Semar Pagulingan

This post was written by dwipadiartama on April 29, 2019
Posted Under: Tak Berkategori

Semar pagulingan adalah sebuah gambelan yang dekat hubungannya dengan gambelan gambuh, di mana ia juga merupakan perpaduan antara gambelan gambuh dan legong. Semar Pagulingan merupakan gambelan rekreasi untuk istana raja-raja zaman dahulu. Biasanya dimainkan pada waktu raja-raja akan ke praduan ( tidur ). Gambelan ini juga dipergunakan untuk mengiringi tari leko dan gandrung yang semula dilakukan oleh abdi raja di keraton.

Semar Pagulingan memakai laras pelog tujuh nada, terdiri dari lima nada pokok dan dua nada pembero. Reportoar dari gambelan ini hampir keseluruhannya diambil dari Pegambuhan (kecuali gending leko) dan sema melodi-melodi yang mempergunakan tujuh nada dapat segera di transfer kedalam gambelan Semar pegulingan.

Bentuk dari gambelan Semar Pagulingan mencerminkan juga gambelan gong tetapi lebihkecil dan lebih manis, disebabkan karena hilangnya reyong maupun gangsa-gangsa yang besar. Demikian berjenis-jenis pasang ceng-ceng tidak dipergunakan di dalam Semar Pagulingan. Instrument yang memegang peranan penting dalam Semar Pagulingan ialah Trompong. Trompong lebih menitik beratkan penggantian melodi suling dalam gambuh yang dituangkan ke dalam nada yang lebih fix. Gending-gending yang dimainkan dengan memakai trompong, biasanya tidak dipergunakan untuk mengiringi tari. Disamping trompong ada juga empat buah gender yang kadang-kadang menggantikan trompong, khususnya untuk gending-gending tari.

Terompong pada barungan Semar Pagulingan memiliki beberapa jenis pukulan yaitu :

  • Ngeluluk ( dalam pengrangrang ).
  • Neliti artinya memukul pokok gendingnya saja.
  • Nyele artinya pukulan yang menjelaskan lagu yang dimainkan.
  • Ngembat atau Ngangkep yaitu memukul dua buah nada besar dan kecil bersamaan.
  • Ngempyung atau Ngero adalah memukul dua buah nada bersamaan yaitu nada ndang dan ndeng dan kedengannya adalah nada ndang.
  • Nyintud artinya memukul dua buah nada bersamaan, yaitu nadan nding kecil dan ndung kecil, yaitu nantinya terdengar nada nding.
  • Nyilihasih artinya pukulan berganti-ganti antara tangan kanan dan tangan kiri.
  • Nyekati yang artinya pukulan yang banyak melepas dari pukulan pokoknya dan bertemu pada bagian akhir satu “pada”. Sama dengan memukul dan ditutup dengan panggul yang biasa terdapat pada pengrangrang.
  • Ngumad artinya memukul dengan membelakangi pukulan pokok gending.
  • Nguluin artinya memukul dengan mendahului pukulan pokok gending.
  • Nerumpuk artinya memukul satu nada secara beruntun.
  • Ngoret yang berarti memukul tiga buah nada yang ditarik dari besar kekecil.
  • Ninggar Pada / Asana yaitu sikap duduk penabuh.
  • Amanggang Jatah yaitu sikap memegang panggul para penabuh.

Di video kali ini saya memperlihat teknik pukulan ngoret, neliti, nyele, ngembat, dan nyilihasih didalam gending sinom ladrang.

Comments are closed.

Previose Post: