Archive for the ‘Tulisan’


DATA ORGANISASI DI BANJAR UMAHANYAR DESA ADAT TEGAL-DARMASABA

Adapun  Organisasi yang ada di banjar umahanyar yaitu :

 

1 . STT. LAKSANA UMBARA

Menyadari bahwa pemuda adalah sebagai generasi penerus bangsa, maka para generasi muda semestinya harus mulai mempersiapkan diri, guna ikut mengisi pembangunan bangsa, hal mana adalah menjadi tanggung jawab kita bersama.

Dengan wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa /Tuhan Yang Maha Esa pada hari minggu tanggal 27 agustus 1978 melalui suatu rapat terbentuklah “ RUKUN PEMUDA PEMUDI LAKSANA UMBARA “.

Organisasi pemuda pemudi ini merupakan organisasi  pemuda yang berazaskan pancasila dan berdasarkan Undang-undang dasar 1945 serta berpedoman pada garis-garis besar haluan negara untuk mengajak para pemuda pemudi ikut berpartisipasi dalam pembaharuan dan pembangunan terutama di banjar umahanyar.

Sesuai dengan pokok-pokok pikiran tersebut diatas agar rukun pemuda pemudi Laksana Umbara dapat menempatkan dirinya sesuai dengan tingkat pembangunan yang dicapai maka disusunlah anggaran dasar dan aturan rumah tangga sebagai pedoman.

Adapun kegiatan-kegiatan yang sering dibuat dan diikuti oleh pemuda pemudi Laksana Umbara antara lain :

–        Pordes/Porseni

–        Bazar

–        Ulang Tahun

–        Memperingati hari kemerdekaan RI lewat berbagai kegiatan lomba di lingkungan banjar/desa.

 

 

 

 

2. SEKEHA GONG “ ADNYANA SARI “

 

Gamelan Warisan Karama Banjar Umahanyar

Sebelum karama banjar umahanyar mempunyai gamelan gong,karama banjar sebelumnya sudah   mempunyai gamelan yang diwarisi dari dulu atau dari Penglingsir yaitu  “ BATEL JANGKEP “ .

– Sekeha Gong Banjar Umahanyar

Sekeha Gong ini dinamakan Sekeha Gong “ Adnyana Sari “  yang mempunyai anggota banyaknya 85 orang yang berasal dari karama banjar umahanyar.

 

Sekeha Gong Adnyana Sari adalah salah satu unit organisasi sosial kemasyarakatan yang terdapat pada lingkungan Banjar Umahanyar,Desa adat Tegal – Darmasaba. Sebagai salah satu organisasi sosial kemasyarakatan, sekeha gong ini memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang seni karawitan yaitu melaksanakan fungsi dan kewajiban untuk mengiringi aktivitas ritual keagamaan serta aktivitas sosial lainnya yang terjadi di lingkungan banjar umahanyar dan di Desa Adat Tegal-Darmasaba.

Sekaa gong ini didirikan pada tanggal 27 Juli 1991.sekeha gong ini telah menunjukkan peran yang sangat penting dan menjadi salah satu sekeha gong yang terkemuka di lingkungan Desa Adat Tegal. Salah satu prestasi yang sangat penting dicapai adalah keberhasilan memenangkan seleksi gong kebyar se Kabupaten Badung dan selanjutnya ditunjuk sebagai Duta Kabupaten Badung pada Parade Gong Kebyar PKB ke-XXXIII tahun 2011. Keberhasilan sekaa gong ini mencapai prestasi tersebut tidak terlepas dari adanya suatu sistem pembinaan yang berkelanjutan dari generasi ke generasi .

.

BARUNGAN GAMELAN SELONDING

Gamelan Selonding yang terbuat dari besi ini berlaras pelog tujuh nada ini tergolong barungan alit yang langka dan sangat disakralkan oleh masyarakat desa Tenganan Pegringsingan dan Bongaya (kabupaten Karangasem).

Gamelan ini dimainkan untuk mengiringi berbagai upaya adat Bali Aga yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat dan untuk mengiringi tari Abuang, Perang Pandan (Makare-karean) dan lain-lain.

Di kalangan masyarakat Tenganan Pagringsingan gamelan Selonding diberi nama Bhatara Bagus Selonding. Sejarah munculnya Selonding dikaitkan dengan sebuah mitologi yang menyebutkan bahwa pada zaman dulu orang-orang Tenganan mendengar suara gemuruh dari angkasa yang datang secara bergelombang. Pada gelombang pertama suara itu turun di Bongaya (sebelah timur laut Tenganan) dan pada gelombang kedua suara itu turun didaerah Tenganan Pagringsingan. Setelah hilangnya suara itu diketemukan gamelan Selonding (yang berjumlah tiga bilah). Bilah-bilah itu kemudian dikembangkan sehingga menjadi gamelan Selonding seperti sekarang.

Di Tenganan gamelan Selonding terdiri dari:

Jumlah

Satuan Ciri-ciri Instrumen

8

tungguh berisi 40 buah bilah

6

tungguh masing-masing berisi 4 buah bilah

2

tungguh berisikan 8 buah bilah.

Team Survey Konservatori Karawitan Bali mencatat bahwa instrumentasi dari gamelan Selonding di Tenganan meliputi:

Jumlah

Satuan

Instrumen

2

tungguh

gong

2

tungguh

kempul

1

tungguh

peenem

1

tungguh

petuduh

1

tungguh

nyongyong alit

1

tungguh

nyongyong ageng

 

Tabuh-tabuh yang dimainkan dengan patet yang berbeda-beda, dapat dikelompokkan menjadi:

Gending-gending Geguron (lagu-lagu upacara sakral)
dengan tabuh-tabuh yang diberi nama:

Judul
Ranggatating
Kulkul Badung
Patet Puja Semara
Kebogerit
Dewa
Blegude (Penutup Upacara)
Ranggawuni (untuk menyimpan Bhatara Bagus Selonding).
Judul
Tabuh sekar Gadung
Nyangnyangan
Rejang Gucek
Rejang Ileh

Gending-gending Pategak (sebelum upacara dimulai) terdiri dari:

 

 

 

 

Gending-gending untuk mengiringi tari (Rejang dan Kare-karean atau perang Pandan) terdiri dari:

Judul
Gending Rejang,
Rejang Dauh Tukad,
Duren Ijo,
Lente,
Embung Kelor – Kare-kare.

 

 

 

Ada pula sejumlah gending Selonding yang diperkirakan berasal dari gamelan Gambang, yaitu:

Judul
Pamungkah
Selambur
Kesumba
Pangus
Malat
Puh Raras Tanjung
Puh Orangkamal.

 

BARUNGAN GAMELAN GONG KEBYAR

 

Gong Kebyar adalah sebuah barungan baru. Sesuai dengan nama yang diberikan kepada barungan ini (Kebyar yang bermakna cepat, tiba-tiba dan keras) gamelan ini menghasilkan musik-musik keras dan dinamis. Gamelan ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian atau memainkan tabuh-tabuhan instrumental. Secara fisik Gong Kebyar adalah pengembangan kemudian dari Gong Gede dengan pengurangan peranan, atau pengurangan beberapa buah instrumennya. Misalnya saja peranan trompong dalam Gong Gebyar dikurangi, bahkan pada tabuh-tabuh tertentu tidak dipakai sama sekali, gangsa jongkoknya yang berbilah 5 dirubah menjadi gangsa gantung berbilah 9 atau 10 . cengceng kopyak yang terdiri dari 4 sampai 6 pasang dirubah menjadi 1 atau 2 set cengceng kecil. Kendang yang semula dimainkan dengan memakai panggul diganti dengan pukulan tangan.

Secara konsep Gong Kebyar adalah perpaduan antara Gender Wayang, Gong Gede dan Pelegongan. Rasa-rasa musikal maupun pola pukulan instrumen Gong Kebyar ada kalanya terasa Gender Wayang yang lincah, Gong Gedeyang kokoh atau Pelegonganyang melodis. Pola Gagineman Gender Wayang, pola Gegambangan dan pukulan Kaklenyongan Gong Gede muncul dalam berbagai tabuh Gong Kebyar. Gamelan Gong Kebyar adalah produk kebudayaan Bali modern. Barungan ini diperkirakan muncul di Singaraja pada tahun 1915 (McPhee, 1966 : 328). Desa yang sebut-sebut sebagai asal pemunculan Gong Kebyar adalah Jagaraga (Buleleng) yang juga memulai tradisi Tari Kebyar. Ada juga informasi lain yang menyebutkan bahwa Gong Kebyar muncul pertama kali di desa Bungkulan (Buleleng). Perkembangan Gong Kebyar mencapai salah satu puncaknya pada tahun 1925 dengan datangnya seorang penari Jauk yang bernama I Mario dari Tabanan yang menciptakan sebuah tari Kebyar Duduk atau Kebyar Trompong.

Gong Kebyar berlaras pelog lima nada dan kebanyakan instrumennya memiliki 10 sampai 12 nada, karena konstruksi instrumennya yang lebih ringan jika dibandingkandengan Gong Gede. Tabuh-tabuh Gong Kebyar lebih lincah dengan komposisi yang lebih bebas, hanya pada bagian-bagian tertentu saja hukum-hukum tabuh klasik masih dipergunakan, seperti Tabuh Pisan, Tabuh Dua, Tabuh Telu dan sebagainya.

Lagu-lagunya seringkali merupakan penggarapan kembali terhadap bentuk-bentuk (repertoire) tabuh klasik dengan merubah komposisinya, melodi, tempo dan ornamentasi melodi. Matra tidak lagi selamanya ajeg, pola ritme ganjil muncul di beberapa bagian komposisi tabuh.

Barungan Gong Kebyar bisa diklasifikasikan menjadi 3 :

  1. Utama = Yang besar dan lengkap
  2. Madya = Yang semi lengkap
  3. Nista = Yang sederhana

 

Barungan yang utama terdiri dari:

Jumlah

Satuan

Instrumen

10

buah

gangsa berbilah (terdiri dari 2 giying / ugal, 4 pemade, 4 kantilan)

2

buah

jegogan berbilah 5 – 6

2

buah

jublag atau calung berbilah 5 – 7

1

tungguh

reyong berpencon 12

1

tungguh

terompong berpecon 10

2

buah

kendang besar (lanang dan wadon) yang dilengkapi dengan 2 buah kendang kecil

1

pangkon

cengceng

1

buah

kajar

2

buah

gong besar (lanang dan wadon)

1

buah

kemong (gong kecil)

1

buah

babende (gong kecil bermoncong pipih)

1

buah

kempli (semacam kajar)

1-3

buah

suling bambu

1

buah

rebab