Archive for April, 2013

INSTUMENT

Selasa, April 23rd, 2013

RINDIK

 

           Rindik adalah salah satu alat musik tradisional BALI yang terbuat dari bambu. Pada umumnya rindik mempunyai lima (5) nada pokok dan berlaras selendro,dimana nadanya dimulai dari nada “ndung” dan diikuti oleh nada yang lainnya seperti “ndang,nding,ndong,ndeng”. Rindik biasanya dipergunakan untuk mengiringi acara hiburan yaitu “Joged Bumbung”. Tetapi sekarang rindik sudah dapat dimultifungsikan, misalnya mengiringi upacara pernikahan,resepsi, dan penyambutan tamu di hotel-hotel. Rindik merupakan alat musik yang bernuansa klasik dan natural karena terbuat dari bambu. Apabila rindik ini dimainkan dengan apik dan rapi maka akan menghasilkan suara yang merdu, indah, dan harmonis yang dapat membuat pencinta rindik menikmati ketenangan apabila benar-benar dihayati.

 

 

 

 

 

 

 

 

Cara Memainkan Rindik

          Rindik biasanya dipukul dengan alat pemukul khusus rindik yang batang (katik) panggulnya terbuat dari fiber dan boleh juga di buat dari bambu , dan pangkal panggulnya terbuat dari kayu untuk pemegang panggunya sedangkan ujung panggulnya terbuat dari bahan karet bekas yang berbentuk bulat dan tebal. Maka dari itu rindik akan bersuara lembut dan klasik apabila dipukul dengan alat pemukul khusus gambelan rindik. Kalau rindik dipukul dengan alat pemukul lainnya, maka rindik akan mudah pecah dan menyebabkan suaranya rusak dan tidak enak didengar.

Adapun cara-cara memainkan Rindik,yaitu :

  • Rindik dimainkan dengan dua tangan dimana fungsi kedua tangan berbeda-beda, yaitu tangan kanan memainkan ‘kotekan’ dan tangan kiri memainkan ‘melodi’. Apabila permainan kedua tangan sudah digabungkan maka akan menghasil suara yang indah.
  • Didalam hal ini,ada juga yang membedakan cara memainkan rindik,yaitu satu buah rindik memainkan pokok lagu atau gending dan satu rindik lagi memainkan sangsih. Apabila permainan rindik pokok dan sangsihnya dipadukan pasti akan menghasilkan suara rindik yang harmonis, indah, dan merdu.
  • Dalam permainan rindik, ada teknik pukulan yang dinamakan teknik pukulan “ngundil” yaitu teknik pukulan yang dilakukan oleh tangan kiri pemain sangsih dimana pukulan tangan kiri pemain sangsih ini menyelingi pukulan tangan kiri pemain pokok yang sudah  dipariasikan atau bisa disebut juga seperti teknik permainan pukulan Jegog pada Joged Bumbung.

 

Cara Membuat Rindik

Menurut pengalaman praktek yang saya dapatkan dari SMK N 3 Sukawati/SMKI/KOKAR tentang cara membuat rindik tidaklah begitu mudah, tetapi jika kita mau berusaha,tekun, dan ulet membuatnya pasti semua hal itu akan terasa mudah dan ringan.

Adapun Langkah-Langkah Dalam Membuat Rindik, yaitu :

  1. Pilihlah bambu yang sudah kering dan sudah dibersihkan, kemudian bambu dipotong-potong menjadi beberapa bagian sesuai ukuran yang sudah ditentukan.
  2. Bambu yang sudah dipotong-potong itu kemudian dibuatkan bumbungnya agar nanti suara rindik dapat bergema atau bergetar.
  3. Bambu yang sudah dibuatkan bumbung itu kemudian dibuatkan larasnya dengan cara memotong bagian ujung bambu sedikit demi sedikit untuk meninggikan nada dan mengiris sedikit demi sedikit pada bagian perut bambu untuk merendahkan nada.
  4. Apabila urutan nada-nada atau laras gambelan rindik itu sudah tepat, maka langkah selanjutnya adalah mencari titik pada bambu untuk dilubangi (membuat gegorok) dengan bor. Letak titik lubang pada gambelan yang terbuat dari bambu pada umumnya tidak bisa diatur atau tidak bisa ditentukan dari panjang daun rindik lain halnya seperti gambelan yang terbuat dari kerawang. Untuk mencari titik lubang pada gambelan rindik yaitu dengan cara : daun rindik dipegang dengan dua ujung jari kira-kira seperlima dari masing-masing ujung daun rindik, lalu daun rindik dipukul dengan alat pemukul (panggul) sambil mendengar secara cermat getaran nada yang ditimbulkan daun rindik tersebut. Apabila nadanya lembut (hidup) maka titik itulah yang diberi tanda untuk nantinya dilubangi. Tetapi bilamana nadanya mati, maka titik pengangan itu harus dipindahkan kebagian tengah atau kebagian ujung sehingga titik lubang (gegorok) dapat ditemukan.
  5. Apabila semua hal di atas sudah dilakukan, hal yang paling terakhir adalah memasang daun-daun rindik itu pada tempat (pelawah) yang sudah ada.

 

Sekian yang dapat saya diskripsikan tentang instrument Rindik, saya menyadari apa yang saya diskripsikan ini hasilnya masih jauh dari sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari Dosen yang membimbing mata kuliah Teori Pengantar Karawitan ini.

ENSAMBLE

Kamis, April 18th, 2013

Gong Suling

 

Latar Belakang

            Gong Suling pada dasarnya merupakan pengembangan dari Gong Kebyar, teknik tabuh yang digunakan hampir semuanya berasal dari Gong kebyar, hanya saja pembawa melodinya tidak lagi gangsa yang terbuat dari krawang melainkan sejumlah suling bambu dengan ukuran yang berbeda-beda. Gong Suling diperkuat dengan melodi bersifat unisono oleh ricikan rebab dengan memiliki dua utas dawai yang disebut wadon dan lanang. Terkait dengan fungsi suling dalam seni karawitan kebyar, hingga saat belum diketahui secara pasti kapan instrumen suling masuk sebagai bagian barungan gamelan tersebut. Munculnya gamelan gong kebyar sebagai salah satu bentuk ensambel baru dalam seni karawitan Bali pada abad XIX, tidak dijumpai adanya penggunaan suling dalam komposisi-komposisi kekebyaran yang diciptakan. Penyajian komposisi ”kebyar” yang dinamis, menghentak-hentak serta pola-pola melodi yang ritmis tidak memungkinkan bagi suling untuk dimainkan di dalamnya. Kesenian ini adalah salah satu kesenian tua yang ada di kabupaten Jembrana. kesenian ini hanya ditampilkan pada saat ada upacara keagamaan saja. Namun dengan perubahan jaman, kesenian ini berubah menjadi sebuah seni umum yang dipertontonkan.

Sajian Pertunjukan

            Sajian Gong Suling didominasi oleh suling. Diawali dengan ber­jajarnya para pemain suling dengan pemain tawa-tawa, klenang dan gong pulu di dalam sajiannya. Para pemain saling mengisi dalam sajian yang secara tidak langsung mengambil pola dari gong kebyar tersebut. Terjadinya per­kembangan fungsi suling tersebut merupakan salah satu fenomena yang sangat menarik dimana suling yang pada awalnya memiliki fungsi sekunder yaitu instrumen pendukung, berkembang menjadi instrumen primer yaitu instrumen utama.

Organologi

            Salah satu instrumen dalam Gong Suling adalah terdapatnya suling bambu yang besar ukurannya. Panjangnya ada sekitar 35 inci dan berdiameter 1,7 inci. Wilayah nadanya lebih sedikit dari dua oktaf dan bermula pada nada B, di bawah nada C pusat. Ini adalah jenis suling vertikal dengan tiup ujung dan merupakan suling bass. Suling tersebut pada bagian bawah jika sedang dimainkan dalam kedudukan vertikal maka akan terbuka. Pada bagian bawah diraut atau diiris sedikit dari buku ruasnya. Lubang-lubang jari yang dinamakan song, terdapat pada bagian atas dari suling dan jumlahnya diselaraskan dengan tangga nada yang diperlukan. Ukuran suling pada kesenian Gong Suling yang panjang tersebut, mengharuskan pemainnya merentangkan tangannya dalam memainkan atau meniupnya dan ujungnya yang terbuka harus ditopangkan ke tanah.

Instrumen dari Gamelan Gong Suling

  1. 1.      Kendang

Kendang bali berbentuk truncated/bulat panjang dan memakai hourblass atau pakelit . kendang itu dibuat dari kayu nangka, jati, atau seseh yang dibungkus dengan kulit sapi pada kedua ujung dan dicancang dengan jangat. Fungsi kendang adalah sebagai pemurba irama, mengatur cepat lambat dan perubahan dynamio/dinamika, penghubung bagian-bagian lagu, dan sebagai pembuat angsel-angsel.

Adapun teknik permainan kendang di dalam gamelan gong suling, yaitu:

  • Gegulet: jalinan antara pukulan kendang lanang dan kendang wadon.
  • Cadang runtuh: pukulan yang terdapat pada muka kanan kendang wadon yang artinya mengimbangi pukulan dari kendang lanang.
  1. 2.      Ceng-ceng Ricik

Ceng-ceng Ricik yaitu ceng-ceng kecil yang berfungsi untuk memperkaya rythm dan mengikuti kendang saat memberikan aksen-aksen pada suatu tabuh.

  1. 3.      Kajar Pelegongan

Kajar Pelegongan adalah salah satu kajar yang teknik pukulannya mengikuti pukulan kendang lanang dan wadon.

  1. 4.      Timbung

Berfungsi sebagai kajar atau penentu cepat lambat jalannya tempo dalam memainkan sebuah repertoar lagu.

  1. 5.      Suling Kantil

Suling yang berfungsi seperti kantilan pada gong kebyar yaitu “ngotek”.

  1. 6.      Suling Gangsa atau Pemade

Suling yang berfungsi seperti gangsa atau pemade pada gong kebyar yaitu “ngotek”.

  1. 7.      Suling Calung

Suling yang berfungsi menjalankan melodi sebuah tabuh atau gending pada gamelan gong suling.

  1. 8.      Suling Jegog

Suling yang memainkan nada-nada akhir dari satu kalimat gending yang bertujuan memperjelas nada-nada akhir pada sebuah kalimat tabuh.

  1. 9.      Gong Pulu

Gong pulu berfungsi sebagai gong atau finalis dan bermain imbalan dengan tawa-tawa.

  1. Klenang

Klenang bermain imbalan/alternating dengan instrument timbung.

  1. 11.  Tawa-tawa

 Tawa-tawa bermain imbalan dengan gong pulu atau sebagai semifinalis

 

Laras dan Tetekep

Laras yang dipakai dalam gamelan gong suling ialah laras Pelog dan Selendro, sesuai dengan tabuh atau lagu yang dimainkan. Masalah laras hanya terdapat pada suling, karena suling satu-satunya instrumen yang fix melody di dalam gamelan gong suling.

 

Tabuh  atau Gending- Gending

Didalam Gamelan Gong Suling ada beberapa gending petegak yang biasa dimainkan, di antaranya:

  1. Sekar Eled
  2. Pangecet Subandar
  3. Lengker
  4. Godeg miring
  5. Sinom ladrang
  6. Selisir
  7. Dan lain-lain.

Setting Gamelan Gong Suling

 

Keterangan:

  1. Kendang
  2. Ceng-ceng Ricik
  3. Kajar Pelegongan
  4. Timbung
  5. Suling kantil
  6. Suling gangsa
  7. Suling calung
  8. Suling jegog
  9. Gong pulu
  10. Klenang
  11. Tawa-tawa

 

Daftar Pustaka

 http://id.shvoong.com/humanities/arts/2123847-gong-suling-bali/#ixzz28CiCJoHF

 

Daftar Informan

 

Nama               : I Wayan Karta ( Cover )

TTL                  : 4 Mei 1977

Alamat            : Br. Pengosekan, Mas, Ubud, Gianyar

Pekerjaan       : Wiraswasta (Pembuat Suling)

 

Nama              : I Gusti Putu Budi Artawan, S.Pd.B

TTL                 : 19 April 1990

Alamat            : Br. Wanayu, Bedulu, Blahbatuh, Gianyar

Pekerjaan       : Wiraswasta (Seniman)

I Made Eva Yadnya

Selasa, April 9th, 2013

Nama saya I Made Eva Yadnya, lahir pada 30 juli 1993 di Banjar Tunon. Saya terlahir dikeluarga yang sederhana dari pernikahan ayah dan ibu saya yaitu I Made Ruki dengan Ni Ketut Lastri. Saya bertempat tinggal di Banjar Tunon, Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali. Saya merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Riwayat pendidikan saya dari dulu sampai sekarang yaitu: saya bersekolah TK di TK.Kerta Sari II yang bertempat di Banjar Tunon tidak jauh dari rumah saya. Saya masuk TK  saat berumur 6 tahun. Kemudian saya melanjutkan ke Sekolah  Dasar yaitu di SD 5 Singakerta yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah saya dan masih dalam lingkungan Banjar Tunon, disana saya menuntut ilmu selama 6 tahun lamanya, dan kemudian saya tamat SD pada tahun 2006. Setelah tamat SD, saya kemudian melanjutkan ke SLTP yaitu SLTP Negeri 2 Ubud yang beralamat di JLN, Raya Tebongkang, Singakerta, Ubud, Gianyar. Disana saya menuntut ilmu selama 3 tahun, dan kemudian tamat pada tahun 2009. Setelah tamat SLTP, karena kecintaan saya pada seni dan ingin mengembangkan bakat dan minat saya, khususnya seni karawitan atau tabuh, saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke sekolah seni yang berada di JLN.Taak Indah,Batubulan yaitu SMK Negeri 3 Sukawati atau dulu yang dikenal dengan KOKAR/SMKI. Disana saya memilih jurusan Seni Karawitan, karena saya ingin memperdalam pengetahuan tentang karawitan dan juga untuk mengembangkan minat dan bakat saya. Disitulah saya menuntut ilmu selama 3 tahun lamanya dan kemudian tamat pada tahun 2012. Banyak pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan disana. Tidak hanya sampai disitu saja, karena saya masih merasa kurang saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di ISI Denpasar, saya merupakan mahasiswa angkatan tahun 2012. Itulah semua riwayat pendidikan saya.

Saya memiliki cita-cita ingin menjadi orang sukses yang bisa membahagiakan orang tua dan keluarga saya, dan ingin meningkatkan ekonomi keluarga saya di masa depan, ingin memiliki  usaha sendiri, memiliki sanggar sendiri, dan ingin menciptakan lapangan kerja baru. Semua itu sangatlah tidak mudah  untuk mencapai apa yang saya inginkan tanpa ada usaha, dukungan keluarga, dan lingkungan disekitar.

Saya memiliki keluarga yang sederhana, di dalam keluarga saya terdapat 6 orang, diantaranya : ayah, ibu, nenek, kakak, adik, dan saya sendiri. Nama ayah saya I Made Ruki lahir pada 11 Juni 1964, beliau adalah seorang ayah yang pekerja keras dan menjadi tulang punggung keluarga. Beliau adalah sosok ayah yang baik, ramah, humoris, dan juga merupakan guru bagi saya sendiri. Karena beliaulah yang mengenalkan saya pada seni. Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga yang bernama Ni Ketut Lastri yang lahir pada 5 Februari 1965. Bagi saya beliau adalah seorang ibu yang sangat perhatian kepada semua anak-anaknya, baik hati, penuh dengan kasih sayang dan cinta. Kakak saya adalah merupakan alumni dari Institut Seni Indonesia Denpasar, namanya I Wayan Eris Stiawan. Dia lahir pada 21 Mei 1990, tiga tahun lebih tua dari saya. Riwayat pendidik saya dengan kakak saya tidak ada perbedaan sedikit pun.  Saya mempunyai seorang adik  bernama I Komang Werdi Darmawan, dia lahir pada 19 Januari 2002. Sekarang dia baru kelas 5 SD di SD yang sama dengan SD saya dulu. Kami merupakan tiga bersaudara dan semua saudara saya laki-laki. Dan yang terakhir adalah Nenek saya, namanya Ni Wayan Remben. Beliau lahir pada 31 Desember 1940.

Saya adalah salah satu dari zodiak LEO(Singa) yang lahir pada 30 Juli 1993. Seperti yang tercantum pada kalender-kalender zodiak Leo ini lahir dari tanggal 21 Juni s/d 21 Agustus. Watak dari zodiak Leo pada umumnya adalah mempunyai jiwa besar, pribadi yang kuat, udah mempengaruhi orang, suka menolong, setia kepada kawan, tetapi agak angkuh tak mau dikuasai orang lain. Ingatannya kuat dan mempunyai jiwa pemimpin. Dalam menyampaikan pendapatnya ia tidak ragu-ragu, tidak memikirkan apakah orang senang atau tidak. Ia mempunyai sikap jujur, berani mengakui kesalahannya, tidak segan-segan minta maaf dan  juga mudah memaafkan kesalahan orang lain. Segala tidakannya dilakukan dengan serius, tidak tanggung-tanggung dan berani bertanggung-jawab. Sifatnya sabar, tetapi  kalau sudah diliputi kemarahan dapat meledak keras sekali. Jodoh dari zodiak Leo ini adalah Zodiak Sagitarius, Aquarius, Aries. Apa yang ada seperti di atas ini tidak jauh berbeda dengan watak saya.

 

Halo dunia!

Selasa, April 9th, 2013

Selamat Datang di Blog Institut Seni Indonesia Denpasar. Ini adalah post pertama anda. Edit atau hapus, kemudian mulailah blogging!