Monthly Archives: April 2013

Sedikit Tawa Tentang Kesenian

Asal Mula Munculnya Tarian

Seorang gadis bertanya pada ibunya yang memang seorang seniman, “Bu bagaimana tari-tarian itu bisa muncul?” Sang Ibu menjawab “tarian itu berasal dari Kahyangan yang dibawa turun oleh para Bidadari”

Dua hari kemudian, gadis itu memberikan pertanyaan yang sama kepada Ayahnya yang juga seorang seniman, Sang ayah menjawab; “dahulu, sebelum ada RS Jiwa, orang-orang gila berkeliaran di jalan sambil melenggak-lenggokkan badan dan tangannya, dari sanalah muncul tarian”.

Gadis itu bingung, lalu kembali bertanya kepada ibunya, “bu bagaimana mungkin ibu mengatakan padaku bahwa tarian itu muncul dari Kahyangan, sedangkan ayah mengatakan tarian itu muncul dari orang gila yang berkeliaran di jalanan”.

Sang Ibu menjawab “ya sayang… itu sangat sederhana. Ibu menceritakan dari sisi keluarga ibu, sedangkan ayah memberitahumu dari sisi keluarganya” wkwkwk %$:$@*&

Mabuk = Oleng   

Di sebuah warteg terjadi percakapan antara 2 orang mahasiswa yang sedang duduk santai sambil minum es teh.

Demas    : Luh, aku punya tebak-tebakan nih. Jawab ya …

Deluh     : Siippdehh!! Apa pertanyaannya ?

Demas    : Eh kamu kan anak jurusan Tari, pasti kamu bisa jawab. Tari apa yang bisa buat mabuk ???

Deluh     : ahh ??? pasti mabuk cinta kan maksudnya ? ya pasti Tari Kasmaran lah..

Demas    : Yeee!!! Salah besar !!!

Deluh     : Trus ?? tari apa dong ??? :s

Demas    : Hhmm… Ciktaugayaaa :$$$

Deluh     : Ciktaudong :$$

Demas    : Tari yang bisa buat mabuk itu ya Tari Oleng. Oleng Tamulilingan . hahaha

Deluh     : Ehh.. Itu Tari OLEG bukan OLENG !!!

Demas    : Ih.. tebakan tebakan gue,, Masalah buat loe !! :D$%*!@%&

Ensamble Besar (Gambelan Semara Pegulingan)

Gamelan dengan gamelan semara aturu ini adalah barungan madya, yang bersuara merdu sehingga banyak dipakai untuk menghibur raja-raja pada zaman dahulu. Karena kemerduan suaranya, gamelan Semar Pagulingan (semar=semara, pagulingan=peraduan) konon biasa dimainkan pada malam hari ketika raja-raja akan ke peraduan (tidur). Kini gamelan ini bisa dimainkan sebagai sajian tabuh instrumental maupun mengiringi tari-tarian/ teater.

Masyarakat Bali mengenal dua macam Semar Pagulingan:

1 Semar Pagulingan yang berlaras pelog 7 nada
2 Semar Pagulingan yang berlaras pelog 5 nada

1. Bentuk Fisik

Kedua jenis Semar Pagulingan secara fisik lebih kecil dari barungan Gong Kebyar terlihat dari ukuran instrumennya. Gangsa dan trompongnya yang lebih kecil dari pada yang ada dalam Gong Kebyar.

