WAYANG LATA MAHOSADHI

This post was written by wahyuandika on April 2, 2018
Posted Under: Tak Berkategori
  1. Latar Belakang

Gedung Pusat Dokumentasi Seni LATA MAHOSADHI adalah unit pelaksana teknis Institut Seni Indonesia Denpasar yang berfungsi untuk menunjang kegiatan akademik penelitian dan pengabdian masyarakat. Pusdok ini menangani koleksi perangkat keras cabang-cabang seni, guna memperluas dan memperdalam pengetahuan civitas akademika dan masyarakat.

Dipandang dari sudut etimologi, LATA MAHOSADHI terdiri dari dua kata yaitu LATA yang berarti tumbuh-tumbuhan dan MAHOSADHI berarti obat mukjizat. Dengan demikian, LATA MAHOSADHI merupakan tumbuh-tumbuhan sebagai obat penawar yang mukzijat. Nama tersebut diangkat dari epos Ramayana yang menggambarkan kasiat Lata Mahosadhi yang mampu menyembuhkan Laksamana dari ancaman kematian setelah tertusuk senjata Rahwana. Hanoman yang diperintahkan Rama untuk mencari tumbuhan obat tersebut merasa kebingungan untuk memilih diantara tumbuh-tumbuhan lainnya. Maka untuk dapat menyelamatkan jiwa Laksamana, Hanoman membawa sebuah gunung kehadapan Rama. Kemudian Rama memisahkan Mahosadhi dari tumbuh-tumbuhan lainnya untuk dipakai menyembuhkan Laksamana. Arti filsafat dari kata Mahosadhi ini memberikan makna bahwa kemjaraban pusat dokumentasi seni dalam beragam benda koleksi seni dapat menghilangkan kesusahan dan kejenuhan bagi pengunjung. Cerita tersebut divisualkan dalam sebuah relief batu padas yang berdiri di belakang pintu masuk pusat dokumentasi ini.

Relief adalah seni pahat dan ukiran 3 dimensi yang biasanya dibuat di atas batu. Bentuk ukiran ini biasanya pada bangunan candi, kuil, monumen dan tempat bersejarah kuno. Relief ini bisa merupakan ukiran yang berdiri sendiri maupun sebagai bagian dari panel relief yang lain, membentuk suatu seri cerita atau ajaran.

 

  1. Konsep Garapan

Secara konseptual, karya seni pewayangan ini dirancang sebagai koreografi lingkungan, dimana elemen-elemen wayang tradisi Bali digunakan dan dikembangkan secara kreatif ke arah karya yang artistik. Nilai artistik dari karya seni ini diharapkan juga mengemukakan dari konsep perbedaan karakter dari Rahwana, Rama, dan Hanoman. Konsep perbedaan masing-masing karakter ini, sangat ditonjolkan dengan mengoptimalkan ekspresi penari. Unsur olah suara vokal yang dilantunkan penari juga menjadi bagian keseluruhan konsep karya wayang ini.

  1. Judul

Karya koreografi lingkungan ini diberi judul “Lata Mahosadhi”. Lata yang berarti tumbuh-tumbuhan, dan Mahosadhi berarti obat mukjizat. Jadi Lata Mahosadhi adalah tumbuh-tumbuhan sebagai obat penawar yang mukjizat.

  1. Ide

Ide karya wayang ini mengeksplorasi relief dengan menghidupkan karakter tiga tokoh utama dalam cerita ini yaitu Rahwana, Rama, dan Hanoman.

  1. Tema

Tema dari karya wayang koreografi lingkungan ini adalah Kepahlawanan. Yaitu bagaimana kepahlawanan Rama dalam menegakkan kebenaran, dan kepahlawanan Hanoman dalam menjalankan tugasnya dengan tulus penuh semangat.

 

  1. Konsep Tata Cahaya

Tata cahaya karya tari ini bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan suasana dan dramatiknya.

  1. Konsep Iringan

Menggunakan musik campuran dari sejumlah musik gender wayang.

  1. Jumlah Penari

Karya wayang koreografi lingkungan ini dibawakan oleh satu orang yaitu dalang wayang sendiri.

  1. Tipe Tari

Karya tari ini bertipe pewayangan.

  1. Mode Penyajian

Penyajian karya tari koreografi lingkungan ini dapat disaksikan dari satu arah, yaitu dari arah depan secara tidak formal.

Comments are closed.