Gong Sadmerta
  • Tabuh Kreasi Baru Kosalia Arini (Juara Festival tahun 1969) oleh Karangasem
  • Tabuh Kreasi Baru Purwa Prustima tahun 1970
  • Tabuh Kreasi Baru Sekarini tahun 1977
  • Tabuh Kreasi Baru Muni Dwara Murti Candra tahun 1977

 

Penghargaan yang pernah I Wayan Beratha peroleh yaitu :

  • Piagam Anugrah Seni oleh Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta pada tahun 1977
  • Piagam Penghargaan Kerti Budaya, diberikan Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Badung pada tahun 1979
  • Piagam Dharma Kusuma, Piagam ini di berikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I  Provinsi Bali di berikan di Denpasar pada tahun 1981, disamping puluhan penghargaan lainnya.

Julukan Inovator juga tepat pula untuk I Wayan Beratha karena sudah menciptakan barungan Gamelan Genta Pinara Pitu serta Semarandana yang sudah beredar  tidak hanya di Bali namun sudah sampai Manca Negara.

 

  1. I Nyoman Geng Darmada (almarhum)

Di samping I Wayan Beratha, I Nyoman Geng Darmada juga merupakan putra dari I Made Regog.  Di awal tahun 1940an, I Nyoman Geng bergabung dalam Group penari di bawah asuhan I Made Grebag dan Ida Bagus Boda serta tokoh petopengan Nyarikan Sriada, dan sudah sering ikut menari untuk acara Drama Tari Topeng. Di samping menari I Nyoman Geng juga merupakan Juru Ugal Sekaa Gong Belaluan.

 

I Nyoman Geng Darmada sudah mendapat Penghargaan Kerti Budaya dari Pemerintah Daerah Tingkat II Badung atas pengabdiannya di bidang Seni Tari dan Tabuh. I Nyoman Geng juga merupakan Pensiunan Karyawan Universitas Udayana dan meninggal tanggal 20 Juli 2004.

 

  1. I Wayan Rugeg (almarhum)

I Wayan Rugeg juga merupakan penabuh handal di lingkungan Sekaa Gong Belaluan/Sadmerta, di samping menabuh juga merupakan asisten dari I Made Regog dalam hal penjurian dari  pelaksanaan Festival/Mebarung Gong Kebyar jaman penjajahan.

 

Diantara para anggota sekaa, malah Rugeg merupakan sosok yang paling melegenda karena memperoleh predikat Triple Winner. Dialah satu-satunya penabuh yang ikut memenangkan 3 kali pertemuan dalam kurun waktu 35 tahun dengan Seka Gong Menyali Buleleng.  Kemenangan I tahun 1933 di Klungkung, kemenangan II tahun 1939 di Denpasar, dan kemenangan ke III kembali di tempat yang sama, yaitu di Klungkung pada tahun 1968 (Mredangga Uttsawa I).

 

  1. Anak Agung Alit Oka (almarhum)

Anak Agung Alit Oka merupakan tokoh di Belaluan pada tahun 1930an, beliau merupakan pasangan Juru Kendang dengan I Made Regog. Di samping keahlian beliau memainkan kendang, beliau juga berprofesi sebagai Tukang Kayu dan memiliki kemampuan khusus di dalam membuat kendang.

 

  1. Anak Agung Ngurah Gede Sumatera

Beliau lahir tahun 1925 dan sejak masih muda merupakan pasangan dari I Wayan Beratha  di dalam Juru Kendang Gong Belaluan sejak tahun 1940an. Beliau juga sebagai juru kendang saat Sekaa Gong Belaluan saat melawat ke RRT (sekarang menjadi Republik Rakyat China). Ngurah Gede dan Wayan Beratha juga pasangan penerus dari I Made Regog dan Anak Agung Alit Oka di buku karangan Adriana.

 

  1. Anak Agung Raka Uslan (almarhum)

Beliau lahir pada tahun 1924, sejak masih anak-anak sudah gemar menari. Pernah di ajari menari Tari Kebyar Duduk Oleh I Ketut Maria (Mario) di samping bakat unggul di dalam menari Tari Baris. Tarian Baris juga membawa Raka Uslan sampai ke China di tahun 1956 serta ke Amerika tahun 1964.

 

  1. Anak Agung Alit Raka Janur (almarhum)

Pada saat aktif Gong Belaluan, beliau berperan sebagai penari Baris di samping Tari Jauk. Beliau juga tokoh kunci di dalam pembentukan Sekaa Gong Sadmerta. Keahlian beliau juga memperkuat crew Gong Belaluan melaksanakan Misi Kesenian Bali di tahun 1956.

 

  1. I Ketut Regig (almarhum)

I Ketut Regig adalah tokoh kunci dalam perjalanan Sekaa Gong Sadmerta dari sejak lahir tahun 1957. Bagaimana pahit serta sakitnya perjalanan sekaa ini, beliaulah yang banyak mengetahui, karena sejak sekaa ini lahir bapak Ketut Regig yang membidaninya dan sejak status lahirnya Banjar Belaluan Sadmerta peran bapak Ketut Regig menjadi sirna, namun Sekaa Gong masih tetap.

 

  1. I Wayan Badera, SH

I Wayan Badera juga merupakan tokoh kunci di lingkungan Sekaa Gong Sadmerta, dan baru menerjunkan diri pada tahun  1959, sebelumnya bapak badera masih Studi di  Universitas Gajah Mada Yogyakarta, dan masa kepemimpinan beliaulah sekaa ini berkibar dan sering mendapat kehormatan mengikuti rombongan Misi Kesenian Nasional.

Mulai tahun 1960, beliaulah juga yang memimpin Sekaa ini ke Istana Negara di Jakarta sampai tahun 1963 setiap ada tamu  Negara dari negara asing, Istana Merdeka, Istana Bogor dan Istana Tampak Siring merupakan langganan pentas bagi Sekaa Gong Sadmerta.  Hubungan harmonis antara Sekaa Gong ini dengan ASTI/STSI juga merupakan jasa Bapak Bedera, mengingat beliau juga cikal bakal dari pendirian ASTI Denpasar.

 

  1. I Wayan Sudhama (almarhum)

I Wayan Sudhama adalah putra dari I Wayan Beratha serta cucu dari I Made Regog, Sudhama merupakan anak sulung. Di penghujung tahun 1970an, I Wayan Beratha secara pelan-pelan mengurangi aktivitasnya dan lebih banyak memberikan peluang yang lebih besar kepada putranya. Keberhasilan pada ajang Festival tahun 1968 juga tidak lepas dari beliau yang pada saat itu berpasangan dengan ayahnya I Wayan Beratha sebagai Juru Kendang. Beliau jugalah yang banyak mentransfer gaya Sadmerta ke sekaa-sekaa yang ada di Bali.

Ketokohan Sudhama di Himpunan Seniman Remaja membawa dampak positif untuk kehidupannya pada saat itu sampai mencapai kedudukan di legislative (menjadi Anggota DPRD) Kabupaten Badung. Tahun 1989 Bapak Sudhama mulai di gerogoti penyakit  seperti gangguan pada jantung, paru-paru serta terakhir gagal ginjal. Bapak Sudhama meninggal pada tanggal 26 Februari 1990. Beliau juga di kenal sebagai pencetus Lomba Baleganjur dan PSR ( Pekan Seni Remaja) yang di warisi hingga saat ini.

  • Barungan Sekaa Gong Sadmerta Belaluan

 

Adapun barungan Gong Belaluan Sadmerta yaitu :

  • 1 buah Terompong moncol 10
  • 1 buah Riong mocol 12
  • 2 buah Pengugal (Giying) don 10
  • 4 buah Pemade (Gangsa) don 10
  • 4 buah Kantilan don 10
  • 4 buah Penyacah (2 Pemade dan 2 Kantilan) don 7
  • 4 buah Jublag don 6
  • 2 buah Jegogan
  • 1 pasang Gong Lanang Wadon (sekarang 2 pasang)
  • 1 buah Kempur (sekarang 2 buah)
  • 1 buah Bebende
  • 1 buah Kajar
  • 1 buah Kempli
  • 1 buah Kemong Gantung
  • 1 set Ceng-ceng
  • 1 set Kendang (Cedugan, Kekebyaran, dan Palegongan)
  • 1 set uling

 

  • Pelawah Gong Sadmerta

 

Pelawah Gong Sadmerta di buat dari kayu Jati dan pembangungan pelawah tersebut di kerjakan langsung oleh Anak Agung Alit Oka di Jero Anom Kanginan Jln.Rambutan dengan di bantu oleh beberapa orang tukang. Semua rancang bangun dari Pelawah tersebut di bawah pengawasan A.A.Alit Oka kecuali ongkos tukang, biaya konsumsi di tanggung oleh A.A.Alit Oka sendiri.

 

  • Ornamen/Ukiran Gong Sadmerta

 

Ornamen/Ukiran di buat dengan style Bebadungan oleh Gusti Putu Raka dari Banjar Abasan Denpasar, namun tukang ukir di datangkan dari beberapa desa seperti Sukawati (Cemenggoan) dan juga dari sekitar Denpasar sendiri.

 

Semuanya di kerjakan di Puri Agung Belaluan Jln.Durian Denpasar. Semua biaya kecuali ongkos tukang di tanggung oleh A.A.Ngurah Agung di Puri Belaluan dan sebagian besar tukang menginap di Puri Belaluan Denpasar.

 

  • Bahan Bilah/Pencon Gamelan

 

Pembuatan bilah maupun pencon dikerjakan juga di Puri Belaluan, dengan mendatangkan para Pande desa Klungkung (Tiyingan), di bawah pengawasan Pande Pan Kondri. Pengerjaan bilah maupun pencon ini memakan waktu kurang lebih 3 bulan, karena di kerjakan secara kolosal, maka penyelesaiannyapun sesuai dengan target.

 

  • Laras Gong Sadmerta

 

Laras dengan nada-nada dasar (Petuding) di berikan oleh I Made Regog dan para Pande hanya menjalankan intruksi dari I Made Regog. Sedangkan yang saih yang di gunakan ialah saih Alit (Selisir) sesuai dengan saih Gong Belaluan terdahulunya. Di dalam pelaksanaan pembuatan gamelan yang baru, banyak sekali sumbangan baik secara material lahan seperti dari Jero Kawan Jln.Veteran yang di dikenal dengan julukan A.A.A. Begitu pula sumbangan dari Puri Agung Denpasar (Puri Satria) dengan material berupa peralatan gamelan, baik pencon maupun bilah yang akhirnya di lebur oleh Pande.

 

Sementara proses pembuatan gamelan berjalan, para sekaa pun sibuk dengan acara megambel dengan meminjam perangkat Gamelan dari Desa Anggabaya, Abiankapas Kaja, serta Jero Kerobokan (Bapak I Gusti Raka). Di samping penggalian dana dari pagelaran, juga sering mengadakan Bazzar di Jaba Puri Agung Belaluan.

 

  • Dana

 

Dana yang di habiskan pada waktu selesainya Gamelan tersebut di tahun 1957 sebesar Rp.80.000,- (Delapan Puluh Ribu Rupiah) dan sebagian masih nunggak di beberapa Bank di Denpasar. Namun begitu Sekaa Gong Sadmerta memulai oprasional pagelaran selang beberapa tahun hutang-hutang tersebut lunas bahkan tahun 1964 begitu kembali dari Amerika Serikat Sekaa Gong Sadmerta dapat membeli tanah yang sekarang di jadikan Balai Banjar Belaluan Sadmerta. Dana Paling Awal ialah dari para Anggota Sekaa leburan Gong Belaluan yang menyumbangkan masing-masing Rp.100,- (Seratus Rupiah). Dari anggota sekaa yang ke Amerika setiap bulannya menyumbang sebesar 5 dollar secara sukarela.

 

  • Perlengkapan Tari

 

Dari awal berdiri hingga akhir tahun 1980an, sekaa ini mewariskan seluruh kostum (pakaian) sesuai dengan ragam tarian yang ada saat itu. Bahkan Institusi KOKAR dan ASTI pun sering di bantu kostum tari yang di butuhkan, mengingat kostum Tari yang ada di Sadmerta merupakan yang paling lengkap.

Dikutip dari buku yang berjudul “Kilas Balik Sekaa Gong Sadmerta Sebagai Duta Budaya Indonesia Pada New York World Fair 1964” oleh I Nyoman Yudha, SSKar.

Comments are closed.