NGELAWANG

This post was written by ptyudiartawan on Agustus 28, 2014
Posted Under: Tak Berkategori

NGELAWANG SEBAGI SARANA PELESTARIAN BUDAYA BALI

barong bangkung (1)

Umumnya wujud barong merupakan simbolik dari binatang seperti tampak pada Barong Ket atau Ketet, Barong Macan, Barong Bangkal, Barong Gajah dan sebagainya. Sedangkan Barong Landung berupa dua manusia laki dan perempuan bertubuh tinggi besar mirip ondel-ondel Betawi. Yang pria disebut Jro Gede bertubuh hitam, berwajah angker lengkap dengan taringnya. Sedangkan yang perempuan berkulit putih yang selalu menyunggingkan senyum dengan matanya yang memicing sipit, disebut Jro Luh. Disamping itu, ada juga Barong Blasblasan atau Barong Nongkling yang memakai topeng melukiskan tokoh-tokoh epos Ramayana. Berutuk adalah barong yang seluruh tubuh pemainnya ditutup dengan rumbai-rumbai dari daun pisang kering atau keraras.

Berbicara tentang prosesi ngelawang semua Barong yang dijelaskan diatas dapat digunakan untuk media kegiatan ngelawang tersebut,tergantung dari minat para pennyaji kesenian ngelawang tersebut. biasanya sebagian besar barong itu sering mengadakan pementasan ngelawang, yaitu pentas seni secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Pergelaran seni secara nomaden ini biasanya dapat dijumpai pada hari raya Galungan dan berahir pada saat hari budha kliwon pahang.prosesi ngelawang ini dapat dipentaskan diberbagai tempat,seperti dijalan raya, dijaba pura dan di rumah-rumah penduduk tergantung permohon yang mengupah atau yang menyewa pertunjukan ini. Ketika itu, di pempatan agung atau di depan bale banjar sering dapat disaksikan misalnya pementasan Barong Bangkal, barong berkepala babi jantan. Selain menyajikan atraksi tari dengan iringan gamelan babarongan, pada puncak tariannya dilakukan bauh-bauhan yaitu mengejar penonton yang berani menantang. Atraksi kejar-kejaran ini berlangsung seru dengan riuh sorak-sorai serta tawa ria penonton.

Ngelawang yang paling popular pada saat ini yaitu ngelawang barong bangkung, dimana prosesi ngelawang ini menggunakan media barong bakung ( barong yang menyerupai babi), adapun kekhasan gerak barong bangkung ini diantaranya Ngepuh adalah gerak khas yang ada pada tarian Barong Bangkung. Gerakan ini menandakan bahwa Bangkung akan menyerang musuh. Deteruskan oleh penarinya menari dengan langkah cepat ( berlari ) mengejar sekelompok orang sebagai penggoda ( nyarapang ).

Ngelawang merupakan sustu kegiatan yang ada di masyarakat bali yang ada sejak dahulu kala dan masih berkembang dan Ajeg sampai saat sekarang ini, ngelawang adalah pentas seni yang dilakukan secara berpindah-pindah, dilakukan dari tempat satu ketempat yang lain. Pentas ngelawang tersebut bisa kita jumpai pada saat hari raya galungan dan berahir pada saat budha kliwon Pahang, tepatnya satu bulan setelah hari raya galungan. Pentas nhelawang tersebut bisa dipentaskan dimana saja, mulai dari jalan raya, jaba pura, bahkan dirumah-rumah penduduk tergantung keinginan yang menyewa (ngupah).

Kegiatan ngelawang ini sebenarnya memiliki tujuan yang sangat mulia, bukan semata-mata untuk mendapatkan upah akan tetapi kegiatan ngelawang ini memiliki tujuan yang lebih positif yaitu menetralisir kekuatan negative yang ada di bumi, dan menjadikan hari raya galungan ini sebagai hari yang baik melakukan prosesi ngelawang tersebut mengingat pilosofi hari raya galungan tersebut yaitu kemenangan Dharma melawan Adharma, maka pada saat itu lah hari yang tepat untuk melakukan kegiatan ngelawang, selama hari raya galungan umat hindu mengarapkan bumi ini menjadi damai, aman,dan selalu dalam lindungn Dharma, dan semua hal itu diwujudkan dalam prosesi ngelawang.

Dalam kesempatan ini penulis akan mencoba membahas tentang prosesi ngelawang yang berlangsung di Desa Tihingan yang dibawakan oleh anak-anak kecil dari sanggar Panji Ulangun Shanti (Pangus) desa Tihingan, penulis tertarik menulis kegiatan ini karena ngelawang ini memiliki perbedaan dari ngelawang yang biasanya di jumpai di desa-desa yang lain di Bali, karena ngelawang yang dibawakan oleh sanggar Pangus tersebut memakai cerita dan ditata sedemikian rupa sehingga dapat menggibur masyarakat.

Menurut keterangan bapak Ketut Sumantra yang dapat kami simak tentang kegiatan ngelawang tersebut beliau memaparkan sebagai berikut:

“ Tradisi “Ngelawang” adalah tradisi masa lampau yang terjadi secara turun temurun hingga sekarang. Di Bali “Ngelawang” sangat lumrah, hampir dimiliki oleh setiap desa, dengan beragam jenis kesenian barong. Pada umumnyabarong yang dibawakan seperti : Barong Keket (ket), Barong Landung, Barong Macan, Barong asu, Barong Sampi (Lembu), Barong Bangkal ( Bangkung).

Ngelawang berarti menarikan Barong di depan rumah yang pada akhirnya masuk ke dalam rumah orang yang berkepentingan ( Ngupah ), dilakukan di jalanan sambil berjalan beriringan masuk atau menuju desa yang satu ke desa yang lain.

Kegiatan ini dapat dilakukan oleh orang tua, dewasa, dan anak – anak, atau semua umur di dalam kelompoksosial tersebut. Kali ini ngelawang dengan menampilkan anak – anak bertujuan agar lebih dini dapat berapresiasi tentang kesenian yang ada di sekelilingnya untuk meningkatkan wawasan tentang seni dalam kehidupan.

SUMBER : buku kaitan ngelawang dengan agama hindu, tahun 1985

 

Comments are closed.

Next Post:
Previose Post: