Gangsa dan teknik permainannya

Mei 25th, 2014

images

Instrument gangsa adalah instrument yang mempunyai jumlah bilah 10(sepuluh) buah dengan susunan nada sebagai berikut :

                               *          nada rendah      : ndong, ndeng, ndung, ndang, nding

*        nada tinggi       : ndong,ndeng,ndung,ndang nding

Dalam barungan gong kebyar gangsa dapat dibedakan menjadi 2,yaitu gangsa pengumbang (polos) dan gangsa pengisep (sangsih). Gangsa juga dimainkan dengan tangan kanan dengan menggunakan panggul,kemudian bilah-bilahnya ditutup sesuai dengan suara yang di inginkan. Teknik ini juga digunakan pada instrument laindalam gong kebyar  yang sifatnya menggunakan alat bantu seperti panggul,dll. Instrument gangsa digunakan tidak hanya dalam barungan gambelan gong kebyar saja, tetapi instrument gangsa juga dapat ditemukan dalam barungan semar pegulingan yang menggunakan 7(tuhuh) nada dan semarandana yang menggunakan 12 (duabelas) nada yang terdiri dari nada tinggi dan rendah. Nada gangsa dalam barungan  gong kebyar menggunakan laras pelog(selisir) dan nada gangsa dalam barungan semar pegulingan dan semarandana menggunakan laras pelog(selisir) dan selendro(tembung).
Dalam memainkan tabuh kreasi yang di kemas secara modern, instrument gangsa menjdi instrument yang paling rumit  untuk dimainkan karena instrument gangsa kaya dengan teknik tetekep dan teknik pukulan yang menarik. Misalnya teknik pukulan ngempyung, yaitu teknik yang memainkan 3(tiga) nada secara bersama-sama.

Adapun beberapa jenis-jenis yang dalam penggolongan gangsa yaitu gangsa guru “pengugal”, gangsa pemade, dan gangsa kantil.

Gangsa Guru “pengugal” atau Giying

Tungguhan gangsa guru sering disebut dengan tungguhan pengenter, penguruh, pengisi tabuh, pemageh, ugal, giying, atau penandan, merupakan salah satu jenis tungghan yang menggunakan bilah. Tungguhan gangsa guru dalam Gong Kebyar Bali Utara menggunakan bentuk bilah belahan penjalin. Tungguhan gangsa guru menggunakan bumbung sebagai resonator, yang jarak bilah dengan bumbungnya setinggi 5,5 cm. Instrument ini dapat dipukul oleh satu orang dengan memakai “pangggul” pada umunya dapat dipukul oleh tangan tangan sedangkan tangan kiri dipakai untuk menutupnya, kecuali orang itu/ pemukulnya kidal (ngedelin) baru alat pemukul itu dipegang oleh tangan kiri ( Mengenal Jenis-Jenis Pukulan dalam Barungan Gamelan Gong Kebyar, Pande Gede Mustika, dkk, 30 Maret 1996;52)

Dalam satu barungan gamelan Gong Kebyar digunakan dua tungguh gangsa guru dengan sistem ngumbang – ngisep dan masing-masing mempunyai fungsi berbeda. Tungguhan gangsa guru ini diletakkan di bagian depan dan bagian belakang dengan cara berjejer. Sesuai dengan pengelompokan tungguahan dalam tulisan ini, jenis tungguahn gangsa guru merupakan salah satuj jenis tungghan yang termasuk kelompok penandan, maka jenis tungguahan gangsa guru selalu di letakkan dibagian depan, yang berfungsi menyajikan bagian gending kawitan, mengatur jalannya gending, mengatur angkihan gending, menggarap gending dengan berbagai ragam, variasi yang menggunakan pola tabuhan polos dan penyandet, memperjelas angsel ( tabuhan khusus ) dan memberikan aba-aba pada gending tertentu seperti kebyar. Sedangakan tungguahan gangsa guru yang diletakkan di bagian belakang berfungsi menyajikan gending dengan berbagai ragam variasinya dan kadang- kadang menyajikan pola tabuh nyandet untuk mengimbangi pola tabuhan polos yang disajikan oleh tungguhan gangsa guru yang diletakkan di bagian depan.

