PEPESON
Duduk bersimpuh(tangan kiri lurus diatas lutut, tangan kanan di belakang pinggang),pandangan ke pojok kiri, berat badan ke kanan, pindah ke kiri, balik ke kanan, nyalud,dorong kanan,ngukel,agem kanan(posisi tangan ngagem tangan kiri lurus dipaha),ileg-ileg,ulap-ulap ke kiri, lakukan gerakan yang sama.
PENGAWAK
Posisi ulu angsul, taruh kaki kiri, lihat kipas, berat badan ke kiri, ngotag pala,kembali tutup kaki,turun, tanjgek 4 kali,angkat kaki kiri,kanser ke kanan dan ke kiri(tangan lurus ke saamping),ngubit kanan, ulu angsul,dorong kanan,agem kanan,ngotag pala,tanjek nyangkil,ngotag pala,kembali,ngubit kanan,ngotag dagu,ngengsog,piles kiri,maju kaki kanan,agem kiri(posisi gtangan kiri ngagem diatas kepala),nglier,taruh kaki, ngotag pala, kembali,tutup kaki, turun, tanjek 4 kali, kaki kanan diangkat, kanser kanan kiri, ngubit kiri,ulu angsul,dogrong kiri, agem kiri, tanjek nyangkil,kembali, ngubit kiri, ngotag dagu, ngengsog kiri kanan kiri,piles kanan,maju kanan kiri, putar tangan,hitungan keempat kaki kiri diangkat,(gerakan kembali seperti sebelumnya), tayung kanan,tanjek, kipek kiri 3 kali,hadap samping, piles kanan kiri tutup kanan, putar bahu,tayung kiri pegang lamak, kaki kanan mundur,pandangan ke depan, tutup kanan,ambil lamak, lepas, tanjek kiri(ngejer), nyalud kiri,dorong kiri,ngegol kessamping kanan, hitungan ke empat gtayung kiri, ngeliput, nyalud kanan, dorong kanan,ngegol hadap kiri,hitungan kelimaa tayung kiri,ngeliput,tayung kiri, dorong kiri,ngegol hadap depan,tayung kiri,ngeliput,ngusus,tanjek kiri, nengok,kembali,ngeliput,nyalud kiri, dorong kiri,meserod,seledet kiri.
PENGECET
Gelatik nuut papah kanan, ganti kiri, kembali kekanan,nyalud kanan, hadap kanan(dedare kepek),nyleog kanan kiri,piles kanan,gerakan tangan kanan kesamping kiri,mata mengikuti gerakan tangan,nyleog kanan, nyregseg,hadap kanan,piles kanan,gelatik nuwut papah, putar kanan,kembali ke kanan, gelatik nuwut papah kekiri ganti kekanan, kembali kekiri, nyalud ke kiri, hgadap samping, dedare kepek,kaki kanser ke kiri,nyleog kiri,nyregseg ke kanan, piles kiri,gerakan tangan ke samping kanan,mata mengikuti gerak tangan, nyleog kiri,nyregseg, hadap kanan, geltik nuwut papah, sambil putar kekiri, hadap depan, nyalud depan, dorong kanan, ngegol kepojok kanan dan kiri,ngeregah,ngumad,piles kanan, jalan kaki kanan kiri kanan kiri,hadap pojok belakang,ngumbang,ngotes,putar kiri, kembali kepojok belakang, ngotes,putar kanan,langsung hadap depan, tayung kiri, nyregseg kanan kiri, leher ileg-ileg, angsel, ngeseh,nyalud, tangan lurus kebawah,ngotag pala,ngenjet sambil ngelayak , angsel,ngeseh,tayung kaki kiri kanan kiri,nyregseg kiri,sledet kiri,nyregseg kanan,ileg-ileg, angsel,ngeseh,putar kiri(gerakan sama seperti sebelumnya sampai putar kiri,hadap depan, agem kanan tinggi).
PENGETOG
Agem kanan tinggi, agem kanan rendah,agem kiri tinggi,agem kiri rendah,tayung kanan sambil ngengsog,nyalud,nyregseg kanan kiri,sledet,angsel,ngeseh,dorong kanan,dorong kiri,agem kiri(tangan kiri panjang),sledet kiri,angkat kaki kanan, agem kanan sledet,ngeregah,ngumad,piles kiri,piles kanan,cross dengan pasangan, hadap pojok masing-masing,tayung kiri nyregseg,angsel,ngeseh,putar kiri,hadaap-hadapan, uulap-ulap,nuding,putar kanan,cross,agem kiri,ulap-ulap,nuding,putar kiri,cross,tayung kiri,nyregseg,hadap pojok masing-masing,ngeseh, ambil daun plawa.
PESIAT
Kaki kiri tinggi,tangan kiri ngangget (didada),tangan kanan lurus keatas membawa daun plawa,ngenjet ke bawah 4 kali,ngeregah,ngumad,piles kanan,ngumbang,cross dengan pasangan,hadap-hadapan(posisi tangan masih sama),manteg 4 kali,pegang tangan pasangan,kaki nyregseg,saling putar,tangan kanan diayunkan,hadap-hadapan,dorong pasangan,mundur kanan,taruh kiri,tangan digerakan diatas kepala seperti orang tertawa,tayung,ngotes,nendang,kaki diatas paha pasangan,ambil dan angkat dagu pasangan,panteg,mundur kanan kiri kanan,taruh kiri,pasangan bangun,lompat,kembali berputar,hadap-hadapan,dorong(bergantian),gerakan sama seperti sebelumnya sampai pasangan bangun,lompat,kembali berputar,hadap-hadapan, aras-aras,nyegut dekat leher,saling dorong, jatuh,lempar daun.
PEKAAD
Bangun,kembali buka kipas,ngeliput,jalan kesamping,putar kiri,agem kanan,ulap-ulap,piles kiri kanan,cross dengan pasangan,ngumbang,hadap belakang,angsel,ngeseh,tanjek kiri,putar kiri,hadap depan,dorong kanan,dorong kiri,meserod, sledet kiri,tayung kiri,ngusus,tanjek kiri,nengok,kembali,tayung kiri,maju kanan,sledet 4 kali sambil turun,piles kanan, dorong kanan,agem kanan, ngotag pala, tanjek kanan,tangan kanan lurus kipas mengahadap kebawah tangan kiri ngagem,ngotag pala,tanjek kiri,tayung kiri,ngeliput,ngusus,tanjek kiri,nengok,kembali,tayung kiri,maju kanan,sledet kanan 4 kali sambil turun,piles kiri,dorong kiri,agem kiri,ngotag pala,tanjek kiri,ngotag pala,tanjek kanan(posisi sama seperti sebelumnya),tayung kiri,ngeliput,ngusus,tanjek kiri,ngusus,kembali,tayung kiri,maju kanan,sledet 4 kali sambil turun,piles kanan,dorong kanan,agem kanan,ngenjet,ngotag pala,loncat kanann,ngenjet,ngotag pala, loncat kanana, ngotag pala,loncat kiri 2 kali,kembali loncat kanan,ngenjet ke kanan, ngotag pala loncat kiri,ngenjet,ngotag pala,loncat kiri,tayung kiri,ngeliput,ngusus,tanjek kiri, nengok,kembali,tayung kiri,maju kanan,sledet kanan 4 kali,ngeseh, angguk,piles kiri,kotes piles kanan,kotes,piles kiri, kembali kotes,mundur kaki kiri kanan maju kanan, sledet 4 kali,piles kanan,dorong kanan,agem kanan,ngotes, tayung kiri,ngeliput,langsung hadap belakang,ngusus, tanjek kiri,nengok, kembali,tayung kiri, ngeliput,putar kiri,dorong kanan,dorong kiri,meserod, sledet kiri(selesai).
Kehidupan Seni Budaya di Bali pada mulanya hanya di abdikan demi keagungan agama dan dinikmati oleh masyarakat Bali sendiri terutama Seni Karawitan. Seni Karawitan ini diwujudkan dengan berbagai jenis gamelan salah satunya adalah Gamelan Gong Kebyar. Gamelan Gong Kebyar yaitu perangkat hgamelan yang dipakai untuk mengiringi Tari Kebyar dan merupakan musik ciptaan baru. Gamelan Gong Kebyar memiliki kelebihan tersendiri dimana sebuah ensambel besar (barungan baru). Sesuai dengan nama yang diberikan kepada gamelan ini, kebyar, mempunyai makna cepat, tiba-tiba dan keras, sehingga gamelan ini menghasilkan musik yang keras dan dinamis. Secara penyusunan instrumental dan tehnik permainan, Gamelan Gong Kebyar merupakan perpaduan antara Gender Wayang, Gambang, Gong Gede dan, Palegongan. Rasa-rasa musikal maupun pola pukulan instrumen Gong Kebyar ada kalanya terasa Gender Wayang yang lincah, Gong Gede yang kokoh atau Palegongan yang melodis. Pola gagineman Gender Wayang, pola Gagambangan, dan Kaklenyongan Gong Gede, yang muncul dalam berbagai Tabuh Gong Kebyar, baik Lelambatan maupun kreasi.
Instrumen yang cukup banyak dan bervariasi merupakan salah satu kelebihan dari Gong Kebyar bila dibandingkan dengan instrumen lainnya. Gamelan Gong Kebyar adalah barungan gamelan yang berlaras pelog lima nada. Ditinjau dari segi teknik permainannya, Gong Kebyar mempunyai teknik permainan yang lincah , dinamis, dan relatif lebih mudah. Di Bali Gamelan Gong Kebyar digunakan sebagai media untuk mengungkapkan kreativitas dan rasa indah yang dimiliki dalam bentuk kreasi, iringan tari, Sendratari, Drama Gong, Arja dan seni pertunjukan lainnya. Disamping itu Gong Kebyar juga dipergunakan untuk mengiringi upacara adat Agama Hindu di Bali.
Disebelah barat Banjar Bengkel ada sebuah Griya yang bernama Griya Punia Wati. Griya tersebut mempunyai satu barungan Gamelan Gong Kebyar yang hanya digunakan pada saat upacara keagamaan di Merajan Griya Punia Wati tersebut.Gamelan ini ada pada kisaran tahun 1960. Pada saat itu barungan Gamelan Gong Kebyar Griya Punia Wati masih berupa patokan kayu sederhana atau balok dan resonatornya masih berupa bambu yang sudah lapuk dimakan usia. Nama-nama instrumennya yaitu 4 buah Gangsa, 4 buah Kantilan, 2 buah Ugal pengumbang dan pengisep, 2 buah Jublag, 2 buah jegoggan, 1 buah Riyong, 1 buah Terompong, 1 buah Gecek, 1 buah Kajar, 1 buah Kempli, 1 buah Klemong, 1 pasang Gong lanang dan wadon, 1 buah Kempur, 1 buah Bende dan 1 pasang Kendang Jeduggan lanang wadon. Pada tahun 1978 ada sebuah sesolahan atau balih-balihan yang sebagian besar penabuh dan penarinya berasal dari Banjar Bengkel. Karena seringnya warga Banjar Bengkel ikut terlibat di dalam kegiatan ke agamaan atau balih-balihan di Griya Punia Wati tersebut, maka pada akhirnya Gamelan Gong Kebyar itu dipinjamkan oleh pihak griya untuk upacara keagamaan di mrajan Banjar Bengkel dan di Pura Dangka Banjar Bengkel.
Sebelum itu di Banjar Bengkel belum mempunyai Gamelan Gong Kebyar, melainkan mempunyai satu barungan Paelgongan, angklung, dan geguntangan. Gamelan Gong Kebyar ini juga pernah dipinjam oleh Desa Pakraman Renon untuk kegiatan upacara di Desa tersebut. Karena seringnya Gamelan Gong Kebyar ini di pergunakan untuk acara piodalan dan balih-balihan di Banjar Bengkel, maka pada tahun 1980 terbentuk sekaa yang bernama Sekaa Gong Padma Gita Banjar Bengkel hingga sekarang. Karena seringnya dipergunakan Gamelan Gong Kebyar tersebut oleh Banjar Bengkel hingga terbentuknya sekaa di Banjar bengkel, sehingga Gamelan Gong Kebyar tersebut diberikan dan dijadikan hak milik dari Banjar Bengkel. Seiring dengan perkembangannya waktu kurang lebih tahun 1983 warga dari Banjar Bengkel ingin membenahi Gamelan Gong Kebyar tersebut agar menjadi lebih baik. Pada saat itu warga berbondong-bondong dan bergotong royong membawa grobak besar untuk mengambil kayu ke daerah Crancam.
Kayu yang diambil ke daerah Cerancam itu bernama kayu nangka atau kayu yang berasal dari pohon nangka. Kayu tersebut akan di angkut dan dibawa ke Jero di Jl. Veteran tepatnya di Banjar Blaluan Sadmerta untuk di ukir dan dibuatkan pelawahnya. Saking semangatnya akan memperbaiki Gamelan Gong Kebyar itu warga Banjar Bengkel bergebu-gebu dan bersemangat walaupun rentang jarak yang jauh untuk berjalan. Setelah berselang 1 tahun kemudian, gamelan gong kebyar pun dibawa kembali dan ditempatkan di Banjar Bengkel. Hingga sekarang Gamelan Gong Kebyar belum pernah mengalami perubahan atau belum pernah diperbaiki lagi. Gamelan Gong Kebyar ini selain dipergunakan sebagai sarana upacara agama saat ini Gamelan Gong Kebyar ini sudah dipakai mengikuti beberapa lomba, salah satunya mengikuti lomba Gong Kebyar anak-anak yang diselenggarakan antar banjar di Desa Sumerta Kelod.
Jadi Gamelan Gong Kebyar yang ada di Banjar Bengkel pada awalnya merupakan gamelan yang dimiliki oleh Griya Punia Wati yang selanjutnya menjadi milik Banjar Bengkel. Lalu gamelan tersebut diperbaiki ke Jero Belaluan Sadmerta. Dan gamelan ini sering digunakan untuk upacara keagamaan di Merajan Banjar Bengkel dan Pura Dangka. Hingga saat ini Gamelan tersebut dipergunakan oleh Seka Gong Padma Gita Banjar Bengkel.
Fungsi tari Janger Banjar Bengkel di masyarakat sebagai balih balihan atau hiburan dan sebagai pelengkap dalam upacara sakral atau upacara keagamaan. Tari janger adalah tarian Bali yang tergolong tari Balih-balihan,dimana bentuknya adalah tari pergaulan muda-mudi.Penuh nyanyian-nyanyian dan di tarikan secara masal.berdasarkan data-data yang ada bahwa tari janger muncul sekitar tahun 1920 pertama kali di daerah Bali utara.Asal mula timbulnya tari janger ini adalah dimulai dari nyanyian bersaut-sautan dari orang-orang yang memetik kopi,dimana untuk menghapuskan kelelahannya mereka menyanyi bersaut-sautan antara kelompok perempuan.Dari bentuk yang sangat sederhana ini kemudian berkembang dan menjadilah Tari janger seperti yang ada ini di Bali.Tari Janger yang kini telah menjadi pertunjukan yang berlakon,di dalam pementasanya ditampilkan antara 10-16 orang pasang penari pria dan wanita.Kelompok penari pria dinamakan Kecak dan kelompok penari wanitanya di namakan Janger. Sebagimana biasanya pertunjukan TariJanger diawali dengan suatu tabuh pembukaan,dimana dalam bagian ini belum terdengar nyanyian-nyanyian,yang terdengar pada pembukaan ini hanyalah suara-suara gamelan yang terdiri dari kendang,ceng-ceng,kajar,kendang rebana,klenang,kemong,suling dan kadang-kadang ditambah beberapa tungguh gender wayangyang berlaras selendro.bentuk lagu-lgu pembukaan bisa berupa batel tetamburan,bisa juga lagu penggalang yang lain.
Pada tahun 1915 di Banjar Bengkel berdiri perguruan pencak silat yang dimana itu adalah awal mula terbentuknya sekaa cak di Banjar Bengkel. Sekaa cak yang ada di Banjar Bengkel mengandung unsur sakral. Dimana pada sekaa cak tersebut terdapat Gelungan Panji,Laksmana,Rama,Rahwana,Sita,Jatayu,Gelungan Tualen, Tapel atau Topeng Bawi(Babi) dan Gelungan Hanuman yang sampai saat ini disakralkan. Kemudian seiring dengan perkembangannya waktu sekaa cak Banjar Bengkel pada awalnya ditarikan di Jaba Pura Dangka di Desa Sumerta Kelod. Kurang lebih pada tahun 1936 terbentuklah tari janger yang ditarikan oleh pemuda dan pemudi bahkan penua dari Banjar Bengkel. Terbentuknya sekaa Tari Janger ini karena pemuda pemudi Banjar Bengkel terpacu atau memiliki pemikiran untuk memiliki sekaa janger yang sama dengan Banjar lain se-adat Sumertan Kelod. Tari Janger ini pertama kali dipentaskan di Hotel Inna Bali yang bertempat di Jalan Veteran. Dimana Tari Janger ini mendapat kesempatan sebagai hiburan. Lalu kemudian Tari Janger Banjar Bengkel ini ditarikan di Jaba Pura Dangka sebagai balih-balihan.
Tari Janger Banjar Bengkel menjadi sakral karena Tari Janger ini selalu dipentaskan dalam kegiatan keagamaan, salah satunya dipentaskan setiap Rahina Purnama Kadasa di Pura Dangka. Kemudian Tari Janger juga pernah dipentaskan di Pura Dalem Tengkulung, Banjar Tengkulung, Desa Pakraman Tanjung Benoa,Badung. Karena seringnya dipentaskan pada saat acara keagaamaan, Tari Janger Banjar Bengkel pun mulai disakralkan. Terbukti dengan adanya Gelungan Janger yang di Pasupati atau disakralkan. Dan ada beberapa cerita Janger yang dipentaskan seperti Cerita Ramayana, Rejuna Tapa. Dan Lakon lakonya seperti Rahwana,Sita,Rama,Laksmana,Jatayu,Hanuman yang ada pada Cerita Ramayana. Dan lakon Arjuna pada Cerita Arjuna Tapa. Semenjak Janger disakralkan Gelungan Janger dilinggihkan di Pura Dangka. Hingga saat ini Busana Tari Janger masih dirawat dan dilestarikan walaupun Tari Janger ini sempat vakum.
Pada awal terbentuknya Tari Janger Banjar Bengkel difungsikan sebagai untuk menghibur tamu pada hotel Ina Bali pada tahun 1938. Kemudian pada tahun 1967 janger mulai ditarikan untuk balih-balihan di Pura Dangka pada Rahina Purnama Kadasa dan juga dipentaskan di Pura Dalem Tengkulung, Banjar Tengkulung, Desa Pakraman Tanjung Benoa,Badung dan terakhir dipentaskan pada tahun 2006
Pada awal dipentaskan,Tari Janger Banjar Bengkel diiringi oleh gamelan Gender Wayang karena pada saat itu gending-gending Janger di Banjar Bengkel menggunakan laras slendro. Kemudian mulai pada tahun 1997 instrumen pengiring Tari Janger Banjar Bengkel dirubah menjadi Gamelan Semara Pagulingan saih lima atau biasa kita ketahui dengan nama Gamelan Palegongan.