ibgirimantra

Blog

Archive for the ‘Lainnya’ Category

TARI SATYA BRASTA

Filed under: Lainnya — ibgirimantra @ 8:00 pm

  Tari Satya Brastha

SEJARAH TARI SATYA BRASTA

Bali terkenal dengan bentuk keseniaanya yang identik dengan seni tari, seni tabuh,seni patung,seni ukir, dan seni kriya. Di dalam peper penelitian ini saya akan memaparkan tentang tari Satya Brasta adapun sejarah dari munculnya tari Satya Brasta.  Tari Satya Brastha merupakan salah satu tari kreasi baru. Sebagai bagian dari seni pertunjukan Bali, tari Satya Brastha dapat berkembang dalam masyarakat karena komposisi tarinya yang unik, dengan gerak tari yang mudah untuk dipelajari oleh masyarakat.

Tari Satya Brasta adalah taru kreasi yang dibawakan oleh sekelompok penari pria yang menceritakan  tentang kepahlawan Gatotkaca dengan peperangan antara gatotkaca dengan karna yang diakhiri dengan gugurnya gatotkaca oleh senjata Konta Wijayakusuma. Dengan pencipta i I Nyoman Cerita, SST, MA pada tahun 1989

Tarian lepas angkatan terbaru belakangan ini ikut juga unjuk kiprah bersama-sama tari-tarian kreasi terdahulu yang kini sering mengisi kokosongan panggung pertunjukan yang ditinggalkan oleh Drama Gong dan Arja yang dulu sempat menjadi seni pertunjukan primadona masyarakat. Pementasan tarian lepas itu umumnya bersifat ngayah dalam konteks upacara keagamaan seperti pada pementasan malam itu adalah sajian balih-balihan dalam rangka suatu tonggak upacara agama penting di pura banjar tersebut. Para penari dan grup penabuh, tampil secara tulus tanpa menuntut imbalan apa pun. gampang untuk dimengerti

 Perkembangan Tari Satya Brasta

Sejak zaman dahulu I Nyyoman Cerita dikenal sebagi pencipta tari kreasi baru pada tahun 1989 pasa adnya Tari Satya Brata, perkembangan tarinya sampai saat ini sangat berkembang sangat pesat tetapi tidak sampai mengubah dari segi stuktur bentuk tarian tersebut. Tarian lepas angkatan terbaru belakangan ini ikut juga unjuk kiprah bersama-sama tari-tarian kreasi terdahulu yang kini sering mengisi kokosongan panggung pertunjukan yang ditinggalkan oleh Drama Gong dan Arja yang dulu sempat menjadi seni pertunjukan primadona masyarakat. Pementasan tarian lepas itu umumnya bersifat ngayah dalam konteks upacara keagamaan seperti pada pementasan malam itu adalah sajian balih-balihan dalam rangka suatu tonggak upacara agama penting di pura banjar tersebut. Para penari dan grup penabuh, tampil secara tulus tanpa menuntut imbalan apa pun. gampang untuk dimengerti

Salah satu pekembangan tari Satya Brasta dapat dilihat dari sering munculnya atau ditampilkan di dalam suatu pertujukan. Sehingga tari kreasi baru ini tidak pernah luput dari perhatian masyarakat karena masyarakatlah yang menilai baik-buruknya suatu pertunjukan tersebut dan dapat mempunyai asumsi bahwa tarian ini harus dikembangkan lagi supaya dikenal oleh masyakat diluar bukan hanya dari masyarakat di Bali saja. Pengetahuan itu harus ditanamkan kepada generasi muda yang mendatang khusunya yang mempunyai bakat didalam seni tari.

Perkembangan tari Satya Brasta dapat didukung oleh sektor pariwisata karena periwisata meupakan salah satu cara untuk mempekenalkan bentuk taian ini kepada wisatawan yang berlibur di Bali. Biasanya tarian dipertunjukan di hotel atau restorant yang menyediakan fasilitas unutuk kesenian. Maka dari itu seni tari khususnya di dalam seni tari Satya Brasta tidak bisa punah ataupun hilang karena masyarakat zaman sekarang sudah berani untuk menjaga kembali hasil kebudayaan kesenian Bali.

