Tradisi Ngelawang dan Barong Bangkung

This post was written by anantakusuma on Maret 20, 2018
Posted Under: Tak Berkategori

Alam Bali yang indah serta berbagai budaya dan tradisi di pulau Dewata ini, bisa menjadi daya tarik yang sangat spesial bagi wisatawan, untuk tidak bosan-bosan menikmati pulau Bali. Selain pemandangan alamnya, beragam budaya dan tradisi unik yang merupakan warisan leluhur dan juga berkaitan dengan ritual-ritual keagamaan masih dipertahankan dan berkembang baik sampai saat ini.

Salah satunya adalah tradisi Ngelawang, bagi warga Bali mungkin tidak asing lagi dengan tradisi Ngelawang tersebut dan apalagi anak-anak pasti akan sangat menyukainya, dianggap sebagai pertunjukan seni yang menarik. Pada saat tradisi Ngelawang tersebut digelar, maka yang dipentaskan adalah Barong Bangkung, barong tersebut diarak keliling desa diiringi oleh gamelan.

Selain Barong Bangkung atau barong berbentuk babi, di Bali sendiri dikenal beberapa jenis barong lainnya diantaranya; Barong Ket, Barong Gajah, Barong Macan, Barong Nagasari, Barong Lembu, Barong Brutuk, Barong Landung dan banyak lagi jenis lainnya. Tetapi tari barong di bali yang mungkin cukup populer di kalangan masyarakat adalah Barong Ket yang sering dipentaskan di pura atau tempat suci lainnya, bahkan Ket ini populer di kalangan wisatawan, karena setiap harinya di beberapa tempat di Bali dengan tujuan untuk hiburan.

Ngelawang memang sangat berkaitan dengan Barong Bangkung, karena jenis barong inilah yang dipentaskan keliling desa, ini adalah sebuah budaya dan tradisi di Bali yang bertujuan untuk menolak Bala dan juga untuk merayakan kemenangan dharma atas adharma.

Barong sendiri merupakan lambang perwujudan dari Sang Banas Pati Raja yang bisa menjaga manusia dari wabah dan bahaya. Untuk menghindari wabah dan bahaya tersebut tentu juga bertujuan untuk memotivasi manusia untuk menjaga lingkungan tetap bersih, menjaga keberadaan hutan sehingga tidak terjadi wabah penyakit ataupun bahaya banjir yang merugikan.

Barong Bangkung tersebut ditarikan dan diarak keliling melewati jalan-jalan desa dengan tujuan mengusir roh-roh jahat atau tolak bala, Ngelawang melibatkan banyak peserta selain penari Barong Bangkung juga mereka pengiring sekaligus para penabuh gamelan, semuanya bisa berjumlah antara 8 sampai 15 orang, para pemain biasanya dari kalangan anak-anak dan remaja.

Barong Bangkung berpenampilan cukup sederhana, berperawakan seperti badan babi dengan kulitnya berwarna hitam, ditarikan oleh 2 orang, serta pakaiannya yang cukup sederhana, serta topeng yang digunakan berbentuk topeng berwujud bangkung (babi), berbeda dengan Barong Ket (bentuk boma) terlihat gemerlap dan mewah, topengnya berbetuk boma.

Asal kata Ngelawang adalah “lawang” berarti pintu, jadi mereka menarikan barong Bangkung tersebut dari rumah ke rumah dan berkeliling di jalan-jalan desa. Ritual atau tradisi Ngelawang ini digelar setiap 6 bulan sekali diantara Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Perayaan galungan senidiri merupakan perayaan kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan), termasuk juga tujuan Ngelawang tersebut, selain untuk mengusir hal-hal yang bersifat negatif dan tolak bala, juga untuk merayakan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Barong Bangkung dan Ngelawang adalah sebuah tarian sakral di Bali, tradisi Ngelawang tersebut tidak hanya digelar saat perayaan Galungan dan Kuningan, tetapi juga pada hari-hari tertentu yang dianggap perlu untuk mengusir wabah pada suatu tempat, jadi dianggap perlu mementaskan Barong Bangkung tersebut.

Tidak semua tempat atau desa memiliki tradisi Ngelawang dan mementaskan Barong Bangkung tersebut, hanya di beberapa tempat yang memiliki warisan budaya leluhur tersebut, begitu juga tata cara pelaksanaannya terkadang juga berbeda tetapi pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama.

Bagi warga Hindu tentu Ngelawang menjadi hal penting bisa menjaga lingkungan aman dan bebas dari wabah, sehingga tidak jarang umat memberikan punia (sedekah) sebagai imbalan dan ucapan terima kasih, tidak itu saja Ngelawang keliling desa juga menjadi hiburan menarik bagi anak-anak, mereka sangat bersuka cita menyaksikan tari Barong tersebut.

Apalagi jika tradisi tersebut digelar di pusat-pusat pariwisata seperti Kuta dan Ubud, tentu menjadi hiburan yang unik bagi wisatawan yang menyaksikan, yang sekaligus menjadi promosi mengenai budaya dan kebiasaan orang bali

Tari Barong Bangkung ini dalam tradisi Ngelawang, mungkin cukup jarang kita temukan hanya pada hari-hari tertentu dan itupun pada beberapa tempat saja. Namun seni pentas tari Ngelawang ini selalu digelar setiap tahunnya dalam pesta kesenian bali (PKB) di taman Werdhi Budaya Art Center. Anda bisa menyaksikannya gratis, bahkan digelar beberapa kali dalam beberapa hari berbeda.

Comments are closed.