Literatur Musik Nusantara I
Posted Under: Lainnya
Gamelan Bebarongan
Gamelan Bebarongan dalam Tutur Catur Muni-muni disebut dengan Smar Pandirian, lagunya Pakakincungan untuk iringan Barong Ket. Dilihat dari semua instrumen-instrumennya, gamelan ini sama dengan gamelan pelegongan, hal yang membedakan hanya terletak pada penggunaan instrumen kendang. Gamelan Bebarongan menggunakan sebuah kendang lanang dan dimainkan dengan alat pemukul yang disebut panggul kendang. Melalui permainan kendang yang khas Bebarongan dengan sinkopasinya dapat memberikan kesan musical yang berbeda dengan Pelegongan.
Tari Barong di Bali, kini telah berkembang dari tarian Barong ngelembar kemudian dirangkai dengan bentuk dramatari yang cukup popular yaitu Calonarang. Dramatari Calonarang merupakan perpaduan antara tari barong dengan pegambuhan dan alur cerita dalam Calonarang pada prinsipnya sama dengan dramatari Gambuh. Gamelan bebarongan juga menganut system pelarasan pelog lima nada. Dengan demikian tidak mungkin dapat menurunkan patet seperti halnya gamelan Pegambuhan.
Calonarang adalah tari barong yang digarap dalam bentuk dramatari dengan menggunakan tema Calonarang dan tokoh-tokoh tambahan seperti prabu, patih, condong, putri dan sebagiannya. Tokoh-tokoh tambahan tersebut pada dasarnya sama dengan tokoh-tokoh yang digunakan dalam dramatari Gambuh.
Mengenai konsep penggabungan beberapa unsure dramatari yang telah ada menjadi sebuah dramatari yang baru disebut dengan istilah paprembonan ( per-imbuh-an ). Mengenai hal ini lihat I Wayan Dibia. 1993. “Prembon : Sebuah Dramatari dan Konsep Olah Seni”, dalam majalah Mudra Jurnal Seni Budaya, Denpasar : STSI Press, pp. 36-46.
Berkembangnya tari Barong menjadi dramatari Calonarang juga menyebabkan berkembangnya lagu-lagu iringannya. Kini gamelam bebarongan memiliki repertoar lagu yang cukup banyak dan beragam mulai dari lagu-lagu instrumentalia (tabuh petegakan), lagu iringan tari barong ngelembar, sampai dengan iringan dramatari Calonarang. Dalam lagu-lagu bebarongan juga dikenal motif lagu seperti batel, bapang, perong, pengecet, batel maya, dan godeg miring, dan sebagiannya.
Stuktur lagu-lagu bebarongan, khususnya yang berfungsi sebagai tabuh petegak (instrumentalia), dan iringan tari Barong ngelembar juga menganut konsep Tri Angga yaitu kawitan, pengawak dan pengecet. Awal permainan bersama (pengalihan) pada bagian kawitan bebarongan biasanya dimulai dengan kendang, ini dapat dipandang sebagai salah satu kekhasan lagu-lagu bebarongan. Kendang tunggal yang dimainkan dengan alat pukul ini selain sebagai pembuka lagu, juga menentukan perubahan irama dan pemberi tanda penutup sebuah lagu. Setelah pengalihan dilanjutkan dengan pemalpal dan bapang, ditandai nabuh bersama. Motif pukulan gangsa dan kantil pada bagian pemalpal mengikuti melodi pokok, namun setelah bapang barulah melakukan permainan kotekan ( ubit-ubitan ). Bagian pengawak biasanya berukuran tabuh pisan atau tabuh dua dengan motif lagu legodbawa. Setelah bagian pengawak dilanjutkan dengan bagian pengecet, dengan menggunakan motif lagu batel yang ukuran lagunya lebih pendek dari motif bapang, biasanya hanya empat hitungan dalam satu gong.
Dalam fugsinya sebagai iringan dramatari Calonarang, gamelan bebarongan bahkan lebih banyak menggunakan motif lagu-lagu pegambuhan seperti misalnya batel, bapang, legodbawa, godeg miring, perong condong, dan lain sebagiannya. I Made Bandem dalam bukunya “Panitithalanging Pegambuhan” berkesimpulan bahwa lagu-lagu dramatari Calonarang merupakan kombinasi antara lagu-lagu pegambuhan dengan bebarongan. Hal ini berarti bahwa dari sekian banyak jenis lagu yang mesti dimainkan dalam berbagai adegan, penokohan dan peran dalam dramatari Calonarang, kekhasan lagu-lagu bebarongan telah diakui dan kemudian disertai dengan lagu-lagu pegambuhan.
Judul Buku : Gamelan Pegambuhan “ Tembang Emas “ Karawitan Bali
Oleh : I Gede Arya Sugiartha, S.Skar. M. Hum
Penerbit : ISI Denpasar & Sari Khayangan