RINDIK
Rindik adalah salah satu alat musik tradisional BALI yang terbuat dari bambu. Pada umumnya rindik mempunyai lima (5) nada pokok dan berlaras selendro,dimana nadanya dimulai dari nada “ndung” dan diikuti oleh nada yang lainnya seperti “ndang,nding,ndong,ndeng”. Rindik biasanya dipergunakan untuk mengiringi acara hiburan yaitu “Joged Bumbung”. Tetapi sekarang rindik sudah dapat dimultifungsikan, misalnya mengiringi upacara pernikahan,resepsi, dan penyambutan tamu di hotel-hotel. Rindik merupakan alat musik yang bernuansa klasik dan natural karena terbuat dari bambu. Apabila rindik ini dimainkan dengan apik dan rapi maka akan menghasilkan suara yang merdu, indah, dan harmonis yang dapat membuat pencinta rindik menikmati ketenangan apabila benar-benar dihayati.
Cara Memainkan Rindik
Rindik biasanya dipukul dengan alat pemukul khusus rindik yang batang (katik) panggulnya terbuat dari fiber dan boleh juga di buat dari bambu , dan pangkal panggulnya terbuat dari kayu untuk pemegang panggunya sedangkan ujung panggulnya terbuat dari bahan karet bekas yang berbentuk bulat dan tebal. Maka dari itu rindik akan bersuara lembut dan klasik apabila dipukul dengan alat pemukul khusus gambelan rindik. Kalau rindik dipukul dengan alat pemukul lainnya, maka rindik akan mudah pecah dan menyebabkan suaranya rusak dan tidak enak didengar.
Adapun cara-cara memainkan Rindik,yaitu :
- Rindik dimainkan dengan dua tangan dimana fungsi kedua tangan berbeda-beda, yaitu tangan kanan memainkan ‘kotekan’ dan tangan kiri memainkan ‘melodi’. Apabila permainan kedua tangan sudah digabungkan maka akan menghasil suara yang indah.
- Didalam hal ini,ada juga yang membedakan cara memainkan rindik,yaitu satu buah rindik memainkan pokok lagu atau gending dan satu rindik lagi memainkan sangsih. Apabila permainan rindik pokok dan sangsihnya dipadukan pasti akan menghasilkan suara rindik yang harmonis, indah, dan merdu.
- Dalam permainan rindik, ada teknik pukulan yang dinamakan teknik pukulan “ngundil” yaitu teknik pukulan yang dilakukan oleh tangan kiri pemain sangsih dimana pukulan tangan kiri pemain sangsih ini menyelingi pukulan tangan kiri pemain pokok yang sudah dipariasikan atau bisa disebut juga seperti teknik permainan pukulan Jegog pada Joged Bumbung.
Cara Membuat Rindik
Menurut pengalaman praktek yang saya dapatkan dari SMK N 3 Sukawati/SMKI/KOKAR tentang cara membuat rindik tidaklah begitu mudah, tetapi jika kita mau berusaha,tekun, dan ulet membuatnya pasti semua hal itu akan terasa mudah dan ringan.
Adapun Langkah-Langkah Dalam Membuat Rindik, yaitu :
- Pilihlah bambu yang sudah kering dan sudah dibersihkan, kemudian bambu dipotong-potong menjadi beberapa bagian sesuai ukuran yang sudah ditentukan.
- Bambu yang sudah dipotong-potong itu kemudian dibuatkan bumbungnya agar nanti suara rindik dapat bergema atau bergetar.
- Bambu yang sudah dibuatkan bumbung itu kemudian dibuatkan larasnya dengan cara memotong bagian ujung bambu sedikit demi sedikit untuk meninggikan nada dan mengiris sedikit demi sedikit pada bagian perut bambu untuk merendahkan nada.
- Apabila urutan nada-nada atau laras gambelan rindik itu sudah tepat, maka langkah selanjutnya adalah mencari titik pada bambu untuk dilubangi (membuat gegorok) dengan bor. Letak titik lubang pada gambelan yang terbuat dari bambu pada umumnya tidak bisa diatur atau tidak bisa ditentukan dari panjang daun rindik lain halnya seperti gambelan yang terbuat dari kerawang. Untuk mencari titik lubang pada gambelan rindik yaitu dengan cara : daun rindik dipegang dengan dua ujung jari kira-kira seperlima dari masing-masing ujung daun rindik, lalu daun rindik dipukul dengan alat pemukul (panggul) sambil mendengar secara cermat getaran nada yang ditimbulkan daun rindik tersebut. Apabila nadanya lembut (hidup) maka titik itulah yang diberi tanda untuk nantinya dilubangi. Tetapi bilamana nadanya mati, maka titik pengangan itu harus dipindahkan kebagian tengah atau kebagian ujung sehingga titik lubang (gegorok) dapat ditemukan.
- Apabila semua hal di atas sudah dilakukan, hal yang paling terakhir adalah memasang daun-daun rindik itu pada tempat (pelawah) yang sudah ada.
Sekian yang dapat saya diskripsikan tentang instrument Rindik, saya menyadari apa yang saya diskripsikan ini hasilnya masih jauh dari sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari Dosen yang membimbing mata kuliah Teori Pengantar Karawitan ini.