Timbre berarti warna bunyi. Yaitu karakter nada yang disebabkan oleh perbedaan macam benda yang bergetar, bentuk benda yang bergetar dan cara mekanik penggetar benda. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Timbre” berarti perbedaan sifat antara dua nada yang sama tinggi nadanya dalam konstruksi instrumen. Warna nada inilah yang membedakan suara instrumen satu dengan lainya, misalnya piano dengan gitar, reong dengan pemade, dan perbedaan antara suara seorang laki laki dengan suara seorang perempuan. Bahkan tanpa melihatpun kita dapat membedakan warna suaranya ataupun membedakan instrumen apa yang sedang dibunyikan
contoh fenomena perbedaan warna suara antara musik dan instrumen “western” dengan timur biasanya akan terjadi pada kolaborasi antara kedua elemen musik tersebut. (Sumber gambar; Blog Surya Bee)
Timbulnya perbedaan warna nada ditentukan oleh beberapa unsur, yaitu :
- Bahan Baku : Warna suara sangat tergantung dari bahan baku. Seperti contoh, gamelan besi akan berbeda warna suaranya dengan gamelan yang dibuat dari bambu ataupun gamelan yang dibuat dari perunggu (di Bali disebut kerawang)
- Bentuk Fisik : Artinya dengan bentuk yang berbeda, maka warna suaranya pun akan berbeda walaupun dengan nada ataupun interval yang sama sekalipun. Seperti instrumen yang berbilah akan berbeda karakter suaranya dengan instrumen berpencon dan akan berbeda juga dengan instrumen yang berdawai
- Cara Permainan : Perbedaan, pengubahan, menginovasikan cara permainan pada sebuah instrumen juga dapat mengubah karakter warna suara. Contoh pada instrumen kendang yang semula dipukul dengan telapak tangan akan berbeda warna suaranya dengan kendang yang dipukul dengan panggul ( alat pukul khusus kendang Bali) dan tidak menutup kemungkinan pada masa mendatang instrumen kendang akan dimainkan dengan cara lain selain cara-cara tradisi yang sudah ada.
- Alat-alat Tambahan : Penambahan alat-alat pada satu jenis instrumen juga akan menjadi penyebab berbedanya warna suara yang ditimbulkan. Sebagai contoh jika instrumen pemade yang bilahnya diikat dengan kain akan berbeda timbrenya jika dibandingkan dengan pemade yang biasa kita mainkan, Instrumen rebab yang diganjal daun pisang ataupun sejenis itu pada bagian bawah “penyanteng” akan berbeda suaranya dengan rebab yang tidak diganjal apa-apa
Sumber :
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, “Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 5”, Jakarta, 2016
Hendarto, Sri, “Organologi dan Akustika II”, ISI Surakarta, 2010
Literatur gamelan Bali oleh Prof.Dibya