budipramana

Sekilas Tentang FL Studio

by on Apr.08, 2018, under Teknologi

Dewasa ini, keberadaan FL Studio dalam perkembangan musik saat ini menjadi hal yang penting dalam menciptakan musik-musik yang baru di kalangan masyarakat. Genre-genre seperti EDM merupakan genre yang berkembang dari penggunaan aplikasi FL Studio. Tapi apakah kalian mengetahui apa itu FL Studio? Bagi musisi EDM mungkin mengetahui dan mengenal baik apa itu FL Studio, namun bagi orang awam mungkin belum mengenal baik apa itu FL Studio. Berikut penjelasan sekilas tentang FL Studio :

APA ITU FL STUDIO?

FL Studio (Fruity Loops) merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk merekam, mengubah dan membuat audio (lagu) yang diterbitkan oleh Image-Line yang dimana aplikasi ini ditujukan untuk musisi-musisi yang umumnya berkecimpung di dunia musik EDM (Electronic Dance Music). Banyak musisi dunia yang menggunakan aplikasi ini dalam bermusik seperti Martin Garrix, Avichi, Alan Walker, David Guetta dan lainnya. Namun, bukan berarti aplikasi ini hanya untuk mereka yang merupakan musisi EDM. Aplikasi ini juga bisa digunakan untuk membuat musik-musik pop, rock, dangdut bahkan musik bernuansa etnik / tradisional seperti karawitan sunda, karawitan jawa, karawitan bali dan musik etnik lainnya. Dengan aplikasi ini, kalian juga bisa mengkolaborasikan musik modern dengan musik tradisional menjadi satu bagian yang padu.

Awal ditemukan pada tanggal 18 Desember 1997 oleh Didier Dambrin untuk Image-Line. Peluncuran resminya terjadi di tahun 1998, ketika itu masih empat channel mesin drum MIDI. Dambrin menjadi Chief Software Architect untuk program ini, dan dengan cepat menjalani serangkaian upgrade besar yang berhasil masuk ke workstation audio digital yang popular dan kompleks. Aplikasi ini bisa digunakan dengan versi Microsoft Windows dan yang terbaru adanya aplikasi ini untuk pengguna IOS dan Android (FL Studio Mobile).

FITUR-FITUR UTAMA PADA FL STUDIO

Secara garis besar, fitur-fitur utama pada FL Studio meliputi :

1. Playlist track : tempat disatukannya berbagai pattern menjadi satu track.

2. Sequencer : tempat untuk menempatkan berbagai sample instrument

3. Pattern Selector : untuk menambahkan jumlah pattern

4. Browser View : tempat kumpulan data-data penunjang untuk FL Studio (salah satunya packs instrument)

5. Mixer : tempat untuk mengedit besar-kecilnya suara instrument (equalizer)

6. Tempo : mengubah tempo (dalam bentuk BPM / Beat per Minute

CONTOH HASIL PENGGUNAAN FL STUDIO DALAM BERMUSIK :

Disini, saya mengcover lagu Bengawan Solo sebagai contoh penggunaan FL Studio.

YouTube Preview Image

Selain cover lagu, kalian juga bisa menciptakan lagu baru dengan tema kolaborasi modern dan tradisional seperti contoh di bawah ini

YouTube Preview Image

SUMBER : https://en.wikipedia.org/wiki/FL_Studio

Leave a Comment more...

Membedakan Kebudayaan dan Kesenian Menurut Ilmu Antropologi

by on Apr.03, 2018, under Seni dan Budaya

Kebudayaan :

Pengertian Kebudayaan :

Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.

Hasil gambar untuk tapel barong

Topeng Barong, Merupakan salah satu Kebudayaan dan Kesenian yang ada di Bali

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung mengganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Secara Umum, kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem de atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Dalam ilmu antroplogi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Unsur Kebudayaan :

Koentjaraningrat (1985) menyebutkan bahwa unsur-unsur kebudayaan terdiri atas tujuh bagian yang menjadi isi pokok kebudayaan, yakni :

  1. Sistem Bahasa : sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi sebagai antar sesama manusia.
  2. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi : sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
  3. Sistem Ekonomi dan Pencaharian Hidup : sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang-barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain.
  4. Sistem Kemasyaratan : sistem yang timbul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memilki kelemahan dan kelebihan masing-masing antar individu sehingga timbul rasa
  5. Ilmu Pengetahuan : sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
  6. Kesenian : setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
  7. Sistem Agama : kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

Wujud Kebudayaan :

Menurut Prof. Koentjaraningrat berpendirian bahwa wujud kebudayaan dibagi menjadi tiga yaitu :

  1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya.
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
  3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Kesenian :

Seni dan Kesenian :

Kesenian merupakan salah satu unsur dari tujuh unsur kebudayaan. Seni dan kesenian adalah dua buah kata, yaitu kata dasar dan bentukan yang menurut orang dikatakan memilki pengertian yang sama, namun sebenarnya berbeda. Kata seni memiliki banyak arti bisa baik / bagus, halus / luwes, kecil maupun indah.

Seni adalah rasa kagum (kesadaran jiwa) karena pengaruh hasil karya manusia secara audio dan visual, sedangkan indah adalah rasa kesadaran jiwa karena pengaruh diluar karya manusia (pengaruh alam). Kesenian memiliki pengertian yang berbeda. Pengertian kesenian yaitu dunia ide dan rasa yang berselimut estetika yang manifestasinya disebut karya seni. Kesenian memilki banyak bentuk, ada berupa seni tari, seni karawitan, seni pedalangan, seni rupa, seni sastra dan lain sebagainya. Ada banyak definisi tentang kesenian, yaitu :

  1. Secara sistematik (menurut arti katanya), kesenian adalah hal-hal yang berhubungan dengan kehalusan.
  2. Secara leksikal (menurut arti kamus), kesenian adalah segala hasil ciptaan karya manusia yang manusia yang dapat menggugah dan menimbulkan perasaan terharu.
  3. Secara umum, kesenian adalah hasil ciptaan karya manusia yang mengandung unsur-unsur dalam keadaan utuh, lengkap dan harmonis.

DAFTAR PUSTAKA : Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta

Leave a Comment more...

Tabuh Tari Hanoman

by on Mar.27, 2018, under Seni dan Budaya

Tabuh tari Hanoman diciptakan pada tahun 2011 oleh I Ketut Cater, S.Sn. Sedangkan tari nya diciptakan oleh Anak Agung Anom. Tari ini diciptakan dalam rangka pementasan budaya oleh sanggar Semara Ratih di Belanda. Tari ini terinspirasi dari Cak Rina yang membawakan cerita Ramayana dengan mengambil salah satu tokoh pewayangan bernama Hanoman. Tari ini diiringi dengan menggunakan gamelan Semarandana dengan dikolaborasikannya unsur cak pada Cak Rina. Namun, kita akan lebih fokus untuk membahas tabuh dari Tari Hanoman versi Sanggar Semara Ratih.

Tabuh tari ini tercipta dilatar belakangi oleh dorongan sang pencipta tari sendiri, karena pada dasarnya saat membuat sebuah tabuh tari, maka tabuh itu akan mengikuti kemauan dari konsep tari itu. Menurut Anak Agung Anom Putra selaku penata tari tersebut, tari ini digunakan sebagai tari kreasi baru. Beliau ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dari tokoh Hanoman ini. Biasanya bila sang Hanoman ditarikan dengan mengikuti alur pementasan cak ataupun sendratari Ramayana, sekarang tari ini dijadikan sebuah kreasi baru dengan mencampurkan unsur cak. (Menurut I Ketut Cater selaku penata tabuh-nya).

Dengan konsep berdasarkan tokoh Hanoman pada Ramayana yang dimana Hanoman merupakan sosok kera putih yang gagah berani dan merupakan tokoh protagonis juga tidak jauh berbeda dengan kera-kera lainnya yang suka bermain dan bercanda ria dengan alam sekitarnya. Tari Hanoman sendiri mengambil tema Hanoman Duta. Namun, tari ini banyak menggambarkan kegiatan sang Hanoman itu sendiri dari melakukan latihan-latihan dan bercanda ria sebelum melakukan misinya menjadi duta karena sang pencipta tari ingin menampilkan sisi kejenakaan dari sang Hanoman sendiri.

Sumber : Wawancara bersama I Ketut Cater, S.Sn

Berikut merupakan video cuplikan dari Tari Hanoman (Sumber dari channel saya untuk kepentingan kampus) :

YouTube Preview Image
Leave a Comment more...

Apa itu Tata rias, Topeng, dan Busana? Part 2

by on Mar.19, 2018, under Seni dan Budaya

Tata Busana

Tata busana digunakan untuk menunjukkan identitas gender, status sosial, karakter, dan genre tarian, selain untuk menambah daya tarik pertunjukan. Dengan melihat tata busana yang digunakan penari, para penonton sudah bisa mengetahui jenis kelamin, peran atau kedudukan, perwatakan, serta genre dari tarian yang mereka saksikan.

Hasil gambar untuk tata busana tari oleg

gambar berikut berisikan tata busana dari oleg tamulilingan

Dilihat dari bentuk dan desainnya, tata busana tari Bali secara umum dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni tata busana adat dan tata busana teatrikal. Tata busana adat menggambarkan peran-peran dalam kehidupan masyarakat di Bali, sedangkan tata busana teatrikal, dengan bentuk dan desain sesuai kebutuhan.

Busana adat biasanya dipilah menjadi tiga yaitu busana alit, busana madya, dan busana agung. Busana adat alit adalah yang desain dan bentuknya tidak jauh berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Sedangkan busana madya dan agung dibentuk oleh elemen-elemen yang lebih lengkap, bukan saja meniru desain melainkan juga menggunakan elemen-elemen busana adat untuk berbagai upacara adat dan agama Hindu Bali

Busana teatrikal adalah tata busana yang khusus digunakan dalam pertunjukan. Berdasarkan desainnya, tata busana teatrikal dapat dibedakan menjadi busana sesaputan, awiran, busana pawayangan bagi peran-peran putra dan busana makamen sabuk lilit untuk peran-peran putri.

Busana sasaputan pada dasarnya adalah satu desain busana dengan elemen utamanya saput yang dipasang menutupi badan, dari bawah ketiak sampai ke bawah lutut. Berdasarkan elemen busananya, busana sasaputan masih bisa dipilah menjadi dua, yakni sasaputan mabadong gede dan mabadong cenik. Dilihat dari pemasangan lancingannya, busana sasaputan juga bisa dibedakan menjadi dua, yakni busana sasaputan dengan lancingan lepas (kancut mepaid) dan busana sasaputan dengan lancingan yang dilipat kebelakang (sasaputan mabulet).

Busana awiran adalah satu desain busana dengan elemen utamanya berupa awiran yang berlapis-lapis dan dipasang disekitar badan, dari pundak sampai di atas lutut.

Busana pawayangan adalah desain busana yang menirukan tata busana wayang kulit. Sendratari adalah salah satu genre tari Bali yang menggunakan busana pawayangan. Untuk memberikan ruang gerak yang cukup bagi penari, dalam sendratari, dilakukan modifikasi busana pawayangan.

Busana kamen masabuk lilit adalah desain busana yang menggunakan kain (kamen) yang diikat dengan sabuk prada yang melilit di bagian badan penari. Busana seperti ini lebih banyak digunakan oleh tari-tarian putri walaupun ada sejumlah tari putra yang menggunakan tata busana seperti ini tetapi dengan pemasangan kain yang berbeda (sesuai dengan karakter laki-laki)

Hiasan kepala

Hiasan kepala dapat dipilahkan menjadi dua, yaitu hiasan kepala natural dan teatrikal. Hiasan-hiasan kepala natural meliputi hiasan-hiasan yang material dan bentuknya relatif sama termasuk untuk upacar adat dan agama. Hiasan kepala teatrikal adalah yang berbentuk mahkota atau gelungan, termasuk hiasan kepala berupa rambut yang terurai yang dikenal dengan sobrat, yang hanya digunakan dalam pertunjukan.

Hiasan kepala natural meliputi dua jenis, yakni hiasan kepala pusungan (untuk putri) dan udeng-udengan (untuk putra). Udeng-udengan bisa dibagi menjadi lima, yaitu bebidakan, pepudakan, bebongkosan , kekandikan dan dara kepek.

Udeng bebidakan adalah ikat kepala yang bentuknya menyerupai bidak perahu layar denganb ikatan di depan. Udeng seperti ini juga disebut jejoteran atau mejanggar karena menyerupai cadar ayam. Udeng seperti ini terdapat pada tari Kebyar Duduk atau Terompong dan tari laki Oleg Tamulilingan.

Udeng pepudakan adalah ikat kepala yang pada bagian belakang berbentuk segi tiga (seperti legong keraton). Udeng seperti ini biasanya ada pada sendratari pada peran-peran raja dan tari-tari lepas seperti tari Wiranata, Margapati dan Panji Semirang.

Udeng bebongkosan adalah ikat kepala yang membungkus seluruh bagian kepala, dari atas telinga dan dadi ke atas, dengan ujung yang dikatkan di bagian belakang kepala. Udeng seperti membangun kesan kematangan jiwa, biasanya digunakan pada peran-peran dukun, balian, pemangku. Dalam tari, udeng seperti ini digunakan oleh penasar kelihan dan cenikan.

Udeng kekandikan adalah ikat kepala yang bentuknya seperti kapak. Udeng seperti ini biasanya digunakan oleh penasar kelihan dalam dramatari Arja.

Udeng dara kepek adalah kat kepala yang menggambarkan burung dara yang patah sayap, hampir sama dengan udeng bebongkosan, hanya saja bagian segi tiga yang menutupi kepala dibiarkan terlepas. Udeng seperti ini terdapat pada tari Trunajaya dan Palawakia.

Papusungan dibedakan menjadi empat jenis yaitu pusung gonjer, pusung tagel, pusung tungguh, dan pusungan leklek.

Pusung gonjer adalah tekukan pada rambut membentuk lingkaran pada pangkal rambut (batun pusungan) dengan ujung rambut terurai seperti ekor kuda hingga ke bawah pundak. Pusungan ini terdapat pada tari Puspanjali, Pendet, Sekar Jagat, Puspawresti, Sekar Jempiring, tari putri Oleg Tamulilingan dan peran-peran dayang pada sendratari.

Pusung tagel adalah tata rambut berbentuk lingkaran (batun pusungan) dibuat sedemikian rupa dengan ujung rambut dilipat ke atas. Pusung ini memberikan kesan kedewasaan dan kematangan jiwa. Biasanya terdapat pada tari Tenun, Gabor dan Panyembrama.

Pusung tungguh adalah tata rambut berbentuk angka delapan yang berdiri tegak. Dalam seni pertunjukan Bali, pusung ini sering divariasikan dengan rambut yang terurai ke bawah dan dilengkapi dengan bunga-bunga.

Pusungan leklek sesungguhnya termasuk penataan rambut khusus untuk upacara adat yang banyak digunakan di daerah Karangasem. Namun belakangan ini, pusungan leklek banyak digunakan pada garapan tari-tari baru, tari kerakyatan ataupun peran-peran rakyat pada sendratari.

Hiasan kepala selain udeng-udengan dan papusungan adalah gelungan. Gelungan dibedakan menjadi dua yaitu gelungan putra dan gelungan putri. Gelungan putra terdiri dari cecandian, lelungsuran, kaklopingan, jempongan, kakendon dan supit urang.

Gelungan cecandian adalah hiasan kepala yang hiasannya menyerupai candi ada yang berbentuk bulat dan menyudut (segi empat). Ada dua jenis gelungan cecandian, yakni cecandian polos dan candikurung yang dilengkapi relung-relung pada keempat sisinya. Gelungan seperti ini digunakan pada sendratari. Gelungan cecandian bulat digunakan peran Rahwana, gelungan cecandian menyudut digunakan peran Rama, dan gelungan candikurung digunakan peran Kumbakarna.

Gelungan lelungsuran adalah mahkota yang ditandai oleh adanya lipatan rambut di bagian belakang kepala yang menyerupai keong besar (lungsir). Gelungan ini melambangkan kesederhanaan, kewibawaan, dan kehalusan jiwa dengan dilengkapi sepasang bunga bancangan samping. Gelungan seperti ini terdapat pada raja tua (rangga) pada dramatari Gambuh dan topeng Dalem Arsawijaya.

Gelungan kaklopingan adalah mahkota yang ditandai dengan hiasan kepala berbentuk tekukan rambut yang pipih (menyerupai keloping kelapa) dari bagian depan ke belakang dengan hiasan bunga bancangan samping. Gelungan seperti ini digunakan pada peran panji pada dramatari Gambuh atau peran madri pada dramatari Calonarang. Apabila gelungan ini digunakan oleh peran-peran keras seperti kade-kadean pada dramatari Gambuh, peran pandung dalam dramatari Calonarang atau topeng keras dalam dramatari topeng maka bunga bancangan diganti dengan bunga jempongan yang dikombinasikan dengan daun pandan dengan ujung yang tajam.

Gelungan jempongan adalah mahkota yanng ditandai dengan tatanan rambut berbentuk bulatan pada bagian tengah atas kepala. Gelungan ini melambangkan status sosial yang setingkat lebih tinggi dari pemakai gelung kaklopingan dan sama-sama berwatak keras. Gelungan ini hanya dijumpai pada dramatari Gambuh dan sangat jarang digunakan dalam tari-tarian lainnya.

Gelungan kakendongan adalah hiasan kepala yang ditandai dengan hiasan kepala berbentuk mahkota di bagian belakang kepala, untuk menunjukkan kekuasan. Gelungan ini digunakan oleh peran prabu dalam dramatari Gambuh dan peran mantri manis serta mantri buduh pada dramatari Arja.

Gelungan supit urang adalah hiasan kepala dengan tatanan rambut yang digulung menjadi dua, di bagian depan dan belakang kepala, sehingga menyerupai kapit udang. Gelungan ini digunakan pada seni pewayangan. Tokoh-tokoh seperti Bhima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa pada cerita Mahabharata dan tokoh-tokoh seperti Laksmana dan Meganada pada cerita Ramayana.

Pada gelungan putri terdapat empat jenis gelungan terdiri dari mabunga tegeh, pepusungan, papudakan dan kekendon.

Gelungan mabunga tegeh yang pada bagian depannya ditutup oleh tumpukan bunga, terdiri dari betitis dan susunan bunga-bunga yang berbentuk piramid atau bulan tumanggal. Gelungan ini terdapat pada tari putri Oleg Tamulilingan, kelompok putri pada Janger, tari Sekar Jagat dan tari Selat Segara serta peran desak dan likun pada dramatari Arja.

Gelungan pepusungan yang ditandai dengan adanya lipatan rambut di bagian belakang. Pada bagian depan dan samping, gelungan ini dihias dengan rangkaian bunga kamboja yang disebut bancangan yang terdiri dari dua jenis, yaitu bancangan tengah dan bancangan samping. Gelungan ini terdapat pada Legong Keraton, dramatari Gambuh, Calonarang, Parwa, Arja dan sebagainya.

Gelungan papudakan yang ditandai dengan adanya mahkota berbentuk segi tiga pada bagian belakang gelungan, menunjukkan kemuliaan dan keagungan. Gelungan ini terdapat pada tokoh putri dalam Gambuh, peran legong pada tari Legong Keraton, dan galuh dalam Arja.

Gelungan kekendon yang ditandai dengan hiasan kepala berbentuk mahkota (seperti kaisar-kaisar jepang) di bagian belakang, untuk menunjukkan kekuasaan. Gelungan ini terdapat pada peran limbur dalam Arja, Sita dan Trijata dalam sendratari Ramayana.

Dalam penggunaannya, gelungan gambuh meliputi gelungan pepusungan, gelungan pepudakan, gelungan lelungsuran, gelungan kakelopingan, gelungan kakendon, dan sobrat. Gelungan topeng bisa meliputi cecandian, keklopingan, lelungsuran, sobrat dan ketu. Gelungan sendratari bisa terdiri dari gelungan bercorak Pewayangan maupun Pegambuhan.

Tata rias, topeng dan tata busana adalah elemen penting dalam seni pertunjukan Bali. Bukan hanya sebagai mepercantik penampilan, tetapi juga menguatkan karakter dan gender dari tokoh-tokoh yang diperankan serta menunjukkan identitas atau genre dari tarian yang bersangkutan.

SUMBER PUSTAKA : PUSPASARI SENI TARI BALI (I Wayan Dibia) 2013

Leave a Comment more...

Apa itu Tata rias, Topeng dan Busana? Part 1

by on Mar.19, 2018, under Seni dan Budaya

Tari Bali merupakan perwujudan dari kompleksitas nilai-nilai budaya Hindu-Bali melalui jalinan gerak penari, yang diikat oleh ruang dan waktu, mencerminkan konsep kosmologi, pandangan hidup, kepercayaan, prilaku, serta prinsip estetik masyarakat Bali yang berlandaskan kepada agama Hindu. Sebagai warisan budaya Bali yang masih hidup, tari Bali terus berubah dan berkembang. Tari-tarian yang pernah ada sejak lama, sesuai perubahan zaman bisa saja sudah mengalami perubahan, dimodifikasi dan mengalami perbaruan, atau juga mengalami pergeseran fungsinya. Berbicara tentang seni tari, maka salah satu hal terpenting dalam tari sendiri yakni tata rias dan busana sang penari.

Tata rias dan busana adalah elemen penting dan menentukan dalam tari Bali. Elemen ini digunakan untuk merubah wajah penari dan menutupi tubuh penari sesuai dngan karakter. Dalam artikel ini membahas dasar-dasar dan cara-cara penggunaan tata rias dan tata busana dalam tari Bali. Tujuan pembahasan ini adalah untuk menjelaskan bahwa tata rias dan busana adalah unsur penentu bagi keberhasilan suatu sajian tari Bali. Tidak kalah pentingnya tata rias (termasuk topeng) dan busana merupakan elemen yang sangat dibutuhkan untuk karakterisasi, derajat atau status sosial dari tarian serta peran yang menggunakannya.

Tata Rias

Hasil gambar

contoh tata rias pada tari pendet

Berdasarkan fungsinya, tata rias tari Bali dapat dibedakan menjadi rias natural dan teatrikal. Tata rias natural digunakan untuk “mempercantik” wajah penari sedangkan tata rias teatrikal digunakan untuk membentuk karakter yang digambarkan dalam sebuah tarian atau dramatari. Tata rias seperti yang dijelaskan di atas menggunakan bahan-bahan kosmetik dan beberapa alat untuk mengaplikasikan nya di muka penari.

Kosmetik untuk merias muka penari terdiri dari berbagai bahan. Di antara bahan-bahan yang umum digunakan dalam tata rias tari Bali adalah bedak dasar (foundation), bedak tabur (powder) dan bedak padat (compact powder), pemerah bibir (lipstik), pemerah pipi (rouse), pensil alis (eyebrow pencil), pewarna kelopak mata (eyes shadow), pensil mata (soft eyebrow pencil) dan cilak (eye liner). Alat-alat yang digunakan untuk merias antara lain kuas rias, spon dan kapas.

Kosmetik digunakan untuk tata rias natural maupun teatrikal. Tata rias natural pada dasarnya digunakan bukan untuk menyembunyikan wajah asli sang penari, lebih kepada pemberian aksen pada bagian tertentu seperti alis, mata, bibir dan lainnya. Sedangkan tata rias teatrikal digunakan untuk membentuk wajah sesuai karakter dengan melibatkan goresan-goresan pada wajah penari seperti merubah bentuk alis, hidung, bibir dan sebagainya menyebabkan wajah asli sang penari tidak mudah dikenali.

Topeng

Hasil gambar untuk topeng sidakarya

contoh topeng sidakarya

Topeng atau tapel yang digunakan pada muka penari sebagai pengganti tata rias wajah adalah salah satu elemen terpenting dari seni pertunjukan Bali. Dalam tari Bali, topeng pada umumnya terbuat dari kayu dengan wujud yang disesuaikan dengan karakter yang diinginkan. Sejak beberapa dekade belakangan ini, beberapa seniman Bali mulai menciptakan topeng-topenguntuk kebutuhan-kebutuhan tertentu, menggunakan bahan fiber glass, karet busa, atau bahan sejenis lainnya.

Berdasarkan bentuk dan ukurannya, I Ketut Kodi menerangkan ada tiga klasifikasi terdiri dari tapel kuwuhan, tapel sibakan, dan tapel kepehan.

Topeng kuwuhan (bungkulan) adalah topeng-topeng yang menutup keseluruhan bagian muka penari dari dahi hingga ke dagu. Contoh seperti topeng wayang wong, topeng pangelembar (topeng keras dan topeng tua), topeng Dalem Arsawijaya, topeng Sidhakarya dan lainnya.

Topeng sibakan adalah topeng-topeng yang menutup sebagian muka penari. Contoh seperti topeng penasar dalam dramatari topeng (baik yang kelihan maupun cenikan) yang menutup bagian muka dari dahi hingga mulut sebagian. Ada juga topeng Hanuman, Anggada, Subali dan Sugriwa dalam Sendratasri Ramayana.

Topeng kepehan adalah topeng-topeng yang berbentuk potongan dari bagiasn-bagian tertentu dari muka pemakainya seperti dahi saja, hidung dan pipi. Topeng kepehan banyak digunakan dalam dramatari Bondres.

Topeng sibakan dan kuwuhan juga terdiri dari beberapa macam yang ditandai oleh bentuk mata (Tapel mata bolong) dan mulut (Tapel kemel-kemel). Topeng mata bolong akan diisi oleh mata pemakainya. Untuk menjiwai topeng-topeng ini para pemain akan memainkan mata mereka. Contohnya topeng penasar bolong, topeng kera, dan topeng celuluk. Topeng kemel-kemel dimainkan dengan menggerak-gerakkan mulutnya. Contoh seperti topeng kera.

Ada dua istilah yang dikenal seniman Bali yakni napel dan nopeng. Napel adalah sebuah istilah yang mengandung arti menggunakan topeng tanpa bermaksud untuk “menghidupkan”nya. Penggunaan topeng seperti ini mengisyaratkan adanya kekuatan magis pada topeng tersebut. Sedangkan nopeng adalah sebuah istilah yang mengandung arti menggunakan atau memainkan topeng untuk menghidupkannya. Dalam istilah ini juga terkandung unsur transformasi yaitu perubahan wujud atau sosok yang terjadi melalui perpaduan gerak dan permainan topeng. Dengan ini dimaksudkan bahwa jika seorang penari mampu menyatukan jiwanya dengan topeng yang digunakan maka akan lahir sosok baru yang utuh.

Hasil gambar untuk tapel barong

topeng barong

Ada empat jenis kesenian Bali yang menggunakan topeng yaitu wayang wong, topeng, barong ket dan tari topeng legong.

SUMBER PUSTAKA : PUSPASARI SENI TARI BALI (I Wayan Dibia) 2013

Leave a Comment more...

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!

Archives

All entries, chronologically...