Ensamble gamelan Semar Pagulingan (milik ISI Denpasar) meliputi:

Jumlah Satuan Instrumen
1 buah trompong dengan 12 pencon
4 tungguh gangsa gantungan pemade
4 tungguh gangsa gantungan kantil
2 tungguh jegogan
2 tungguh jublag, masing-masing berbilah 7
2 buah kendang kerumpung
2 buah kajar
2 buah kleneng
1 buah gong
1 pangkon kecek
1 buah gentorag
1-2 buah rebab
1-2 buah suling

 Instrumen yang memegang peranan penting dalam barungan ini adalah trompong yang merupakan pemangku melodi. trompong mengganti peran suling dalam Panggambuhan, dalam hal memainkan melodi dengan dibantu oleh rebab, suling, gender rambat dan gangsa barangan. Sebagai pengisi irama adalah Jublag dan jegogan masing-masing sebagai pemangku lagu, sementara kendang merupakan instrumen yang memimpin perubahan dinamika tabuh. Gending-gending Semar Pagulingan banyak mengambil gending-gending Panggambuhan.

2. Bahan

Sama seperti gambelan lain pada umumnya, ensamble ini di buat oleh kayu dan gamelan Semar Pagulingan Saih Pitu dalam orkestra tradisional Bali didominasi alat-alat perkusi yang digantung pada “pelawah”, yakni tabung bambu pemantul gema. Ukiran pelawah ada berbagai jenisnya sesuai dengan selera masing-masing dan ukurannya yang bebeda-beda, ada juga pelawah yg tidak memiliki ukiran-ukiran.

Di sini sangat menunjukan nilai klasik pada gambelan tersebut, jelas yang lebih murah harganya adalah yang tidak diukir, tetapi sekarang kebanyakan yang memakai pelawah yang diukir supaya terlihat lebih indah. Bumbung/bambu yang di jepitkan pada selah pelawah merupakan sumber gema dari setiap nada tersebut, ukurannya pun berbeda, yang di sebelah kiri lebarnya lebih besar dan yang disebelahnya ukurannya akan sedikit lebih kecil kemudian panjangnya tetap sama.

 3. Sistem Pengolahan Bunyi

Sistem penglolahan bunyinya adalah sama seperti gambelan-gambelan pada umumnya dengan cara memukul nada-nada tersebut yang mempunyai istilah ngumbang dan ngisep, ngumbang berarti lebih keras dan ngisep berarti agak lbih kecil suaranya. Ngumbang lebih dominan memukul gegebug polos, dan ngisep  memukul gegebug sangsih atau bias dibilang dengan istilah suara II. Dalam hal ini gegebug mempunyai istilah tersendiri yang berartiyang digunakan untuk menyebutkan teknik menabuh dalam gambelan Bali.

4. Sistem Notasi

Sistem notasi dalam alunan gambelan Semar Pagulingan berupa 7 rentetan nada dasar yaitu :

1                      2                      3                      4                      5                      6                      7

nding           ndong                  ndeng              ndeung                        ndung          ndang            ndaing

Dalam notasi Bali, gambelan Semar Pegulingan mempunyai banyak Patet, tetapi di sini saya hanya ingin memperjelaskan patet dari Pelog, Selendro, Tembung dan Sunaren.

Pelog               :           1          2          3          –           5          6          –

                               nding    ndong   ndeng    –        ndung   ndang   –

Selendro          :           –           2          3          –           5          6          7

–             ndung   ndang    –        nding   ndong   ndeng

Tembung         :           1          2          –           4          5          6          –

                               ndung  ndang      –       nding    ndong  ndeng    –

Sunaren           :           1          –           3          4          5          –           7

                               ndang      –       nding   ndong   ndeng    –        ndung

Mohon maaf disini saya tidak menampilkan dalam notasi Balinya karena belum terlalu memahaminya.

 5. Settingnya

Di dalam ensamble Semar Pagulingan memiliki setting atau penempatan yang berbeda-beda, tetapi disini saya memakai setting pada umumnya yang lebih mudah.

 Keterangan ;

       Terompong

       Kendang

       Suling/Rebab

       Kecek

       Kajar

       Gangsa

       Kantil

       Jublag

       Jegogan

       Gong,gentorag,kleneng

6. Teknik

Sama seperti teknik permainan di ensamble gong kebyar dan hanya terdapat sedikit perbedaan. Berikut ini adalah teknik-teknik dalam ensamble Semar Pagulingan disetiap instrumennya :

  • Terompong

Dengan cara Neliti yang berarti memukul nada secara melodi, Nyilih Asih berarti memukul nada secara bergantian antara tangan kanan dan tangan kiri, Nyekati berarti pukulan yang banyak melepas dari pukulan pokoknya dan bertemu pada pukulan akir, Ngamad berarti memukul dengan membelakangi pokok gending, Nguluin berarti memukul dengan mendahului melodi pokok dan Nerumpuk berarti memukul satu nada secara beruntun. Disini Terompong berfungsi sebagai pembawa melodi, membuat fariasi dan memperjelas gending, yang teknik sikapnya seperti memanggang sate.

  • Kendang

Disini kendang yang di pakai adalah kendang Kerumpung atau kendang pelegongan yang teknik permainannya lebih sulit dari pada kendang biasa yang disini istilahnya disebut dengan Milpil berarti jalinan pukulan antara tangan kanan dan tangan kiri. Fungsi kendang itu sendiri adalah Disini kendang yang di pakai adalah kendang Kerumpung atau kendang pelegongan yang teknik permainannya lebih sulit dari pada kendang biasa yang disini istilahnya disebut dengan Milpil berarti jalinan pukulan antara tangan kanan dan tangan  kiri. Fungsi kendang itu sendiri adalah sebagai penghubung bagian lagu, membuat angsel-angsel, mengendalikan irama gending

  • Suling/Rebab

Teknik permainannya adalah dengan cara ditiup, sama seperti suling biasa pada umumnya dan Rebab adalah alat musik yang di gesek juga sama seperti biola yang fungsinya sebagai pembawa melodi.

  • Kajar

Kajar Semar Pagulingan itu berbeda dengan kajar Gong Kebyar, perbedaanny berada pada pencon tersebut yang cara tekniknya bisa memukul pencon dan juga bisa memukul pinggiran dari pencon tersebut yang berfungsi sebagai pemain tempo dan juga mengikuti pukulan kendang.

  • Gangsa/Kantil

Teknik permainnya disini hanya memakai sistem Ubit-ubitan, Norot, Asu Anuntun Saji berarti pukulan yang terjalin mendahului dari pukulan pokok. Yang berfungsi sebagai member angsel, membuat jalinan motif-motif tertentu, mengsi rongga-rongga antara pukulan jublag.

  • Jublag/Jegog

Tekniknya adalah dengan Neliti, Nyelah, Ngempur/sama seperti kempur yang berfungsi sebagai menentukan jatuhnya pukulan jegog, dan jegog berfungsi sebagai bass dalam esamble Semar Pagulingan tersebut.

  • Gentorag

Adalah alat musik seperti kerincingan yang tekniknya dengan cara digoyangkan bersamaan dengan pukulan gong.

Demikian Teknik-teknik permainan dalam ensamble Semar Pagulingan yang sedikit saya ketahui.

Kendang Sunda

Kendang pada umumnya sama antara satu daerah dengan daerah lain. Kendang Bali misalnya, saya sangat memahami betul tentang kendang Bali, tetapi disini saya ingin mendiskripsikan atau ingin sekaligus mempelajari tentang teknik atau cara memainkan kendang Sunda. Perbedaan antara kendang sunda, jawa dan bali adalah dari cara menyimpannya atau letak kendang saat akan di mainkan. di sunda kendang di simpan dari arah kiri ke kanan atau sebaliknya, di Jawa dan bali kendang di letakkan seperti berbaring lurus dan sejajar. kendang sunda dan jawa sama bentuknya, tetapi di bali kendang dibuat lurus tanpa ada lekukan

Asal Pembuatan Kendang (Gendang Sunda)

Bahan yang bagus untuk pembuatan kendang atau gendang sunda biasanya dibuat dari kayu nangka. Kayunya di bentuk dan di haluskan sehingga membentuk tabung ujungnya berbeda diameternya. Setelah itu, tutup gendang yang perupakan sumber bunyi yang akan di pukul terbuat dari kulit sapi, ada juga yang menggunakan kulit kambing atau kulit kerbau. Kemudian tutup-tutup yang berada dibagian ujung keujung di perkuat oleh tali-tali yang terbuat dari kulit juga. tali ini pun digunakan untuk menyetematau menentukan tinggi rendahnya suara pukulan gendang. Yang terakhir adalah Penyangga terbuat dari kayu atau besi. Penyangga ini berfungsi untuk menyangga kendang dan biasanya ada dua penyangga kendang yang di sesuaikan dengan ukurannya. Pada gendang yang besar ditalikan tali kecil yang berguna untuk mengunci kendang pada jempol kanan dan kiri agar tidak berpindah-pindah.

Ukuran Gendang Sunda

Gendang sunda biasanya 60-70 cm. Besar diameter pada bagian kiri 20 cm, tengahnya 52 cm, dan bagian kanan 15 cm. Tetapi bisa juga dibuat lebih besar dari ukuran yang standar atau lebih kecil, tergantung selera dari masing-masing orang. Gendang yang lebih besar biasanya dibuat untuk suara bass dan juga dapat ditekan oleh kaki kanan sehingga bersuara seperti kendang lanang di Bali. Sedangkan yang lebih kecil di simpan di kiri kanan dan berbunyi ketipak ketipung yang mirip seperti gendang dangdut.

Cara Memainkannya

Cara menabuh gendang biasanya menggunakan telapak tangan kanan untuk ketipung dan pada bagian kiri atau tangan kiri kendang yang ngebass dan yang kecil. sedangkan di Bali kini banyak yg menggunakan tangan kanan pada bass dan yg kiri pada ketipung, sehingga di Bali pukulannya sedikit berbeda dengan pukulan asliny atau dari Sunda. Dan di Sunda atau gendang sunda banyak dgunakan di berbagai seni pertunjukan seperti tari Jaipong, wayang golek, dan karya seni lainnya, tetapi di Bali banyak di gunakan pada pentas Tari Jogeg, Bondres, Musik Kolaborasi dan semacamnya. Kalau di Kendang Bali yg bermain hanya tangan tetapi di Gendang Sunda kaki dan kedua tangan berperan penting dalam permainannya, inilah keunikannya.

Demikianlah diskrisi saya tentang Kendang atau Gendang sunda, memang sangat jauh dari batas kesempurnaan, dari maka itu kritik atau saran sangat saya perlukan di sini.

Reza Permana Putra

         Saya adalah orang yang paling dikagumi terutama di dalam keluarga saya, nama saya Wayan Reza Permana Putra, berasal dari desa Sidakarya Denpasar dan juga lahir di Denpasar pada 29 September 1994, saya mempunyai satu adik perempuan yang masih duduk di kelas 3 SMP. saya juga menggemari profesi saya sekarang yaitu bermain gambelan bali dan sedikit olah raga supaya bisa meningkatkan kulitas fisik dalam melakukan segala bentuk aktifitas, terutama dalam bidang kesenian, tetapi dalam gambelan bali hanya sedikit menggunakan gerak, mungkin hanya gerakan tangan yang bisa dilakukan tetapi juga jika di kesenian tari olah tubuh sangat di perlukan kalau tidak kuat fisik mungkin gerakan tari itu sendiri tidak akan semaksimal mungkin. Berbicara soal gerak atau tari saya juga dulu pernah belajar menari dan terakir dulu kelas 3 SD disana waktu itu saya mengikuti Pesta Kesenian Bali, saya mengikuti dolanan anak-anak pada tahun 2003, dan setelah itu saya jarang menari lagi karena keterkaitan saya sudah pada gambelan bali, dan saya melanjutkan sekolah di SMA 1 Denpasar yang disana lumayan terkenal di Kota Denpasar tingkat keseniannya terutama di tabuh, disana saya banyak mengikuti kegiatan tabuh terutama dalam lomba-lomba antar SMA kususnya di Kota Denpasar.

          Setelah saya tamat SMA saya langsung ingin mengasah kemampuan di bidang tabuh dengan bersekolah di ISI Denpasar dengan melalui jalur Bidik Misi dan mengambil jurusan Seni Karawitan yang dijurusan tersebut diajarkan segala jenis bentuk, komposisi gambelan bali yang belum saya kenal sepenuhnya dan kini saya telah berada dalam semester 2 di kampus tersebut, sangat banyak sekali sesuatu yang saya dapat di sana dan pengtahuan lainnya dari saya tidak tahu sama sekali dan sedikit-sedikit menjadi tahu, tujuan saya berkuliah di ISI Denpasar adalah ingin menguasai penuh dan mendalami apa yang di magsud dengan Karawitan tersebut dan tentunya ingin lulus dengan nilai yang memuaskan dan jika Tuhan mengijinkan mungkin saya akan lanngsung melanjutkan nya dengan S2, karena setiap orang pasti ingin menikmati hidup sukses, kata sukses disini banyak mungkin orang yang mengartikannya dengan banyak uang, hidup tenang dan memiliki segalanya, tetapi sukses saya mengartikannya sangat berbeda yaitu segala apa yang kita peroleh dengan sungguh-sungguh dan iklas serta apa yang kita rencanakan dari awal itu berhasil baik mengasilkan sesuatu atau tidak mengasilkan dengan tidaknya mengharapkan material dan hanya keberhasilan yang ada, itulah motivasi saya saat ini dengan itu pasti akan mendapatkan apa yang kita inginkan kedepannya dengan berguna bagi diri sendiri, bagi keluarga dan juga masyarakat.

           Setiap orang pasti memiliki perbedaan bahkan pada anak kembar sekalipun , ayah saya bekeja sebagai pegawai swasta di salah satu hotel yang berada di daerah Nusa Dua dan keluarga, juga beberapa teman, baik teman saya maupun teman orang tua namyak yang bertanya kenapa saya lebih menuju ke kesenian di bandingkan ke pariwisata bahkan sarjana sekarang bisa dibilang banyak yang nganggur, saya jadi berfikir , sebagai contoh misalnya jika ada seorang pemulung yang mempunyai anak dan pasti seorang itu ingin suaya anaknya sukses dan tidak seperti pekerjaan ayahnya yang sebagai pemulung, dari contoh tersebut saya berkata bagai mana kita hidup tidak boleh hanya ketergantungan kepada orang lain bahkan orang tua sendiri karena orang tua itu pasti menginginkan anak itu agar tetap hidup mandiri, meskipun dalam bidang kesenian itu sangat sulit mendapatkan pekerjaan, tetapi dengan menciptakan pekerjaan sendiri itu bisa saja jauh lebih baik bagi saya, dengan cara memanfaatkan peluang yang ada dalam bidang seni apapun yang baik untuk masyarakat dan terutama bagi keluarga sendiri, dan itu pasti bisa menjadi kebanggaan yang sangat besar terhadap keluarga. Selain itu juga saya ingin mebuat satu barungan Semara Pegulingan yang ingin saya dirikan bersama keluarga dan teman-teman terdekat yang mungkin bisa menaikan potensi diri sendiri atau teman-teman yang ikut serta dalam kelompok tersebut meskipun sedikit mendapatkan pentas  itu tidak membuat saya gentar bahkan ingin terus meningkatkan kualitas dengan banyak-banyak berlatih. Dan jika saya mempunyai anak nantinya saya tidak akan memaksanya dengan apa yang saya minati sekarang, tetapi dengan memberikan kesempatan untuk dia memilih apa yang menjadi minatnya itu akan bisa meningkatkan polapikir yang di sertai dengan kerja keras dan terus berusaha seprti apa yang saya jalani sekarang dengan sungguh-sungguh.