BIOGRAFI SENIMAN

Oktober 16th, 2013

I WAYAN MACRING SENIMAN WAYANG WONG DARI DAERAH PARIWISATA

I Wayan Macring adalah seniman tari klasik, dan tetabuhan klasik pewayangan seperti, wayang Wong. Pria yang lahir di Banjar Peken  desa adat Bualu Nusa Dua Badung Bali, pada tahun 1944  ini adalah sosok yang sangat di kagumi,bliau menekuni seni tari wayang wong klasik dan tetabuhan wayang wong klasik.I Wayan Macring mempunyai 3 orang anak laki-laki,bliau hanya tamatan sekolah dasar.pada saat muda bliau bekerja sebagai buruh bangunan di sekolah IMPRES yang sekarang di beri nama STP(sekolah tinggi pariwisata). Bliau menikah pada tahun 1968, Bliau menikah dengan Ni Ketut Rimin, yang juga merupakan wanita dari daerahnya sendiri,awal ke tertarikan I Wayan Macring dengan I ketut Rimin, adalah Ketika I ketut Rimin menari sita pada tarian Wayang Wong tersebut.setelah lama menikah bliau memiliki 3 orang anak laki-laki,anak pertamanya adalah I Wayan Muliarta,hanya tamatan SMA,I Made Suasa tamatan D2 STP Bali,dan I Nyoman Gunatra tamatan D2 STP Bali.sejak masih kecil anak-anaknya sudah di ajak menjadi buruh bangunan yang pada saat itu hanya mendapatkan uang 3000 rupiah perhari. namun, hal tersebut tidak membuat I Wayan Macring menyerah, bliau terus berusaha sampai biasa menamatkan ke tiga anak-anaknya.ketiga anak-anknya tersebut sampai sekarang masih bekerja di hotel –hotel yang ada di Nusa Dua.

pada tahun1974 bliau mulai belajar tarian klasik wayang wong ini sejak ia masih muda ,bliau awalnya di tuntut orang tuanya agar biasa menari tarian klasik wayang wong ini ,tujuannya tidak lain adalah untuk melestarikan seni tari klasik wayang wong yang ada di Bali pada umumnya dan di Nusa Nua pada khususnya.agar tidak tergilas oleh arus globalisasi perkembangan jaman,seperti yang kita ketahui bahwa di IMG00023-20131003-1249  daerah Nusa Dua itu,adalah daerah pariwisata yang hanya memandang hasil di bidang pariwisata khususnya perhotelan,maka tidak heran banyak hotel di sana mengenyampingkan atau memandang sebelah mata tradisi dan budaya masyarakat disana.padahal sebenarnya tanpa Budaya Bali  ,pariwista di Bali tidak akan berjalan dengan baik,karena sebenarnya torist itu kesini untuk menonoton dan menikmati Seni Budaya Bali,namun sayang pihak hotel di Daerah Nusa Dua  ditak terlalu bias menghargai seni,hal itu dapat diliat dari bayaran untuk menari dan menabuh ke hotel hanya setengah dari yang sewajarnya,ujar I Wayan Macring ini.seniman dari Nusa Dua seperti I Wayan Macring jarang  mendapatkan tawaran dari hotel untuk mengisi acara tarian Bali ataupun Tetabuhan Bali,hal itu di karenakan bliau mematok harga yang di anggap tinggi oleh pihak hotel,padahal tujuannya baik yaitu tidak lain adalah untuk meningkatkan daya jual seni Budaya Bali ,dan seni itu tidak slalu di byar murah.agar seni di Nusa Dua bias berkembang,dan penghidupan seniman di Nusa Dua juga bias terjamin.namun harapan bliau tidak terwujud ,pihak hotel selalu mencari seniman dari jauh seperti tabanan dan daerah lainnya di Bali,bahkan dari luar Bali.mereka banyak mendapat tawaran mengisi acara karena berani mematok harga yang relative rendah ,namun kualitasnya sangat lah kurang.seperti contohnya baleganjur hanya membawa 3 orang untuk memainkan ceng ceng ,sedangkan aslinya terdapat 8 orang untuk memainkan cengceng.tentu ini sangat lah jauh dari pakem aslinya.hal ini membuat seniman seperti I Wayan Macring  sedikit kecewa.maka dari itu pada tahun 1997 masyarakat Nusa Dua membentuk himpunan seni yang di beri nama ISAKAWIKSA. Yang di pimpin oleh I nyoman Gorim himpunan ini bergerak di bidang seni,tujuannya untuk menyaring seni yang masuk ke Nusa Dua,mana yang layak tampil dan mana yang tidak layak tampil,berjalan beberapa tahun saja himpunan ini mulai memudar sampai sekarank himpunan ini masih ada ,tpi tidak jelas organisasinya dan kegiatannya.I wayan Macring Sempat putus asa dengan hal ini,bliaupun sampai beralih profesi sebagai tukang jarit baju seragam hotel,yang hasilnya cukup menggiurkan.namun bliau kembali berpikir untuk melestarikan tari klasik Wayang Wong ini,karena tari Wayang Wong ini merupakan sesuunan /kepercayaan di  daerah Nusa Dua ini,karena pernah terjadi sesuatu satu tahun sebelum perang G30 /SPKI ,masyarakat Nusa Dua banyak yang terkena wabah penyakit yang mematikan,namun sampai sekarang tidak di ketahui penyakit apa itu,dan apa penyebabnya.masyarakat Nusa Dua di suruh sembahyang dan menghaturkan pejati selama satu bulan oleh pemangku yang mendapat pewisik disana.hal ini di karenakan masyarakat Nusa Dua mengabaikan kepercayaan  Wayang Wong ini.setelah semua masyarakat Nusa Dua  mengikuti permintaan tersebut,akhirnya mereka semua sembuh.kembali ke I Wayan Macring,bliau pun pernah mengalami kejadian serupa,pada saat itu I Wayan Macring ,di minta untuk menjadi pemangku di pura Wayang Wong tersebut,namun karena mengambil pekerjaan sebagai tukang jarit ,dan banyak mendapatkan order,bliau menundanya sementara,apa yang terjadi,bliau menjadi sakit selama satu bulan,mau tidak mau bliaupun menyanggupinya,bliau tidak berani macam-macam dengan hal itu.sampai sekarang bliau masih menjadi pemangku.bliau menggantikan orang tuanya I Nyoman Soklat karena meninggal.

KIPRAH I WAYAN MACRING

pada tahun 1986bliau ikut bergabung dengan sekhee gong yang ada di desa adat Bualu.sekhee gong ini merupakan sekhee gong yang pertama kali ada di desa adat Bualu.bliau pada saat itu sebagai tukang kendang.bliau mengajarkan tabuh-tabuh klasik yang sudah ada,seperti sekar layu.pada tahun 1989 desa bualu atau yang di wakili oleh banjar Peken,pernah mengikuti lomba gong kebyar Dewasa se Kabupaten Badung,I Wayan Macring sebagai tukang kendang. Pelatih pada saat itu adalah Bapak Tembres dari Blangsinga Gianyar.pada saat pengumuman juara sekhee gong banjar Peken Desa adat Bualu ini mendapatkan juara 1,namun saat pengambilan hadiah Berubah menjadi juara 2,dan juara satunya di raih oleh kuta Utara.tentu itu hal yang sangat aneh,I wayan Macring dan kawan-kawannya sempat kecewa,namun setelah beberapa saat kemudian mereka menerima dengan lapang dada,dan wayan macring mengatakan pasti ada kesempatan di tahun –tahun berikutnya,ujarnya itu terbukti Banjar Peken mendapatkan juara 1 lomba gong kebyar Dewasa sekabupaten Badung pada tahun 2006,dan mendapatkan juara 2 di ajang Pesta Kesenian Bali Pada tahun2007,di kalahkan oleh Gianyar.pada tahun 1997 banjar peken membentuk sekhee gong pkk,dan  tahun 2000 banjar Peken membentuk  sekhee gong anak-anak.banjar ini lah yang pertama kali membentuk sekhee gong pkk dan anak-anak di Nusa Dua.di bawah pimpinan I Wayan Gindul

 sebagai ketua sekhee gong.pada tahun 2000 I Wayan Macring ,meninggalkan sekhee gong tersebut karena harus menjalankan tugas sebagai pemangku dan mengajar tari klasik Wayang Wong.yang berada di pura Wayang Wong di depan Banjar Peken.pura ini tidak di ketehuai kapan di bangunnya.begitu pula tapel-tapel Wayang Wong tidak di ketahui  kapan munculnya sampai sekrang.dari dulu bliau bertanya tanya namun tidak satupun menemukan jawaban yang  pasti.bliau hanya tau tapel yang di aturkan oleh Ida Peranda Made ,Griya Taman Sari Sanur.bliau juga pernah mendengar sekilas tentang munculnya beberapa tapel atau prerai,yaitu tapel Hanoman /Meruti,di temukan/nunas kayu di Pura Tengkulung,dan tidak di ketahui siapa yang membuatnya,prerai Jero Gede Tualen,di temukan di Pura Pagerwesi Nusa Dua.konon katanya ada talenan atau kayu yang bersinar ,dan mendapat pewisik untuk di jadikan tapel Jero Gede Tualen.dan Prarai Rahwana di temukan di Pura Dalem Desa Adat Bualu.semua pererai tersebut tidak ada yang mengetahui siapa yang membuat.prarai tersebut pernah di perbaharui dan sampai sekarang masih bagus.

pada tahun 1967I Wayan Macring dengan sekhee Wayang Wong ini pernah mendapat kehormatan tampil di alun-alun kota Denpasar,di hadapan bapak Presiden Ir.Soekarno.bliau sangat terkesima dengan penampilan skhee Wayang Wong ini,dan mendapatkan penghargaan dari  Provinsi Bali,berupa PRAMANA PATRAM BUDAYA.pada ,saat itu pimpinan sekhe adalah I wayan Gindul ,dan selaku listibya provinsi Bali adalah I Gusti Ngurah Pinda BA.dan juga di tandatangani oleh Prof.Dr Ida Bagus Mantra ,selaku gubernur Bali .setelah pementasan tersebut pada tahun 1998 ,bliau membuat garapan lakon baru tari klasik WayangWong yang berjudul’’GAGAK SIWAMARA”di pentaskan di Pura Dalem Desa Adat Bualu.pada  saat ada karya Agung.namun pada saat itu bliau mempunyai pengalaman yang menarik,saat pementasan itu bliau menjadi Rama ,dan menjadi Gagak Siwamara .bliau menarikan dua karakter yang berbeda.pada saat pementasan ada salah satu penari wenara /ore yang kambennya lepas,karena tidak memakai celana kemaluannya pun keliatan.hal itu membuat I Wayan Macring tertawa dan tidak dapat di lupakannya sampai sekarang.pengalaman yang lainnya ialah ketika bliau mengajar tari dan gending arja di Desa Kutuh .pada saat itu I Wayan Macring tidak di bayar dengan uang,melainkan hanya di bayar dengan ubi dan ayam,karena mereka tidak mempunyai uang.dengan rasa tulus iklas beliau menerimanya,.beliau tidak melihat materi beliau tulus berbagai ilmunya waluapun  tidak di bayar.ujar I Wayan Macring ini.sampai sekarang hubungan bliau dengan msyarakat desa kutuh masih sangat baik,dalam istilah Bali di sebut Braya/Mebraya.tujuan bliau adalah untuk melestrikan seni Budaya Bali Khususnya tari Wayang Wong.sehingga seniman I Wayan Macring ,sangat di kagumi di sana.saat ini I Wayan Macring masih menjadi  seniman Wayang Wong dan sekaligus tukang jarit baju seragam hotel.

demikian sekilas biografi  I Wayan Macring seorangseniman Wayang Wong dari daerah pariwisata.saya mengambil data ini langsung dari narasumber I Wayan Macring.

 

PROFIL:

Nama                                         : I Wayan Macring

Temapat tgl lahir                  :Nusa Dua,2 mei  1944

Alamat                                      : jln pratama 18 Nusa Dua

Menekuni bidang ini dari  :Tahun 1975

2 Responses to “BIOGRAFI SENIMAN”

  1. saada lisätietoja

    BIOGRAFI SENIMAN | Pradnya Pitala

  2. 동성로출장안마

    BIOGRAFI SENIMAN | Pradnya Pitala