Struktur Tari Satya Brasta

Struktur tari Satya Brasta ini tersusun sebagai berikut :

Dari Segi Gerak

Rangkaian geraknya secara singkat yaitu :

Pertama-tama keluar tiga orang penari dengan membawa tedung  (pajeng Bali), 3 orang penari keluar dengan langkah lebar-lebar dan kompak menghadap ke pojok depan stage dengan tekanan dan tanjekan mereka memulai gerakan angkat kaki kecil-kecil dengan bergiliran dan diselingi gerakan atau langkah kaki silang seperti orang berjalan dengan gerakan cepat. Dengan perpindahan komposisi lurus ke samping atau berjejer  mereka melakukan gerkan memutar tedung (pajeng Bali) tersebut, disana mereka menyembunyikan diri dibalik tedung (pajeng Bali) dengan memainkan property yang berbentuk anak panah tetapi pendek dengan menggambarkan naga yang biasanya disebut dengan konta. Disana yang kelihatan hanyalah tangan yang memegang property tersebut, kemudian bangun dengan gerakan kompak dan selanjutnya mengambil tedung dengan gerakan tangan memutar tedung (pajeng Bali) dan disana datanglah 3 orang lagi membawa kipas. Mereka yang membawa kipas melakukan gerakan malpal dengan langkah lebar dan kompak.  Yang membawa tedung (pajeng Bali) sama namun mereka hanya beda membawakan dan memainkan propertinya dengan variasi membuka kipas bagi yang membawa property kipas sedangkan yang membawa tedung (pajeng Bali) merentangkannya ke depan dan memutarkannya kemudian berjalan ke belakang dengan langkah penari untuk menaruh property tedung (pajeng Bali) dan kipasnya dibuka di depan tedung (pajeng Bali). Kemudian membuat komposisi satu orang memimpin di depan, dua orang di belakangnya, tiga orang lagi paling belakang. Disini juga melakukan gerakan kompak seperti gerakan duduk dengan satu kaki yaitu setengah jongkok, gerakan kompak seperti kipekan dengan ekspresi dan mata menatap tajam (nelik), gerakan langkah kaki mundur dengan kompak.  Kemudian dilanjutkan dengan adegan pembagian peran, dengan posisi 2 orang di depan melakukan gerakan bercakap dalam tari seperti nuding dan 4 orang berjejer di belakang duduk dengan gerakan kompak dan lambat seperti orang yang mendengarkan percakapan 2 orang yang di depan. Kemudian membuat posisi kereta berkuda dengan satu orang menjadi kuda, 2 orang memegang tedung (pajeng Bali) yaitu sebagai roda, satu orang memegang kipas dan tedung (pajeng Bali), satu orang memegang 2 kipas yang dibuka sebagai pintu kereta, satu orang sebagai tokoh dalam tari. Kemudian gerakan perang yang sudah tertata oleh pencipta tari. Dari synopsis tarinya dengan ending salah satu penari berada di depan untuk mengambil ancang-ancang dengan gerakan improvisasi dan melempar anak panah (konta) , dua orang membawa tedung (pajeng Bali) dan menghadapkannya ke depan dan memutarkannya. Satu orang membawa tedung (pajeng Bali) dengan posisi payung ditutup , satu orang sebagai tumpuan, satu orang sebagai tokoh yang berada di atas tumpuan yang akan kalah dalam cerita tari itu (dipanah).

–  Dalam tarian ini banyak terdapat gerakan kreasi baru yang kompak dan pengulangannya.

– Dalam gerakan transisi, perpindahan posisi 1 ke posisi yang lain menggunakan gerakan jalan dengan langkah lkebar dan gagah, dan gerakan nyrihsihg

– dalam tari ini banyak menggunakan komposisi dan trik dari property

– dalam tari ini ada gerakan improvisasi karena adanya penokohan dan perwatkana yang berbeda yang sudah ditata oleh pencipta tari

– yang menjadi cirri dari tari ini adalah adegan terjkahir klahnya gatotokaca oleh senajata Konta Wjayakusuma.

\- Gerakan tarinya sangat gagah dan berwibawa

  • Gerak tarinya sangat energik dan kebanyakan tempo cepat kecuali pada waktu pengadeng

Dari Segi Penari

Jumlah penari yang kami tonton berjumlah 6 orang, yang berjenis kelamin laki-laki (dewasa) yaitu anak SMKI. Postur tubuhnya sama namun ada terlihat dari keenam penari salah satu diantaranya agak kurus dan lebih pendek lagi sedikit dari penari lainnya. Kami melihat kualitas gerak penari sama.

  • 3 Iringan

Musik iringannya terdiri dari jenis gong kebyar dan pemain musiknya atau penabuh  yaitu anak-anak atau siswa dan guru pengajar di SMKI.

  •  Dari Segi Pendukung
  • Tempat dilaksanakan di depan pura puseh Batubulan, waktu dilaksanakannya pada malam hari dengan penerangan lampu dari arah depan stage saja.
  • Kostum yang digunakan :
    • Celana biru
    • Saput pink
    • Lamak/kancut depan dengan 3 warna yaitu kuning, pink dan biru
    • Sabuk kain
    • Baju variasi yang hanya menutup bagian dada, bahu, punggung.
    • Badong
    • Gelangkana tangan dan gelangkana kaki
    • Udeng Kain
    • Ampok-Ampok
    • Wig (rambut palsu)
    • Properti :
      • Kipas putih sedang
      • Tedung (pajeng Bali)  yang berwarna biru
      • Panah kecil yang bergambarkan naga (dililit) yang disebut dengan konta
      • Hiasan panggung sangat sederhana yaitu di depan candi bentar (pintu masuk) keluar masuk penari ada 2 tedung (pajeng Bali) berwarna merah dan diikat dengan selendang putih. Ada 2 buah tugu yag diisi kain poleng (hitam , putih).
      • Musik Iringan :

Memakai Gambelan gong kebyar

Pepeson : musik keras teratur.

Pengawak : musik sedang

Pesiat : musik keras.

Kesimpulan

Setelah kami menonton maka kami dapat menyimpulkan bahwa Tari Satya Brasta adalah tari kreasi yang diciptakan oleh I Nyoman Cerita dengan ide dan synopsis garapan yang sudah didapat dengan menuangkan gerak kreasi di dalam tari karena dalam tari ini banyak terdapat gerak kreasi yang sulit untuk kami paparkan dalam mendeskripsikan dan menganalisa tari ini

Gambar

Daftar Pustaka:

Djayus Nyoman , Teori Tari Bali ,Surabaya,CV Sumber Mas Bali, 1979

 

Comments (56)


Alat Musik Rebab

Filed under: Lainnya — ibgirimantra @ 6:02 pm

Alat Musik Rebab

Sebagaimana kita sedia maklum bahawa rebab adalah salah satu daripada antara alat muzik tradisional melayu. Ia termasuk dalam jenis peralatan muzik bertali yg di sebut kodrofon. Disemenanjung Malaysia ada terdapat dua jenis rebab, iaitu rebab bertali tiga dan rebab bertali dua.

Rebab bertali tiga biasanya diguna dalam permainan makyung, selampit dan permainan peteri, rebab jenis ini terdapat di negeri Kedah, Kelantan, selatan Thai dan Trengganu. Rebab bertali dua pula hanya digunakan untuk mengiringi permainan wayang melayu sahaja. Tempat2 yang terdapat wayang melayu ini pada zaman dahulu ialah di negeri Kelantan, Trengganu, Kedah dan selatan Thai (Patani). Oleh kerana perbincangan pada kali ini menjerumus kepada rebab bertali tiga maka segala penerangan akan akan di tumpukan kepada rebab bertali tiga sahaja.

Pada umumnya orang telah menagkui bahawa rebab ini berasal dari Parsi, ini kerana merujuk kepada perkataan rebab itu sendiri yg berasal dari perkataan “Rabab” bahkan di negara2 lain seperti Afghanistan pun masih memakai nama rabab atau rebet lagi.

Bagi mereka yg berkecimpung dalam permainan makyung biasanya, rebab ini ada mempunyai nama yang tersendiri iaitu UMBANG, sebab itu kalau kalau kita lihat di dalam pengucapan2 dan mentera melayu yang yang terdapat di dalam makyun dan peteri, langsung tidak di sebut langsung perkataan rebab, tetapi di sebut umbang. Sebagai contoh jika hendak di gambarkan suasana segala2 alat bunyi2an yang terdengar lalu di sebut “Lalu hamba mendengar sekali dengan umbang sakti nobat jawa canang kelenang muri dandi nafiri…..”.

Pada zaman awalnya rebab ini memakai tali benang, tetapi masa telah berubah menyebabkan rebab sekarang telah memakai tali gitar (Holow guitar). Tali yg sesuai untuk rebab ialah G-3rd D-4th A-5th. Penukaran tali rebab ini kerana tali gitar lebih senang di beli di kedai2 dan bunyinya pun kuat kalau nak di bandingkan dengan tali benang.

Di dalam muzik makyung Khususnya rebab adalah menjadi alat yang terpenting kerana rebablah yang akan menjadi penuntun lagu atau pembimbing lagu hingga sesetengah orang menganggapkan bahawa rebab adalah guru lagu atau pamurba lagu. Kerana di dalam kebanyakan lagu2, rebablah yang akan memulakan intronya dan barulah di ikuti oleh alat muzik lain dan nyanyian. Pemain rebab pula biasanya dipanggil sebagai jong rebab, bukannya Tok minduk yg tertulis di dalam beberapa penulisan yg lain kerana istilah Tok Minduk hanya terdapat dalam permainan peteri sahaja.

Dalam falsafah pemikiran orang melayu, rebab adalah di lambangkan kepada seorang perempuan. Oleh sebab itu nama pada setiap bahagian rebab itu di samping mempunyai makna luaran di sebalik itu ada mengandungi makna di sebaliknya yang abg lokan tidak berhajat nk cerita secara panjang lebar bab ini di sini. Cuma yg boleh di ceritakan secara ringkasnya ialah rebab itu mengandungi kepala, pemulas, batang suna, torak, kemban, batang, tempurung, pacat, susu, kili2, paksi dan kaki. Setiap bahagian (part) ini ada mempunyai tugas masing2.

Tentang tali rebab yang tiga itu adalah lambang kepada tujuh anggota manusia dan tujuh tingkat suara, jumlah tujuh itu di kira dengan mencampurkan jumlah tiga tali dengan empat jari yang memetik.

Cara bermain rebab biasanya kita akan menggesek dengan mengguna kayu penggesek, tali penggesek inilah akan bersentuh dengan tali rebab yang sudah di pasang dengan pacat (bridge) atau kekuda untuk menyangga tali rebab. Apabila tali rebab terkena gesekan, getarannya talinya akan bersambung kekulit muka melalui pacat tadi. Kulit muka yang terpasang pada tempurung rebab ini akan menjadi resonator atau alat penggema bunyi untuk melahirkan bunyi yang lebih kuat. Kulit muka rebab ini di perbuat dari kulit perut lembu/kebau yang di sepat menjadi nipis untuk menghasilkan gema bunyi. Duduk seorang pemain rebab adah mesti dalam keadaan bersila.

Setiap tali rebab juga mempunyai nama dan tiun masing2 iaitu tali no 1 di sebut tali Cin, tali no 2 di sebut tali Tengah dan tali no 3 di sebut tali Bor, tiun tali rebab iaitu jeda antara tali2 tersebut ialah perfect 4th iaitu sama jedanya dengan tiun tali gitar.

Rebab adalah salah satu nama untuk alat musik gesek, bermain dengan busur, yang merupakan bagian dari orkestra gamelan dapat ditemukan di daerah-daerah budaya tertentu di seluruh kepulauan Indonesia, seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera dan Sulawesi.

Alat musik tradisonal rebab adalah jenis alat musik yang di gesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.

Alat ini juga digunakan sebagai pengiring gamelan, sebagai pelengkap untuk mengiringi sinden bernyanyi bersama-sama dengan kecapi.Dalam gamelan Jawa, fungsi rebab tidak hanya sebagai

 

 

 

 

 

Pelengkap untuk mengiringi nyanyian sindhen tetapi lebih berfungsi untuk menuntun arah lagu sindhen.sama juga yang di pake tradisi musik sunda.

Sebagai salah satu dari instrument pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuh dan lirih. Pada kebanyakan gending-gending, rebab memainkan lagu pembuka gending, menentukan gending, laras, dan patet yang akan dimainkan. Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gending apa saja. Maka alur lagu rebab member petunjuk yang jelas jalan alur lagu gending.Pada kebanyakan gending, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari patet yang satu ke yang lain.

 

 

 

Rebab (Arab: الربابatauرباب) adalah alat musik yang berasal dari Timur Tengah dan mulai digunakan di Asia Tenggara setelah penyebaran pengaruh dari Timur Tengah.

 

DaftarPustaka

http://www.proghita.com/read/2011/05/17/2700/alat-musik-tradisional-rebab.php

http://lokanbertepuk.com/2008/05/15/mengenal-rebab/

Comments (54)


ibgirimantra

Filed under: Lainnya — ibgirimantra @ 5:42 pm

Nama  Saya  Ida Bagus Gede Giri Mantra anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan ayah dan ibu saya yaitu Ida Bagus Mahendra Putra dengan Ida Ayu Made Laksmi Kusuma Dewi. saya lahir pada tanggal 6 juli 1994 di denpasar , dari keluarga yang sederhana, dan saya bertempat tinggal di Desa Angantaka, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali .

Saya mempunyai keluarga yang lengkap di antaranya ayah, ibu, kakek, nenek,  adik dan saya sendiri.  Ayah saya bernama : Ida Bagus Mahendra  Putra, lahir pada tanggal, 13 september 1963  ,beliau adalah seseorang yang pekerja keras dan menjadi tulang punggung keluarga dan  beliau juga orangny sangat ramah dan humoris dan ,Ibu saya bernama : Ida Ayu Made Laksmi Kusuma Dewi , lahir pada tanggal 7 mei 1973 , adik saya bernama : Ida ayu Made Anggi Pradewi lahir pada tanggal 1 desember 1998 , sekarang dia  kelas 3 SMP di SMP  yang sama dengan saya dulu, dan sekarang dia akan tamat pada tahun 2013 ini, Kakek saya bernama :Ida Bagus Rai, dan yang terakhir nenek saya bernama : Ida Ayu Putu Sugi.

Riwayat pendidikan saya dari dulu sampai  sekarang yaitu :

Saya sekolah TK di taman kanak –kanak kumara windu kencana II Penatih  , yang pada waktu masuk TK saya berumur 6 tahun , yang bertempat di Desa Penatih ,Kecamatan Denpasar Timur , Kabupaten /Kodya Denpasar ,yang jaraknya cukup jauh dari rumah saya.  dan saya tamat pada tahun  2000 ,  dan saya melanjutkan ke sekolah dasar di SD.  No. 1 Angantaka, yang tidak jauh dari rumah  saya.  yang bertempat di Desa Angantaka, Kecamatan Abiansemal , Kabupaen Badung, isana saya menuntut ilmu selama 6 tahun   dan tamat pada tahun 2006. Setelah tamat sekolah dasar atau SD,  saya melanjutkan SMP   di SMP N 2 Abiansemal , yang lumayan jauh dari rumah saya , yang bertempat di Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal , Kabupaten Badung  , disana saya menuntut ilmu selama 3 tahun dan tamat pada tahun 2009, Setelah saya tamat SMP , saya pun sebenarnya pada waktu itu saya  ingin melanjutkan hobi saya dan minat saya dalam bidang seni ke  SMK N 3 Sukawati , yang dulu bernama SMKI atau KOKAR  tapi saya kembali berfikir, pada saat itu apakah saya mampu bersaing dengan taemen-teman yang bersekolah disana ,dan saya pun berfikiran saya ingin melanjutkan ke SMA  di SMA N 1 Abiansemal yang bertempat di Jl. Majapahit ,Desa Belahkiuh , Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung , dan dan disana saya mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial , dan disana banyak yang beranggapan bahwa  kalau anak-anak IPS itu semuanya brandalan , tapi saya ingin memperbaik citra dari anak ips itu sendiri , karena anak IPS juga bisa meraih prestasi dalam bidang krawitan khususnya , dan pada waku itu  banyak anak – anak ips yang ikut atau berpartisipasi dalam lomba balaganjur yang di adakan di PUSPEM badung , dan pada waktu itupun sekolah saya mendapatkan juara 2   SeBadung, dan waktu  kelas 3 atau kelas 12 saya pernah ke malang pada waktu itu dalam rangka stady tour dengan  teman-teman kelas 12 atau dengan rombongan dari SMA N 1 Abiansemal. Dan disana saya menuntut ilmu selam 3 tahun dan saya tamat pada tahun 2012 . setelah saya tamat SMA ,  saya pun melajutkan ke perguruan tinggi negeri  ISI denpasar , yang bertempat di Jl. Nusa Indah Denpasar, dan saya baru hanya sebagai mahasisiwa semester 2  jurusan  karawitan , fakultas seni pertunjukan yang belum mengetahui banyak tentang jurusan yg saya ambil pada saat ini , karena keingin tauan sayalah yang mendorong saya untuk kuliah di ISI Denpasar ini saya ingin  mengasah kemampuan saya dalam memaenkan gambelan  bali atau membuat suatu komposisi tabuh itu sendiri.

Saya pun mempunyai cita-cita ingin menjadi orang yang sukses, membahagiakan orang tua , dan keluarga, dan  untuk meningkatkan ekonomi  keluarga saya di masa yang akan dating , sangatlah tidak mudah bagi saya dalam menjalankan cita-cita saya kedepannya tanpa adanya usaha , dukungan keluarga , teman, sahabat, dan di lingkungan sekitar saya.

Saya  adalah salah satu dari zodiak CANCER(Kepiting) yang lahir pada tanggal 6 juli 1994. Seperti yang tercantum dalam kalender – kalender , zodiac cancer ini lahir dari tanggal 22 juni s/d 22 juli , watak dari zodial cancer pada umumnya adalah perasaannya mudah tersinggung , orangnya tidak sabaran , agak pemalu, suka menyembunyikan perasaannya, memegang kedisiplinan, tertib, oleh karenanya disebut orang cerewet, suka mencari pengaruh,dan kemudian menguasai orang yang bersimpatik kepadanya ,pandai mengatur rumah tangga. Jodoh dari zodiac cancer yang paling tepat adalah dari zodiac capricornus, pisces, Taurus, virgo, dan scorpio. Dari apa yang ada diatas tidak jauh berbeda dengan sifat ataupun watak saya sendiri.

Comments (56)


Valid XHTML 1.0 Transitional© 2008 | ibgirimantra
'Twilight' Wordpress theme | Powered by Atillus