Ogoh-ogoh Sang Anta Br. Bengkel

This post was written by hadimulyawan on Mei 2, 2018
Posted Under: Tulisan

 Hari Raya Nyepi. Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun baru saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Untuk itu umat Hindu melakukan pemujaan suci terhadap mereka. Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali.

            Urutan upacara sebelum hari raya Nyepi yaitu Melasti, Tawur (Pecaruan), dan Pengrupukan.Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan Penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis. Pada hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang ada di Pura (tempat suci) diarak ke pantai atau danau, karena laut atau danau adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia dan alam..

Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada “tilem sasih kesanga” (bulan mati yang ke-9), umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya. Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisuda Buta Kala, dan segala leteh (kekotoran) diharapkan sirna semuanya. Caru yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca (lima) warna berjumlah 9 tanding/paket beserta lauk pauknya,(berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak. Buta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat.Mecaru diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di Bali , pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar. Pada Puncaknya Pinanggal Pisan sasih Kedasa tibalah Hari Raya Nyepi. Dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian yaitu Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Rangkaian terakhir Nyepi yaitu Ngembak Geni(silaturahmi kepada saudara).

            Sang Anta digambarkan antara Kama Petak dari sang ayah(Purusa) dengan Kama Bang didalam Rahim sang ibu(Pradana). Setelah pertemuan itu terjadi, Bhatara Ciwa beryoga. Tapa yoga Bhatara Ciwa itu dibantu oleh para Dewa dan para Rsi, sehingga terbentuklah Sang Antiga Jati(Cabang bayi) yang tiada lain adalah janin itu sendiri. Ia terbentuk bersama-sama dengan empat saudaranya yang disebut Catur Sanak, yaitu darah,air ketuban(yeh nyom), tali pusar,dan ari-ari yang disebut Sang Anta.

Sang Anta(ari-ari)berfungsi sebagai organ yang menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan. Setelah cukup umur,lahirlah I Legraprana atau si bayi yang diiringi oleh empat saudaranya itu. Setelah bayi lahir, empat saudara itu bertugas menjaga dan melindungi si bayi di empat penjuru mata angin. Salah satunya Sang Anta menjaga dari arah barat. Setelah empat tahun menjaga sang bayi maka mereka sepakat utuk berpisah menuju asal mulanya masing-masing dan akan bertemu kembali pada saat terjadi kelahiran(reinkarnasi).

            Iringan dari ogoh-ogoh Sang Anta berupa kecak tradisi asli dari Banjar Bengkel dan Baleganjur. Pada bagian opening menggunakan iringan Baleganjur. Lalu pada saat bagian pepeson menggunakan kecak ,namun tidak semuanya menggunakan kecak. Kecak juga dimainkan pada bagian persenggamaan dan pada saat penonjolan Catur Sanak. Kilitan kecak yang digunakan berupa cak telu,cak lima,enam,tujuh. Kilitan cak tersebut dimainkan oleh para tukang tegen ogoh-ogoh yang berjumlah 37 orang dimana 10 orang memainkan cak lima , 10 orang memainkan cak enam, 10 orang memainkan cak tujuh, dan 7 orang memainkan cak telu. Kemudian pada melodi dimainkan oleh penabuh dan pemegang tempo diperankan oleh penabuh yang memegang instrument tawa-tawa.

Setelah itu dilanjutkan dengan bagian ngarak ogoh-ogoh yang diiringi dengan tabuh Baleganjur. Instrument yang digunakan :

  1. 1 pasang kendang kendang lanang wadon.
  2. 8 cakup ceng-ceng Baleganjur.
  3. 6 buah riyong Baleganjur yang bernadakan dang, daing, ding, dong, deng, deung. Yang dimainkan oleh 3 orang pemain riyong, yang setiap orangnya memegang 1 pasang riyong.
  4. 1 buah tawa-tawa.
  5. 1 pasang gong lanang wadon.
  6. 1 buah kempur.

Pada kegiatan pengrupukan tahun 2018 ini Banjar Bengkel membuat ogoh-ogoh yang berjudul Sang Anta. Pada tahun ini saya diberikan kesempatan untuk menggarap tabuh dan sekaligus menabuh pada malam pengrupukan.Pada saat itu saya memainkan instrument tawa-tawa. Awal saya menggarap diawali dengan kegiatan nuasen yang dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2018 pada pukul 15.00 . Dengan bahan ajar saya pertama yaitu menuangkan gending opening pada ogoh-ogoh. Begitu seterusnya sampai pertemuan ke tujuh. Lalu pada pertemuan ke 8 tanggal 9 Maret 2018 saya mulai menggarap kecak , yang pada saat itu selesai pada jangka waktu 2 hari. Setelah proses cak, saya lalu melanjutkan proses selanjutnya yaitu pembuatan gending ngarak ogoh-ogoh yang gendingnya dominan bertempo cepat. Yang dimana gending ini saya selesaikan pada pertemuan ke sebelas. Untuk pertemuan selanjutnya sampai pada saat geladi gending saya sudah selesai dan sudah rampung. Hingga pada malam pngrupukan semunya berjalan lancer dan sukses.

Comments are closed.