Instrument terompong adalah suatu instrument yang bentuknya memanjang. Instrument ini pada umumnya mempunyai jumlah monco/pencon (susunan gong gong kecil) sebanyak 10 buah dengan susunan nada sebagai berikut: Ndang, Nding, Ndong, Ndeng, Ndung, Ndang, Nding, Ndong, Ndeng, Ndung. Di samping itu ada juga instrument tromping yang bermoncol 11 buah. Instrument terompong pada umumnya dimainkan dengan satu orang dengan memakai duah buah panggul yang dipegang oleh dua tangan kiri satu buah dan tangan kanan satu buah. Didalam teknik permainan tangan kiri diberi tanda; – (tanda kurang) sedangkan tangan kanan tandanya; = (tanda sama dengan) dan tanda nada yang suaranya mati, tanda notasinya ada suatu coretan.
Adapun jenis-jenis pukulannya adalah sebagai berikut:
- Pukulan Nyilihasih
- Pukulan Ngembat/Ngangkep
- Pukulan Ngempyung/Ngero
- Pukulan Ngeluluk
- Pukulan Netdet
- Pukulan Ngandet
- Pukulan Niltil
- Pukulan Mekaad
- Pukulan Nyintud
- Pukulan Ngoret
- Pukulan Nguluin (mendahului)
- Pukulan Ngalad (membelakangi)
- Pukulan Nerumpuk
OGOH-OGOH SANG YHANG BANASPATIRAJA
Sang Yhang Banaspatiraja atau Banaspati Raja adalah patih di Pura dalem yang bergelar I Ratu Nyoman Sakti Pengadangan sebagaimana disebut dalam lontar kanda pat sari. Umumnya beliau juga di sebut sebagai penghuni kayu-kayu besar seperti kepuh, bingin, kepah, dll yang di pandang angker, sehingga orang di larang menebang kayu atau naik pohon pada waktu yang tidak sesuai dengan hari yang baik atau buruk dalam ayuning dewasa menurut kalender Bali.
Dalam mitologinya di sebut dalam lontar kande pat yang berawal ketika dewi uma telah kembalike siwa loka, maka yang tinggal di dunia adalah perwujudan beliau dengan segala sifatnya sebagai salah satu dari empat tokoh dalam catur sanak. Dalam kelahiran manusia di sebutkan pula bahwa, Sang Yhang Dengen menjadi Sang Yhang Banaspatiraja dan berkat tapanya yang teguh, Sang Banaspatiraja mendapat julukan Sang Maha Kala yang saatnya nanti, beliau akan menjeput dan mengadili kita saat kematian.
Ajaran ini mengandung filosopi ajaran tantra (Tantrayana) dan Bhairawa di dalamnya. Filosopi ini tidak bisa dipisahkan dari sejarah perkembangan hindu bali. Sejak Mpu Kuturan dating ke Balidan menyatukan ajaran sebagai sekte yang pernah hidup di bali, berkembanglah ajaran Trimurti. Ajaran ini bermakna tiga manifestasi tuhan yang mempunyai kedudukan yang sama. Inilah cikal bakal ajaran Siwa Sidantayang kita warisi sampai sekarang ini. Pemahaman Banaspatiraja ini juga disebut tidak bisa dipisahkan dari konsep empat bersaudara yang terdiri atas Anggapati, Prajapati, Banaspati, dan Banaspatiraja itu sendiri. Konsep itu di sebut nyama pat (saudara empat). Nyama papat ini jangan selalu di bayangkan seram, karena kalau kita telusuri itu semua adalah kekuatan tuhan dalam berbagai manifestasinya. Hal ini termuat dalam lontar Siwa Tatwa di Bali. Dilihat dari sumber sastra lain yaitu :
- Dalam Lontar Usana Bali, Banaspatiraja merupakan pelindung dari segala macam penyakit atau hama yang ada di sawah. Karenanya beliau berfungsi sebagai nangkluk merana utuk menetralisir kekuatan negatif, dan juga dalam usadha yang berperan sebagai dewanya balian.
- Di dalam Lontar Gong Besi, Banaspatiraja berlambang taksu dan orang yang ingin memilik Taksu, beliaulah sumbernya. Di jajaran pelinggih Sanggah atau Merajan atau tempat suci keluarga, Banaspatiraja berada di Pelinggih Taksu.
=> PENDAHULUAN
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk padainstrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang d iwujudkan dan di bunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulauJawa, Madura, Bali,danLombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abadke-18, istilah gong lebih di anggap sinonim dengan gamelan.Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesiapada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya di kembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa,gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarangGunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk setgamelan
=>Deskripsi Gambelan Banyuangi
Gambar gambelan banyuangi
Gambelan banyuangi memiliki laras selendro, berkembang di wilayah blambangan, jawa timur. Meskipun masih merupakan bagian dari budaya jawa, namun gambelan banyuangi berbeda dengan gaya gambelan Madura dan gaya Jawa.
Gambelan banyuangi cenderung lebih mirib dengan gambelan Bali karena dengan permainan teknik permainan yang cepat, suara yang keras dari segi bentuk juga memperlihatkan pengaruh Bali.
Kedekatan secara geografis sedikit bnyak pengaruh pada bentuk gambelan. Gambelan banyuangi terdiri dari kluncing (triangle), Saron, Kendhang, Kethuk, Kempul (Gong).
Gamelan Banyuwangi ini biasa digunakan untuk mengiringi tari gandrung yang juga merupakan kesenian tradisional dari Banyuwangi. Dalam mengiringi tarian ini biasanya terdapat instrumen tambahan, yaitu adanya 2 (dua) biola yang salah satunya dijadikan sebagai pantus atau yang sering dikenal dengan istilah pemimpin lagu.
Pemakaian instrumen biola ini mempunyai cerita yang terjadi disekitar abad ke-19, yaitu ketika seorang warga Eropa sedang menyaksikan pertunjukan gandrung yang diiringi oleh alat musik suling. Kemudian, orang tersebut mencoba memadukan alat musik tersebut dengan biola yang dia bawa. Setelah mencoba memainkan dengan alat musik biola, kemudian masyarakat sekitar terkesima dengan irama yang dihasilkan oleh instrumen ini. Sejak saat itulah alat musik biola digunakan dalam setiap pagelaran tari gandrung.
Jenis koleksi : Alat musik tradisional
Nama koleksi : Gambelan Banyuangi
Bahan : Kayu, kerawang
Bentuk system laras : Selendro
Periodisasi : Gambelan Nusantara
Jenis koleksi : Alat Musik Nusantara
Kesimpulan
Gamelan Banyuwangi, sekilas bentuk gamelan ini menyerupai gamelan Bali namun memiliki bunyi yang lebih keras serta iramanya yang cepat. Meskipun bagian dari kebudayaan Jawa, namun pada gamelan ini pengaruh Bali begitu terlihat. Kedekatan secara geografis sedikit banyak berpengaruh pada bentuk gamelan.
INSTRUMEN KENDANG BALI
Instrumen kendang adalah suatu alat yang sumber bunyinya dari kulit. Instrumen ini dapat di bagi menjadi 2 (Dua) yaitu : instrument kendang lanang dan kendang wadonyang masing masing dimainkan 2 tangan yaitu tangan kanan dan kiri. Kendang lanang penulisan pakai tanda notasi : P yang suaranya “ pek” , sedangkan bagian kanan memukul di tengah-tengah dengan tangan kangan ujung jari terbuka penulisan pakai notasi tanda Pg yang suaranya berbunyi “ Pung “ kalau memukul di sisi lingkaran bagian kanan dengan tangan kanan akan bersuara “ Tut “ dengan tanda ^.
Pada bagian kendang wadon untuk bagian kiri di pukul dengan tangan kiri akan di beri tanda K yang suaranya “ Ka” bagian kanan memukul di tengah tengah dengan tangan kanan ujung jari terbuka di beri tanda Km yang suaranya “ Kum “ . Sedangkan memukul di bagian kanan pinggiran lingkaran dengan tangan kanan tertutup atau terbuka di pakai tanda o yang suaranya “ Dig”. Instrumen kendang ini dapat di pukul dengan cara memangku instrumen dengan menekukan kedua kaki: kanan dan kiri dengan posisi tertentu (bersila). Instrumen kendang ini di letakan di atas lekukan kaki tersebut. Adapun jenis-jenis pukulan kendang tersebut adalah sebagai berikut;
- Pukulan kendang batu-batu.
- Pukulan kendang ngulum.
- Pukulan kendang ngetur.
- Pukulan kendang gegulet.
- Pukulan kendang macimplungan.
- Pukulan kendang pengaring / nyaluk.
- Pukulan kendangbebaturan
- Pukulan kendang tuntun marga (tuntun).
- Pukulan kendang milpil.
- Pukulan kendang apak-apak.
- Pukulan kendang cadang runtuh.
Tari Kebyar Duduk pertama kali berkembang di Kabupaten Tabanan pada tahun 1925 oleh seorang maestro I Ketut Mario. Kelahiran Kebyar Duduk di tahun 1925 mendapat pengaruh besar dari gamelan gong kebyar yang dengan tidak sengaja didengar olehMario.Tari ini disebut Kebyar Duduk oleh karena sebagian besar gerak-gerakan tarinyadilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila). Tari KebyarDuduk menggambarkan seorang pemuda yang menari dengan lincah mengikuti iramagamelan. Tari ini mempunyai keunikan dalam gerak, iringan, dan busana tarinya.Geraktari yang dilakukan dengan posisi sulit, yaitu setengah jongkok terlihat unik ketika penaridapat bergerak melangkah atau berpindah tempat dengan cepat. Penari menggerakkankipas dengan lincah sambil melirik dan tersenyum menawan.
Tari Kebyar Duduk berfungsi sebagai tari Balih-balihan, karena sebagai media hiburandengan kreasi tari dan tabuh yang lebih bebas dan tempat pementasannya boleh dimanasaja sesuai dengan kodisi yang ada. Dalam bahasa Bali,“Balih – Balihan ” berarti
tontonan. Jadi jenis tarian ini difungsikan sebagai media hiburan dengan kreasi tari dan
tabuh yang lebih bebas. Tidak di perlukan pertimbangan tenpat dalam pementasannya.Tari Balih-Balihan bias di pentaskan dimana saja sesuai dengan kodisiyang ada. Berbeda halnya dengan Tari Wali dan BebalI yang di pentaskan di lingkunganPura.
Struktur Dan Ragam GerakTari
Tari Kebyar Duduk di bagi menjadi beberapa babak yaitu : pemeson, pengadeng, pengucek/kebyar, tetayogan, dan pengecet. Adapun bagian-bagian dari babak tersebutyaitu:
1.Bagian Pepeson
Pepeson berasal dari kata “ pesu” yang berarti keluar, bagian awal dari sebuah tarianketika penari baru memasuki atau ke luar dari pintu masuk untuk mengawali tariannya,ragam-ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini adalah:
- Gandang-ngandang
- Mejalan ngiser
- Nanjung
- Ngaliput
- Bagian Pengadeng
Pengadeng berasal dari kata“adeng” yang berarti pelan, bagian struktur tari yangdiiringi oleh musik yang pelan. Biasanya bagian dikontraskan atau dipasangkan dengan bagian-bagian yang diiringi dengan musik yang lebih cepat, ragam-ragam gerak pokokyang ada pada bagian ini adalah:
- Ngagem
- Ulap-ulap
- Luk ngalimat
- Nyaledet
- Nyegut
- Ngileg
- Ngeseh nyemak kancut
- Ngirig
- Ngengkleng
- Ngumbang ( di akhir ngentungang kancut )
- Masila ngebatang kamen
- Ngilut-ngenjot-ngaliput
- Nyaregseg negak
- Ngepik-ngotang
- Nyalud-ngembat
- Bagian Pengucek
Pengucek berasal dari kata“ucek atau kucek” yang berarti gosok atau remas, bagiantari ini bersifat sebagai bagian penghubung atau transisi biasanya terdapat dalam tari -tarian kakebyaran. pada Kebyar Duduk bagian ini sebelum ngunda, ragam-ragam gerak pokok yang ada pada bagian ini adalah:
- Nebyar/ngucek
- Ngagem bapang
- Ngengsog
- Makipekan
- Nyemak dan ngentungang kancut
4. Bagian Tetayogan
Tetayogan yaitu berjalan dengan langkah yang jauh pada hitungan ke 6 ( enam ) dan 8 (delapan ) yang sifatnya lebih bebas dari ngandang-ngandang, ragam-ragam gerak pokokyang ada pada bagian ini adalah:
- Nayog
- Nepuk dada
- Miles dada
- Nyaledet natit
5.Bagian Pengecet
Pengecet adalah bagian struktur tari yang berisikan gerak-gerak yang lincah dandinamis. Pengecet biasanya menempel dengan pengawak dari sebuah tarian.
- Ngaras
- Nyakub bawa
- Ngeseh ngejat pala
- Matanjek lantang
- Ngaliput mabading
- Nyogok miles
- Matanjek nyakub bawa
Tata Busana
Kotum merupakan salah satu unsur terpenting dalam pementasan seni tari. Dengan busana yang dipakai pada saat pementasan tari akan mempertegas karakter yangdiekspresikan oleh penari, memperindah penanpilan penari, sehingga orang yangmenontonya dapat membedakan suatu tarian yang satu dengan yang lainnya.Berikut inikostum dan aksesoris yang digunakan dalam tari Kebyar Duduk yaitu :
1.KOSTUM TARI KEBYAR DUDUK
- Kamen Prada
- Sabuk Lilit Prada
- Tutup dada
- Ampok-ampok
- Badong Kain
- Badong lenter
- Gelang Kana
- Rumbing
- Udeng
- Bunga Udeng
- Bunga koping
2.AKSESORIS TARI KEBYAR DUDUK
- Kipas Prada