Sekitar Musik Etnis Talempong
by Riangga Budi Pramana on Mar.13, 2018, under Seni dan Budaya
Karawitan merupakan musik tradisional Indonesia yang berkembang secara turun-temurun, terdiri dari musik vokal dan musik instrumental, serta menggunakan laras pelog dan laras slendro. Semua daerah di Indonesia memiliki “karawitan”. Khusus Jawa dan Bali disebut karawitan, sedangkan di daerah lain lebih dominan disebut musik etnis. Musik etnis adalah musik yang dikembang oleh suatu suku atau budaya.
Di Indonesia banyak terdapat musik etnis yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Salah satu daerah yang sangat terkenal dengan musik etnisnya adalah Sumatera Barat. Sumatera Barat terkenal dengan kebudayaan Minangkabau. Dalam kaitannya dengan musik etnis, orang-orang lebih menggunakan istilah musik Minang. Musik Minang adalah salah satu aliran musik Nusantara baik tradisional maupun modern yang tumbuh dan berkembang di wilayah kebudayaan Minangkabau. Musik Minang juga disebut dengan musik etnis Minangkabau. Dalam musik etnis Minangkabau, terdapat dua jenis musik yaitu, musik vokal dan musik intrumental. Musik instrumental dalam musik etnis Minangkabau terdapat berbagai penggolongan yaitu, kelompok ideophone, kelompok memranophone, kelompok aerophone, dan kelompok chardophone. Kelompok ideophone terdiri atas talempong, momongan, canang dan aguang. Kelompok memranophone terdiri atas gandang (gandang tambur, gandang sarunai sungai pagu dan gandang kantidik), adok, rebana, rafa’i, dan tasa. Kelompok aerophone terdiri atas saluang (saluang darek, saluang panah, saluang sirompak, dan saluang panjang), sampelong, bansi, sarunai (sarunai darek, sarunai sungai pagu, dan sarunai pesisir) dan pupuik gadang. Kelompok chardophone terdiri atas rebab (rebab darek, rebab pariaman, dan rebab pesisir). Dalam hal ini, kita akan mempelajari salah satu ensambel musik Minangkabau dari kelompok ideophone yaitu talempong.
Talempong merupakan jenis instrumen musik tradisional yang sangat populer di Minangkabau. Instrumen talempong berbentuk bonang seperti bonang dalam karawitan Jawa. Perbedaannya hanya pada ukurannya, bila bonang pada karawitan Jawa berbentuk lebih besar dan agak tebal, talempong berbentuk sedikit lebih kecil dan tipis. Instrumen talempong terbuat dari campuran logam dan tembaga atau kuningan yang didesain sedemikian rupa. Pada bagian tengah terdapat permukaan yang menonjol (tombol), sedangkan ruang resonasinya dibiarkan terbuka. Dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, ukuran talempong di masing-masing daerah bermacam-macam.
A. Sistem Laras
Laras merupakan urutan nada-nada dalam satu oktaf yang sudah ditentukan intervalnya. Dalam karawitan kita mengenal dua laras yakni laras pelog dan laras slendro. Laras pelog adalah urutan nada-nada dalam satu oktaf yang memiliki interval yang berbeda. Sedangkan laras slendro adalah urutan nada-nada dalam satu oktaf yang memiliki interval yang sama. Laras pelog dibagi menjadi 3 yaitu, laras pelog 4 nada, laras pelog 5 nada dan laras pelog 7 nada. Sedangkan laras slendro dibagi menjadi 2 yaitu laras slendro 5 nada dan laras slendro 7 nada.
Di dalam musik etnis Minangkabau khususnya talempong sampai saat ini tidak mengenal yang namanya laras. Di dalam sumber buku yang ada tidak dijelaskan secara detail sistem laras yang digunakan pada musik etnis Minangkabau ini. Namun, musik etnis Minangkabau menggunakan sistem musik Barat yaitu dengan menggunakan sistem tangga nada diatonik (do-re-mi-fa-sol-la-si-do’).
B. Periodisasi
Dalam sumber buku yang telah dibaca sebelumnya, tidak dijelaskan musik talempong ini masuk dalam periodisasi apa. Sulit untuk mengira-ngira abad berapakah talempong ini muncul. Namun jika ditelisik dari unsur budaya yang masuk ke dalam talempong, kemungkinan talempong muncul pada abad ke-12 (masa penyebaran agama Islam). Hal itu bisa dibuktikan karena kebanyakan lagu-lagu dalam musik Minangkabau menonjolkan unsur melayu dan unsur islami.
C. Jenis dan Nama Instrumen

Foto Permainan Talempong Pacik
Berdasarkan cara memainkannya, talempong dapat menjadi 2 yaitu talempong pacik dan talempong rea. Talempong pacik merupakan talempong yang terdiri dari 2 bonang. Posisi tangan pada talempong pacik adalah bagian atas dan bagian bawah talempong dipegang degan jari telunjuk dan empu jari. Jari tengah berfungsi sebagai pengantara jari manis dan jari kelingking agar kedua buah talempong tidak berdempetan. Talempong pacik dimainkan oleh 5 orang dengan perincian : 3 orang penabuh talempong (terdiri dari 5-6 nada dengan masing-masing memegang 2 buah talempong), 1 orang penabuh kendang, dan 1 orang memainkan alat tiup.
Sedangkan talempong rea pada dasarnya pengembangan dari talempong pacik. Secara umum, instrumen talempong rea berjumlah 21 buah dengan perincian : talempong melodi 13 buah, talempong tinggi berjumlah 4 buah, talempong dasar berjumlah 4 buah, canang tinggi berjumlah 4 buah, canang dasar berjumlah 4 buah, ditambah 1 alat tiup dan 1 buah kendang. Talempong rea dimainkan 7 orang. Talempong rea memiliki sistem accord. Dalam musik barat accord diartikan tiga buah nada atau lebih yang dibunyikan secara serempak.
1. Talempong Dasar :
1.1. Accord I : Do Mi (1 3)
1.2. Accord II : Re Fa (2 4)
1.3. Accord III : Do Fa (1 4)
2. Talempong Tinggi :
2.1. Accord I : Sol Do’ (5 I)
2.2. Accord II : Sol Si (5 7)
2.3. Accord III : La Do’ (6 I)
3. Canang Dasar :
3.1. Accord I : Do Mi (1 3)
3.2. Accord II : Re Fa (2 4)
3.3. Accord III : Do Fa (1 4)
4. Canang Tinggi :
4.1. Accord I : Sol Do’ (5 I)
4.2. Accord II : Sol Si (5 7)
4.3. Accord III : La Do’ (6 I)
Alat tiup pada talempong umumnya adalah sarunai. Sarunai terbagi menjadi 3 macam yakni sarunai darek, sarunai sungai pagu dan sarunai pesisir. Alat tiup ini terbuat dari bambu. Perbedaan mendasar pada sarunai terletak pada penempatan lobang nada. Sarunai darek dan sarunai sungai pagu lobang nadanya terdiri dari 4 nada dan terletak di bagian atas dan 2 sambungan. Sedangkan sarunai pesisir lobang nadanya terdiri dari 3 nada dan 5 sambungan. Namun biasanya dalam talempong digunakan sarunai darek, terkadang juga menggunakan bansi.
Kendang pada talempong berupa gandang. Gandang terbagi menjadi 4 macam yakni gandang tambur, gandang sarunai sungai pagu, gandang aguang dan gandang katindik. Namun biasanya talempong menggunakan gandang aguang.
Khusus talempong rea terdapat canang dan momongan. Canang berbentuk seperti talempong hanya saja lebih tipis dan sedikit lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA :
Wardizal, S.Sen.,M.Si., 2009. “Ensambel Musik Ethnis: Instrumen Musik Tradisional Minangkabau”. Buku Ajar. Denpasar: Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar
Mengenal Tari Margapati
by Riangga Budi Pramana on Mar.06, 2018, under Seni dan Budaya
MENGENAL SEJARAH TARI MARGAPATI
Tari Margapati merupakan salah satu tari lepas yang kategorinya merupakan tari kekebyaran. Tari Margapati diciptakan oleh Alm Nyoman Kaler pada tahun 1942. Kata margapati berasal dari kata (mrga = binatang, pati = raja) adalah sebuah tarian yang melukiskan gerak-gerak seekor raja hutan (singa) yang sedang berkelana di tengah hutan untuk memburu mangsanya. Tari ini termasuk tari putra keras. Di Bali, kata marga adalah sebutan dari kata “jalan” atau “margi” seperti “Marga Tiga” yaitu jalan simpang tiga dan “pati” merupakan kematian atau meninggal dunia sehingga tari ini mungkin berarti jalan menuju kematian atau tarian yang menggambarkan kesalahan jalan seorang wanita, karena tari ini biasanya ditarikan oleh seorang penari wanita dengan gerakan – gerakan yang menyerupai seorang laki – laki. Tari Margapati disusun dengan koreografi perpaduan dari gaya Bali Utara dan Bali Selatan.
SUSUNAN GERAK TARI MARGAPATI
Pada dasarnya, tari Bali itu memiliki dasar-dasar yang disebut Agem, Tandang dan Tangkep. Agem adalah sikap pokok yang mengandung suatu maksud tertentu, yaitu suatu gerak pokok yang tidak berubah-ubah dari satu sikap pokok ke sikap pokok lainnya. Misalnya Mungkah lawang, Ngerajasinga, Butangawasari dan lainnya. Tandang adalah cara memindahkan suatu gerakan pokok ke gerakan pokok lainnya, sehingga menjadi satu rangkaian gerak yang saling bersambungan. Terdiri dari abah yaitu perpindahan gerakan kaki menurut komposisi tari dan tangkis yaitu perkembangan tangan seperti Luk nagasatru, Nerudut dan Ngelimat. Tangkep adalah mimik yang memancarkan penjiwaan tari atau suatu ekspresi yang ditimbulkan melalui cahaya muka. Ada Encahcerengu yaitu perubahan dari suatu mimik ke mimik lainnya dan Maniscerengu yaitu senyum sambil mendelikkan mata. Tanpa Tangkep, sebuah tari memiliki kesan tidak hidup.
Begitupun dengan Tari Margapati, berikut merupakan pedum karangnya :
- Mungkah lawang, kedua tangan ditarik ke samping perlahan-lahan sampai serong mata dan serong susu
- Ngeluk nagasatru, kedua tangan berputar ke jurusan dalam dan tangan kanan menepuk kampuh di dada
- Leher ngilek ke samping dan nyeledet ke samping kanan dua kali. Gerakan ini diulang tiga kali angsel gong baru berubah
- Tetanganan ngeluk nagasatru dan tangan kanan nyelek sipah
- Ngurat daun, pandangan mata menoleh ke pojok kiri tengah dan pojok kanan. Gandangarep, berjalan ke muka disertai dengan pandangan ngurat daun dan Gandanguri, berjalan ke belakang tangan nyelek sipah. Ngeluk nagasatru dan tangan kanan nepuh kampuh di dada.
- Gandangarep dengan kedua tangan berlenggang sambil ngurat daun menoleh serong kiri tengah dan serong kanan terus gandanguri
- Tamnpaksiring nyilat tangan luk ngelimat serta melangkah ditempat tiga kali dan disertai nerajang kiri kanan
- Gerakan kaki ngayung metanjek bawak berulang-ulang tiga kali
- Agem kiri ngengget ke kanan dan ke kiri dan miring ke kanan
- Metanjek bawak tiga kali dengan agem kanan
- Jelatik nuwut pahpah miring ke kiri dan miring ke kanan
- Ngengget ke kiri dan ke kanan sambil melangkah ke depan dua kali
- Ngelung kiri kanan dengan kaki nyeregseg bergetar cepat
- Tetanganan ngumad ke kiri dan metanjek bawak dua kali pada kaki kanan
- Ngumbang ombak segera berjalan putar ke belakang dan ke muka seperti ombak laut
- Ngagem kanan sambil segut ngocak dua kali dan dioper ke agem kiri. Jadi gerakan ini berturut-turut tiga kali angsel gong
- Ngumbang lagi sekali berjalan maju dan mundur serta metanjek nandang
- Metanjek panjang dan nyakupbawa yang menandakan tarian sudah selesai
Mengenai komposisi tabuhnya secara garis besarnya dimulai dari pengalihan, pemeson, pengentrag, pengipuk dan pekaad.
TATA BUSANA
1. Desain Atas
– Menggunakan udeng pepandekan
– Memakai badong.
2. Desain Badan
Pakaian Dalam dari Tari Margapati
– Tapih
– Sabuk stagen (panjangnya kurang lebih 8 m)
Pakaian Luar dari Tari Margapati
– Kamen Prade
– Sabuk Prade
– Gelangkana
– Ampok-ampok
IRINGAN MUSIK
Tari Margapati pada dasarnya menggunakan iringan gamelan gong kebyar. Namun, seiring berjalannya waktu, sudah ada inovasi untuk mengiring tari ini. Bisa dengan gamelan semar pegulingan, semara dana, maupun angklung klentangan tergantung situasinya. Contohnya bila Tari Margapati ini dipentaskan untuk mebarung angklung kebyar, maka ditampilkan dengan iringan angklung klentangan.
SUMBER PUSTAKA :
Djayus, Nyoman. 1980. “Teori Tari Bali”. CV Sumber Mas Bali