Monthly Archives: April 2014

Sekelumit Tentang Banjar Pupuan

Berbicara tentang Banjar Pupuan pertama kita harus mengetahui tentang sejarah Desa Pupuan. Desa Pupuan adalah sebuah desa kecil yang terletak di kaki Gunung Batukaru.  berikut dapat diurai secara singkat sejarah Desa Pupuan sebagai pendahuluan, terlebih dahulu saya mencoba untuk mengutarakan PUPUAN dari segi asal kata yaitu : PUPUAN berasal dari kata PUPU yang artinya : PAHA, kemudian diberi imbuhan AN, maka menjadi PUPUAN.Pengertian PAHA ini sesuai letak / Denah  Desa Pupuan ini adalah merupakan Paha dari Gunung batukaru.Kemudian ada juga yang menyebutkan nama Desa Pupuan, ini berasal dari kata PLUPUHAN yang berarti KUBANGAN .dilihat dari topografinya tepatlah bahwa Desa Pupuan itu berasal dari Kata Plupuhan, atau dengan kata lain Desa Pupuan dikelilingi oleh dataran tinggi.

Pupuan yang terletak didataran tinggi dengan luas wilayah 5,25 Ha yang terdiri dari 5 Banjar Dinas dan 5 banjar Adat serta 1 Bendesa Adat  yang merupakan Desa Tua yang masih melaksanakan tata kehidupan dan upacara – upacara adat yang unik misalnya : setiap Purnamaning Kapat di Pura Kahyangan Puseh melaksanakan Upacara Piodalan dengan menampilkan tarian Rejang Deha Teruna.

Batas Batas wilayah Desa Pupuan meliputi :

Sebelah Utara    :  Desa Bantiran

Sebelah Selatan :  Desa Sai.

Sebelah Timur   : Desa Pujungan.

Sebelah Barat    : Bantiran

Jumlah penduduk Desa Pupuan per-bulan Desember 2010 adalah  830 KK   dengan 1592 penduduk Laki laki dan 1612 Penduduk Perempuan.

Kemudian sebagai kami sebutkan diatas maka hal tersebut terdapat dalam isi tulisan Prasasti bantiran yang terbuat dari Tembaga Wasa, yang saat ini disimpan / disungsung di Pura Puseh Desa Sading Kabupaten Badung.

Dalam Prasati tersebut dituliskan pada abad II ( Tahun caka 923 / tahun 1072 M dengan bahasa zaman Peralihan Bali Kuna, ke Jawa Kuno bahwa Desa Pupuan itu sudah ada

Sedang Banjar Pupuan adalah sebuah Banjar yang pertama terjadi atau terbentuk beberapa ratus tahun yang lalu yang semula jumlah penduduknya hanya mencapai ratusan KK dan sampai pada saat ini sudah berjumlah dua ratus lebih. Kalau dilihat dari segi perekonomiannya Banjar Pupuan tergolong sedang-sedang saja. Karena penduduknya mayoritas beragama Hindu dan sebagai mata pencaharian sebagian besar petani hanya sebagian kecil ada yang wirasuasta dan buruh.

Dilingkungan Banjar Pupuan juga terdapat beberapa tempat Suci sebagai bukti bahwa Banjar Pupuan adalah banjar yang pertama terberntuk yakni, ada Pura Dalem, Pura Tegal Penangsaran yang sampai saat ini menjadi sebuah kegiatan unutk melaksanakan keyakinan sebagai umat beragama. Dalam menunjang kegiatan-kegiatan tersebut juga terdapat kesenian/alat Seni Tabuh yaitu Gamelan Gong Kebyar, Angklung Kebyar. dan Kesenian sacral Mandolin yang pertama kali ada khusus di banjar Pupuan. Sampai saat kesenian Mandolin masih tetap aktif mengikuti kegiatan dalam acara Hut Kota Tabanan dan Pawai Pembukaan Pesta Kesnian Bali ( PKB ). Sedangkan dari kegiatan Sekhe Duka utamanya tentang kematian berjalan sebagaimana mestinya dan dari segi keamanan Banjar Pupuan sementara ini tergolong tentram,aman,damai. Tolenrasi dan komunikasi antar warga terjalin dengan baik, ini terbukti dengan setiap kegiatan keagamaan dan kegiatan lainnya masyarakat/wagra dapat hadir dengan serenta

Demikian pula di masing masing rumah tangga, perumahannya berpedoman kepada Tri mandala. Dipelemahan Hulu yaitu Tempat Sanggah, masih menunjukkan keasliannya yaitu membuat sanggah kemulan dari pohon dapdap sakti beratapkan ijuk. Palemahan perumahan situasinya sempit dan ngomplek dan palemahan teben tempat wewalungan . kesemuannya memang demikianlah diwariskan oleh para leluhur Desa Pupuan

Setelah sekian abad Keadaan Desa Pupuan, maka tibalah saaatnya sekarang setelah Baginda Raja mengumpulkan kembali Masyarakat Desa Pupuan dengan dibuka awig awig oleh Raja, karena hampir musnah , kehilangan penduduknya yang selalu suka berpindah pindah . maka ternyata Pupuan ini adalah daerah subur udaranya sejuk  dengan tanaman Kopi, Cengkeh, Panili ,Padi  dll. Yang merupakan Penghasilan utama Penduduk Desa Pupuan.

Adapun kesenian sacral yang ada di Desa Pupuan yaitu Tarian sakral Rejang Ayunan dan Baris Jajar.

Tarian ini di pentaskan sekali dalam setahun hal ini bekaitan dengan upacara piodalan di Pura Puseh  ( Purnamaning Kapat ) kira kira bulan Oktober.Para penarinya adalah Sekaa Teruna –Teruni di wilayah Desa pekraman Pupuan dengan pakaian adat Bali (Metoros ) lengkap dengan membawa pusaka berupa Keris.Tarian ini dilaksanakan  selama 2 hari,  pada hari pertama dilaksanakan selama 3 kali  putaran, kemudaian hari kedua selama 6 kali putaran  yang kemudian ditutup dengan  kegiatan berayunan yaitu  para Deha Teruna bergiliran bergelantungan  dibawah pohon cepaka [Yang berada di jaba Pura puseh  yang samapai saat ini usia pohon tersebut tidak ada yang tahu  karena setiap para tetua yang ada di desa di tanyakan soal Pohon iu menyatakan pohon itu sudah ada sejak dulu.]sambil menari diiringi dengan tetabuhan dan sorak sorai Daha Teruni…. Terahir salah seorang Deha Teruna memanjat Tali tersebut sampai keatas dimana dipohon tersebut telah tergantung Ketupat 1 Kelan [ 6 Biji ] dengan Ayam Bekaka serta  Sebotol Arak setelah didapat kemudian makanan tersebut diambil dan dilempar ke bawah dan menjadi rebutan Daha Teruna –teruni  yang lain.Tarian rejang Ayunan ini merupakan perlambang dari kegembiraan Penduduk  menyambut panen serta rasa syukur atas segala limpahan berkah dari Ida sang Hyang Widhi Wasa ( berupa Pala Gantung, dan Pala Bungkah/ buah buahan dan umbi-umbian)

Baris Jajar.

Tarian Baris jajar ini di pentaskan  sekali dalam setahu yaitu setiap Purnama kapat pioadalan di Pura Duur Kauh Kayu Padi. Tarian ini ditarikan oleh  Deha Taruna berjumlah 7 orang penari khusus  dengan kelengkapan penari berupa senjata Tombak. Tarian ini diyakini sebagai para prajurit Ida Bethara yang bertugas menjaga  wilayah Desa pupuan dari hal-hal yang bersifat kurang baik secara niskala.

IDENTITAS PRIBADI

A_deNama saya Ade Putra Iwan Setiawan, saya lahir pada tanggal 16 Mei 1995 di RSU Tabanan. Alamat saya Desa Pupuan, sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung Batukaru. Saya anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan I Wayan Sukarata dan Ni Wayan Suniti. Selama umur masih balita saya hidup berkumpul bersama Nenek,bapak,ibu,kakak dan bibi, saya berasal dari keluarga yang kurang mampu dengan pola hidup sederhana. Latar belakang pendidikan, waktu saya berumur 5 tahun saya bersekolah TK di TK Dharma Bakti Pupuan. Setiap hari saya selalu diantar oleh Bapak kesekolah, saya sekolah di TK selama 1 tahun. Kemudian tamat dari TK saya melanjutkan sekolah di SDN 1 Pupuan. Saya berangkat ke sekolah dari rumah jalan kaki karena SDN 1 Pupuan tidak jauh tempatnya dari rumah. Saya  termasuk siswa yang memiliki prestasi di sekolah, saya juga pernah memiliki prestasi sebagai pemain Sepak Takraw yang pada waktu itu saya mendapatkan juara 2 antar SD se-kecamatan Pupuan. Waktu terus berjalan tidak terasa saya bias tamat sekolah di SD dengan hasil yang memuaskan dan setelah tamat saya melanjutkan sekolah di SMPN 1 Pupuan. Selama bersekolah disana saya aktif dalam mengikuti kegiatan extrakurikukler yaitu extra Seni tabuh,pramuka dan olahraga sepak bola. Dalam perebutan kejuaraan Ciung Wanara Cup yang diadakan di lapangan Marga Tabanan, sekolah saya terpilih untuk mengikuti kejuaraan tersebut akan tetapi selama mengikuti pertandingan belum pernah lolos ke semi final karena kemampuan masih terbatas. Sejak dari SMP kelas 2 saya sudah mempunyai cita-cita untuk melanjutkan ke sekolah seni yang ada di Batubulan yaitu SMKN 3 Sukawati. Tujuan saya melanjutkan ke SMKN 3 Sukawati untuk mengetahui bagaimana cara bermain gamelan yang baik, mengetahui teknik-teknik dalam bermain gamelan dan untuk menjadi seorang seniman karawitan dan memang saya berasal dari keluarga yang lahir dari penggemar seni tabuh. Kemudian dengan ijin dan persetujuan dari orang tua setelah saya tamat SMP saya langsung melanjutkan ke SMKN 3 Sukawati dengan mengambil jurusan  Seni Karawitan. Saya sangat senang orang tua mengijinkan saya untuk sekolah di SMKN 3 Sukawati. Pada saat mulai pertama sekolah selama 6 bulan pertama saya menumpang di rumah kakek didesa Penatih, segala biaya makan,kamar dan yang lainnya semua ditanggung oleh paman saya. Setelah saya mengikuti pelajaran selama 1 semester  yang ditambah dengan kegiatan diluar sekolah saya merasa malu dengan paman karena terkadang saya pulang terlalu malam dan lebih banyak kegiatan yang saya ikuti diluar, sehingga saya meminta kepada orang tua agar bisa sewa rumah ( kost ) didekat sekolah dan orang tua mengijikan saya untuk kost di Batubulan yang bertempat di Br. Pegambangan,Gg Bujangga no 2. Selama saya bersekolah saya selalu mengikuti kegiatan diluar sekolah yaitu di  sanggar-sanggar dan pernah mendapatkan beasiswa selama 2 kali sehingga saya bisa meringangkan beban orang tua dan beberapa piagam juga saya dapat diantaranya olahraga,dibidang akademik dan yang laninnya.

3 tahun saya sekolah di SMK 3 sukawati pada waktu Ujian yaitu Ujian Tugas Akhir ( TA ) saya dan teman-teman membuat sebuah garapan seni karawitan yang berjudul PADA RASA. Dimana  kami memperpadukan 2 buah barungan gamelan klasik yaitu Gong Luang dan Selonding, dalam garapan ini kami permainan tempo dan teknik dalam permainan ini tidak terlepas dari konsep tradisi. Dari hasil latihan kami selama kurang lebih 2 bulan , pada bulan februari kami mementaskan apa yang sudah kita buat  selama 2 bulan dan   hasilnya pun sangat memuaskan  dan saya bisa tamat pada tahun 2013 lalu.  Karena niat dan keingintahuan terhadap bidang seni di Bali khususnya Seni Karawitan,  sesuai dengan hobi saya yang suka berkesenian dalam  musik tradisi Bali. Berbekal tekad dan semangat yang tinggi saya melanjutkan kuliah di Institut Seni Indonesia Denpasar karena, ingin lebih mendalami kesenian dibidang Seni Karawitan dan ingin mewujudkan cita-cita saya sebagai seorang seniman akademik.

Pengalaman saya dalam bidang Seni Karawitan yaitu selalu mengikuti kegiatan dalam masyarakat dalam bentuk ngayah, pernah mengikuti  kegiatan pawai dalam rangka HUT Kota Tabanan yang menampilkan alat music tradisi yang disebut dengan Mandolin. Mengikuti lomba Baleganjur pada PKB ( Pesta Kesenian Bali ) tahun 2013 dan Mengikuti pementasan Sendratari pada penutupan PKB 2012 yang lalu. Di kampus saya banyak mengikuti seminar dan ikut berpatisipasi dalam berorganisasi. Diantaranya yaitu:

Seminar yang diikuti               : Pelatihan pengembangan karakter mahasiswa anti: (Hiv),                                                                                               Narkoba, Rokok). Talkshow Peran Mahasiswa dan Seminar Nasional.

Pengalaman Berorganisasi      : Mengikuti kegiatan sekha truna, sekha Gong remaja, dan sekha Mandolin Br. Pupuan. Ikut dalam anggota Senat Institut dan Senat Fakukltas

Dalam mengikuti seminar dan berorganisasi di kampus seni, saya dapat menmgenal dan dikenal dalam lingkungan kampus. Dan banyak yang belum saya ketahui tentang seni karawitan oleh karena itu saya tidak akan pernah berhenti untuk selalu mencari suatu masalah dalam seni untuk di bahas dan di pelajari, sehingga mendapatkan pemecahannya, saya juga tidak akan pernah berhenti untuk selalu berkreativitas dalam mengasah kemampuan saya dalam dunia seni. Dunia seni adalah kehidupan saya oleh karena itu saya akan terus belajar dan belajar. Dan akan selalu mengambil kesempatan yang menuju ke arah yang positif dalam berkarya seni khususnya seni karawitan.