SEJARAH GAMELAN SEMARANDANA DI DESA ADAT BUALU KELURAHAN BENOA,KECAMATAN KUTA SELATAN BADUNG.
Gamelan Semarandana yang pertama di Desa Bualu
Gambelan Semarandana adalah gambelan yang termasuk gambelan golongan ke tiga atau gambelan golongan baru. Gamelan ini berlaras pelog tujuh nada dengan jumlah bilah dua belas bilah yang di ciptakan oleh alm,bapak Wayan Brata pada tahun 2000.gamelan ini di ciptakan dengan menggabungkan dua jenis barungan gamelan,yaitu gamelan Gong Kebyar dan gamelan Semarapegulingan,mulanya pada pertunjukan fragmen tari biasa menggunakan dua barungan gamelan yaitu Semarapegulingan dan Gong Kebyar,sungguh sangat susah untuk mengatur,menempatkan ,dan memainkan gamelan tersebut secara bersamaan.karena dengan menggunakan dua barungan gamelan seperti itu akan menghabiskan banyak tempat dan waktu.dengan mempertimbangkan hal ini akhirnya timbullah ide dari sang pencipta Bapak Wayan Brata pada tahun 2000 untuk membuat sebuah barungan gamelan baru yang menggabungkan gamelan Semarapegulingan dengan gamelan Gong Kebyar dalam satu pelawah,yang di beri nama Gamelan Semarandana,golongan gamelan ini termasuk dalam golongan gamelan anyar/baru.
Tersebutlah di kawasan Nusa Dua,tepatnya di Desa Adat Bualu Kelurahan Benoa Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali, terdapat 4 barungan gamelan Semarandana.barungan gamelan Semarandana pertama kali masuk ke Nusa Dua yaitu pada bulan September tahun 2000 tepatnya di rumah Bapak Nyoman Gandum ,di Jalan Pratama ,Banjar Celuk Desa Adat Bualu .awalnya masuknya gamelan ini ialah karena ada niat si pemilik yaitu I Nyoman Gandum untuk membeli sebuah barungan gamelan jenis baru ,dengan berbagai pertimbangan maka timbullah ke inginannya untuk membeli barungan gamelan Semarandana .Beliau memilih membeli gamelan ini karena praktis,bias di pakai sebagai gamelan Gong Kebyar,bias di pakai sebagai gamelan Semara Pegulingan,bisa juga di pakai sebagai gamelan angklung bahkan bisa juga di pakai untuk mengiringi Tari Nusantara seperti Rantak dan Tari Pakarena.Bapak Nyoman Gandum membeli gamelan ini di salah seorang pande gamelan yang ada diKabupaten Gianyar,tepatnya di rumah Bapak Gabler bliau membeli gamelan ini seharga sekitar 160 juta.dengan saih agak kecil ,pelawah di ukir ,ukirannya bercerita,yaitu bercerita tentang Ramayana ,cerita di pelawahnya nymbung,mulai dari gangsa,ugal, hingga jegogan.pelawah nya di prada Gede.di bagian tengahnya berwarna hitam.pada saat itu bliau membeli intrumen gangsa empat bilah,ugal 1 bilah,penyacah 2 bilah,jublag 2 bilah,jegogan 2 bilah,terompong menggunakan terompong samara pegulingan yang sekaligus bisa di fungsikan sebagai riong.berjumlah 14 pencon mulai dari nada ndeng,ndeung,ndung,ndang,ndaing,nding,ndong,ndeng ,ndeung,ndung,ndang,ndaing,nding,ndong.empat buah kendang,yaitu kendang cedugan berukuran 32,berjumlah 2 buah,lanang dan wadon.2 buah kendang kerumpungan lanang wadon,gong 2 buah lanang wadon,satu buah kempur ,satu buah cengceng penyu.satu buah kemong.
Pada tahun 2001 di bentuklah sebuah sanggar ,sanggar ini di gerakkan oleh Bapak Nyoman Gandum itu sendiri.anggota dari sanggar ini kebanyakan yang masih berusia muda,anggota dari sanggar ini berasal dari beberapa banjar di desa adat bualu.anggota nya mayoritas dari Banjar Celuk dan Banjar Terora Desa Adat Bualu.karena lokasi sanggarnya berada di tengah-tengah dari kedua banjar ini.sanggar ini mengguanakan gamelan semarandana sebagai sarana untuk ngayah di pura-pura yang ada di Bali.beberapa tahun kemudian di belilah beberapa intrumen pelengkap lagi,yaitu penyacah,gentaoran,kendang bebarongan, 1 tungguh ugal lagi.delapan cengceng cakep,dan satu buah bebende.gamelan ini di beli secara lngsung tanpa mengumpulkan bahan-bahan terlebih dahulu.karena jika membeli secara di cicil atau satu persatu,harganya akan menjadi mahal per instrument.bapak nyoman gandum ini termasuk orang yang mampu dalam bidang ekonomi,makanya berani membeli barungan gamelan semarandana sekaligus.namun saying,beberepa tahun kemudian sanggar ini mulai mengalami kemunduran,satu persatu anggotanya berhenti dari sanggar karena alas an waktu yang kurang cukup,akhirnya gamelan ini di biar kan begitu saja beberapa tahun.karena kasian melihat gamelan yang sudah tidak terwat lagi nyoman gandum pun menjual gamelan semarandana ini dan menggantinya dengan gamelan semarapegulinagan.ia membeli gamelan samara pegulingan di sebuar sanggar di kota denpasar ,yaitu sanggar sunari.ia tertarik pada gamelan samara pegulingan ini karena pernah di gunakan pada PKB tahun 2012,di mana Kabupaten Badung waktu ini di wakili olaeh Sanggar Asti Pradnyaswari Desa Adat Bualu Keluran Benoa,dalam ajang bergengsi yaitu parade Semarapegulingan Antar Kabupaten se Provinsi Bali.pada saat itulah I Nyoman Gandum mulai tertarik dengan gamelan milik Bapak Putu dari Sanggar Sunari itu.karena di rasanya memiliki suara yang tidak di ragukan lagi,akhirnya ia membeli barungan gamelan Semara Pegulingan tersebut.namun tidak di pakai untuk membuat sanggar lagi,melainkan di sewakan untuk pementasan saja.dan gamelan itu masih bagus hingga sekarang.
Gamelan Semarandana Yang Kedua di Desa Adat Bualu
Gamelan Semarandana yang kedua terdapat di Desa Adat Bualu ,ialah terdapat di banjar Bualu,gamelan ini di beli dari salah seorang pengrajin di kabupaten Gianyar yang bernama Bapak Pande Sukarta.awal dari ketertarikan membeli gamelan ini ialah untuk kepentingan ngayah di salah satu pura di Desa Bualu, yaitu di pura Dalem Tanjung yang menyungsung petapakan Barong Sampi,pada mulanya iringan sesuunan tarian Barong Sampi ini menggunakan gamelan gong kebyar biasa, oleh karena perkembangan jaman di masa sekarang banyak yang menggunakan gamelan semar pegulingan dan semarandana untuk mengiringi tari Barong. Maka dari itu timbullah ide dari I Wayan Sudiksa dan I Wayan Sumantra untuk membuat inovasi baru gending-gending iringan tari barong. Maka dari itu di belilah barungan gamelan semarandana. Gamelan ini digunakan untuk mengiringi tari janger,legong lasem, topeng tua, tari telek, tari jauk dan tari Barong. Bilah dari gamelan ini berpelawah di ukir dan di prada gold ( emas ). Dengan jumlah 18 instrument, yaitu : gangsa 4 tungguh, ugal 1 tungguh,kantil 2 tungguh, jublag 2 tungguh, gong lanang wadon, kendang krumpungan lanang wadong, kendang bebarongan ,kendang cedugan lanang wadon, kajar, cengceng penyu, suling dan kemong. Jumlah nada dari instrument gangsa yaitu : 7 nada dan jumblah oktafnya berjumlah 12.