bayuwedanta

April 2, 2018

Ogoh-ogoh Karya ST. Yowana Satya Laksana.

Filed under: Tak Berkategori — bayuwedanta @ 11:46 pm

Awatara ke-4 Dewa Wisnu berwujud manusia berkepala harimau atau yang lebih dikenal dengan nama Narasinga Awatara. Kisahnya dalam purana disebutkan untuk menumpas kesombonganseorang raja raksasa bernama Hiranyakasipu atas kesaktian yang dimilikinya.

Hiranyakasipu merupakan pemuja Dewa Brahma yang sangat taat sementara anaknya yang bernama Prahlada merupakan pemuja Dewa Wisnu yang taat. Perbedaan keyakinan ini kemudian menyebabkan adanya perselisihan antara keduanya.Hiranyakasipu memiliki dendam mendalam kepada Dewa Wisnu lantaran adiknya yakni Hiranyaksa sebelumnya dibunuh. Hiranyaksa sendiri merupakan raksasa yang ingin menguasai dunia dan ahirnya nyawanya diahiri oleh Dewa Wisnu dalam wujud WAHARA.

 Sementara Hiranyakasipu karena ketaatannya sebagai pemuja Dewa Brahma diberikan anugrah kekuatan dan kesaktian yang sulit untuk ditandingi. Hiranyakasipu menjadi raksasa yang terkuat dan ditakuti oleh para dewa. Adapun anugrah yang dimiliki Hiranyakasipu yakni tidak bisa terbunuh oleh manusia, bintang, Dewa. Tidak bisa terbunuh disemua tempat tanah, air, api maupun udara. Tidak terbunuh pada semua waktu pagi, siang, malam dan tidak dapat dibunuh oleh senjata apapun.

Kesaktian dan kekuatan demikian membuat Hiranyakasipu menjadi sombong dan angkuh. Ia bahkan tidak takut pada semua dewata di dunia, bahkan ia selalu menantang Dewa Wisnu yang dianggap sebagai musuh utamanya. Sasaran kemarahan Hiranyakasipu atas Dewa Wisnu yakni anaknya sendiri yakni Prahlada. Anaknya yang memuja Dewa Wisnu selalu dilarang dan disiksa, namun berkat keteguhannya Prahlada tidak pernah terganggu atas tingkah ayahnya karena selalu dilindungi oleh Dewa Wisnu. Ketaatan Prahlada terhadap Dewa Wisnu membuat Hiranyakasipu semakin marah, bahkan ia menyuruh Prahlada memanggil Dewa Wisnu untuk bertarung. Di depan Prahlada Hiranyakasipu memangil-manggil kemunculan Dewa Wisnu yang belum juga menampakkan diri. Di lain pihak, para Dewa merasa kawatir akan kesombongan Hiranyakasipu yang semakin menjadi-jadi. Para Dewa kemudian memohon kepada Dewa Wisnu untuk mengatasinya untuk menjelma menjadi awatara turun kedunia menegakkan kebenaran dan menumpas kesombongan Hiranyakasipu.

Dewa Wisnu sebagai Dewa Pemelihara (stiti) merasa bahwa saat yang tepat untuk mengahiri kesombongan Hiranyakasipu. Prahlada sebagai pemuja Wisnu menjadi bulan-bulanan Hiranyakasipu dimana penderitaanya harus segera di ahiri. Sementara kemarahan Hiranyakasipu tidak dapat dibendung lagi, dendamnya pada Dewa Wisnu membuatnya semakin marah dan menantang kemunculan Dewa Wisnu. Di depan Prahlada seisi rumahnya dihancurkan untuk memanggil kedatangan Dewa Wisnu. Tiba-tiba dari salah satu pilar rumahnya, muncul sosok menyeramkan dan bengis. Wujudnya berkepala singa namun badannya bebentuk manusia.  Memiliki kuku yang sangat tajam dan muncul di saat waktu telah berada pada pertengahan siang dan malam (sandikala).

Pada saat yang tepat itu, perwujudan Dewa Wisnu bernama Narasinga Awatara ini dalam sekejap langsung menyerang Hiranyakasipu. Terjadi pertarungan yang sengit dan hebat antara keduanya, namun tidak melewatkan momen waktu Narasinga langsung mengangkat Hiranyakasipu kepangkuannya. Seketika tanpa menggunakan senjata apapun, tangan Narasinga mencabik-cabik perut Hiranyakasipu sampai semua isinya terurai. Ahirnya, dalam pangkuan Narasinga kesombongan Hiranyakasipu berahir. Kemudian setelahnya kematian ayahnya, Prahlada dinobatkan sebagai Maharaja.

Beranjak dari cerita tersebut Sekaa Teruna Yowana Satya Laksana Banjar Giri Dharma, Desa Ungasan ingin membuat ogoh-ogoh yang bertemakan Narasinga, karena keberanian beliau untuk menghapuskan kesombongan Prabhu Hiranyakasipu. Pesan moral yang dapat disampaikan dalam penggalan cerita diatas adalah Jangan sampai kau biarkan kesombongan mengatur dirimu, akan ada waktunya kesombonganmu itu akan mencelakakan dirimu sendiri, Jadilah Manusia yang bersifat baik dan tidak sombong dengan apa yang kamu miliki sekarang sebab semua itu akan musnah ketika kesombonganmu sudah diluar batas dan kebaikanlah yang akan memusnahkannya.

sekilas video proses pembuatan dan pementasan ogoh-ogoh tersebut.

https://www.youtube.com/watch?v=lWLYIm1D3Qo

 

Pantai Melasti, Pantai Tersembunyi Di Selatan Pulau Bali

Filed under: Tak Berkategori — bayuwedanta @ 10:44 pm

Selain Pantai Pandawa yang sudah terkenal, sebentar lagi Kecamatan Kuta Selatan akan mempunyai obyek wisata baru yang tidak kalah indah dan menarik yaitu Pantai Melasti Ungasan. Patai Melasti Ungasan terletak di sebelah Selatan Pulau Bali tepatnya Desa Ungasan, dan bersebelahan dengan Pantai Bali Cliff. Lokasi itu dapat ditempuh dari Jimbaran kurang lebih 15 menit. Keindahan pantai tersebut banyak dimanfaatkan oleh wisatawan manca negara terutama untuk kegiatan watersport, disamping itu dimanfaatkan pula oleh warga lokal untuk kegiatan upacara ritual melasti di Desa Ungasan dan kegiatan untuk menyalurkan hobi mancing. Sekarang obyek tersebut sedang ditata sedemikian rupa menjadi kawasan Obyek Wisata dengan menawarkan sejumlah tempat kuliner dan kegiatan wisata lainnya.

Pantai Melasti terletak di Jalan Melasti, Banjar Kelod, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Lokasi Pantai Melasti dari kota Denpasar kurang lebih memiliki jarak sekitar 26 km atau waktu tempuh selama 50 menit. Jika Anda terlebih dahulu mengunjungi Pantai Pandawa, maka Anda hanya tinggal menempuh jarak kurang lebih 8,6 km dengan waktu tempuh 18 menit menggunakan kendaran bermotor. Akses ke Pantai Melasti juga dapat ditempuh dari Pantai Green Bowl atau Pantai Batu Pageh yang berjarak 5,3 km dengan waktu tempuh sekitar 9 menit menggunakan kendaran bermotor.

Jika Anda dari Bandara Ngurah Rai dan langsung ingin mengunjungi Pantai Melasti Bali, maka Anda harus menempuh jarak kurang lebih sekitar 18 km dengan waktu tempuh 34 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor melalui jalan By Pass Ngurah Rai, kemudian Anda harus belok kanan di perempatan Jimbaran (KFC Jimbaran) menuju Jalan Uluwatu ke arah Garuda Wisnu Kencana (GWK). Setelah Anda melewati GWK, Anda akan menemukan perempatan dengan patung di tengahnya. Anda harus belok kiri menuju Jalan Pura Batu Pageh, kemudian Anda harus berkendara menuju Balai Banjar Kelod Desa Ungasan dan menuju Jalan Melasti. Jalan ke Pantai Melasti berlanjut dengan mengikuti jalan lurus terus hingga menemukan Bayan Tree Hotel dan Resort. Di pertigaan depan hotel Anda bisa mengambil arah ke kiri. Jalan ke Pantai Melasti Ungasan dapat Anda lanjutkan sampai menemukan pantai di ujung tebing. Akses jalan menuju lokasi bibir pantai diapit tebing karang putih yang menjulang tinggi. Saat Anda tiba di bibir pantai, areal parkir kendaran yang luas sudah menyambut Anda.

Wisata sekitar Pantai Melasti

Jika Anda mengunjungi Pantai Melasti, maka Anda juga dapat berkunjung ke tempat wisata di sekitarnya, yaitu terdapat Pantai Batu Pageh (Green Bowl Beach), Pantai Pandawa, Pantai Gunung Payung, GWK, Pantai Nyang-Nyang, Pantai Uluwatu, Pantai Suluban (Blue Point Beach), Pantai Padang Padang, Pantai Bingin, Pantai Cemongkak, dan Pura Uluwatu.

Obyek Wisata Pantai Melasti Bali

Ada apa di Pantai Melasti? Tentunya pertanyaan itu yang sekarang sedang berada dibenak Anda. Di Pantai Melasti tentunya ada keindahan yang ditawarkan. Keindahan tebing terjalnya maupun keindahan pantainya.

Keindahan Pantai Melasti sudah terlihat dari atas bukit kapur terjal. Bahkan dibanyak foto yang diunggah dimedia sosial, jalanan Pantai Melasti yang terletak diantara jurang dan tebing kapur putih terjal sering digunakan sebagai latar belakang mereka untuk bersuwa foto. Pemandangan tebing-tebing besar yang mengapit di setiap sisi jalan., karakter dari Pantai Melasti ini hampir sama dengan Pantai Pandawa.

Wisata Pantai Melasti di Bali ini menawarkan lautan biru yang sangat jernih dengan pasir putihnya.  Keunikan Pantai Melasti salah satunya dengan adanya rongga-rongga batu seperti kolam kecil yang berwarna hijau bila dilihat dari atas. Rongga-rongga tersebut dapat Anda nikmati saat air surut.

Aktivitas di Pantai Melasti

Pasir putih dan lembut di Pantai Melasti juga menjadi salah satu daya tarik Pantai Melasti.  Kondisi inilah yang memungkinkan Anda bisa melakukan berbagai aktivitas dari bermain di pasir pantai atau berjalan dengan bertelanjang kaki di atasnya. Bagi Anda yang membawa anak kecil, juga dapat melepaskan anak-anak bermain dengan bebas di atas pasir. Namun yang perlu diingat, Anda hanya bisa melakukannya saat surut. Karena saat laut pasang sangat berbahaya dan tidak aman untuk bermain air.

Ombak di bibir Pantai Melasti juga tidak terlalu besar sehingga sangat cocok untuk tempat berenang. Apabila Anda menyukai aktivitas snorkeling, Anda juga bisa melakukannya di sana. Jadi jangan lupa untuk membawa peralatan snorkeling! Karena air laut sangat jernih, sehingga ikan-ikan kecil yang sedang berenang saat laut surut bisa terlihat dengan jelas.

Jika Anda merupakan tipe pelancong yang hanya senang dengan aktivitas duduk santai di tepi pantai, sembari menikmati hidangan makanan maupun membaca  buku, Pantai Melasti sangat cocok untuk mendukung aktifitas tersebut. Suasana Pantai Melasti yang indah dan masih tergolong tenang merupakan perpaduan yang sangat pas jika Anda ingin bersantai. Oh ya, di permukaan pasir tempat Anda bersantai juga dapat dijumpai kepiting kecil yang lalu lalang. Hal itu tentunya menjadi keistimewaan Pantai Melasti.

Pantai Melasti sunset-nya tidak terlalu bagus, karena pantai ini bukan tempat terbaik untuk menikmati sunset, sebab pantai ini terletak di sisi selatan pulau Bali. Jika posisi matahari condong ke sisi selatan, barulah Anda dapat menikmati sunset di pantai ini.

Namun jika Anda ingin menikmati sunset Pantai Melasti, Anda dapat mengunjungi Pantai Melasti di Kabupaten Tabanan. Kedua Pantai ini memang memiliki nama Melasti, nama upacara hindu yang dilakukan di pantai, tapi berbeda lokasi. Anda bisa menikmati sunset di tebing batu yang berdekatan dengan lokasi Pantai Melasti Tabanan yang terdapat sebuah air terjun kecil. Pantai Melasti air terjun inilah spot sunset terbaik yang paling dicari fotografer profesional.

 

 

GWK, Icon Pariwisata Pulau Bali

Filed under: Tulisan — bayuwedanta @ 10:20 pm

Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (Garuda Wisnu Kencana Cultural Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di desa ungasan, kecamatan kuta selatan, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran besar tentang Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.

Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut. Patung ini nantinya setelah selesai akan menjadi patung terbesar dunia dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter dan akan mengalahkan patung liberty. GWK ini merupakan mahakarya dari seniman Bali I Nyoman Nuarta yang berada di daerah Bali Selatan tepatnya di bukit Ungasan. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.

Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.

Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung.

Terletak diatas dataraan tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan wisata dipesisir selatan Bali, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park adalah jendela seni dan budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami serta panorama yang sangat mengagumkan. Dengan jarak tempuh 15 menit dari Pelabuhan Udara dan kurang dari satu jam dari lokasi perhotelan utama, GWK menjadi salah satu tujuan utama untuk berbagai pertunjukan kesenian, pameran dan konferensi ataupun kunjungan santai bahkan kunjungan spiritual. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.

Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.

Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga apat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.

Kawasan seluas 250 hektar ini merangkum berbagai kegiatan seni budaya, tempat pertunjukan serta berbagai layanan tata boga. Sebagaimana istana-istana Bali pada jaman dahulu, pengunjung GW K akan menyaksikan kemegahan monumental dan kekhusukan spiritual yang mana kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern dengan fasilitas dan pelayanan yang tepat guna. Kendatipun anda datang sebagai bagian dari ribuan pengunjung sebuah event kebudayaan ataupun seorang diri untuk menikmati sekedar hidangan ringan dan minuman sembari menyaksikan matahari terbenam, anda akan merasakan keindahan alam dan budaya Bali serta keramah-tamahan penduduknya.

PERWUJUDAN MODERN SEBUAH TRADISI KUNO

Wisnu  merupakan  Simbol Hindu yang melambangkan kekuatan utama pemelihara alam semesta yang mendominasi kawasan ini. Diwujudkan sebagai patung berukuran raksasa terbuat dari kuningan dan tembaga dengan ketinggian mencapai 22 meter, menjadikan figur ini sebagai perwujudan modern sebuah kebudayaan dan tradisi kuno. Wujud yang menyertainya adalah Garuda – seekor burung besar yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu sebagai perlambang kebebasan sekaligus pengabdian tanpa pamrih.

Gapura Batu – beberapa buah pilar batu cadas alami setinggi 25 meter yang berdiri kokoh yang akan ditatah dengan berbagai ornamen yang diambil dari kisah dramatis Ramayana yang menjadi sumber inspirasi seni pertunjukan Bali. Pahatan ukiran latar belakang relief bercorak seni pahat pewayangan (Kayon atau Gunungan) yang sangat khas Bali dan Jawa.

SEBUAH LOKASI KUNJUNGAN SPIRITUAL

Berdekatan dengan patung Dewa Wisnu terdapat Parahyangan Somaka Giri, sebuah mata air keramat darimana mengalir air yang dengan kandungan mineral-mineral utama. Keberadaan air di puncak bukit kapur padas ini memang merupakan sebuah keajaiban dan belum dapat dijelaskan dengan ilmiah, sehingga menjadikannya tempat kunjungan spiritual dan meditasi.

Air tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan telah dipergunakan luas dikalangan penduduk setempat dalam upacara memohon hujan guna mendapatkan panen yang baik. Keberadaan Parahyangan Somaka Giri sangat menggugah naluri seseorang dalam mencari pencerahan pikiran, lahir dan batin.
TEMPAT UNTUK BERBAGAI KESEMPATAN

Dengan curah hujan yang relatif rendah namun terbuka untuk dapat menikmati hembusan angin tropis, Fasilitas yang dimiliki GWK menjadi sangat ideal. Amphitheatre dengan kapasitas 800 tempat duduk dan tatanan acoustic kelas satu, merupakan tempat yang tak tertandingi untuk pagelaran seni budaya. Lotus Pond yang dikelilingi pilar-pilar batu cadas serta latar belakang patung kepala Burung Garuda menjadikan areal berkapasitas 7500 orang ini sangat dramatis untuk berbagai perhelatan akbar. Sebagaimana arena upacara desa-desa di Bali, Street Theatre merupakan tempat yang sangat tepat untuk berbagai prosesi, fashion show dan berbagai pertunjukan bergerak. Tempat untuk beramah-tamah yang ideal adalah Plaza Kura-kura, yang memiliki kapasitas sampai 200 orang. Sebagai tambahan, yang terbuka untuk umum, Exhibition Gallery yang memiliki luas 200m2 terdapat 10m2 halaman terbuka di dalamnya.
SANTAP MALAM DIBAWAH NAUNGAN BINTANG

Sejumlah cafe dan restaurant menyediakan layanan tata boga yang lengkap, dari makanan kecil, hidangan ringan hingga banquets. Layanan On-site catering yang tersedia mampu melayani hingga 2000 porsi, dengan berbagai hidangan indonesia, Oriental atau hidangan International yang dapat disesuaikan dengan tema dan lokasi tertentu.

GWK mempunyai beberapa tempat rekreasi di antaranya:

  • Wisnu Plaza

Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK dimana tempat kita sementara merupakan bagian paling penting dari patung Garuda Wisnu Kencana patung Wisnu. Pada waktu tertentu hari, akan ada beberapa kinerja tradisional Bali dengan megah patung Wisnu sebagai latar belakang. Karena lokasinya yang tinggi, Anda dapat melihat panorama sekitarnya. Patung Wisnu, sebagai titik pusat dari Wisnu Plaza, dikelilingi oleh air mancur dan air sumur di dekatnya suci yang katanya tidak pernah kering bahkan pada musim kemarau.

Parahyangan Somaka Giri ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini tempat air berada, yang secara historis telah dipercaya oleh rakyat di daerah tersebut sebagai berkat dengan kekuatan magis yang kuat untuk menyembuhkan penyakitnya dan meminta para dewa hujan selama musim kemarau. Karena lokasinya di tanah tinggi (di atas bukit), fenomena alam ini dianggap orang suci dan lokal diyakini itu menjadi air suci.

 

  • Street Theater

Street Theater adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Di sini kita dapat menemukan banyak toko dan restoran di satu tempat dan dimana semua perayaan terjadi.

Anda bisa mendapatkan souvenir Bali dan merchandise GWK khususnya di GWK Souvenir Shop dan Bali Art Market. Kita bahkan dapat menemukan spa Bali dan produk aromaterapi di toko ini. Sementara di sini, mengapa tidak mencoba pijat refleksi kaki Bali setelah berjalan-jalan. Kita bisa mencicipi makanan yang baik dengan harga terbaik hanya di pengadilan makanan kita, Makanan Teater, dan restoran terbaru kami, The Beranda dengan paket all you can eat. Pada beberapa kali sehari, kita dapat menikmati belanja dan makan sambil ditemani kinerja Bali khususnya seperti barong, rindik dan parade.

  • Lotus Pond

Lotus Pond adalah area outdoor terbesar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Taman Budaya, kemungkinan besar, di Bali. Dengan demikian, Lotus Pond adalah tempat yang tepat dan hanya untuk mengadakan acara outdoor skala besar.

Selama bertahun-tahun, GWK telah dipercaya untuk skala besar diadakan, baik nasional maupun internasional, acara di Lotus Pond seperti konser musik, pertemuan internasional, partai besar. Lotus Pond adalah tempat yang unik dengan pilar batu kapur di sisi dan patung megah Garuda di latar belakang.

Lotus Pond berawal dari teratai. Teratai adalah simbol utama keindahan, kemakmuran, dan kesuburan. Wisnu juga selalu membawa bunga teratai di tangannya dan hampir semua dewa dari dewa Hindu yang duduk di teratai atau membawa bunga.

Beberapa fakta menarik adalah bahwa tanaman teratai tumbuh di air, memiliki akar dalam ilus atau lumpur, dan menyebarkan bunga di udara di atas. Dengan demikian, teratai melambangkan kehidupan manusia dan juga bahwa kosmos.

Akar teratai tenggelam dalam lumpur merupakan kehidupan material. Tangkai melewatkan melalui air melambangkan eksistensi di dunia astral. Bunga mengambang di atas air dan membuka ke langit adalah emblematical spiritual sedang.

  • Indraloka Garden

Taman ini diberi nama Indraloka setelah surga Dewa Indra karena pandang panorama yang indah. Indraloka Garden adalah salah satu tempat paling favorit di Garuda Wisnu Kencana untuk mengadakan pesta kecil menengah, pengumpulan dan upacara pernikahan. Kita bisa melihat pemandangan Bali dari atas Indraloka Garden

  • Amphitheatre

Amphitheatre adalah tempat di luar ruangan untuk pertunjukan khusus dengan akustik yang dirancang dengan baik. Setiap sore Anda bisa menonton tari Kecak yang terkenal dan gratis yaitu sekitar pukul 18.30 s/d 19.30 WITA. Bahkan Tari Kecak ini dapat dikolaborasikan dengan tarian daerah lainnya.

  • Tirta Agung

Tirta Agung adalah ruang luar yang sempurna untuk acara menengah. Anda juga dapat mengunjungi patung Tangan Wisnu, bagian dari patung Garuda Wisnu Kencana yang terletak di dekatnya.

sumber : https://awikzaenalarif.wordpress.com

generiert in 1.501 Sekunden. | Powered by WordPress | WPMU Theme pack by WPMU-DEV.