Resensi Buku Kelompok Tembang Bali
This post was written by madesubaga on April 26, 2012
Posted Under: Tak Berkategori
Posted Under: Tak Berkategori
Penulis : Made Taro
Jumlah Halaman : 44
Penerbit : SARAD, Sanggar kukuruyuk, dan Kodya Denpasar, 2001.p.xi
KELOMPOK TEMBANG BALI
- Tembang-tembang bali tradisional/klasik, digolongkan menjadi empat bagian yaitu, Gegeendingan/Rare (dolanan); Pupuh/ Sekar Alit (Mecepat); Kidung (Sekar Madya); dan Kekawin (Sekar Ageng).
- Sebagian Besar permainan tradisional yang biasa di mainkan oleh anak-anak itu menggunakan lagu atau di sebut “gending plalian” yaitu lagu-lagu yang digunakan atau dirangkaikan dengan permainan.
- Bentuk Pupuh di ikat oleh tiga pola persajakan yakni, padalingsa (guru gatra); guru wilangan; dan guru dinggong.
- Bentuk kidung dapat di kenal pada bait permulaan yang memakai bentuk “kawitan” dua bait, menyusul pemawak (nyanyian pendek) dua bait, penawa (nyanyian Panjang) dua bait.
- Bentuk kekawin menggunakan wrtta matra dan guru-lagu.
KELOMPOK SEKAR RARE/ DOLANAN
- Sekar rare dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni, gending rare; gending jejangeran; dan gending sang hyang.
- Secara musikal dan liriknya, sedikitnya ada enam fungsi penggunaan sekar rare dibali yaitu, Gending kelonan; nyanyian kerja; nyanyian permainan; nyanyian pitutur; nyanyian janger; dan nyanyian sindiran.
- Gending sanghyang di fungsikan sebagai ritual, karena lagu tersebut bersifat sakral yakni pengiring tari sanghyang sehingga penarinya “kesurupan” (trance).
KELOMPOK SEKAR ALIT/MACAPAT
- Bentuk nyanyian pupuh diikat oleh pada-lingse, jumlah baris ( lirik) dalam satu bait; guru wilangan, jumlah suku kata pada setiap baris; dan guru dingdong, jatuhnya/perubahan huruf hidup pada setiap akhir baris/kalimat.
- Di Bali, paling sedikit ditemukan sebanyak 19 jenis pupuh, masing-masing mewakili ekspresi dan suasana sedih, gembira, romantis, marah, tenang, keheningan dan lain sebagainya.
- Pupuh/macapat sering di fungsikan mengiringi upacara ritual atau semata-mata hiburan dengan lantunan nyanyian yang indah oleh seorang penembang spesialis dan kemudian di terjemahkan secara rinci arti dari tembang-tembang tersebut.
- Tembang ini juga dijadikan inspirasi dalam Festifal Gong Kebyar yang disebut gegitaan/sandyagita yaitu inovasi tembang yang dipadukan dengan gambelan gong.
- Untuk dapat melagukan macapat dengan baik, seorang penyanyi dituntut kualitas suara harus bagus dengan teknik mengolah suara, mengatur nafas, tau laras ( saih),tabuh/musik, dan mengerti masalah seni sastra yang berkaitan dengan tembang.
Reader Comments