SEJARAH GAMBELAN SEMARANDANA YANG BERADA DIDESA BUALU KUTA SELATAN

This post was written by kadekjuniantara on April 10, 2018
Posted Under: Tak Berkategori

Gamelan Semarandana yang pertama di Desa Bualu

Gambelan Semarandana adalah gambelan yang termasuk gambelan golongan ke tiga atau gambelan golongan baru. Gamelan ini berlaras pelog tujuh nada dengan jumlah bilah dua belas bilah yang di ciptakan oleh alm, Bapak Wayan Brata pada tahun 2000. Gamelan ini di ciptakan dengan menggabungkan dua jenis barungan gamelan,yaitu Gamelan Gong Kebyar dan Gamelan Semarapegulingan,mulanya pada pertunjukan fragmen tari biasa menggunakan dua barungan gamelan yaitu Semarapegulingan dan Gong Kebyar,sungguh sangat susah untuk mengatur,menempatkan ,dan memainkan gamelan tersebut secara bersamaan.karena dengan menggunakan dua barungan gamelan seperti itu akan menghabiskan banyak tempat dan waktu. Dengan mempertimbangkan hal ini akhirnya timbulah ide dari Sang Pencipta Bapak Wayan Brata pada tahun 2000 untuk membuat sebuah barungan gamelan baru yang menggabungkan Gamelan Semarapegulingan dengan Gamelan Gong Kebyar dalam satu pelawah,yang di beri nama Gamelan Semarandana,golongan gamelan ini termasuk dalam golongan gamelan anyar/baru.

Tersebutlah di kawasan Nusa Dua,tepatnya di Desa Adat Bualu Kelurahan Benoa Kecamatan Kuta Selatan Badung Bali, terdapat 3 barungan gamelan Semarandana. Barungan gamelan Semarandana pertama kali masuk ke Nusa Dua yaitu pada Bulan September Tahun 2000 tepatnya di rumah Bapak Nyoman Gandum ,di Jalan Pratama ,Banjar Celuk Desa Adat Bualu . Awalnya masuknya gamelan ini ialah karena ada niat si pemilik yaitu I Nyoman Gandum untuk membeli sebuah barungan gamelan jenis baru ,dengan berbagai pertimbangan maka timbulah ke inginannya untuk membeli barungan gamelan Semarandana .Beliau memilih membeli gamelan ini karena praktis,bias di pakai sebagai gamelan Gong Kebyar,biasa di pakai sebagai gamelan Semara Pegulingan,bisa juga di pakai sebagai Gamelan Angklung bahkan bisa juga di pakai untuk mengiringi Tari Nusantara seperti Rantak dan Tari Pakarena. Bapak Nyoman Gandum membeli gamelan ini di salah seorang pande gamelan yang ada di Kabupaten Gianyar,tepatnya di rumah Bapak Gabler bliau membeli gamelan ini seharga sekitar 160 juta. Dengan saih agak kecil ,pelawah di ukir ,ukirannya bercerita,yaitu bercerita tentang Ramayana ,cerita di pelawahnya nyambung,mulai dari gangsa,ugal, hingga jegogan. Pelawah nya di prada Gede. Di bagian tengahnya berwarna hitam.pada saat itu bliau membeli intrumen gangsa empat bilah,ugal 1 bilah,penyacah 2 bilah,jublag 2 bilah,jegogan 2 bilah,terompong menggunakan terompong samara pegulingan yang sekaligus bisa di fungsikan sebagai riong. Berjumlah 14 pencon mulai dari nada ndeng,ndeung,ndung,ndang,ndaing,nding,ndong,ndeng ,ndeung,ndung,ndang,ndaing,nding,ndong. Empat buah kendang,yaitu kendang cedugan berukuran 32,berjumlah 2 buah,lanang dan wadon. 2 buah kendang kerumpungan lanang wadon,gong 2 buah lanang wadon,satu buah kempur ,satu buah cengceng penyu. Satu buah kemong.

Pada tahun 2001 di bentuklah sebuah sanggar ,sanggar ini di gerakkan oleh Bapak Nyoman Gandum itu sendiri. Anggota dari sanggar ini kebanyakan yang masih berusia muda, Anggota dari sanggar ini berasal dari beberapa banjar di desa adat bualu.anggota nya mayoritas dari Banjar Celuk dan Banjar Terora Desa Adat Bualu,karena lokasi sanggarnya berada di tengah-tengah dari kedua banjar ini. Sanggar ini mengguanakan gamelan semarandana sebagai sarana untuk ngayah di pura-pura yang ada di Bali. Beberapa tahun kemudian di belilah beberapa intrumen pelengkap lagi,yaitu penyacah,gentaoran,kendang bebarongan, 1 tungguh ugal lagi,delapan cengceng cakep,dan satu buah bebende.gamelan ini di beli secara lngsung tanpa mengumpulkan bahan-bahan terlebih dahulu,karena jika membeli secara di cicil atau satu persatu,harganya akan menjadi mahal per instrument.bapak nyoman gandum ini termasuk orang yang mampu dalam bidang ekonomi,makanya berani membeli barungan gamelan semarandana sekaligus. Namun, saying beberepa tahun kemudian sanggar ini mulai mengalami kemunduran,satu persatu anggotanya berhenti dari sanggar karena alasan waktu yang kurang cukup,akhirnya gamelan ini di biarkan begitu saja beberapa tahun. Karena kasian melihat gamelan yang sudah tidak terwat lagi Nyoman Gandum pun menjual gamelan semarandana ini dan menggantinya dengan gamelan semarapegulinagan.ia membeli gamelan samara pegulingan di sebuar sanggar di kota denpasar ,yaitu Sanggar Sunari. Ia tertarik pada gamelan samara pegulingan ini karena pernah di gunakan pada PKB tahun 2012,di mana Kabupaten Badung waktu ini di wakili olaeh Sanggar Asti Pradnyaswari Desa Adat Bualu Keluran Benoa,dalam ajang bergengsi yaitu Parade Semarapegulingan Antar Kabupaten se Provinsi Bali.pada saat itulah I Nyoman Gandum mulai tertarik dengan gamelan milik Bapak Putu dari Sanggar Sunari itu. Karena di rasanya memiliki suara yang tidak di ragukan lagi,akhirnya ia membeli barungan gamelan Semara Pegulingan tersebut. Namun, tidak di pakai untuk membuat sanggar lagi,melainkan di sewakan untuk pementasan saja dan gamelan itu masih bagus hingga sekarang.

 

Gamelan Semarandana Yang Kedua di Desa Adat Bualu

Gamelan Semarandana yang kedua terdapat di Desa Adat Bualu ,ialah terdapat di banjar Bualu,gamelan ini di beli dari salah seorang pengrajin di kabupaten Gianyar yang bernama Bapak Pande Sukarta.awal dari ketertarikan membeli gamelan ini ialah untuk kepentingan ngayah di salah satu pura di Desa Bualu, yaitu di pura Dalem Tanjung yang menyungsung petapakan Barong Sampi,pada mulanya iringan sesuunan tarian Barong Sampi ini menggunakan gamelan gong kebyar biasa, oleh karena perkembangan jaman di masa sekarang banyak yang menggunakan gamelan semar pegulingan dan semarandana untuk mengiringi tari Barong. Maka dari itu timbullah ide dari I Wayan Sudiksa dan I Wayan Sumantra untuk membuat inovasi baru gending-gending iringan tari barong. Maka dari itu di belilah barungan gamelan semarandana.  Gamelan ini digunakan untuk mengiringi tari janger,legong lasem, topeng tua, tari telek, tari jauk dan tari Barong. Bilah dari gamelan ini berpelawah di ukir dan di prada gold ( emas ). Dengan jumlah 18 instrument, yaitu : gangsa 4 tungguh, ugal 1 tungguh,kantil 2 tungguh, jublag 2 tungguh, gong lanang wadon, kendang krumpungan lanang wadong, kendang bebarongan ,kendang cedugan lanang wadon, kajar, cengceng penyu, suling dan kemong. Jumlah nada dari instrument gangsa yaitu : 7 nada dan jumblah oktafnya berjumlah 12.

Gamelan Semarandana Yang Ketiga Di Desa Adat Bualu

Gamelan Semarandana yang ketiga terdapat di Banjar Peken Desa Adat Bualu kelurahan Benoa, Kuta Selatan Badung Bali. Gamelan Semarandana di Banjar Peken ini di beli pada tahun 2008 namun gamelan semarandana ini tidaklah lengkap,barungan Semarandana ini hanya memiliki beberapa intrumen saja,yaitu riong berjumlah 9 pencon,kendang lanang wadon,dua tungguh gangsa,dua tungguh jublag,cengceng cakep delapan pasang,kajar satu buah,kempli satu buah ,gong dua buah,kempur satu buah dan bende satu buah barungan. Gamelan ini di beli karena kepentingan untuk lomba ogoh-ogoh iringan fragmen pada tahun 2005. Pada saat ini penggarap I Kadek Loking Arsana mengungkapkan bahwa ia akan membuat satu inovasi bleganjur yang baru,supaya tidak terkesan monoton dari tahun ke tahun.biasanya di desa bualu untuk mengiringi ogoh-ogoh menggunakn gamelan baleganjur riong empat. Maka dari itu di beli lah barungan baleganjur semarandana  yang jumlah riongnya mencapai Sembilan buah. Banjar ini lah yang pertama kali menunjukan penampilan baleganjur Semarandana riong Sembilan pada lomba ogoh-ogoh tahun 2005. Awalnya gamelan ini di sewa di sebuah Sanggar di Denpasar yaitu Sanggar Sunari. Karena mendengar suara gamelan ini sangat bagus maka timbullah rasa ke tertarikan penggarap  I Kadek Loking Arsana ,untuk membeli barungan gamelan Baleganjur Semarandana ini.dengan berbagai pertimbangan pada rapat Sekhee Gong,akhirnya tercapailah keputusan untuk membeli gamelan baleganjur Semarandana riong Sembilan ini. Gamelan ini selain untuk mengiringi ogoh-ogoh,barungan gamelan baleganjur ini juga dapat di gunakan sebagai pengiring ida betara pada saat hari pemelisan ke pantai.di tahun berikutnya dengan menggunakan gamelan baleganjur semarandana ini, I Kadek Loking Arsana selaku penggarap mengatakan “Bahwa ia akan menggarap tabuh-tabuh baleganjur untuk pamelisan Ida batara,ke segara dengan di tambahkan instrument jublag maka jadilah sebuah tabuh baleganjur semarandana menggunakan laras pelog dan selendro”. Gending baleganjur ini cendrung agak pelan,karena si penggarap ingin menciptakan suasana yang hikmat dan hening pada perjalanan pamelisan ida betara ka segara. Sebelum banjar ini menggunakan semarandana riong Sembilan untuk pemelisan,banjar lain hanya menggunakan baleganjur riong empat ,bahkan ada juga yang menggunakan bebatelan.setelah banjar ini menggunakan riong semarandana ,maka di tahun berikutnya banjar yang lainpun mengikutinya,namun bukan dengan menggunankan riong semarandana,melainkan menggunakan riong dan terompong gong kebyar dengan di tambahkan jublag dua buah. Namun, sayang pada beberapa tahun ke mudian gamelan semarandana milik banjar peken ini hilang,entah kemana. Gamelan ini hilang pada saat banjar ini sedang sepi. Walaupun sudah di kunci namun si pencuri biasa berhasil mengambil beberapa intrumen tersebut,yang ilang adalah semua pemero ,seperti:ndeung,ndaing,ndang,nding,ndeng,dan ndong,selain itu yang hilang juga kajar dan kempli.sungguh di sayangkan hal itu biasa terjadi.I Kadek Loking Arsana pun sangat kecewa,karena dia tidak bisa berkarya di Banjar Peken dengan menggunakan gamelan semarandana itu lagi,yang ada hanya tinggal barungan gong kebyar yang di beli dari meminjam uang dengan juragan cina,dan cara untuk mengembalikan  atau melunasi utang tersebut dengan cara memanfaatkan hasil alam yang ada di banjar tersebut. Pada saat itu di banjar tersebuta sangat bnyak terdapat pohon kelapa,hasil dari memetik kelapa itulah yang di gunakan untuk mengembalikan uang dari sidagar cina tersebut,beberapa tahun kemudian banjar ini membeli gamelan gong kebyar yang baru. Gamelan ini pernah di gunakan untuk latihan gong kebyar pada tahun 2007,pada ajang PKB,yang pda saat itu banjar ini mewakili Kabupaten Badung pada Lomba Gong Kebyar Dewasa,banjar ini meraih juara 2 yang di kalahkan Kabupaten Gianyar. Dan sampai sekarang gamelan itu saja yang masih ada di banjar Peken,Nusa Dua Badung Bali.

 

Gamelan Semarandana Yang Terakir di Desa Adat Bualu

Gamelan Semarandana yang terakir ada di desa adat bualu ialah terletak di salah satu sekha sanggah di depan Banjar Peken Desa Adat Bualu.tepatnya di gang Rama no 1. Gamelan ini di beli pada tgl 8 September 2010.gamelan ini di beli dari salah satu Sanggar yang ada di Kota Denpasar yaitu Sanggar Sunari. Pada awalnya sekhaa sanggah ini hanya memiliki barungan gamelan bebatelan saja,karena melihat di sekitar nya banyak yang memiliki gamelan maka ada niat dari sekhaa sanggah ini untuk membeli sebuah barungan gamelan lagi. Hal itu juga di karenakan banyaknya minat sekha sanggah yang ingin belajar menabuh. Pada awalnya sempat terjadi perdebatan antara pemuda skha dan penglingsir sekha. Penglingsir di sana menginginkan gamelan samara pegulingan,dan pemuda di sana menginginkan gamelan semarandana dengan berbagi pertimbangan pada rapat sekha,akhirnya tercapailah keputusan untuk membeli gamelan semarandana.alasan untuk membeli gamelan ini ialah biasa di gunakan untuk gamelan apa saja,seperti samara pegulingan,angklung,dan gong kebyar.gamelan ini di beli dengan hasil dari mengontrakkan tanah di jalan pratama nusa dua selama 30 tahun. Pada saat ini tanah tersebut di kontrak oleh Hotel Amaris. Dengan adanya gamelan ini di bentuklah sebuah skha gong yang bernama Tebaswari Nawa Gita.di mana sekhaa ini di pimpin oleh bapak saya sendiri,I Wayan Muliartha. Gamelan ini sering di gunakan untuk ngayah maupun komersil di hotel-hotel yang ada di Nusa Dua. Instrumennya terdiri dari gangsa 4 tungguh,ugal 1 tungguh,kantil 2 tungguh,jublag 2 tungguh,jegogan 1 tungguh,terompong atau bias juga sebagai riong 1 tungguh,kendang jedugan lanang wadon, kendang krumpungan lanang wadon,kendang bebarongan 1 buah,kajar 1 buah,ceng-ceng penyu 1 buah,gentoran 1 buah,klenang 1 buah,gong lanang wadon,di tambah satu gong besi,kempur,dan kemong.di tambah lagi dengan satu barungan baleganjur Semarandana,yang terdiri dari riong berjumlah 10 buah,ceng-ceng kopyak sebanyak 8 cakep. Dan satu buah kempli, ada juga yang unik dari gamelan ini,yaitu pada pelawah terompongnya berbentuk pelawah klasik seperti mempunyai kaki,wana gamelan ini adalah prada emas. Dan dasarnya berwarna merah jambu, bentuk pelawahnya hamper sama dengan yang di miliki oleh Sanggar Asti Pradnyaswari. Namun, yang berbeda ialah nada dari terompong tersebut,nada nya dari oktaf yang besar sudah menggunakan pemero,seperti terompong semrandana pada umumnya.pada saat ini gamelan Semarandana ini masih terawat dengan sangat baik.

 

DAFTAR IFORMAN

 

Nama : I Wayan Macring

Alamat: Jln Pratama , Nusa Dua

 

 

Nama: I Kadek Loking Arsana

Alamat:Banjar Peken ,Nusa Dua

 

 

 

 

 

Comments are closed.

Previose Post: