PKB dan Pendidikan Hindu

 Setidaknya ada dua harapan soal penyelenggaraan pesta kesenian Bali, yang secara rutin di gelar sejak tahun 1979. Pertama pelestarian kesenian Bali yang mulai punah . Kedua ,meningkatkan nilai ekonomi kesenian Bali. Harapan kedua cukup kuat didasari oleh manisnya sinergi seni dan industry pariwisata di Bali. Ketika pariwisata mencapai masa keemasan di tanah Bali , minat berkesenian orang Bali sedemikian hebat. Pariwisata adalah orientasi baru berkesenian orang Bali.

            Pesta kesenian bali yang di pusatkan di denpasar , berlangsung sebulan. Bersamaan dengan liburan sekolah , menelan dana yang sangat besar . pola penyelenggaraan nya yang memusat itu telah memisahkan kesenian Bali dengan konteks social nya . pertunjukan seni tanpa nilai social lagi. Ketika itu tidak ada pemusatan pertunjukan seni. Yang ada adlah pegelaran seni di pelosok-pelosokdesa,berkaitan dengan upacara tertentu atau untuk merayakan panen(padi,kopi) . entah berapa jumlah pertunjukan pada massa itu di setiap malam di seluruh desa di Bali . yang paling popular tentu saja teater-teater tradisional (arja,wayang kulit, drama gong calon narang , dan lain-lain.) di samping itu masih ada pertunjukan jogged bumbung ,legong,dan sanghyang.

            Pada masam silan dunia pertunjukan kesenian di Bali memang sangat fungsional karena ia telah menjadi salah satu “lembaga social”. Ruang-ruang menonton kesenian terasa sangat akrab karena pada umumnya penonton itu dating dari satu desa atau hanya dari beberapa banjar. Mereka saling kenal. Ruang-ruang pertunjukan yang sama sekali bukan tempat khusus, menjadi arena sosialisasi atau menjadi ruang public . pusat ruang public ini adalah pertunjukan kesenian : cerita, pesan-pesan, nilai-nilai dn estetika yang tumbuh dalam radius tertentu. Ruang-ruang pertunjukan itu menjadi pusat keramaian, menyerupai pasar malam kecil manum terasa sangat meriah .

            Pemusatan penonton dalam sekala supra desa jarang terjdi di masa lalu di Bali. Hal ini menuntut adanya adanya kelompok-kelompok kesenian baik untuk jenis yang sama maupun untuk jenis kesenian kesenian yang berlainan. Kondisi ini menyebabkan bali semarak oleh varian-varian seni pertunjukan. Penyeragaman seni seketika itu sangat tidak mungkin . hal ini terjadi karena hambatan-hambatan geograpi dan rendahnya mobilitasi manusia. Promosi kesenin dari mulut ke mulut menyebabkan kesenian-kesenian tertentu sangat popular. Setiap desa atau banjar tentu saja berharap bisa ngipah tau nanggap kesenian-kesenian yang hebat tersebut. Tidak adanya estetika yang standar di seluruh bali, pada wktu itu, menyebabkan Bali sangat kaya dengan kesenian. Estetika di kembangkan dalam radius-radius yang sempit.

            Penilaian kesenian tidak di lakukan oleh tim juri. Yang menjadi ‘ juri’ adalah selera estetik public kesenian tertentu dan hal ini bisa terjadi sangat local atau sempit. Pada jaman lampau di Bali , tradisi pertunjukan seni tidak dalam rangka di lombakan. Kesenian tmbuh di mana saja karena masyarakat membutuhkan kepuasan-kepuasan estetik. Mereka memang mengundang guru seni manun ilmu yang di butuhkan oleh suatu komunitas berkesenian adlah dasar-dasarnya saja.

            Bagaimana halnya dengan kekolosalan pesta kesenian Bali? Jika di bandingkan dengan uraian di atas , penyelenggaraan pesta kesenian ini sungguh sangat menyedih kan kesenian bali telah menjadi kesenian salon. Hanya utuk memenuhi agenda “pesta “ yang di cetak synopsis nya di atas catalog pertunjukan tersebut “jauh” dari komunitasnya. Hal inilah yang tidak bisa di capai oleh pesta kesenian Bali. Pesta kesenian Bali adalah pestanya para pejabat dari kecamatan ,kabupaten atau kota madia hingga provensi. Pesta kesenian Bali buakan lagi pesta kesenian rakyat di jantung-jantung pedesaan. Dari segi ini kita seharusnya berani mengatakan bahwa pesta kesenian Bali salah arah.

            Kelurahat terhadap pelaksaanan kesenian bali sering di lontarkan dan menjadi perdebatan saying sekali hal itu tidak sampek kepada essensi perkaryaan , yakni hubungan kesenian dengan komunitasnya . mengapa pesta seni ini tidak di jadikan pesta komunitas atau pesta rakyat ? misalnya , secara bergiliran setiap desa di wajibkan menyelenggarakan pertunjukan kesenian. Kalau bisa di usahakan kesenian setempat. Jika tidak ada , bisa mengundang kesenian dari desa tetangga mungkin hanya pawai pembukaan pesta kesenian bali yang di langsungkan di denpasar. Pagelaran dan aneka lomba di adakan di desa-desa yang telah di tentikan di seluruh bali. Dengan demikian, selama satu bulan penuh, pulau ini akan semarak oleh pertunjukan kesenian. Hal ini akan mampu melibatkan penonton dari berbagai usia jadi, konsumsi estetik berlangsung dalam kesinambuangan antar genasi.

            Pesta kesenian bali dengan agenda yang sedemikan rupa cenderung menjadi “dunia” tergelintir orang bali. Dunia seniman-seniman kota yang di baptis oleh lembaga seni modern kita di paksakan menerima estetika yang menurut hebat mereka paling hebat. Orientasi estetik di tumbhkan hanya dari satu titik. Kesenian Bali pun semakin menjadi seni urban.

            Dimensi lain yang telah hilang dari pesta kesenian bali adalah pendidikan seni bagi warga desa atau warga banjar. Pertunjukan seni di pesta kesenian kesenian Bali hanya sebagai tontonan dan mungkin bagi generasi muda tertentu, dirasa sangat aneh atau asing. Sementara itu, dimensi edukasi seni di tengah tradisi pertunjukan desa di bali pada zamannya , adalah hal yang utamanya. Pertunjukan seni kala itu adalah juga arena pendidikan seni dan pembinaan bagi tumbuhanya apresiator seni. Kita merindukan pesta kesenian Bali yang berlangsung di tengah-tengah desa. Kita merindukan desa yang tidak hanya dinominasi siaran televisi dan suara-suara dari kepingan cakram; tetapi juga peristiwa berkesian live.

            Peristiwa kesenian di bali selalu sarat dengan tema atau nilai. Kita tahu bahwa hindu adalah nilai-nilai yang selalu di temukan dalam kesenian bali, apapun itu . di sini lah kita mestinya sadar bahwa kesenian yang di pentaskan bukan semata-mata hiburan. Tetapi harus menekankan pada pendidikanya. Yang penting dalam pelangsanaan PKB adalah harus mampu menjadi PKB sebagai ajang pendidikan hindu bagai generasi. Pendidikan yang pormal tetapi pendidikan yang di kemas dalam bahasa-bahasa kesenian.

            Dalam sejarah yang panjang hindu di Bali,kesenian diadopsi sebagai salah satu pranata relijius. Di setiap upacara di temukan kesenian. Seni adalah juga semacam cara-cara kita berdoa. Apa jadinya kini, ketika pesta kesenian bali yang menghabiskan dana sangat banyak itu , hanya sebangai pesta? Seharusnya pesta seni di garap sungguh-sungguh sebagai ajang pendidikan hindu bagi anak-anak di bali. Jadi, bukan sebatas wisata di tengah kota ketika berlangsungnya liburan sekolah. Anak-anak usia sekolah mesti dilibatkan bersama-sama di sini mereka di didik menjadi apresiator seni bali dan di sini pula mereka di kenalkan dengan nialai-nilai hindu. Nilai-nilai yang bukan untuk di ingat swcara kognitif tetapi mesti di rasakan oleh hati yang dalam. Dalam pendidikan hindu kesenian harus di kedepankan pula. Dalam kesenian Bali ajaran-jaran hindu hidup dengan subur.