GONG KEBYAR DI DESA PERGUNG

Posted by Arsa Wijaya on Maret 07, 2012
Tulisan

Gong Kebyar merupakan gamelan yang paling populer dan paling di kenal oleh masyarakat di Bali. Karena kepopulerannya itu, gamelan Gong Kebyar dapat menyebar keseluruh pelosok dunia. Di Bali, hampir setiap banjar atau desa memiliki gamelan Gong Kebyar. Salah satu desa yang memiliki gamelan Gong Kebyar adalah Desa Pergung.

Desa Pergung merupakan sebuah desa yang berada di Kabupaten Jembrana. Desa Pergung memiliki seperangkat gamelan Gong Kebyar yang di dapat melalui sumbangan dari Bupati Jembrana dan swadaya masyarakat.

Sebelum memiliki gamelan Gong Kebyar, Desa Adat Pergung telah memiliki gamelan Angklung pada masa G 30 S/PKI.  Karena adanya perkembangan, maka muncul sebuah inisiatif untuk membuat gamelan Gong Kebyar. Kemudian gamelan Angklung yang dimiliki oleh Desa Adat Pergung dilebur menjadi gamelan Gong Kebyar. Peleburan gamelan Angklung menjadi gamelan Gong Kebyar didanai oleh Pak Gaduh dan swadaya dari masyarakat Desa Adat Pergung. Pada tahun 1965, gamelan Gong Kebyar dijual oleh Pak Gaduh tanpa meminta pertimbangan dari masyarakat. Uang hasil dari penjualan gamelan Gong Kebyar itupun tidak dibagikan kepada masyarakat ataupun ke desa, dan masyarakat tidak tahu uang itu digunakan untuk apa. Akan tetapi, masyarakat bisa memakluminya. Bertahun-tahun Desa Adat Pergung tidak memiliki gamelan. Pada tahun 2001, para pengurus desa berinisiatif untuk membeli seperangkat gamelan Gong Kebyar. Akibat keterbatasan dana, pengurus desa kemudian meminta sumbangan kepada Bupati Jembrana dan diberikan sumbangan sebesar 20 juta rupiah dan sisanya mendapat bantuan dari masing-masing KK (Kepala Keluarga) di Desa Pergung sebesar 15 ribu rupiah. Setelah sumbangan terkumpul, dibelilah Gong Kebyar di Pak Gableran yang beralamat di Desa Blahbatuh, Gianyar seharga 72 juta rupiah. Kemudian terbentuklah sekehe Gong Kebyar Dewasa di Desa Pergung yang diberi nama Jaya Swara. Anggota sekehe ini adalah berasal dari Desa Pergung. Sekehe Gong ini tidak pernah mendatangkan pelatih untuk memberikan gending, namun sekehe ini hanya mengandalkan kemampuannya sendiri untuk menuangkan gending-gending yang sudah ada. Kemampuan itu didapatkankan oleh para sekehe ketika mereka masih ikut bergabung bersama sekehe lain.

Gong Kebyar di Desa Pergung terdiri dari satu tungguh Terompong, dua buah Kendang Cedug, satu buah Kendang Cetut, satu buah Ceng-Ceng Ricik, satu buah Kajar, dua buah Ugal, empat buah Gangsa Pemade, empat buah Gangsa Kantil, satu tungguh Reyong, dua buah Penyahcah, dua buah Calung, dua buah Jegogan, dua buah Gong, satu buah Kempur, satu buah Bende, satu buah Kempli, satu buah Klentong, dan enam buah Suling. Dalam pengklasifikasian alat musik, Terompong, Gangsa, Ugal, Kajar, Kempli, Reyong, Gong, Kempur, Bende, Klentong, Penyahcah, Calung, Jegogan, dan Ceng-Ceng Ricik termasuk dalam golongan Ideophone, Kendang termasuk dalam golongan Membranophone, dan Suling termasuk dalam golongan Aerophone. Gamelan Gong Kebyar di Desa Pergung tidak memiliki instrumen Rebab yang termasuk dalam golongan Ordophone.

Gong Kebyar di Desa Pergung memiliki saih selisir, yaitu saih Gong Kebyar yang biasanya di gunakan untuk Festival dalam acara Pesta Kesenian Bali (PKB). Motif ukiran yang dimiliki merupakan ciri khas dari Gong Kebyar yang ada di Gianyar yang berupa motif sae dan memakai pandil.

Gong Kebyar ini difungsikan untuk ngayah di Pura Desa, Pura Puseh, Pura Dalem, dan pura yang ada di banjar yang ada di wilayah Desa Pergung. Sekehe Jaya Swara juga sering ngayah Calonarang di Pura Dalem Desa Pergung. Selain ngayah, sekehe ini juga sering di upah oleh masyarakat yang mempunyai kegiatan upacara yadnya. Gending-gending/tabuh-tabuh yang biasa dimainkan adalah tabuh lelambatan, tari-tarian, dan tabuh pategak.

Pada tahun 2009, Gong Kebyar di Desa Pergung membentuk sekehe Gong Wanita yang bernama Padni Wijayanti. Pada saat itu juga, Gong Kebyar Wanita ini mendapat kesempatan untuk mengikuti Festival Gong Kebyar Wanita di Kabupaten Jembrana mewakili Kecamatan Mendoyo. Materi yang di bawakan adalah Tabuh Kreasi Pepanggulan, Tari Puspa Wresti, dan Tari Kreasi. Sekehe Padni Wijayanti ini dibina dan dilatih oleh I Wayan Gama Astawa, S.Sn dari Desa Tegalcangkring dan sekehe Padni Wijayanti ini mendapat juara 2 di Kabupaten Jembrana.

Sampai saat ini, sekehe Gong Desa Pergung Jaya Swara dan Padni Wijayanti tetap aktif untuk melakukan kegiatan ngayah di pura-pura dan kadang kala juga di upah oleh masyarakat yang mempunyai kegiatan upacara yadnya/adat.

 

Comments are closed.