Nama: IB Gde Bajra Suradnyana,
Telp :085792028571
Saya lahir di Denpasar 6 Oktober 1990. Saya anak ke dua dari tiga bersaudara, Bapak saya bernama IB Suragantara dan ibu saya bernama IA Putu Rasmini(Alm), saya berasal dari Br.Gria Sukawati,akan tetapi saya sekarang tinggal di batubulan ( Gang kapal no VII ) bersama keluarga saya. Dulu saya masuk Sekolah Dasar no 7 Batubulan, melanjutkan ke SMP Negeri 2 Sukawati, dan karena saya sangat tertarik dengan kesenian kuhusnya musik setelah lulus SMP saya memutuskan untuk melanjutkan di SMK 3 Sukawati (KOKAR/SMKI) jurusan karawitan, dengan bersekolah disana saya bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti lomba-lomba baik di tingkat lokal maupun nasional, seperti misalnya pada tahun 2007 saya mengikuti festival dan lomba seni siswa nasional yang diadakan di Bandung sebagai kontingen Bali. Di sana saya mendapatkan banyak pengalaman baru tentang budaya- budaya yang berbeda dengan budaya di Bali, banyak teman-teman baru yang tentunya memiliki hobi yang sama. Saya lulus SMK pada tahun 2009 dan pada saat itu menggarap komposisi karawitan yang berjudul “ALUNAN JIWA” dalam garapan ini saya menggunakan barungan gambelan semara pegulingan sebagai media utamanya, yang dikombinasi dengan alat perkusi yang disusun menyerupai drum dan sebuah seruling bali yang ukurannya kira-kira 1,5 meter. Garapan ini mendapat apresiasi yang baik oleh penguji yang memberikan penilaian pada saat itu. Untuk menambah pengalaman akhirnya mengambil program D1 di kampus “Sekolah Perhotelan Bali”. Dari menjadi mahasiswa di sana saya sedikitnya bisa tahu dengan system di sebuah hotel dan bisa belajar bahasa inggris di kampus tersebut, akan tetapi selama kuliah disana saya selalu menyempatkan diri untuk bermain gambelan di sanggar-sanggar antara lain sanggar cerakens dan alit sundari batuyang, di sanggar cerakens saya cenderung banyak mendapat pelajaran tentang musik yang bersifat inovasi maupun kontemporer, karena di sini banyak melakukan kerjasama dengan turis-turis asin, ikut serta dalam garapan komposisi mereka. Pada awalnya saya mendengar lagu-lagu mereka memang sedikit aneh, tapi lama-kelamaan saya jadi terbiasa dan sangat antusias jika ada turis yang membuat komposisi.
Berbeda halnya dengan di sanggar alit sundari, di sini saya cenderung lebih banyak mendapat materi tradisi, yang biasanya wayang, arja, topeng, megambel pada acara-acara agama yang bersifat spiritual, lomba baleganjur dll. Dan kebetulan pada tahun 2012 sanggar ini mewakili kabupaten gianyar sebagai duta gong kebyar, saya pun ikut disana sebagai penabuh dan banyak pengalaman yang saya dapatkan selama proses latian berlangsung, saya bisa mendapat banyak ilmu disana untuk menambah bekal pengetahuan saya dalam bermusik.
Pada tahun akhirnya saya lulus di SPB pada tahun 2010 dan pada tahun 2012 akhirnya saya memutuskan untuk kembali melanjutkan kuliah di Institut Seni Indonesia. agar bisa memperdalam ilmu secara teori maupun praktek dan bisa menganal teman- teman dalam hobi yang sama yaitu karawitan,