Bentuk tungguhan gangsa guru sama dengan tungguhan gangsa pemade dan gangsa kantil. Perbedaannya terletak pada ukuran pelawah, bilah, dan wilayah nadanya. Bentuk tungguhan gangsa guru yang paling besar di antara jenis tungguhan gangsa yang lain. Salah satu ukuran bilah tungguahan gangsa guru pada barungan gambelan gong kebyar dari desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng sebagai berikut :

  • Nada     ( dong) : panjang 36,5 cm, lebar 8,5 cm
  • Nada     ( deng) : panjang 34,7 cm, lebar 8,9 cm
  • Nada     ( dung) : panjang 33,5 cm, lebar 8 cm
  • Nada     ( dang) : panjang 32 cm, lebar 7,9 cm
  • Nada     ( ding) : panjang 32 cm, lebar 7,6 cm
  • Nada     ( dong) : panjang 30,8 cm, lebar 7,5 cm
  • Nada     ( deng) : panjang 29,5 cm, lebar 7,9 cm
  • Nada     ( dung) : panjang 28 cm, lebar 7 cm
  • Nada     ( dang) : panjang 26,4 cm, lebar 6,6 cm
  • Nada     ( ding) : panjang 25,5 cm, lebar 6,8 cm

Adapun beberapa jenis-jenis pukulannya sebagai berikut :

Pukulan Ngoret

Adalah memukul tiga buah nada yang mendapat dua ketukan ditarik dari nada yang rendah kea rah nada yang lebih tinggi.

Pukulan Neliti/Nyelah

Adalah pukulan bersamaan yang dilakukan oleh semua instrument, dimana mempunyai satu motif / satu pola pukulan, kecuali instrument kemong, kempul, suling, dan rebab. Yang lebih penting lagi adalah instrument terompong sama sekali tidak dipakai.

Pukulan Ngantung

Adalah salah satu pukulan gangsa yang didalam satu gatra terdapat empat ketukan. Dimana akan mencari ketukan yang ketiga ada satu tekanan pukulan yang pukulanya ketukan ketiga sehingga pada akhirnya kembali kedalam ketukan ke empat lagi.

Gangsa kantil atau disebut tungguhan kantilan merupakan salah satu jenis tungguhan yang menggunakan bilah berbentuk belahan penjalin. Rungguhan kantil menggunakan bumbung sebagai resonatornya, yang diletakkan dalam pelawah. Jarak antara bilah dengan bumbung adalah 4,6 cm. Dalam satu barungan gamelan menggunakan empat tungguh kantil dengan simtem ngumbang- ngisep.

Jenis tungguhan kantil merupakan salah kelompok tungguhan pepayasan, karena dalam sajian gending-gending Gong Kebyar sebagaian besar menggunakan pola tabuhan, antara lain cak magelut, nyelah, oncang-oncangan, norot (norot adeng dan norot gencang) dan pola tabuhan antara lainnya. Setiap pola disajikan oleh dua orang penabuh, yaitu pemolos dan penyadet, yang akhirnya membentuk jalinan. Bentuk tungguhan kantil sama dengan tungguhan gangsa guru dan pemade, perbedaannya teretak ada ukuran pelawah, bilah dan wilayah nadanya relative lebih kecil. Tungguhan katil ini dalam penataannya diletakkan berjajar di belakang tungguhan pemade.

Salah satu ukuran masing-masing bilah tungguhan kantil yang digunakan dalam Gong Kebyar Bali Utara (desa Busungbiu, kecamatan Busungbiu, kabupaten Buleleng ) adalah sebagai berikut

Nada     ( dong) : panjang 22 cm, lebar 6 cm

Nada     ( deng) : panjang 21,5 cm, lebar 5,7 cm

Nada     ( dung) : panjang 20 cm, lebar 6 cm

Nada     ( dang) : panjang 19,5 cm, lebar 6 cm

Nada     ( ding) : panjang 18 cm, lebar 5,7 cm

Nada     ( dong) : panjang 17,5 cm, lebar 5,6 cm

Nada     ( deng) : panjang 16,7 cm, lebar 4,7 cm

Nada     ( dung) : panjang 16,5 cm, lebar 5,7 cm

Nada     ( dang) : panjang 14,5 cm, lebar 5,2 cm

Nada     ( ding) : panjang 14 cm, lebar 5,3 cm

Sumber : Buku tentang laporan penelitian mengenai jenis- jenis pukulan dalam barungan gamelan gong kebyar .


Trackback URI | Comments are closed.