PEMBAHASAN TENTANG GONG KEBYAR
Posted Under: Tulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Keberadaan Gong Kebyar
Gong kebyar adalah sebuah barungan gamelan baru. Sesuai dengan nama yang diberikan kepada barungan ini (kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba dan keras) gamelan ini menghasilkan musik-musik keras dan dinamis. Gamelan ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan instrumental. Secara fisik gong kebyar adalah pengembangan kemudian dan gong gede dengan pengurangan peranan atau pengurangan beberapa buah instrumennya. Misalnya saja peranan trompong dalam gong kebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 9 atau 10. Cengceng kopyak yang terdiri dari 4 sampai 6 pasang dirubah menjadi gangsa 1 atau 2 set cengceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan.
Gong kebyar berlaras pelog lima nada dan kebanyakan instrumennya mmiliki 10 sampai 12 nada, karena konstruksi instrumennya yang lebih rigan jika deibandingkan dengan Gong Gede. Tabuh-tabuh gong kebyar lebih lincah denga komposisi yang lebih bebas, hhanya pada bagian-bagian tertentu saja hokum-hukum tabuh klasik masih dipergunakan, seperti tabuh pisan, tabuh dua, tabuh telu, dan sebagainya.
Awal pembelian barungan gong kebyar banjar Delod Bale Agung yaitu sekitar tahun 1991-an. Barungan tersebut terdiri dari 1 instrumen terompong, 1 instrumen ugal, 4 instrumen gangsa , 4 instrumen kantilan, 1 buah reong, 2 instrument calung, 2 instrumen jegog, 2 instrumen gong, 1 instrument kempur , dan 1 instrumen bebende. Kemudian dibentuk sekeha gong yang diberi nama “GITA DHARMA”. Pada tahun 2003 dilakukan peleburan pada semua instrument tersebut karena sudah rusak dan juga dilakukan penggantian pelawah pada barungan gamelan gong kebyar tersebut.
Pada awalnya barungan ini hanya berfungsi untuk mengiringi upacara keagamaan, sesuunan mesolah , dan gamelan ini sering juga digunakan untuk mengiringi tari-tarian lepas. Setelah mengalami perkembangan, gamelan ini berfungsi sebagai media komunikasi, hiburan, dan tentu juga sebagai media pengungkapan estetika masyarakatnya. Kadang-kadang juga gamelan ini sebagai faktor penunjang ekonomi sebagian kecil masyarakatnya terutama kalau dikaitkan dengan dunia pariwisata. Pada tahun 2003 barungan gong kebyar ini ada penambahan istrumen yaitu : 1 buah ugal belakang, dan 2 buah penyacah. Penambahan itu dilakukan karena pada saat itu gamelan akan d pake pestival Budaya di Pura Taman Ayun untuk mewakili kecamatan mengwi.
Pada tahun 2013, gamelan ini juga di pake lagi untuk mengikuti festival Budaya Kabupaten Badung sebagai perwakilan duta mengwi yang d selenggarakan di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. 1 bulan sebelum lomba, gamelan gong kebyar tersebut di cat kembali agar kelihatan baru dan bersih. Pada saat itu juga ada penambahan gayor yang akan di pake lomba. Sampe saat ini gong tersebut masih di rawat oleh sekehe gong dan masyarakat d banjar.
Beberapa jenis gending yang pernah di mainkan dari sejak adanya gamelan tersebut sampai sekarang yaitu :
– Tabuh Lelambatan
- Tabuh Semarandana
- Tabuh Gagak Dang
- Tabuh Telu Gajah Nongklang
- Tabuh Telu Sekar Gadung
- Tabuh Klincang Klincung
- Tabuh Telu Buaya Mangap
- Tabuh Pat Gari
- Tabuh Pat Jagul
- Tabuh Pat Ginanti
- Tabuh gegilakan
– Tabuh Tari-Tarian
- Tari Pendet
- Tari Rejang
- Tari Sekar Jagat
- Tari Panyembrahma
- Tari Tenun
- Tari Nelayan
- Tari Puspanjali
- Tari Cendrawasih
- Tari Pelegongan
- Tari Jauk Manis, dan masih banyak yang lainnya.
Di samping gending yang disebutkan tadi, gamelan ini juga sering di gunakan untuk menabuhkan gending-gending penyalonarangan di saat sesuunan mesolah.
2.2 Jenis Instrumen
Barungan gamelan Gong Kebyar merupakan sebuah orchestra tradisional Bali yang didominasi oleh alat-alat perkusi dalam bentuk instrument pukul. Secara fisik gamelan gong kebyar di dominasi oleh instrumen-instrumen yang berbilah dan berpencon, yang merupakan bentuk instrumen tersebut pada dasarnya menjadi ciri khas. Adapun instrumen-instrumen tersebut dapat di kelompokkan sebagai berikut :
- Terompong
Terompong merupakan instrumen bermoncol sepuluh yang susunan nadanya : ( dang, ding, dong,deng,dung,dang, ding,dong,deng, dung). Instrumen ini mempunyai peranan yang sangat dominan dalam memainkan tabuh-tabuh lelambatan baik klasik maupun lelambatan kreasi di dalam barungan gamelan gong kebyar. Pertama-tama ia bertugas sebagai menabuh perangrang dan di lanjutkan sebagai memulai gending, memimpin gending dengan menjalin dan mengembangkan melodi-melodi pokok yang dimainkan oleh alat-alat berbilah serta menyambung bagian-bagian lagu. Instrumen terompong g-masing juga dapat memberikan variasi-variasi atau kekembangan yang lebih bebas dari melodi pokok sehingga menghasilkan variasi-variasi yang sekaligus memperindah melodi tersebut. Instrumen terompong dapat di pukul oleh satu orang pemain dengan mempergunakan dua buah alat pemukul ( panggul) masing-masing tangan kiri dan kanan. Jenis pukulannya : ngembat, ngoret, ngempiyung, nyintud,nyilih asih, ngalad, nguluin, nedet, dan ngeluluk.
- Reong
Reong bentuknya tidak jauh berbeda dengan instrumen terompong, hanya jumlah dan urutan nadanya serta ukurannya yang berbeda. Adapun susunan nadanya sebagai berikut : deng, dung, dang, ding, dong, deng, dung, dang , ding, dong, deng, dung. Instrument reong merupakan instrumen pukul yang di pukul oleh empat orang penabuh yang setiap orang mempunyai pola tabuhan ( pukulan) dan wilayah nada tertentu. Dalam instrumen reong pada bagian-bagian nada yang paling besar disebut penyorog, kemudian berturut-turut kekanan atau ke nada yang lebih kecil disebut pengeter, ponggang, dan pemetit. Pukulan yang dimunculkan oleh instrumen reong adalah : pola ubit-ubitan dan pola tetorotan. Jenis pukulannya : norot, ngubit, gegulet, beburu, memanjing.
- Kendang
Kendang dalam barungan gamelan gong kebyar, memakai dua buah kendang yaitu kendang lanang dan kendang wadon. Kendang ini mempunyai ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan lagu ( gending yang dimainkan). Kendang dalam gamelan gong kebyar , mempunyai kedudukan yang sangat penting yaitu sebagai pemurba irama dalam arti sebagai pemimpin yang memulai sebuah lagu, menghubungkan ruas- ruas lagu, membuat angsel-angsel, mengendalikan dan menghentikan lagu. Jenis pukulannya : milpil, batu-batu, gegulet, cadang runtuh.
- Ugal/ giying
Ugal/giying adalah sebuah instrumen yang mempunyai bilah 10 ( sepuluh ) bilah dengan susunan nada-nadanya dari kiri ke kanan : dong, deng, dung, dang, ding, dong, deng, dung, dang, ding. Instrumen ini dimainkan oleh satu orang pemain dengan menggunakan alat pukul ( panggul). Fungsi dalam barungannya adalah sebagai pembawa melodi ataupun memulai sebuah gending yang dibawakan. Di samping itu instrumen ugal/giying juga dapat mengendalikan ataupun memimpin sebuah lagu untuk memberikan tanda keras, lirih/nguncab, ngees dari gending yang dibawakan beberapa teknik pukulan yang biasa digunakan dalam instrumen ini adalah ngoret,ngerot, netdet, ngecek, neliti, ngucek, gegejer, oncang-oncangan, dan ngantung.
- Pemade dan Kantilan
Dalam satu barungan gamelan gong kebyar biasanya menggunakan 4(empat) tungguh instrumen pemade dan 4 ( empat) tungguh instrumen kantil, yang masing-masing tungguhan menggunakan 10( sepuluh ) bilah nada. Urutan nada-nadanya sama dengan instrumen ugal/giying hanya saja instrumen pemade lebih tinggi satu oktaf dengan instrumen ugal. Demikian pula dengan instrumen kantil lebih tinggi satu oktaf dari instrumen pemade. Secara estetika, perbedaan oktaf tersebut untuk mendapatkan keseimbangan dan harmonisasi. Kedelapan instrumen tersebut berfungsi untuk membuat jalinan-jalinan/ kotekan dalam sebuah gending yang dimainkan. Pemberian variasi dan ilustrasi oleh instrumen pemade dan kantil dalam gending yang di mainkan dapat memperkuat lagu pokok yang dimainkan oleh instrumen ugal, penyacah dan jublag. Jenis pukulannya : nyogcag, bebaru, tetorekan, norot, ngoret, ngerot, niltil, ngucek, oncang-oncangan dan lain-lainnya sesuai dengan motif lagu yang dimainkan.
- Penyacah
Penyacah yang terdapat dalam gamelan gong kebyar, mempunyai bilah nada sebanyak 7 ( tujuh) buah dengan susunan nada-nadanya : dung,dang,ding,dong,deng,dung,dang. Instrumen ini berfungsi sebagai pemangku lagu atau bertugas mempertegas jalannya melodi pokok yang pukulannya dua kali lipat dari pukulan jublag. Secara fisik ukuran instrumen ini lebih kecil dari instrumen jublag. Tekni permainannya sangat jelas dan melodis dalam setiap lagu yang dimainkan.
- Jublag
Jublag adalah instrumen berbentuk bilah yang dipasang dengan cara di gantung. Instrumen ini dalam setiap tungguhannya mempunyai bilah nada sebanyak 5 ( lima ) buah dengan susunan nada : ding,dong,deng,dung, dang. Fungsi didalam barungannya adalah sebagai pemangku lagu, memperkuat/mempertegas melodi pokok pada ruas-ruas gending yang dimainkan. Teknik pukulan yang sering digunakan dalam instrumen ini adalah : neliti, nyele/nyeleh.
- Jegogan
Jegogan adalah instrumen yang paling besar ukuran bilahnya diantara instrumen berbilah yang ada dalam barungan gamelan gong kebyar. Instrumen ini mempunyai lima buah bilah nada yang susunan nadanya : ding,dong,deng,dung, dan dang. Instrumen ini berfungsi sebagai pemangku lagu dan memberikan aksentuasi yang kuat pada ruas-ruas gending atau lagu yang dimainkan.
- Gong
Gong adalah instrumen yang terdapat hampir disebagaian besar barungan gamelan yang ada di bali. Instrument gong ini berbentuk bundar dengan menggunakan moncol pada bagian tengahnya, dimana bahannya dari kerawang. Gong dalam barungan gamelan Gong Kebyar biasanya memakai dua buah yaitu gong lanang dan gong wadon. Gong dipukul bila akan memberikan tekanan pokok yang paling berat pada kalimat terakhir lagu yang dimainkan.
- Kempur
Kempur adalah nama dari salah satu instrument yang bahannya dari perunggu atau kerawang, berbentuk bundar-bundar dengan menggunakan pencon (moncol) pada bagian tengahnya. Kempur di dalam gamelan gong kebyar sebagai instrumen struktural yang berarti letak pukulan kempur dapat mewujudkan atau menentukan bentuk gending.
- Bebende
Bebende juga sering disebut dengan instrumen bende, dimana instrumen ini merupakan ssalah satu dari instrumen yang bermoncol yang bahannya dari kerawang. Bebende merupakan instrument bermoncol yang menggunakan jenis moncol padah (pesek) artinya moncol tidak menonjol seperti pada instrumen moncol lainnya. Bebende merupakan instrumen irama atau ritme yaitu instrumen yang cara mainnya lebih menenkankan pengguanaan pola-pola ritme daripada lagunya sesuai dengan bentuk gending yang diikutinya.
- Kempli
Kempli adalah merupakan sebuah instrumen yang bahannya dari kerawang. Instrumen ini menggunakan sebuah pencon yang nadanya tidak ditentukan dan diletakkan diatas pelawah (tatakan) dari kayu. Pukulan instrumen kempli berfungsi memberikan tekanan-tekanan pokok pada kalimat-kalimat lagu yang merupakan instrumen struktural.
- Ceng – ceng kopyak
Ceng – ceng kopyak adalah instrumen yang mempunyai ukuran garis tengah 24 cm sampai dengan 28 cm. Cara memainkannya adalah dengan jalan dibenturkan dengan instrumen yang lainnya. Pukulan instrumen ceng ceng kopyak ini adalah membentuk suatu jalinan yang mana tiap pemain ceng -ceng mempunyai pola pukulan yang berbeda, sehingga akan menimbulkan jalinan atau biasanya disebut dengan candetan/kelilitan.
- Kemong
Kemong adalah instrumen berpencon yang dalam settingnya digantung dalam sebuah sangsangan kecil. Fungsi dalam barungannya adalah untuk mengisi ruas-ruas lagu.
- Suling
Suling adalah instrumen melodis yang dalam komposisi lagu berfungsi sebagai pemanis lagu dan menghubungkan ruas-ruas lagu. Suling dalam gambelan bali biasanya mempunyai lubang nada sebanyak 6 ( enam ) buah dan di mainkan dengan cara di tiup.
- Cengceng kecek
Secara fisik cengceng kecek memiliki 2 buah bagian yaitu : 2 alat pemukul ( penekep ) yang disebut dengan bungan cengceng, dan cengceng tatakan. Teknik pukulan yang biasa dipakai adalah malpal, ngecek, ngelumbar, ngangsel sesuai dengan angsel-angsel lagu dan lain-lain. Fungsi dalam barungannya adalah memperkaya ritme/angsel-angsel.