KEKAWIN RAMAYANA Wirama Malini : Untaian Bunga

This post was written by okaaribawa on April 10, 2012
Posted Under: Tak Berkategori

6.2   Ketekanira lumakwa canti sagasta senii

        Padhahi haji ya ginwal manggalaning lumakwa

        Kemeduti tengenan mar bahu sang Ramabhadra

        Marahakene alahning catru tatan pacesa

 

Arti bahasa Bali

Ri sampun rauh dewasane jaga memarga Ida Sang Bhagawan ngawasta,

Gong ke prabone nuli kasuarayang maka pengawit Ida jaga memargi,

Maka dutan tangan adi Sang Rama sane ring tengen rasa kaleson,

Nyinayang kasor ipune imeseh tan pegantulan.

Terjemahan

6.2  Setelah tiba saatnya akan berangkat, para pendeta berdoa,

       Gong keraton ditabuh  sebagai pertanda dia akan berangkat,

       Terasa kedutan ditangan kanan Sang Rama bagaikan lunglai,

       Menandakan kalahnya para musuh itu yang tanpa sisa..

Ulasan Kekawin Ramayna, WIrama Malini ; Untaian Bunga 6.2

Dalam bagian ini mencritakan kepergian Sang Rama kepadepokan sang pendeta (Rsi Wicwamitra) untuk berperang melawan raksasa.

Kisah ini dimulai ketika ada seorang pendeta (Rsi wicwamitra) menghadap kepada Sri Baginda Prabu Dacaratha, pendeta tersebut memohon bantuan kepada sri baginda untuk melindungi padepokannya dari gangguan para raksasa, pendeta tersebut mendengar tentang kesaktian sang Rama dan bermaksudlah beliau agar pacramaannya dijaga oleh Sang Rama, setelah pendeta tersebut mengutarakan maksud dan tujuannya menghadap sri baginda, kemudian sri baginda belum berani mangijinkan Sang Rama untuk pergi kepcramaan melawan Raksasa, baginda khawatir karena Rama masih kecil untuk hal seperti itu, memang dia tahu tentang senjata tetapi belum pernah memerangi musuh yang menyulitkan bila dia pergi kepecramaan sang pendeta untuk melawan raksasa tentulah Rama akan mati seksligus pikir baginda,

 akan tetapi semua perasaan tersebut menjadi sirna setelah baginda raja berpikir bijaksana bila ada seseorang yang meminta bantuan kita hendaknya memenuhi sebisa mungkin dan bila ini wajar menjadi sarana titah tuhan sebagai jalan hidup Sang Rama baginda tidak berni menolaknya, kemudin baginda mengijinkan Rama pergi, hati pendeta sangat gembira dan berpamitan untuk kembali pecramaan, Sang Rama bersiap-siap, Sang Laksmana yang berjiwa mulia ikut merasakan suka duka bersama Sang Rama sehingga mereka bersama-sama pergi kepadepokan.

Setelah tiba saatnya akan berangkat para pendeta berdoa, gong keraton ditabuh sebagai isyarat Rama akan berangkat dia membawa Genawa senjata pelebur dunia, dalam kekawin ini disebutkan gong adalah padhahi. Padhahi ini ditabuh atau di bunyikan hanya untuk mengiringi seorang yang terhormat, seorang kesatriya yang berani, gagah, berwibawa yang dalam cerita kekawin ini ditujukan pada Sang Rama ketika akan berangkat kepecramaan Rsi wicwamitra untuk melawan para raksasa. Dan pada saat itu tangan kanan rama terasa lunglai menandakan kekalahan para musuh (raksasa) yang tanpa sisa.

Comments are closed.