Trackback URI | Comments are closed.
Etika Seksualitas
Dalam hal ini yang akan dibicarakan dalam masalah ini adalah masalah kebebasan seks. Kebebasan seks yang dominan disebut sikap seksual yang negatif sudah sekian lama menggerogoti moral dan nyawa masyarakat kita. Masyarakat seharusnya takut dengan berbagai macam penyakit psikosomatik dan penyakit rohani yang akan diderita akibat free seks ini.
Menurut dunia barat, memang free seks ini tidak seberapa dilarang. Malah sekarang dunia barat percaya akan keharusan menghormati dan membebaskan hawa nafsu seksual dengan jalan membuang kekangan-kekangan tradisional. Karena memang sudah barang kenyataan kalau orang barat itu lebih menyukai kebebasan seksual. Mereka menyatakan bahwa moralitas apa pun yang telah mereka warisi tidaklah membawa apa-apa selain konotasi religius. Mereka mengklaim bahwa moral-moral baru zaman sekarang ini bukan hanya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan filosofis, tetapi juga dalam alasan ilmiah
Sungguh suatu perilaku yang lebih rendah daripada tingkah laku binatang. Manusia memang seperti itu. Disini, dapat diartikan juga bahwa anjuran pembebasan seksual manusia dari kekangan moral tradisional berarti pernyataan bahwa tidak ada sesuatu pun yang jelek, buruk, ataupun hina, yang dapat timbul dari seks. Anjuran ini tidak menerima pembatasan apa pun dalam seks selain dari batas alami seperti dalam hal makan dan minum, nafsu belaka.
Disiplin Seks Kebutuhan untuk memperluas dan mengkondisikan instink dan dorongan nafsu alami individu dengan cara yang lunak adalah kebutuhan yang pokok. Akan tetapi harus ada cara yang sehat, yang bnar secara moral dan agama. Yang tidak membuat makin banyak ketimpangan dan menimbulkan masalah sesudahnya. Sebenarnya kalau ingin menelaah masalah ‘siapa otak dibalik’ pencetus pembenaran kebebasan seks, adalah mudah.
Pengertian Seksualitas
Seksualitas merupakan suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan seks. Dalam pengertian ini, ada 2 aspek (segi) dari seksualitas, yaitu seks dalam arti sempit dan seks dalam arti luas. Seks dalam arti yang sempit berarti kelamin, yang mana dalam pengertian kelamin ini, antara lain:
Organ kelamin : penis dan vagina
Anggota badan atau ciri fisik : payudara, testis, dll
Kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh : testosteron, progesteron,estrogen, dll
Hubungan seksual
Segi lain dari seksualitas adalah seks dalam arti yang luas, yaitu segala hal yang terjadi sebagai akibat (konsekuensi) dari adanya perbedaan jenis kelamin, antara lain:
Pembedaan tingkah laku : kasar, lembut, feminin, maskulin, dll
Perbedaan atribut : pakaian, nama
Perbedaan peran dan pekerjaan.
Hubungan antara perempuan dan laki – laki : norma sosial, relasi, pacaran, perkawinan dan lain-lain.
Makna Etika Seksualitas
Apakah makna seksualitas manusiawi ? Pertanyaan ini dijawab dengan pelbagai cara yang semua ada benarnya. Tapi kira salahnyasatu makna paling mendasar ialah bahwa seksualitas merupakan kemungkinan untuk perjumpaan. Baik secara biologis maupun secara psikologispri dan wanita menunjuk satu kepada yang lain. Rupanya kata sexualitas berasal dari bahasa Latin yaitu secare yang artinya memotong,memisahkan. Menurut filsut Martin Burber, manusia menjadi AKU karena orang lain sebagai ENGKAU. Manusia menjadi manusia sungguh-sungguh karena perjumpaan. Dalam seksulaitas AKU dan ENGKAU adalah pra dan wanita. Adalah menarik bahwa di bidang seksualitas manusiawi,persetubuhan berlangsu “ face to face “, artinya dalma bentuk perjumpaan sungguh-sungguh.
Seksualitas sebagai dorongan insting
Apa itu seksualitas ? Sebenarnya dalam arti sempit seksualitas sebagai kemampuan dan dorongan untuk mengadakan hubungan kelamin. Pada binatang kelamin terarah dengan ketat pada fungsi dasarnya mendorong individu dari jenis masing-masing untuk melakukan apa yang perlu untuk memperoleh keturunan dan dengan demikian menjamin kelangsungan jenisnya.
