PESANTIAN

This post was written by ptyudiartawan on Agustus 28, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

PESANTIAN

 

IMG_7734 copyPesantian di Bali khususnya di daerah Klungkung merupakan suatu kasanah budaya bali yang sangat erat kaitannya dengan kegiatan upacara agama Hindu dan berpungsi sebagai penunjang jalanya upacara yadnya itu sendiri.

Banyak orang berpendapat bahwa gening-gending atau pupuh yang dibawakan tersebut bernafaskan keagamaan karena mungkin pada awal mula terbentuknya pesantian diilhami oleh suasana kaagamaan. Maka setiap orang yang menikmati isi pupuh yang di bawakan sekha pesantian tersebut merasakan seakan-akan dirinya berada didalam suasana upacara yadnya.

Dari segi kualitas ada banyak sekha pesantian yang kualitasnya bagus-bagus, hal ini dilihat dari tehnik atau cara melgukan suatu pupuh dari masing-masing penyanyi dan tidak lepas kemungkinan kita bisa melihat dari gamelan yang mengiringi pesantian tersebut yaitu gamelan geguntangan.

Pada umumnya pesantian di Bali bentuknya atau komposisinya sangat sederhana, dimana penyajianya mencakup beberapa bagian yaitu;

–          Pemabah atur atau bisa disebut dengan palawakya

–          Penyampaian isi atau makna geguritan yaitu dari pupuh kepupuh

–          Paramesanti atau penutup

Ketiga bagian diatas adalah struktur pesantian atau geguritan. Jika dilihat dari bagian-bagian diatas tentu orang-orang yang belum mengenal pesantian akan menganggap bahwasannya pesantian itu bentuknya sangat sederhana.

Klau kita menyaksikan langsung pementasan pesantian durasinya sangat lama sekali, hal ini dikarnakan dalam penyampaian cerita dalam bentuk gending tau pupuh peneges atau tukang artos dalm mengartikan satu bait lagu sering menggunakan arti yang panjang atau lebih dari arti yang sebenarnya dan kadang-kadang ada dua pengartos dalam satu lagu sehingga menambah durasi waktu dari oementasan pesantian tersebut. Jadi didalam penyajian pesantian tersebut akan menggunakan waktu yang relatif lama.

Dalam kontek upacara, pesantian mempunyai peranan yaitu sebagai pelengkap didalam pelaksaan upacara dewa yadnya, pesantian tersebut dapat memeriahkan suasana dalam upacara tersebut, pesantian ini dipungsikan sebagai hiburan oleh masyarakat setempat.Lagu atau pupuh yang dinyayikan bisa dijadikan petuah atau cerminan didalam kehidupan bermasyarakat, selain itu bagi orang yang senang dengan pesantian tersebut bila mendengarkan tiap bait pupuh dia akan menjadi damai dan tenang.

Adapun iringan yang digunakan dalam mengiringi pesantian tersebut ialah gamelan geguntangan

Instrument geguntangan tersebut antara lain;

–          Kendang krumpung satu pasang (lanag/wadon)

–          Suling

–          Kecek

–          Klenang

–          Gong Pulu

–          Tawa-tawa

–          Kajar pelegongan (krenteng)

–          Kelentit

Adapun tehnik penyajian geguntangan dalam mengiringi pesantian ini dimulai dari gending batel kemudian pada saat pengawak digunakan gending sekar elet kemudia kembali ke gending batel. Pada saat gending batel yang kedua pemabah atur mulai membuka pertunjuka pesantian tersebut kemudian dilanjutkan dengan menyanikan pupuh tabuh yang digunakan adalah tabuh telu kemudian pada saat mempertegas aksen-aksen tertentu digunakan tabuh dua dan seperti itu selanjutnya sampae pertunjukan tersebeut selesai.

Yang paling berperan dalam gamelan geguntangan untuk mengiringi pesantian ini adalah yang memainkan suling atau bisa disebut tukang suling, tukang suling dituntut supaya tahu semua jenis pupuh yang dimainkan selin itu tukang suling harus peka terhadap nada penembang supaya suling tidak sumbang, tukang suling yang baik untuk mengiringi pesantian dia mampu memberikan berbagai suasana lewat alunan suling yang disajikan.

Demikian sekilas yang dapat penulis analisa tentang pementasan geguntangan yang dipentaskan di Griya Gede Intaran baik dri segi pementasan pesantian dan iringan yang dipergunakan.

NARA SUMBER :

NAMA : Ida Bagus Gede Sudiatmika

alamat : Griya Gede intaran Klungkung

Comments are closed.

Next Post:
Previose Post: