Batu Kumila, kisah pasangan terkutuk yang kini menjadi objek wisata di Mamasa

Penduduk Kabupaten Mamasa di Sulawesi Barat (Sulbar) memiliki legenda tentang seorang lelaki bernama Batu Kumila. Lokasi ini menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan yang ingin menikmati panorama mistis.

Seperti dikutip Detik, kawasan wisata Batu Kumila terletak di desa Lambanan Kabupaten Mamasa Kecamatan Mamasa. Kota Mamasa berjarak sekitar 10 km. Lokasi tersebut kini dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua atau empat.

Seperti terlihat pada gambar, Batu Comilla adalah sebuah bongkahan batu berwarna coklat dengan panjang tiga meter dan lebar satu meter. Sepintas, Comilla Stone menyerupai sosok pembohong.

Oleh karena itu dipercaya bahwa batu tersebut merupakan perwujudan dari sepasang kekasih yang dikutuk karena melakukan pernikahan terlarang saat gerhana bulan. Batu itu diletakkan di sebuah bangunan berbentuk rumah adat berukuran sekitar 3×5 meter.

“Legenda Batu Kumila adalah legenda yang konon terjadi di masa lalu ketika dua orang, laki-laki dan perempuan, melakukan pernikahan terlarang tanpa persetujuan orang tua mereka,” kata David, seorang kemanusiaan Mamasa.

David kemudian menjelaskan bahwa orang tersebut sebenarnya bukan berasal dari Lambanan. Namun, mereka melanggar adat di Desa Lambanan dan dikutuk.

“Mereka (kekasih) ngotot melangsungkan pernikahan tanpa restu orang tua, anggota keluarganya, bertentangan dengan adat masyarakat Mamassa, sehingga terjadi kutukan,” katanya.

Kisah batu yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-15 ini belum bisa dibuktikan kebenarannya. Namun bagi masyarakat Mamasa, cerita tersebut memiliki pesan dan makna penting dalam kehidupan mereka.

David mengatakan, kisah tentang batu itu adalah nasihat yang harus diperhatikan oleh generasi muda. Terutama berkaitan dengan ketentuan adat masyarakat Mamasa yang sangat disakralkan dan dijaga.

“Jadi kami tidak memperbolehkan pernikahan yang tidak sesuai dengan norma yang ada,” pungkas David.

Kabupaten Mamasa memiliki bentang alam pegunungan yang sebagian masyarakatnya masih meneruskan tradisi nenek moyangnya hingga saat ini. Kehidupan awal ditandai dengan adanya beberapa perkakas batu.

Pemukiman tertua dengan pola budaya ini ditemukan di situs Dambu, yang secara historis dikenal sebagai desa selain Matti dan Paku. Menemukan tembikar dengan tekstur berpasir dan kasar adalah teknik yang mudah.

“Tembikar yang selalu dikaitkan dengan awal mula tradisi berbasis tumbuhan dan domestikasi hewan merupakan ciri khas Pulau Selatan, pertama kali muncul di Sulawesi Selatan sekitar 3000 SM,” jelasnya.

Kawasan wisata Batu Kumila menawarkan panorama alam yang eksotik selain melihat peninggalan sejarah karena terletak di tepian Sungai Mamasa. Di tempat ini pengunjung bisa bersantai sambil menikmati kesegaran sungai.

Terdapat bebatuan besar di sisi kiri dan kanan sungai yang menjadi daya tarik tersendiri bagi warga yang ingin berfoto di Instagram. Jika dikelola dengan baik, potensi wisata ini pasti akan meningkatkan minat wisatawan.
mpo slot
slot5000
mpo slot
slot 4d

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *