sejarah adanya gong kebyar di sumanpan

This post was written by wayanleoika on Januari 11, 2012
Posted Under: Tak Berkategori

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Gamelan Gong Kebyar merupakan sebuah gamelan bebarungan baru dari tiga puluh lima jenis gamelan bebarungan yang ada di Bali. Diperkirakan muncul sekitar tahun 1915 di daeran Jagaraga (Buleleng). Informasi lain menyebutkan bahwa Gong Kebyar muncul pertama kali di desa Bungkulan dan mencapai puncaknya sekitar tahun1925. Hal ini ditandai dengan munculnya seorang penari Jauk yang berasal dari daerah Tabanan yang menciptakan tari Kebyar Duduk dan Tari Kebyar Terompong.

Kebyar yang memiliki makna cepat, tiba-tiba dan keras menghasilkan musik-musik yang terdengar keras dan dinamis. Di Bali sendiri gamelan Gong Kebyar dapat berfungsi sebagai sarana ritual maupun sebagai sarana hiburan. Sebagai sarana hiburan, Gong Kebyar dipergunakan untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan instrumental atau tetabuhan petegak.

Gamelan Gong Kebyar merupakan hasil pengembangan dari gamelan Gong Gede yang mengalami pengurangan peranan, atau pengurangan jumlah instrumen dan beberapa perubahan lainnya, seperti pada gangsa jongkok dengan bilah lima dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 10. Cengceng kopyak yang berjumlah empat sampai lima buah di rubah menjadi satu sampai 2 set ceng-ceng kecil. Kendang yang sebelumnya memakai panggul kendang, dalam Gong Kebyar juga dapat menggunakan tangan saja.

Secara konsep Gong Kebyar merupakan perpaduan antara Gong Gedeyang bernuansa kokoh, Gender Wayang yang bernuansa lincsah, dan Pelegongan dengan nuansa musikal yang melodis. Gong Kebyar berlaras pelog lima nada dan memiliki 10 sampai 12 nada dengan komposisi yang bebas dan lincah.

Seiring perkembangan waktu, Gong Kebyar menyebar ke daerah-daerah di Bali, termasuk ke desa Sumampan.

 

1.2  Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang ditemukan yaitu sebagai berikut:

1.2.1        Bagaimanakah sejarah munculnya Gong Kebyar di desa Sumampan?

1.2.2        Bagaimanakah  perkembangan Gong Kebyar  di desa Sumampan?

 

1.3  Tujuan    

1.3.1        Untuk mengetahui bagaimanakah sejarah munculnya Gong Kebyar di desa Sumampan

1.3.2        Untuk mengetahui bagaimanakah  perkembangan Gong Kebyar  di desa Sumampan

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

GONG KEBYAR DI DESA SUMAMPAN

 

 

Berawal dari kegemaran seorang tokoh seni yang sangat mengagumi dan menyukai alunan nada gamelan, yang bernama I Wayan Dublet (alm). Beliau lahir pada tahun 1993 dan wafat saat usianya yang ke 66 tahun. Beliau adalah seorang yang dikenal mahir memainkan gamelan dan sering diundang ke desa-desa lain untuk ngayah megambel. Beliau juga dipercaya sebagai kelian sekaa gong untuk mengurus dan bertanggung jawab atas gamelan yang ada di desanya.  Layaknya pedesaan yang ada di Bali, desa Sumampan sangat kental akan upacara-upacara keagamaan yang sangat sakral, selain bebantenan yang beragam gong dinilai sebagai salah satu sarana sakral lain yang mendukung berlangsungnya upacara keagamaan. Namun, sebelumnya  hanya ada gamelan bleganjur yang digunakan untuk mengiringi upacara agama (mecaru, dsb). Belajar dari pengalaman ngayah di pura-pura di desa lainnya dimana selain untuk mengiringi upacara agama, gong kebyar juga dipakai untuk mengiringi tari-tarian. Sejak saat itu, terblesit dipikiran Dublet untuk mendirikan gong kebyar di desanya.

Baliau kemudian beremug dengan kelian desa setempat yaitu bapak Mudru, dan  dengan senang hati bapak Mudru  mendukung ide dari  Dublet, namun hal tersebut tidaklah semudah yang dikira. Kenyataannya beberapa dari warga setempat kurang mendukung dengan ide Dublet tersebut, alasannya adalah  keterbatasan biaya. Hal ini menimbulkan kontroversi antara warga setempat.  Dalam beberapa kali sangkep yang dilakukan, akhirnya didapatkan jalan keluar, yaitu bagi yang berminat mengikuti sekaa gong akan dikenakan wajib biaya untuk membeli gamelan. seperti yang diketahui, harga gamelan gong kebyar  bukanlah harga yang kecil, maka dari itu selaku kelian desa setempat bapak Mudru mengajak warga lainnya untuk mengusulkan agar diberikan bantuan oleh pemerintah untuk membeli gamelan gong kebyar.  Akhirnya dengan restu Ida Shang Hyang Widhi Sekitar tahun 1960-an desa Sumampan dapat membeli gamelan sederhana dan tanpa ukiran Gong kebyar. Sekaa gong kebyar itu sendiri dikenal dengan nama “Sekaa Gong Kebyar Padma Kencana”.                              