Lain halnya dengan manusia yang dapat melepaskan insting seksualnya dari fungsinya untuk mengasilkan keturunan. Dengan pasangan dijadikan objek belaka, segala hubungan mendalam yang berangkaipernah ada atau mau berkembang justru kan hancur. Sekaliguskedua belah pihak merasa direndahkan yang satu diobjekkan, yang lainnya arena di perbudakoleh nafsunya dengan demikianjustru merusak hubungan dengan yang mau dicintai.
Seksualitas dalam integrasi personal
Seksualitas baru membuka maknanya yang sebenarnya apabila diintegrasikan ke dalam hubungan cinta personal.
Personal mempunyai arti penting
Hubungan saya dengan orang lain bersifat personal, apabila saya menangapi dia sebagai person, artinya sebagai pribadi yang unik, dengan paham-paham, harpan, penilaian-penilaian, kesadaran dan tanggung jawab sendiri.Hubungan personal berarti bahwa orang saling menerima salah satu individu dari jenis manusia, melainkan sebagai dia itu pribadi.
Hubungan yang paling personal adalah cinta
Meskipun cinta biasanya dirangsang oleh ciri-ciri lahiriah-kelembutan, kecantikan atau sikap ksatria, akan tetapi cinta selalu terarah pada pribadi itu sendiri. Cinta sejati justru bersifat personal bertahan juga, apabila cirri-ciri yang semula menarik mereka satu sama yang lain mulai pudar.
Jadi cinta itu personal
Maka cinta selalu merupakan proses yang harus berkembang. Cinta berkembang menjadi saling menerima dan saling memberikan secara total. Cinta total itu menjadi definitive dan nyata apabila seorang pria dan wanita menyatakan menerima untuk selamanya.
Tanggung jawab terhadap pasangan
Tanggung jawab itu mempunyai dua segi, dalam cinta dan dalam berhubungan seksual sebagai ungkapan puncaknya. Dan kita harus bersedia untuk bertanggung jawab terhadap akibat hubungan seksual yang kita adakan. Ada beberapa startifikasi tentang tanggung jawab terhadap pasangan.
Menghormati martabat personal pasangan
Hubungan seksual hanya dapat mengungkapkan serta menunjang cinta, apabila di dalamnya kedua belah pihak tetap saling menghormati. Hubungan seksual jangan menjadi sekadar tuntunan rutin. Cinta selalu harus di pelihara dan dilamar lagi. Kalau begitu maka hubungan cinta dan hubungan seksual akan tetap seger, bahkan akan berkembang dan semakin mendalam.
Tanggung jawab terhadap akibat hubungan seksual
Disebutkann ada tiga segi tanggung jawab dalam konteks tanggung jawab tehadap akibat hubungan seksual sebagi berikut :
Tanggung jawab terhadap dapak psikologis hubungan seksual pada pasangannya. Hubungan seksual baginya merupakan ungkapan janji suatu hubungan cinta yang menyeluruh. Sedangkan pihak laki-laki barangkali hanya mencari kenikmatan saja. Sikap tanggung jawab menuntut agar hubungan seksual hanya dicari apabila suadah ada komitmen eksklusif pada pasangan dan kesedihan untuk setia padanya.
Tanggung jawab terhadap sosial hubungan seksual. Maksudnya, jangan melakukan hubungan seksual kalau hubungan itu merusak komunikasi salah satu pasangan dengan masyarakat sekelilingnya. Suatu hubungan seksual yang tidak boleh diketahui oleh lingkungan, yang kalau diketahui emmpermalukan pasangn atau bahkan mengakibatkan dia dikucilkan bahkan langung di kawinkan langsung.
Tanggung jawab terhadap kemungkina adanya anak. Hubungan seksual berarti ada kemungkinan adanya beberapa adanya kemungkinan anak beatapa pun dicoba untuk mencegah kehamilan. Mengadakan hubungan seksual menuntut agar kemungkinan itu di akui secara terbuka dan bertanggung jawab. Artinya, mengadakan hubungan seksual hanya dapat dipertanggung jawabkan kalau kedua belah pihak bersedia.
Sumber : buku etika sosial
test Filed under Tak Berkategori | Comment (0)