Pura taman ayun merupakan representasi Tri Hita Karana yang di samping memiliki tugas utama sebagai pemujaan, air kolamnya juga merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat mengwi yakni sebagai irigasi sawah.sebagai wujud menjaga keharmonisan di bumi ini maka dilakukan sebuah prosesi ritual atau aci pada anggara kliwon, wuku medangsia (setiap 210 hari sekali). Aci ini di lengkapi dengan sebuah tarian wali dengan nama Tari Baris Keraras, dimana tari baris keraras ini menggunakan pakian sebagai berikut yaitu celana, baju loreng (poleng), dan gelungan. Keunikan dari kostumnya yaitu kegulangan terbuat dari pelepah pisang yang dihiasi dengan satai lilit dan kekuwung dari kulit babi, awir dari keraras, badong dan gelang kana dari urutan babi, serta hiasan muka dari kapur yang dibasahi selain itu keunikan tarian baris ini tidak menggunakan iringan gamelan melainkan hanya menggunakan vocal yang langsung di nyanyikan sambil menari oleh seorang penari. Cerita singkat di adakannya tarian aci ini yaitu kono dahulu timbul sebuah masalahan yakni bendungan atau tanggul yang ada di telaga taman ayun mengalami jebol, setelah di perbaiki lagi mengalami kejebolan, melihat hal tersebut raja mengwi Cokorda Nyohman Mayun memohon kehadapan Bhatara di puncak bukit pengelengan dengan melakukan tapa bratha yang sangat teguh, maka dalam yoganya datanglah orang-orang laki yang berpenampilan aneh yakni memakai pakian daun pisang kering (keraras) lalu salah seorang berkata menanyakan apa tujuan dari kedatangan raja mengwi ke tempat ini, setelah itu raja mengwi menjelaskan dengan kejujuran dan di berikanlah petunjuk yaitu dikatakan bendungan itu kuat namun belum ada dasar “pedagingan” hingga terjadilah seperti sekarang ini. Nantinya aka nada suatu pertanda “padagingan” itu akan terbukti yakni adanya manusia yang tenggelam, setelah itu lakukanlah upacara Pamrayascita Bhumi dan persembahkan tarian seperti yang di saksikan dalam tapa yoga ini. Jika hal tersebut sudah dilakukan maka tanggul akan kuat dan kokoh, air mengalir dan sawah ada mendapatkan aliran air dari telaga akan menjadi suburserta terhindar dari hama.
Kemudian berangkat dari Ide tersebut I Wayan Widya selaku composer mulai mencatat atau membuat bantang gending dari baleganjur Aci Tulak Tunggul ini, dan selanjutnya mulai melakukan proses latihan.
Apr
30
2018
30
2018
ACI TULAK TUNGGUL SEBAGAI SEBUAH IDE GARAPAN BALEGANJUR
Tidak ada komentar
RSS feed for comments on this post. TrackBack URL