Nov
08
2012
57

Sejarah dan Perkembangan Gamelan Gong Kebyar di Banjar Tengah Kerambitan-Tabanan

Sejarah dan Perkembangan Gamelan Gong Kebyar di Banjar Tengah Kerambitan-Tabanan

 

Gamelan di Bali sangatlah populer, khususnya gamelan gong kebyar yang muncul pada permulaan abad ke-XX, pertama kali diperkirakan muncul di daerah Bali Utara tepatnya sekitar tahun 1915 di Desa Jagaraga. Gong Kebyar sangatlah pleksibel dan mudah di pelajari oleh semua orang. Gong Kebyar juga mudah di jumpai, baik di banjar – banjar hingga ke-Kota yang terdapat di Pulau Bali bahkan sampai keluar Negeri. Sampai saat ini, Gong Kebyar di Bali berkembang sangat pesat, dan penggemarnya yaitu dari anak-anak, dewasa, orang tua, hingga digemari oleh kaum wanita yaitu Ibu PKK. Gong Kebyar di masing-masing daerah juga mempunyai karakter / ciri khas tertentu. Cirinya dapat dibedakan yaitu pada pola gending dan pukulan kendangnya. Sehingga Gong Kebyar di Bali dapat dikatakan sangat unik dan indah.

 

Perkembangan Gong Kebyar di Banjar Tengah Kerambitan sangatlah penting dan menarik untuk diteliti bagi saya sendiri, karena saya sebagai penerus khususnya didalam berkesenian di Bali khususnya di Banjar Tengah Kerambitan, ingin mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan gong kebyar di  Banjar saya sendiri supaya kelak dikemudian hari kita bisa memaparkannya kepada anak cucu kita tentang seluk beluk pada Gamelan Gong Kebyar yang ada di Banjar Tengah Kerambitan. Dulu di Banjar Tengah hanya mempunyai satu Barungan Gong Kebyar saja. Terampa dalam gamelan tersebut sangatlah sederhana, yaitu belum adanya unsur ukiran. Dari tahun ke tahun, akhirnya terampa dalam barungan ini di ganti oleh terampa yang di ukir bergambar tokoh-tokoh pewayangan dan diberi cat prada.    Para Sesepuh atau Pengelingsir kita dulu pasti mempunyai alasan tertentu tentang seluk beluk pada Barungan Gong Kebyar di Banjar Tengah, karena yang saya lihat, dalam barungan ini memiliki ciri khas tersendiri seperti:

 

  • Pada instrumen reong terdapat 13 buah pencon, yaitu pada pencon yang paling kecil bernada dang. Sedangkan didearah-daerah lainnya, yang saya lihat pada instrumen reongnya adalah berjumlah 12 pencon saja. Alasan instrumen reong di banjar tengah menggunakan 13 pencon yaitu, karena di Banjar Tengah mempunyai sebuah ciri khas tertentu,yaitu tabuh-tabuh Petegak Petopengan Kuno. Disini para pemain instrumen reong memerlukan lima orang pemain, yaitu pada pemain yang mendapat posisi di paling ujung kiri yang disebutkan dalam istilah Balinya yaitu di bongkol, adalah bertugas sebagai pembawa lagu, yaitu teknik permainnya seperti pong-gang, dan pemain reong yang lagi empat bertugas untuk menghiasi sebuah lagu tersebut. Teknik mainnya yaitu, satu orang mendapat dua bagian pencon yaitu, nada dong rendah dan nada deng rendah, sedangkan pemain satunya lagi mendapat dua bagian pencon juga yaitu, nada dung rendah dan nada dang rendah. Begitu juga dengan nada pencon yang lebih tinggi, tekniknya sama dengan teknik pada pencon yang nadanya l ebih rendah. Di pencon yang paling besar, tepatnya pada nada deng, sengaja tidak di gunakan karena nada pong-gang seperti biasanya hanya memakai dua nada saja yaitu, nada dung dan nada dang. Pada pencon yang bernada ding, baik nada ding rendah maupun ding tinggi juga sengaja tidak digunakan, nada-nada yang digunakan pada instrumen reong di tabuh petegak petopengan ini menggunakan nada seperti nada dong,deng,dung, dan nada dang. Adapun photo dalam memainkan reong tersebut adalah sebagai berikut :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Dilihat dari instrumen gangsa. Yang saya lihat pada don gangsa pengumbang terdapat 11 bilah, yaitu dengan tambahan nada ding rendah. Biasanya gangsa dalam barungan gong kebyar yang lainnya, pada instrumen gangsanya, don-nya hanya terdapat sepuluh bilah saja.

 

  • Pada instrumen penyahcah dalam brungan ini memiliki lima buah don saja yaitu, yang bernada (ding,dong,deng,dung,dang).

 

Gamelan ini di sakralkan oleh banjar hingga sampai sekarang. Kemudian pada tahun 2002 yang lalu, Banjar Tengah membeli satu barung gamelan Gong Kebyar lagi dengan terampa yang berukir dan yang diberi cat prada. Adapun perbedaan barungan Gong Kebyar yang lama dangan barungan Gong Kebyar yang baru adalah sebagai berikut:

 

  • Pada barungan Gong kebyar yang lama, pada instrumen gangsa pengumbang, mempunyai 11 bilah don gamelan, sedangkan pada barungan Gong kebyar yang baru, bilah don pada instrumen gangsa baik itu gangsa pengumbang atau pengisep, berjumlah sama yaitu sepuluh bilah.

 

  • Pada instrumen penyahcah yang mulanya berjumlah lima nada  pada barungan Gong kebyar yang lama, kini jumlahnya menjadi tujuh nada dengan tambahan nada yaitu, nada dang rendah dan nada dung rendah.

 

  • Pada instrumen reong, penconnya sama yaitu berjumlah 13 pencon, namun keduanya hanya memiliki perbedaan sedikit yaitu, pada motif ukirannya saja. Dan pada barungan Gong Kebyar yang lama memiliki dua buah gender rambat, tetapi pada barungan Gong Kebyar yang baru tidak membeli instumen gender rambat lagi.

 

“Taruna Patria”, itulah nama Organisasi Sekeha yang ada di Banjar Tengah. Begitu juga dengan “Putra Jaya” adalah nama dari sekeha gong anak-anak yang ada di Banjar Tengah. Tidak kalah menariknya, Banjar Tengah juga mempunyai sekeha Ibu PKK yang bernama “Swanita  Jayani”. Disini Sekeha Gong Taruna Patria juga memiki prestasi yaitu :

  • Sekeha Gong Taruna Patria juga pernah mengikuti sebuah event/pagelaran kesenian, yaitu ke Istana Negara Presiden Republik Indonesia  yang bertempat di Jakarta. Pagelaran ini dilakukan sebanyak tiga kali dalam tiga tahun berturut-turut. Pada saat itu, Presiden Republik Indonesia dipimpin oleh Presiden Soekarno. Adapun beberapa gending yang dibawakan oleh Sekeha Gong Taruna Patria adalah sebagai berikut :

 

 

  1. Tari truna Jaya
  2. Tari Oleg Tamulilingan
  3. Tari Wiranata
  4. Tari Kebyar duduk
  5. Tari Tani

 

  • Selain itu, pada sekitar tahun 1970, Sekeha Gong Taruna Patria juga mendapat panggilan dari Presiden Republik Indonesia untuk mengikuti pagelaran di Istana Tampak Siring sebanyak lima kali, dan pada sekitar tahun 80-an, Sekeha Gong Taruna Patria juga pernah mengikuti festival Topeng di Kota Singaraja, dan festival Gong Kebyar Dewasa pada tahun 1992 dan pada tahun 1993. Kemudian pada tahun 2009 yang lalu, Sekeha Gong Taruna Patria juga pernah ikut dalam Pesta Kesenian Bali yang ke-XXXI yaitu pada Parade Gong Kebyar Dewasa yang bertempat di Art Centre tepatnya berada di Ardha Candra Denpasar. Begitu juga dengan Putra Jaya. Sekeha ini juga ikut dalam Pesta Kesenian Bali yang ke- XXXIII yaitu pada Parade Gong Kebyar Anak-Anak yang juga bertempat di Art Centre tepatnya berada di Ardha Candra Denpasar.

 

Adapun photo-photo tentang Barungan Gong Kebyar yang ada di Banjar Tengah Kerambitan-Tabanan adalah sebagai berikut :

 

 

        

 

 

 

 

 

 

Narasumber : I Made Satra

Written by in: Tak Berkategori |

Powered by WordPress | Theme: Aeros 2.0 by TheBuckmaker.com