Pengantar Sejarah Pendidikan Desain Interior Indonesia
Berbicara masalah pendidikan desain interior di Indonesia tidak terlepas dari aspek kesejarahan pendidikan seni rupa dan arsitektur secara formal di Indonesia. Dalam konteks arsitektur yang dekat dengan desain interior, Indonesia sampai era kemerdekaan telah mengenal beragam bentuk dan mashab arsitektur sesuai dengan peradaban yang melingkupinya, seperti kejayaan kebudayaan Hindu-Budha, Islam sampai pra kolonial. Pada era kolonial, Hindia Belanda sebagai cikal bakal negara Indonesia, arsitekturnya dibangun oleh masyarakat Belanda sesuai mashab yang berkembang di Eropa dan juga pengkondisian dengan material dan cuaca setempat.
Dalam konteks profesionalitas menurut Sachari (2007) pada awal abad ke-20, di wilayah Hindia Belanda telah berkembang azas profesionalitas dalam perancangan arsitektur sebagai bagian penting dari program modernisasi yang dilakukan oleh Pemerintah. Profesionalitas ini dipelopori oleh biro konsultan Hulswit, Fermont & Ed Cuypers yang mengerjakan pekerjaan arsitektur secara tuntas hingga permasalahan detail bangunan, bahkan desain interior dan permebelannya. Hal tersebut menerangkan bahwa profesionalitas desain interior telah dikenal oleh masyarakat Hindia Belanda sebelum dibangunnya pendidikan formalnya (1920). Mengenai sejarah pendidikan desain interior di Indonesia lebih lanjut dijabarkan secara ringkas sebagai berikut:
Pendidikan formal arsitektur sudah dimulai di Indonesia sejak diresmikannya Technische Hoogeschool te Bandoeng ditahun 3 Juli 1920.
Tahun 1924 Profesor Charles Prosper Wolff Schoemaker mengajar studi Arsitektur dan Seni Dekoratif.
Masa pendudukan Jepang ditahun 1944 namanya menjadi Bandoeng Koogyo Daigaku.
Tahun 1946 diubah lagi namanya menjadi Fakulteit van Technische Wetenschap yang setahun kemudian menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik Universitas Indonesia di Bandung. Fakultas teknik yang mempunyai Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar sebagai pengembangan Pendidikan Guru Gambar membuka Jurusan Seni Interior yang dipimpin oleh Profesor Achmad Sadali yang pada saat itu juga sering disebut sebagai jurusan Binnenhuisarchitectuur (BEKRAF, 2017).
1 Agustus tahun 1947 di Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung (sekarang ITB) dibangun Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar di bawah Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik.
Pada 15 Januari 1950 di Jogjakarta berdirilah ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) yang di dalamnya terdapat lima jurusan yaitu (1) Seni Lukis, (2) Seni Patung & Pahat, (3) Seni Pertukangan, (4) REDIG (Reklame, Dekorasi, Ilustrasi & Grafik), dan (5) Guru Gambar. Bidang Desain Interior / Dekorasi masih tergabung menjadi satu dalam jurusan REDIG tersebut sebagai materi perkuliahan, belum menjadi jurusan tersendiri (Hardhika, 2017)
Pada tahun 1956 Universiter Guru Gambar (UI-Bandung) bersama bagian arsitektur digabung menjadi Bagian Arsitektur dan Seni Rupa. Bagian Seni Rupa terbagi menjadi dua bidang studi yaitu Pendidikan Seni Rupa dan Seni Lukis.
Pada tahun 1959 Arsitektur dan Bagian Seni Rupa berubah nama menjadi Departemen Perencanaan dan Seni Rupa bersamaan dengan lahirnya Institut Teknologi Bandung. Bagian Seni Rupa terbagi menjadi Pendidikan Seni Rupa, Seni Lukis dan Seni Interior
Pada 5 April 1963 ASRI memiliki struktur baru dengan pembagian enam jurusan yaitu Seni Lukis, Seni Patung, Seni Kriya, Seni Reklame / Propaganda, Seni Dekorasi, dan Seni Ilustrasi / Grafik. Seni Dekorasi menjadi cikal bakal Program Studi Desain Interior di ISI Jogjakarta.
Pada tahun 1964 bidang studi Pendidikan Seni Rupa (UI-Bandung) berganti nama menjadi bidang studi Komunikasi Seni Rupa. Pada tahun 1965 bidang studi Seni Interior berubah menjadi bidang studi Arsitektur Interior.
1 Oktober 1965 Fakultas Teknik Universitas Udayana berdiri, terdapat dua jurusan yaitu Jurusan Arsitektur dan Jurusan Seni Rupa.
1969 di Universitas Trisakti Jakarta berdiri jurusan Arsitektur Interior di bawah Departeman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
1970 Jurusan Desain Interior secara khusus mulai berjalan di Universitas Trisakti Jakarta.
Pada tahun 1973 di ITB Bagian Seni Rupa berubah nama menjadi Departemen Seni Rupa yang mencakup bidang studi Seni Lukis, Seni Keramik, Seni Patung, Seni Grafis, Desain Interior (perubahan dari Arsitektur Interior), Desain Produk Industri, Desain Grafis dan Desain Tekstil. Prof. Widagdo mulai menjadi pengajar di ITB
Pada tahun 1978 Jurusan Dekorasi di STSRI Jogjakarta berubah nama menjadi Jurusan DIRUDA (Disain Ruang Dalam).
10 Mei 1983 Program Studi Desain Interior sebagai bagian dari Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD) Universitas Udayana mulai berdiri dengan SK pendirian nomor 483/SK/PT.17/R.VII/1983; 5/DIKTI/Kep/1984
Pada tahun 1987 dimulainya TKMDII (Temu Karya Mahasiswa Desain Interior se Indonesia) ke 1 di ISI Yogyakarta.
Pada 1995, pemerintah Indonesia meresmikan Pusat Desain Nasional dan Dewan Desain Nasional di Indonesia. Pengembangan Pusat Desain Nasional tersebut memakan waktu hingga 25 tahun karena adanya prioritas pembangunan yang masih berkisar pada kebutuhan dasar. Kesadaran masyarakat terhadap desain pun masih belum tumbuh (Ghazali dan Nadinastiti, 2015).
Tahun 2003 PSSRD UNUD dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar bergabung membentuk Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Program Studi Desain Interior PSSRD UNUD berpindah ke ISI Denpasar.
Dari linimasa sejarah tersebut menunjukkan bahwa dari segi keilmuan desain interior selalu berubah dari Seni Interior, arsitektur interior (ITB), REDIG-DIRUDA (ISI Jogjakarta) menjadi desain interior pada era kekinian dan tersebar ke seluruh Indonesia.
REFERENSI
Hardhika, Hangga, 2017, Sejarah Desain Interior Indonesia: Sebuah Frasa Utopia?, hanggahardhika.wordpress.com
http://interior.fsrd.trisakti.ac.id/
http://www.interior.fsrd.itb.ac.id/
Gazhali, Achmad dan Nadinastiti, 2015, Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019, Jakarta: BEKRAF & PT. Republik Solusi
Sachari, Agus, 2007, Budaya Visual Indonesia: Membaca Makna Perkembangan Gaya Visual Karya Desain di Indonesia Abad ke-20, Bandung: Penerbit Erlangga