Category Archives: Tulisan

Tulisan

Sedikit Tawa Tentang Kesenian

Asal Mula Munculnya Tarian

Seorang gadis bertanya pada ibunya yang memang seorang seniman, “Bu bagaimana tari-tarian itu bisa muncul?” Sang Ibu menjawab “tarian itu berasal dari Kahyangan yang dibawa turun oleh para Bidadari”

Dua hari kemudian, gadis itu memberikan pertanyaan yang sama kepada Ayahnya yang juga seorang seniman, Sang ayah menjawab; “dahulu, sebelum ada RS Jiwa, orang-orang gila berkeliaran di jalan sambil melenggak-lenggokkan badan dan tangannya, dari sanalah muncul tarian”.

Gadis itu bingung, lalu kembali bertanya kepada ibunya, “bu bagaimana mungkin ibu mengatakan padaku bahwa tarian itu muncul dari Kahyangan, sedangkan ayah mengatakan tarian itu muncul dari orang gila yang berkeliaran di jalanan”.

Sang Ibu menjawab “ya sayang… itu sangat sederhana. Ibu menceritakan dari sisi keluarga ibu, sedangkan ayah memberitahumu dari sisi keluarganya” wkwkwk %$:$@*&

Mabuk = Oleng   

Di sebuah warteg terjadi percakapan antara 2 orang mahasiswa yang sedang duduk santai sambil minum es teh.

Demas    : Luh, aku punya tebak-tebakan nih. Jawab ya …

Deluh     : Siippdehh!! Apa pertanyaannya ?

Demas    : Eh kamu kan anak jurusan Tari, pasti kamu bisa jawab. Tari apa yang bisa buat mabuk ???

Deluh     : ahh ??? pasti mabuk cinta kan maksudnya ? ya pasti Tari Kasmaran lah..

Demas    : Yeee!!! Salah besar !!!

Deluh     : Trus ?? tari apa dong ??? :s

Demas    : Hhmm… Ciktaugayaaa :$$$

Deluh     : Ciktaudong :$$

Demas    : Tari yang bisa buat mabuk itu ya Tari Oleng. Oleng Tamulilingan . hahaha

Deluh     : Ehh.. Itu Tari OLEG bukan OLENG !!!

Demas    : Ih.. tebakan tebakan gue,, Masalah buat loe !! :D$%*!@%&

Ensamble Besar (Gambelan Semara Pegulingan)

Gamelan dengan gamelan semara aturu ini adalah barungan madya, yang bersuara merdu sehingga banyak dipakai untuk menghibur raja-raja pada zaman dahulu. Karena kemerduan suaranya, gamelan Semar Pagulingan (semar=semara, pagulingan=peraduan) konon biasa dimainkan pada malam hari ketika raja-raja akan ke peraduan (tidur). Kini gamelan ini bisa dimainkan sebagai sajian tabuh instrumental maupun mengiringi tari-tarian/ teater.

Masyarakat Bali mengenal dua macam Semar Pagulingan:

1 Semar Pagulingan yang berlaras pelog 7 nada
2 Semar Pagulingan yang berlaras pelog 5 nada

1. Bentuk Fisik

Kedua jenis Semar Pagulingan secara fisik lebih kecil dari barungan Gong Kebyar terlihat dari ukuran instrumennya. Gangsa dan trompongnya yang lebih kecil dari pada yang ada dalam Gong Kebyar.

Ensamble gamelan Semar Pagulingan (milik ISI Denpasar) meliputi:

Jumlah Satuan Instrumen
1 buah trompong dengan 12 pencon
4 tungguh gangsa gantungan pemade
4 tungguh gangsa gantungan kantil
2 tungguh jegogan
2 tungguh jublag, masing-masing berbilah 7
2 buah kendang kerumpung
2 buah kajar
2 buah kleneng
1 buah gong
1 pangkon kecek
1 buah gentorag
1-2 buah rebab
1-2 buah suling

 Instrumen yang memegang peranan penting dalam barungan ini adalah trompong yang merupakan pemangku melodi. trompong mengganti peran suling dalam Panggambuhan, dalam hal memainkan melodi dengan dibantu oleh rebab, suling, gender rambat dan gangsa barangan. Sebagai pengisi irama adalah Jublag dan jegogan masing-masing sebagai pemangku lagu, sementara kendang merupakan instrumen yang memimpin perubahan dinamika tabuh. Gending-gending Semar Pagulingan banyak mengambil gending-gending Panggambuhan.

2. Bahan

Sama seperti gambelan lain pada umumnya, ensamble ini di buat oleh kayu dan gamelan Semar Pagulingan Saih Pitu dalam orkestra tradisional Bali didominasi alat-alat perkusi yang digantung pada “pelawah”, yakni tabung bambu pemantul gema. Ukiran pelawah ada berbagai jenisnya sesuai dengan selera masing-masing dan ukurannya yang bebeda-beda, ada juga pelawah yg tidak memiliki ukiran-ukiran.

Di sini sangat menunjukan nilai klasik pada gambelan tersebut, jelas yang lebih murah harganya adalah yang tidak diukir, tetapi sekarang kebanyakan yang memakai pelawah yang diukir supaya terlihat lebih indah. Bumbung/bambu yang di jepitkan pada selah pelawah merupakan sumber gema dari setiap nada tersebut, ukurannya pun berbeda, yang di sebelah kiri lebarnya lebih besar dan yang disebelahnya ukurannya akan sedikit lebih kecil kemudian panjangnya tetap sama.

 3. Sistem Pengolahan Bunyi

Sistem penglolahan bunyinya adalah sama seperti gambelan-gambelan pada umumnya dengan cara memukul nada-nada tersebut yang mempunyai istilah ngumbang dan ngisep, ngumbang berarti lebih keras dan ngisep berarti agak lbih kecil suaranya. Ngumbang lebih dominan memukul gegebug polos, dan ngisep  memukul gegebug sangsih atau bias dibilang dengan istilah suara II. Dalam hal ini gegebug mempunyai istilah tersendiri yang berartiyang digunakan untuk menyebutkan teknik menabuh dalam gambelan Bali.

4. Sistem Notasi

Sistem notasi dalam alunan gambelan Semar Pagulingan berupa 7 rentetan nada dasar yaitu :

1                      2                      3                      4                      5                      6                      7

nding           ndong                  ndeng              ndeung                        ndung          ndang            ndaing

Dalam notasi Bali, gambelan Semar Pegulingan mempunyai banyak Patet, tetapi di sini saya hanya ingin memperjelaskan patet dari Pelog, Selendro, Tembung dan Sunaren.

Pelog               :           1          2          3          –           5          6          –

                               nding    ndong   ndeng    –        ndung   ndang   –

Selendro          :           –           2          3          –           5          6          7

–             ndung   ndang    –        nding   ndong   ndeng

Tembung         :           1          2          –           4          5          6          –

                               ndung  ndang      –       nding    ndong  ndeng    –

Sunaren           :           1          –           3          4          5          –           7

                               ndang      –       nding   ndong   ndeng    –        ndung

Mohon maaf disini saya tidak menampilkan dalam notasi Balinya karena belum terlalu memahaminya.

 5. Settingnya

Di dalam ensamble Semar Pagulingan memiliki setting atau penempatan yang berbeda-beda, tetapi disini saya memakai setting pada umumnya yang lebih mudah.

 Keterangan ;

       Terompong

       Kendang

       Suling/Rebab

       Kecek

       Kajar

       Gangsa

       Kantil

       Jublag

       Jegogan

       Gong,gentorag,kleneng

6. Teknik

Sama seperti teknik permainan di ensamble gong kebyar dan hanya terdapat sedikit perbedaan. Berikut ini adalah teknik-teknik dalam ensamble Semar Pagulingan disetiap instrumennya :

  • Terompong

Dengan cara Neliti yang berarti memukul nada secara melodi, Nyilih Asih berarti memukul nada secara bergantian antara tangan kanan dan tangan kiri, Nyekati berarti pukulan yang banyak melepas dari pukulan pokoknya dan bertemu pada pukulan akir, Ngamad berarti memukul dengan membelakangi pokok gending, Nguluin berarti memukul dengan mendahului melodi pokok dan Nerumpuk berarti memukul satu nada secara beruntun. Disini Terompong berfungsi sebagai pembawa melodi, membuat fariasi dan memperjelas gending, yang teknik sikapnya seperti memanggang sate.

  • Kendang

Disini kendang yang di pakai adalah kendang Kerumpung atau kendang pelegongan yang teknik permainannya lebih sulit dari pada kendang biasa yang disini istilahnya disebut dengan Milpil berarti jalinan pukulan antara tangan kanan dan tangan kiri. Fungsi kendang itu sendiri adalah Disini kendang yang di pakai adalah kendang Kerumpung atau kendang pelegongan yang teknik permainannya lebih sulit dari pada kendang biasa yang disini istilahnya disebut dengan Milpil berarti jalinan pukulan antara tangan kanan dan tangan  kiri. Fungsi kendang itu sendiri adalah sebagai penghubung bagian lagu, membuat angsel-angsel, mengendalikan irama gending

  • Suling/Rebab

Teknik permainannya adalah dengan cara ditiup, sama seperti suling biasa pada umumnya dan Rebab adalah alat musik yang di gesek juga sama seperti biola yang fungsinya sebagai pembawa melodi.

  • Kajar

Kajar Semar Pagulingan itu berbeda dengan kajar Gong Kebyar, perbedaanny berada pada pencon tersebut yang cara tekniknya bisa memukul pencon dan juga bisa memukul pinggiran dari pencon tersebut yang berfungsi sebagai pemain tempo dan juga mengikuti pukulan kendang.

  • Gangsa/Kantil

Teknik permainnya disini hanya memakai sistem Ubit-ubitan, Norot, Asu Anuntun Saji berarti pukulan yang terjalin mendahului dari pukulan pokok. Yang berfungsi sebagai member angsel, membuat jalinan motif-motif tertentu, mengsi rongga-rongga antara pukulan jublag.

  • Jublag/Jegog

Tekniknya adalah dengan Neliti, Nyelah, Ngempur/sama seperti kempur yang berfungsi sebagai menentukan jatuhnya pukulan jegog, dan jegog berfungsi sebagai bass dalam esamble Semar Pagulingan tersebut.

  • Gentorag

Adalah alat musik seperti kerincingan yang tekniknya dengan cara digoyangkan bersamaan dengan pukulan gong.

Demikian Teknik-teknik permainan dalam ensamble Semar Pagulingan yang sedikit saya ketahui.