Dengan adanya gamelan Gong kebyar baru banyak dari warga yang berminat untuk menjadi sekaa gong kebyar, tidak hanya kalangan orang tua, namun anak-anak mudapun banyak yang berminat. Perkembangan sekaa gong kebyar desa Sumampan mengalami kemajuan, tidak hanya di desa setempat sekaa gong kebyar Padma Kencana juga dikenal di desa lainnya dan sering diundang untuk ngayah dipura-pura desa lain.

Pada tahun 1965, sekaa gong diundang untuk megambel di salah satu kapal pesiar yang berdermaga di daerah Padang Bai Bali.  Mereka mendapat kepercayaan untuk menanda tangani kontrak megambel selama satu bulan penuh di kapal pesiar  tersebut. Sebuah berita besar yang sangat membanggakan bagi sekaa gong dan warga desa Sumampan sendiri. Sebagian hasil dari megambel di kapal tersebut kemudian disisihkan untuk mengukir dan memprada plawah gamelan (1966), dan  membeli alat musik lain yang belum dimiliki.

Sekitar tahun 1980-an, sekaa gong kebyar Padma Kencana kembali mendapat kepercayaan untuk megambel (noris) beberapa hotel di daerah Nusa Dua dan Sanur. Kemudian hasilnya digunakan untuk membeli pakaian sekaa gong baru, dan menambah kas (simpanan) sekaa gong. Puncaknya pada tahun 1995 sekaa gong kebyar Padma Kencana berhasil membeli gamelan semarandana dengan menggunakan uang kas dalam sekaa gong. Kini, gamelan gong kebyar dan semarandana diserahkan untuk desa (meserah ke gumi) agar dapat dijaga dan dipertanggung jawabkan desa setempat.

Dari dulu hingga sekarang, gamelan gong kebyar desa Sumampan tidak pernah rusak dan masih asli kerawang. Berbeda dengan gamelan-gamelan sekarang, kalau dulu warna daun gangsa berwarna hitam, kuat dan masih kelihatan kuno, sedangkan sekarang berwarna agak keemasan dan cenderung mudah patah. Hal itu membuktikan bahwa kualitas gamelan desa Sumampan sangat baik karena mampu bertahan hingga saat ini.

BAB III

PEMBAHASAN

 

3.1 Sejarah Gong Kebyar di Desa Sumampan

            Gong Kebyar di desa Sumampan muncul pertama kali sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh seorang tokoh seniman setempat bernama I Wayan Dublet. Beliau dikenal mahir memainkan gamelan dan sering diundang ke desa-desa lain untuk ngayah megambel. Beliau juga dipercaya sebagai kelian sekaa gong untuk mengurus dan bertanggung jawab atas gamelan yang ada di desanya. Oleh karena kegemarannya itulah beliau berkringinan untuk mendirikan Gong Kebyar di desanya.

3.2 Bagaimanakah  Perkembangan Gong Kebyar di Desa Sumampan

  • Tahun 1960-an  didirikan Gong Kebyar di desa Sumampan pertama kali oleh I Wayan Dublet (alm)
  • Pada tahun 1965, sekaa gong diundang untuk megambel di salah satu kapal pesiar yang berdermaga di daerah Padang Bai Bali
  • Pada tahun 1966, sebagian hasil dari megambel di kapal tersebut kemudian disisihkan untuk mengukir dan memprada plawah gamelan, dan membeli alat musik lain yang belum dimiliki
  • Tahun 1980-an, sekaa gong kebyar Padma Kencana mendapat kepercayaan untuk megambel (noris) di beberapa hotel di daerah Nusa Dua dan Sanur
  • Tahun 1995 sekaa gong kebyar Padma Kencana berhasil membeli gamelan semarandana dengan menggunakan uang kas dalam sekaa gong.

 

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

 

4.1 SIMPULAN

            Gong Kebyar  di desa Sumampan didirikan untuk pertama kalinya oleh seorang tokoh masyarakat yang sangat menggemari alunan suara gamelan. Berkat semangat, usaha dan dukungan yang besar, Gong Kebyar desa Sumampan dapat didirikan meskipun dengan jalan yang tidak mudah. Seiring berjalannya waktu perkembangan Gong Kebyar di desa Sumampan semakin meningkat sehingga mendapat kepercayaan untuk menjalin hubungan kerja (kontrak kerja) bersama beberapa hotel ternama hingga sampai ke kapal Pesiar. Sebagian hasilnya kemudian digunakan untuk memperbaiki dan membeli  gong  barungan baru.

 

4.1 Saran

            Mengingat usaha yang dilakukan oleh para pendiri Gong Kebyar di desa Sumampan sangat sulit, hendaknya generasi penerusnya mampu melestarikan dan mempertahankan apa yang telah diwariskan oleh pendahulu kita.

 

 

 

Reader Comments

Trackbacks

  1. A片  on Agustus 19th, 2022 @ 12:06 pm
Previose Post: