March 29, 2018
oleh
I Kadek Dwi Noorwatha
Perkembangan desain interior khususnya dan desain pada umumnya, baik keilmuan maupun profesi, tidak terlepas dengan revolusi industri. Revolusi industri adalah transisi dalam proses manufaktur yaitu perubahan metode tradisional yang berbasis produksi tangan (hand production methods) ke penggunaan mesin, sistem manufaktur kimia, proses produksi logam, peningkatan penggunaan mesin uap, pengembangan peralatan mesin dan perkembangan sistem pabrikasi. Revolusi tersebut awalnya terjadi di Inggris Raya dan teknologi yang berhubungan dengannya juga berawal dari sana. Revolusi industri pertama diaplikasikan pada industri tekstil di Inggris. Revolusi industri dalam industri tekstil berpengaruh pada sistem kepegawaian, nilai keluaran produksi dan investasi kapital. Revolusi industri (atau disebut juga revolusi industri 1.0) tercatat dalam sejarah berlangsung dari tahun 1760 sampai sekitaran tahun 1820 atau 1840 yang dampaknya dirasakan sampai era kekinian. Revolusi Industri sampai era kekinian telah menuju ke Revolusi Industri 4.0 (baca: tahap keempat).
Read the rest of this entry »
No Comments » | Gaya dalam Desain Interior, Sejarah Desain Interior | Tagged: Classical Revival, cyber physical systems, desain interior, ecleticism, Empire Style, Gaya Desain Interior, Greek Revival, Kriya, Mesin Uap, neoclassicism, Palladianism, Picturesque, Pre-Modern Interior, Proto Modernism, Revolusi Industri, Revolusi Industri 4.0, Seni, Seniman, Sublime, the Internet of Systems, the Internet of Things | Permalink
Posted by nurvata
March 22, 2018
Oleh I Kadek Dwi Noorwatha
Produk adalah salah satu yang ditawarkan oleh desainer interior yang bernilai ekonomis. Seorang konsultan desain interior menawarkan jasa dan pengetahuannya dalam bidang desain interior yang memecahkan masalah dalam eksisting dan harapan klien. Bentuk fisiknya berupa dokumen proyek interior. Seorang kontraktor menawarkan jasa untuk mengerjakan secara fisikal sebuah interior atau elemennya sehingga terbangun dan dapat dihuni oleh civitas penggunanya. Produk akhirnya adalah interior yang terbangun. Menurut (Grimley dan Love, 2007: 22) untuk dapat memahami produk desainer interior harus memahami dulu setiap fase standar dari proses desain. Karena design fee dapat ditentukan dari capaian setiap fase dari proses desain interior tersebut seperti yang tampak pada tabel 1.
Read the rest of this entry »
No Comments » | Gambaran Umum Desain Interior | Tagged: Conceptual Design, Construction Administration, Construction Document, Design Portofolio, Development Design, Space programming | Permalink
Posted by nurvata
March 22, 2018
Oleh I Kadek Dwi Noorwatha
Industri desain interior kekinian yang lintas negara, membutuhkan kemampuan profesional berstandard internasional yang dapat menjalankan profesinya secara internasional. Kemampuan desainer interior profesional diistilahkan sebagai Interior Design Professional Body of Knowledge. National Council Interior Design Qualification (NCIDQ) yaitu sebuah Badan Kualifikasi Desainer Interior Amerika, yang menjadi acuan kualifikasi desainer interior seluruh dunia; mensyaratkan bahwa seorang desainer interior wajib menempuh pendidikan formal (baik S1 maupun diploma) untuk dapat dikategorikan sebagai desainer interior profesional. Secara profesional seorang desainer interior harus memiliki kompetensi kerja sebagai berikut:
Read the rest of this entry »
No Comments » | Gambaran Umum Desain Interior | Tagged: desain interior, green design, Interior Design Professional Body of Knowledge, konsep desain interior, NCIDQ, pos occupantion evaluation, prinsip desain interior, riset | Permalink
Posted by nurvata