JANGER KLASIK BANJAR BENGKEL

This post was written by hadimulyawan on Maret 27, 2018
Posted Under: Tulisan

                Fungsi tari Janger Banjar Bengkel di masyarakat sebagai balih balihan atau hiburan dan sebagai pelengkap dalam upacara sakral atau upacara keagamaan. Tari janger adalah tarian Bali yang tergolong tari Balih-balihan,dimana bentuknya adalah tari pergaulan muda-mudi.Penuh nyanyian-nyanyian dan di tarikan secara masal.berdasarkan data-data yang ada bahwa tari janger muncul sekitar tahun 1920 pertama kali di daerah Bali utara.Asal mula timbulnya tari janger ini adalah dimulai dari nyanyian bersaut-sautan dari orang-orang yang memetik kopi,dimana untuk menghapuskan kelelahannya mereka menyanyi bersaut-sautan antara kelompok perempuan.Dari bentuk yang sangat sederhana ini kemudian berkembang dan menjadilah Tari janger seperti yang ada ini di Bali.Tari Janger yang kini telah menjadi pertunjukan yang berlakon,di dalam pementasanya ditampilkan antara 10-16 orang pasang penari pria dan wanita.Kelompok penari pria dinamakan Kecak dan kelompok penari wanitanya di namakan Janger. Sebagimana biasanya pertunjukan TariJanger diawali dengan suatu tabuh pembukaan,dimana dalam bagian ini belum terdengar nyanyian-nyanyian,yang terdengar pada pembukaan ini hanyalah suara-suara gamelan yang terdiri dari kendang,ceng-ceng,kajar,kendang rebana,klenang,kemong,suling dan kadang-kadang ditambah beberapa tungguh gender wayangyang berlaras selendro.bentuk lagu-lgu pembukaan bisa berupa batel tetamburan,bisa juga lagu penggalang yang lain.

            Pada tahun 1915 di Banjar Bengkel berdiri perguruan pencak silat yang dimana itu adalah awal mula terbentuknya sekaa cak di Banjar Bengkel. Sekaa cak yang ada di Banjar Bengkel mengandung unsur sakral. Dimana pada sekaa cak tersebut terdapat Gelungan Panji,Laksmana,Rama,Rahwana,Sita,Jatayu,Gelungan Tualen, Tapel atau Topeng Bawi(Babi) dan Gelungan Hanuman yang sampai saat ini disakralkan. Kemudian seiring dengan perkembangannya waktu sekaa cak Banjar Bengkel pada awalnya ditarikan di Jaba Pura Dangka di Desa Sumerta Kelod. Kurang lebih pada tahun 1936 terbentuklah tari janger yang ditarikan oleh pemuda dan pemudi bahkan penua dari Banjar Bengkel. Terbentuknya sekaa Tari Janger ini karena pemuda pemudi Banjar Bengkel terpacu atau memiliki pemikiran untuk memiliki sekaa janger yang sama dengan Banjar lain se-adat Sumertan Kelod. Tari Janger ini pertama kali dipentaskan di Hotel Inna Bali yang bertempat di Jalan Veteran. Dimana Tari Janger ini mendapat kesempatan sebagai hiburan. Lalu kemudian Tari Janger Banjar Bengkel ini ditarikan di Jaba Pura Dangka sebagai balih-balihan.

Tari Janger Banjar Bengkel menjadi sakral karena Tari Janger ini selalu dipentaskan dalam kegiatan keagamaan, salah satunya dipentaskan setiap Rahina Purnama Kadasa di Pura Dangka. Kemudian Tari Janger juga pernah dipentaskan di Pura Dalem Tengkulung, Banjar Tengkulung, Desa Pakraman Tanjung Benoa,Badung. Karena seringnya dipentaskan pada saat acara keagaamaan, Tari Janger Banjar Bengkel pun mulai disakralkan. Terbukti dengan adanya Gelungan Janger yang di Pasupati atau disakralkan. Dan ada beberapa cerita Janger yang dipentaskan seperti Cerita Ramayana, Rejuna Tapa. Dan Lakon lakonya seperti Rahwana,Sita,Rama,Laksmana,Jatayu,Hanuman yang ada pada Cerita Ramayana. Dan lakon Arjuna pada Cerita Arjuna Tapa. Semenjak Janger disakralkan Gelungan Janger dilinggihkan di Pura Dangka. Hingga saat ini Busana Tari Janger masih dirawat dan dilestarikan walaupun Tari Janger ini sempat vakum.

Pada awal terbentuknya Tari Janger Banjar Bengkel difungsikan sebagai untuk menghibur tamu pada hotel Ina Bali pada tahun 1938. Kemudian pada tahun 1967 janger mulai ditarikan untuk balih-balihan di Pura Dangka pada Rahina Purnama Kadasa dan juga dipentaskan di Pura Dalem Tengkulung, Banjar Tengkulung, Desa Pakraman Tanjung Benoa,Badung dan terakhir dipentaskan pada tahun 2006

            Pada awal dipentaskan,Tari Janger Banjar Bengkel diiringi oleh gamelan Gender Wayang karena pada saat itu gending-gending Janger di Banjar Bengkel menggunakan laras slendro. Kemudian mulai pada tahun 1997 instrumen pengiring Tari Janger Banjar Bengkel dirubah menjadi Gamelan Semara Pagulingan saih lima atau biasa kita ketahui dengan nama Gamelan Palegongan.

Comments are closed.

Previose Post: